Modul POD
Modul POD
KATA SAMBUTAN
Modul
ini
disusun
guna
memenuhi
kebutuhan
bahan
ajar
mahasiswa,
karenanya penghargaan saya sampaikan kepada Dr. Lukman Effendy, M.Si. sebagai
penyusun sekaligus pengampu mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa pada Jurusan
Penyuluhan Pertanian STPP Bogor.
Semoga modul
ini
dapat
bermanfaat
bagi
mahasiswa
khususnya
dan
pembaca umumnya.
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR PUSTAK
Beragam konsep dan pengertian mengenai pendidikan orang dewasa (POD) banyak
telah diketahui. Untuk mengetahui esensi mengenai konsep dan pengertian POD, terlebih dahulu
kita perhatikan konsep dan pengertian atas POD sbb:
memandang pendidikan
orang dewasa
dalam
konteks
psikologi.
Secara spesifik
diungkapkan oleh beliau bahwa pandangan terhadap pendidikan orang dewasa tidak
boleh
dilepaskan dalam konteks terminology Orang dewasa. Sehingga sebagaimana dia ungkapkan
menyitir
pernyataan
Balkely
bahwa
pendidikan
orang dewasa
berimlikasi
pada
proses
pendidikan sistematis yang bertujuan, dan banyak dipengaruhi oleh pengalaman pembelajar.
Lebih lanjut tujuan secara sistematis ini berusaha dicapai dengan cara mengedapankan
integritas dari pembelajar. Dengan demikian konsep pembelajaran orang dewasa berbeda
dengan
pembelajaran
dengan anak
oleh keinginan
dewasa sudah
atau remaja
remaja
tahu
banyak
disebabkan factor
faktor-faktor
dan
terdapat
belum
peniruan
banyaknya
pengalaman,
sosio
sangat
kental
pengalaman.
sehingga
telah
psikologis
yang
yang banyak
Sedangkan
memiliki
pada
kerangka
dan
dengan
identitas
tersebut
maka
ia
memandang
atau mempersepsi
segala
sesuatu yang berinter aksi dengan dengannya. Konsekuensinya dalam konteks belajar maka
orang dewasa telah memiliki dan mengetahui standar seperti ap a yang ingin dicapainya dan
harapan- harapan yang terkait dengan proses belajar yang akan ditempuhnya. Apabila proses
belajar memenuhi apa yang diharapkannya maka dia akan merasa menyenangi dengan
sendirinya. Hal ini juga berimplikasi, terdapat keinginan untuk
bebas
dari standar di
luar dirinya dan ketergantungan kepada orang lain. Secara skematis dapat digambarkan:
Orang dewasa
memiliki standar
sendiri dan
harapan yang
didasarkan pada
identitas yang
diakuinya sendiri
Ketetapan apa
yang diinginkan
dan ingin
dipelajari
Mengarah atau
berminat pada
suatu subyek
materi tertentu
Dalam
konteks
seperti
ini
maka
tugas
guru
adalah
membantu
mengarahkan
dan
menemukan kesesuaian materi dengan yang dibutuhkan pelajar. Hubungan antara instruktur
dan orang dewasa adalah terbuka dan bebas. Jadi pendidikan orang dewasa adalah proses pendidikan
dimana para pembelajarnya adalah individu yang telah memiliki identitas dan mengetahui
standar
serta
dilaksanakan
harapan-harapan
dengan
dan
fasilitasi
berkeinginan untuk
seorang
memenuhinya,
yang
dapat
Pakar ini
harus dimaknai sebagai pengalihan baik yang bersifat vertical maupun lateral. Tetapi dalam
konteks
ini
beliau
kemudian
memperjelad
bahwa
dengan
perubahan-perubahan
yang terjadi di sekeliling kita maka proses vertical menjadi kurang up todate.
Konsekuensinya proses
lateral
adalah instruktur atau guru tidak lagi berperan sebagai orang yang menumpahkan
air ke dalam gelas otaK dari pembelajar, tetapi pengetahuan disebarkan dengan
cara sharing atau dibagikan, didiskusikan dan dipikirkan secara kritis. Dalam konteks
ini maka tidak ada pihak yang paling dominan dan paling menguasai dalam proses
pembelajaran. Fokusnya adalah mempertajam dan memenuhi harapan pembelajar terhadap
subyek yang ingin diketahuinya.
3). Menurut Lindeman
Pandangan Lindeman. Terdapat beberapa hal yang cukup prinsip yang dikemukan
oleh
pakar
ini
bahwa:
pertama,
konsep
orang
dewasa
harus
dimaknai secara
tidak
hanya
mengajakan
prinsip
idealitas,
akan
tetapi
juga bersifat
pragmatis. Ketiga, pendidikan orang dewasa harus berkorelasi dengan situasi dimana orang
dewasa ter sebut ada dan membutuhkan apa. Keempat, pendidikan orang dewasa
bagaimanapun tidak dapat dilepaskan dengan pengalaman orang dewasa. Dengan
pertimbangan-pertimbangan
ini
maka
Lindeman
menyatakan
bahwa
orang dewasa
sebagai entitas dan memiliki integritas harus dilihat secara personal dan yang memiliki
kepribadian.
Dalam
proses
pembelajaran
orang
dewasa
sebagai
individu tidak
semata-mata berharap dapat memenuhi kebutuhan hidupnya akan tetapi berharap dengan apa
yang diilikinya hidupnya akan lebih baik, lebih bermakna, dan memiliki arti dalam interaksi
social. Sehingga pada adasarnya orang dewasa berkeinginan untuk memperbaiki dirinya
sendiri sebagai tujuan primer dirinya. Tetapi mereka ingin juga merubah tatanan social untuk
menjadi lebih baik, tentu saja dengan kondisi-kondisi yang sesuai dengan harapannya.
Dengan demikian inilah inti dari pendidikan orang dewasa.
4). Menurut Shef field dan Houle
Pada
dasarnya
orang
dewasa
telah
memiliki
satu
rentang
hidup
dalam
fase
kehidupannya. Ketika tumbuh dia telah memiliki berbagai peranan yang jauh berbeda dengan
apa yang telah dialaminya semasa ia masih anak-anak atau remaja. Peran-peran
inti
kemudian
memiliki
konsekuensi
bagi
dirinya
serta
tuntutan
yang
harus
dirinya
melahirkan
pertimbangan-pertimbangan
pembelajaran. Dengan
tertentu
bagi
kebutuhan
ini
pembelajar
demikian
dapat
orang dewasa
dalam
untuk
(orang
dewasa)
disimpulkan
melaksanakan
belajar.
orientation, Personal
goal
orientation,
societal
proses
orientasi-orientasi
pembelajaran.
dengan
melaksanakan
terdapat
proses
Maka
Orientasi
Learning orientation,
goal
orientation,
need
dalam
kehidupannya.
mengahadpi segala
lain-lain. Untuk memenuhi itu maka orang dewasa berusaha memenuhinya dengan jalan
melakukan proses pembelajaran. Hakekatnya proses pembelajaran dari diri sendiri lebih
banyak dilakukan dengan difasilitasi dengan saran-saran yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan
yang
suatu
keterampilan
episode-episode
hendak
dicapai.
atau
belajar.
kompetensi
Episode belajar
tertentu
adalah
pada
suatu
untuk
menguasai
dimana seseorang
melakukan suatu aktivitas tertentu yang merupakan bagian dari suatu rangkaian
aktivitas
sehingga
(berupa
kompetensi)
yang
dilakukan secara
dicapai.
Bagian
keseluruhan disebut
rangkaian
yang
dengan proyek
merupakan episode
belajar. Materi yang
dipelajari akan sangat beragam tergantung kebutuhan yang dirasakan, dalam hal ini dapat
berupa kompetensi teknis, kebutuhan intelektual, kebutuhan seni dan yang lainnya.
Sedangkan alasannya proses belajar dilakukan adalah: motovasi keseluruhan untuk belajar,
pencerahan jiwa, pengetahuan dan keterampilan untuk merubah sikap dan perilaku, dan
alasan-alasan yang bersifat personal. Pada dasarnya proses pembelajaran yang dilakukan
akan mendatangkan kesenangan-kesenganan (pleasure) , harga atau martabat diri (self
esteem),
dan
yang
lainnya
(other) .
berupa
episode
dilaksanakan dan berhasil akan mendatangkan ketiga efek tersebut yakni pleasure, self
esteem, dan others . Demikian juga ketika sebuah proyek belajar telah dilaksanakan. Lebih
lanjut proyek belajar dapat dilaksanakan secara mandiri dengan perencanaan yang jelas.
Dan secara terus-menerus dengan waktu yang direncanakan terus diperbaiki (improvement) .
Untuk dapat lebih lengkap mengakses modul-modul tersebut dapat menghubungi STPP Bogor, Jl.
Cibalagung No 1 Bogor atau melalui email: stppbogor@deptan.go.id