Anda di halaman 1dari 17

RUANG LINGKUP STUDI

2.1

Deskipsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Akan Dikaji


Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji, yaitu pembangunan

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Pakistaji. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
nantinya akan difungsikan sebagai tempat pengolahan sampah yang masih bisa dimanfaatkan
kembali sehingga volume sampah yang dibuang ke TPA akan berkurang. TPST Pakisstaji
direncanakan berdiri di atas lahan seluas 6 ha yang terdiri dari lahan untuk proses pengolahan
sampah dan fasilitas penunjang seperti kantor, lahan parkir dan kamar mandi.
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Pakistaji yang direncanakan berlokasi di
Jalan Salak, Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih, Kabupaten Probolinggo. TPST
dibangun dengan luas lahan sekitar 6 ha.
2.1.1

Status Studi AMDAL


Status studi AMDAL pada proyek pembangunan TPST Pakistaji dilaksanakan setelah

studi kelayakan teknis dan ekonomis. Status studi AMDAL yang dimaksud disini adalah
waktu pelaksanaannya terhadap studi kelayakan. Studi AMDAL ini dilakukan setelah studi
kelayakan karena dibutuhkan DED (Detai Engineering Design) sebagai dasar untuk
memperkirakan dampak dari pembangunan proyek yang dilakukan.
2.1.2

Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang

Wilayah
Berdasarkan RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009, kawasan sekitar jalan salak
merupakan lahan kosong yang rencananya digunakan sebagai lahan untuk fasilitas umum.
Lahan kosong tersebut diperkirakan cukup untuk digunakan sebagai lahan TPST.
Pembangunan TPST ini

harus

dilakukan

di

lokasi

yang

sesuai

dengan

peruntukkannya. Berdasarkan peta Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota
Probolinggo, salah satu wilayah yang berfungsi sebagai fasilitas umum dan dapat
dikembangkan menjadi bangunan yang cukup besar adalah wilayah di Kelurahan Pakistaji,
Kecamatan Wonoasih. Lokasi ini selain direncanakan sebagai fasilitas umum juga tidak
cukup padat penduduk sehingga dampak lingkungan yang ditimbulkan dapat diminimalisasi.
Secara geografis lokasi proyek pembangunan TPST Salak ini berbatasan langsung dengan :

Batas Utara

: berbatasan dengan area persawahan

Batas Timur : berbatasan dengan pemukiman


Batas Barat : berbatasan dengan area persawahan
Batas Selatan : berbatasan dengan area persawahan

Secara astronomis, koordinat TPST Pakistaji sebagai berikut :

Batas Utara
Batas Timur
Batas Barat
Batas Selatan

:7
:7
:7
:7

4734.39
4743.39
4747.07
4748.81

LS
LS
LS
LS

dan
dan
dan
dan

113
113
113
113

139.77 BT
1307.77 BT
136.66 BT
1312.95 BT

Berikut lokasi proyek yang ditampilkan dengan Google Earth pada Gambar 2.1

2.1.3

Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Prasaja Mulya yang direncanakan berlokasi di

Jalan Salak, Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih dengan luas lahan 8 ha, luas
bangunan 6 ha dan luas dasar 6 ha. Luas bangunan sama dengan luas dasar karena bangunan
ini direncanakan satu lantai. Rincian luas bangunan TPST Pakistaji dapat dilihat di Tabel 2.1

Tabel 2.1 Rincian Luas Bangunan TPST Pakistaji

Unit
Lahan penerimaan
Lahan sortir
Lahan penyimpanan
Gudang peralatan
Kantor
Lahan penampungan
Lahan pencacahan
Lahan pengomposan
Lahan pengayakan
Gudang penyimpanan
kompos
Bak lindi I
Bak Lindi II
Lahan penyimpanan
kompos

Jumla
h
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Luas Lahan per Unit


(m2)
2885
13286,4
7940,2
100
16
849,7
72
33264
48

Luas Total
(m2)
2885
13286,4
7940,2
100
16
849,7
72
33264
48

1
1
1

1698,4
302,09
140,97

1698,4
302,09
140,97

2000

2000
62602,76

1
TOTAL

Rencana Pemakaian Air Bersih


Tahap Konstruksi
Air bersih untuk para pekerja dialirkan menggunakan saluran PDAM Kota
Probolinggo, dimana air bersih digunakan untuk pemadatan tanah, mandi,
mencuci, dan penyiraman peralatan proyek. Perhitungan kebutuhan air pada tahap
konstruksi berdasarkan SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem
Plambing :
Estimasi Jumlah Pekerja
Kebutuhan Air per Orang
Kebutuhan Air

= 100 pegawai
= 50 liter/pegawai/hari
= 100 pegawai x 50 liter/pegawai/hari
= 5000 liter/hari
= 5 m3/hari
Estimasi kebutuhan air untuk kebutuhan konstruksi = 2 m3/hari
Total Kebutuhan Air
= 5 m3/hari + 2 m3/hari
= 7 m3/hari
Tahap Operasi
Estimasi Jumlah Pekerja
= 120 pegawai
Kebutuhan Air per Orang
= 50 liter/pegawai/hari
Kebutuhan Air
= 120 pegawai x 50 liter/pegawai/hari
= 6000 liter/hari
= 6 m3/hari
Rencana Pemakaian Listrik
Kebutuhan listrik untuk menunjang kegiatan operasional TPST Pakistaji dipenuhi
oleh PLN Distribusi Jawa Timur dan tersedia gen set yang digunakan sebagai
cadangan energi.
Kebutuhan listrik yang digunakan di TPST dapat dilihat di Tabel 2.2

Tabel 2.2 Kebutuhan Listrik TPST Pakistaji


Peralatan Listrik
Lampu
Lampu
Conveyor
Lampu
Lampu
Lampu
AC
Komputer
Lampu
Lampu
Exshaus
Pengering tangan
Lampu
Alarm kebakaran
Pompa Hydrant
Pompa air

Jumlah (unit)
2
8
20
15
5
2
1
1
5
2
2
1
5
5
3
3
TOTAL

Kebutuhan (watt)
Total (watt)
200
400
200
1600
6000
120000
200
3000
200
1000
200
400
1000
1000
750
750
200
1000
200
400
500
1000
500
500
200
1000
100
500
1000
3000
1000
3000
138550

Sistem Pemadam Kebakaran


Antisipasi kebakaran yang disiapkan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
Salak yaitu akan direncanakan menggunakan sistem pemadam kebakaran Foam

AFF (Aqueos Film Foaming Form) yang diletakkan di area sekitar TPST.
Sistem Drainase Air Hujan
Pembangunan saluran drainase ini direncanakan antara lain :
o Saluran drainase direncanakan berada di area sekeliling TPST
o Saluran drainase terpisah dari saluran penampung lindi yang menuju
Instalasi Pengolahan Air Limbah
o Saluran drainase dialirkan secara gravitasi yang kemudian dibuang menuju
saluran drainse di jalan
o Saluran drainase direncanakan menggunakan sistem terbuka sehingga

dapat menampung air hujan


Septic Tank
Limbah yang dihasilkan dari penggunan toilet yang berada di area TPST
merupakan limbah domestik. Limbah yang dihasilkan ini dibagi menjadi dua jenis
yaitu Greywater dan Blackwater. Limbah yang dihasilkan mengandung 70%

greywater dan 30% blackwater. Limbah ini diolah menggunakan septic tank.
Sistem Pengolahan Air Limbah
Pembangunan sistem pengolahan air limbah ini direncanakan antara lain :
o Sistem pengolahan air limbah digunakan untuk mengolah air limbah yang
dihasilkan akibat pematangan kompos dan juga pencucian sampah plastik.

o Saluran penyalur air limbah yang dihasilkan menggunakan sistem tertutup


agar tidak tercemar air hujan
o Air limbah yang dihasilkan kemudian diolah menggunakan ABF

(Anaerobik Bio Filter)


Sistem Pengelolaan Sampah
Sampah yang dihsilkan dari aktivitas pegawai TPST akan ditampung di tempat
sampah yang berada di area TPST. Sampah yang dihasilkan langsung dikelola di

dalam TPST.
Koefisien Dasar Bangunan
Menurut Peraturan Daerah Kota Probolinggo no.4 Tahun 2008, KDB (Koefisien
Dasar Bangunan) adalah angka presentase perbandingan antara luas seluruh lantai
dasar bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan,
sehingga KDB TPST Salak, dihitung dengan perhitungan sebagai berikut :
KDB
= (Luas Lantai Dasar/Luas Lahan Tersedia) x 100%
KDB
= (6,2 ha / 8,1 ha) x 100%
KDB
= 76,5 %
Hasil perhitungan KDB TPST Pakistaji sebesar 76,5% yang artinya memenuhi

syarat zoning terlampir yaitu maksimal 100% dari luas lahan.


Koefisien Lantai Bangunan
Menurut Peraturan Daerah Kota Probolinggo no.4 Tahun 2008, KLB (Koefisien
Lantai Bangunan) adalah angka presentase perbandingan antara luas seluruh lantai
bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai
sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan, sehingga
KDB TPST Salak, dihitung dengan perhitungan sebagai berikut :
KLB
= (Luas total bangunan/Luas tanah tersedia) x 100%
KLB
= (6,2 ha / 8,1 ha) x 100%
KLB
= 76,5%
Hasil perhitungan KLB TPST Pakistaji sebesar 76,5% yang artinya memenuhi
syarat zoning terlampir yaitu maksimal 100% dari luas lahan.

2.1.4

Tahap Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan

Berikut tahapan pelaksanaan kegiatan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu


Paistaji, Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo :
1. Tahap Pra Konstruksi
Tahapan pra konstruksi pada pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Survey awal lokasi

Kegiatan survey dilakukan pada tahap pra konstruksi dengan tujuan untuk
mengetahui rona lingkungan awal pada lokasi proyek pembangunan Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Kegiatan berlangsung mulai tanggal 1 Juli
2015 hingga 12 Juli 2015. Data rona lingkungan awal didapatkan dari survey yang
dilakukan pada tahap pra konstruksi, kemudian data rona lingkungan awal
dibandingkan dengan rona lingkungan setelah proyek pembangunan Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) sehingga didapatkan dampak yang diterima
lingkungan akibat pembangunan proyek Tempat Pengolahan Sampah Terpadu.
b. Perijinan
Kegiatan perijinan dilakukan pada tahap pra konstruksi dengan tujuan untuk
memperoleh legalisasi dari pihak terkait (Pemerintah Kabupaten Tangerang,
Direktur Jendral Perhubungan, dan Badan Pertanahan Nasional) sehingga
pelaksanaan proyek pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu dapat
berjalan dengan lancar. Kegiatan diperkirakan berlangsung selama 1 bulan mulai
13 Juli 2015 hingga 16 Agustus 2015.
c. Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi dilakukan pada tahap pra konstruksi dengan tujuan untuk
mengetahui tanggapan yang berbentuk kritik atau saran yang berasal dari
masyarakat sekitar proyek pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu.
Tim studi AMDAL ( Moro Seneng Group Consultant), bersama pemrakarsa (PT
Panca Warna), BLH Kota Probolinggo, DKP Kota Probolinggo dan pihak lain
yang terkait dan berwenang melakukan sosialisai mengenai pembangunan Tempat
Pengelolaan Sampah Terpadu yang berbentuk dialog yang berlangsung dua arah
yang akan dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2015. Sebelum dilakukan sosialisasi,
dilakukan pendekatan terhadap pemangku wilayah dan tokoh masyarakat pada
tanggal 1 Agustus 7 Agustus 2015 guna menjelaskan manfaat pembangunan
TPST, menanyakan budaya serta adat istiadat yang dianut di daerah setempat,
serta meminta bantuan untuk mengajak warga sekitar hadir pada sosialisasi. Selain
pendekataan terhadap tokoh dan pemangku wilayah, dilakukan penyebaran
undangan di setiap rumah sekitar pembangunan proyek TPST. Kemudian,
memublikasikan di media cetak Jawa Pos Radar Bromo mulai tanggal 10
Agustus 2015 16 Agustus 2015 mengenai pembangunan TPST Prasaja Mulya di
Kelurahan Kareng Lor, Kecamatan Kadepokan.
d. Pengukuran Lokasi, Pemasangan Patok dan Pemagaran area

Kegiatan pengukuran lokasi proyek dan pemasangan patok dilakukan pada tahap
pra konstruksi dengan tujuan sebagai tanda batas proyek agar terlihat jelas.
Pengukuran dilakukan menggunakan meteran sehingga dapat diketahu luasan
lokasi proyek. Pemasangan patok dilakukan pada batas lokasi proyek, patok yang
digunakan berbahan dasar kayu. Pemagaran area proyek menggunakan bahan seng
sebagai pembatas. Jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan
pengukuran, pemasangan serta pemagaran selama 1 minggu adalah 10 orang.
Pemagaran area proyek bertujuan untuk membatasi wilayah proyek dengan
lingkungan luar proyek, menghindari gangguan dari orang yang tidak memiliki
kepentingan pada kegiatan proyek, mengurangi dampak gangguan dari adanya
kegiatan proyek terhadap lingkungan sosial di sekitar proyek seperti debu.
2. Tahap Kontruksi
Tahap kontruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan
dengan tujuan membangun sarana maupun prasarana. Tahap kontruksi pada
pembangunan TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) kota Probolinggo adalah
sebagai berikut:
a. Mobilisasi Tenaga Proyek
Mobilisasi tenaga proyek adalah segala aktivitas pekerja yang dilakukan selama
proyek berlangsung di dalam area proyek. Mobilisasi tenaga meliputi lalu lalang
pekerja di area proyek. Mobilisasi tenaga proyek bertujuan untuk mengatur jalan
lalu-lalang pekerja sehingga tidak terjadi gangguan.
b. Mobilisasi Peralatan dan Material
Mobilisasi peralatan dan material bertujuan untuk mengatur jalan lalu lintas
peralatan dan pengangkutan material di dalam area proyek. Pengangkutan material
proyek menggunakan dump truck. Beberapa peralatan yang rencananya akan
digunakan dalam kegiatan proyek :
- Buldozer
4 buah
- Loader
2 buah
- Dump Truck
4 buah
- Tandem Roller
4 buah
- Concrete Mixer Truck
4 buah
c. Pembangunan Tempat Tinggal Sementara Pekerja (basecamp)

Tempat tinggal sementara adalah bangunan untuk para pekerja sebagai tempat
tinggal dan istirahat pekerja selama pembanguan proyek berlangsung. Tempat
tinggal sementara dibuat menyerupai rumah, dengan bahan dinding triplex.
d. Pembangunan Gudang Peralatan dan Material
Gudang peralatan dan material dibangun dengan tujuan sebagai tempat
menyimpan peralatan dan bahan bahan proyek yang akan digunakan dalam
proses pembangunan. Gudang berbentuk bangunan disertai atap.
e. Pembersihan Area Lahan
Pembersihan area proyek bertujuan untuk membersihkan area proyek dari material
yang dapat mengganggu mobilitas kegiatan proyek. Seperti rumput, alang- alang,
pohon, tanaman liar, batu besar, bangunan yang tidak dibutuhkan dan material
pengganggu lainnya.
f. Penyidikan Tanah
Penyidikan tanah bertujuan untuk mengetahui daya tahan, daya tekan serta tanah
terhadap beban diatasnya. Peralatan yang digunakan untuk menyidik tanah adalah
sondir dan boring. Penyidikan tanah dilakukan karena di TPST akan ada lalu
lintas kendaraan berisi sampah yang berat, conveyor, container dan fasilitas
pemilahan. Tes penyidikan ini dilakukan juga bertujuan untuk menentukan
kedalaman pondasi bangunan yang akan dibangun.
g. Pekerjaan Struktur Bangunan
Pekerjaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) meliputi pekerjaan
pondasi, bangunan dinding, atap dan lantai. Pekerjaan pondasi bertujuan sebagai
dasar yang memperkokoh struktur bangunan. Pondasi terbuat dari bahan beton
( semen + pasir + air + kerikil). Bangunan dinding dana tap menggunakan bahan
galvalum. Lantai yang digunakan di TPST ada 2 jenis, untuk kantor digunakan
bahan keramik dan untuk fasilitas pengelola sampah digunakan bahan cor ( semen
+ pasir + kerikil + air). Fasilitas yang dibangun adalah kantor, dan fasilitas
pendukung untuk pengelolaan sampah.
h. Pekerjaan Roof Tank, Septic Tank, IPAL
Pekerjaan Roof Tank menggunakan bahan fiberglass bervolume 2000 L. Roof
Tank berfungsi sebagai bak penampung air bersih. Septic Tank berfungsi sebagai
tempat air limbah yang dihasilkan oleh jamban. IPAL berfungsi sebagai
penampung dan pengolah air limbah dari kegiatan operasional TPST seperti
limbah pencucian dan lindi.
i. Pekerjaan Fasilitas Pengolahan Sampah
Pekerjaan fasilitas pengolahan sampah meliputi pemasangan compactor, conveyor,
pencacah, composter.
j. Pekerjaan Perpipaan dan saluran penyaluran air

Pipa yang dipasang adalah pipa penyalur air bersih, pipa pembuangan air limbah,
pipa penyaluran lindi dan air sisa pencucian. Saluran penyaluran air digunakan
untuk menyalurkan air hujan.
k. Pekerjaan mechanical dan electrical
Pekerjaan mechanical dan electrical bertujuan untuk mengatur suplai listrik untuk
operasional TPST dan sistem penerangan.
l. Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing meliputi pemasangan pintu, jendela, pengecatan serta
mobilisasi peralatan pengolahan sampah (conveyor, keranjang, dll)
m. Pembangunan Jaringan Jalan dan Taman
Pekerjaan pembangunan jaringan jalan juga meliputi area parker. Jaringan jalan
mengatur arus kendaraan keluar masuk TPST. Taman dibangun berfungsi sebagai
penyangga TPST.
n. Demobilisasi peralatan kerja
Demobilisasi peralatan kerja adalah pengembalian peralatan yang telah
digunakan. Peralatan yang digunakan antara lain Buldozer, Loader, Dump Truck,
Tandem Roller, dan Concrete Mixer Truck. Peralatan yang telah digunakan pada
tahap pra konstruksi dan konstruksi dikembalikan.
o. Demobilisasi tenaga kerja
Demobilisasi tenaga kerja adalah pengembalian tenaga kerja yang terlihat selama
proses pra konstruksi dan konstruksi kepada kontraktor pelaksana sesuai dengan
kontrak yang telah disepakati.
3. Tahap Operasi dan Perawatan
Tahap operasi merupakan satuan kegiatan yang dilakukan pada saat hingga setelah
fasilitas terbangun. Tahap operasional pada pembangunan TPST (Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu) Kota Probolinggo adalah sebagai berikut:
1. Mobilisasi Tenaga Kerja
Mobilisasi tenaga kerja merupakan proses pemasukan tenaga kerja yang berkaitan
dengan kegiatan operasi TPST.
2. Kegiatan Pengolahan Sampah Terpadu
Kegiatan pengolahan sampah terpadu meliputi penerimaan, pemilahan/pemisahan,
pencucian, pengomposan, pemadatan, dan penyimpanan hasil daur ulang sampah.
3. Kegiatan Pengolahan Air Limbah dan Saluran Drainase
Kegiatan pengolahan air limbah menggunakan IPAL untuk mengolah air limbah
sisa pencucian sampah dan lindi yang dihasilkan. IPAL yang digunakan adalah
jenis Anaerobic Bio Filter. Pengolahan air limbah (black water) menggunakan
septic tank. Saluran drainase digunakan untuk mengalirkan air hujan, digunakan
saat hujan terjadi.
4. Kegiatan Perawatan Fasilitas Pengolahan Sampah

Pemeliharaan dan perawatan di TPST meliputi perawatan taman, dan perawatan


fasilitas pengolahan secara rutin dan berkala.

2.1.5

Alternatif yang Dikaji dalam AMDAL


Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012, Kajian

amdal merupakan studi kelayakan dari aspek lingkungan hidup sehingga ada kemungkinan
komponen rencana usaha dan/atau kegiatan memiliki beberapa alternatif, antara lain alternatif
lokasi, penggunaan alat-alat produksi, kapasitas, spesifikasi teknik, sarana usaha dan/atau
kegiatan, tata letak bangunan, waktu, durasi operasi, dan/atau bentuk alternatif lainnya.
Alternatif-alternatif yang dikaji dalam Amdal dapat merupakan alternatif-alternatif yang telah
direncanakan sejak semula atau yang dihasilkan selama proses kajian Amdal berlangsung.
Fungsi dan manfaat kajian alternatif dalam Amdal adalah:
1) Memastikan bahwa pertimbangan lingkungan telah terintegrasi dalam proses pemilihan
alternatif selain faktor ekonomis dan teknis.
2) Memastikan bahwa pemrakarsa dan pengambil keputusan telah mempertimbangkan dan
menerapkan prinsip-prinsip pencegahan pencemaran (pollution prevention) dan/atau
kerusakan lingkungan hidup dalam rangka pengelolaan lingkungan.
3) Memberi peluang kepada pemangku kepentingan yang tidak terlibat secara penuh dalam
proses pengambilan keputusan, untuk mengevaluasi berbagai aspek rencana usaha dan/atau
kegiatan dan bagaimana proses suatu keputusan yang akhirnya disetujui.
4) Memberikan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan yang transparan dan
berdasarkan kepada pertimbanga npertimbangan ilmiah.
Namun pada dokumen Kerangka Acuan ANDAL proyek pembangunan Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu Sumber Taman tidak direncanakan alternatif-alternatif. Hal ini
disebabkan karena proses penyusunan dokumen KA ANDAL dilakukan setelah Studi
Kelayakan dan pembuatan DED sehingga tidak dimungkinkan adanya alternatif lokasi
maupun alternatif design.
2.2

Rona Lingkungan Awal


Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 16

Tahun 2012, deskripsi umum rona lingkungan hidup awal berisi uraian mengenai rona
lingkungan hidup (environmental setting) secara umum di lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan umum di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan. Deskripsi rona lingkungan hidup

harus menguraikan data dan informasi yang terkait atau relevan dengan dampak yang
mungkin terjadi. Deskripsi ini didasarkan data dan informasi primer dan/atau sekunder yang
bersifat aktual dan mengunakan sumber data-informasi yang valid untuk data sekunder yang
resmi dan/atau kredibel untuk menjamin validitas data-informasi serta didukung oleh hasil
bservasi lapangan.
2.2.1

Tata Guna Lahan


Kota Probolinggo adalah salah satu kota yang terletak di Propinsi Jawa Timur diantara

38 Kabupaten/Kota lainnya. Letak Kota Probolinggo berada pada 7o4341 - 7o4904


Lintang Selatan dan 113o10 - 113o15 Bujur Timur, dengan rata-rata ketinggian 10 meter di
atas permukaan laut. Batas wilayah Kota Probolinggo dapat diuraikan sebagai berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura


Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Dringu wilayah Kabupaten

Probolinggo
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Leces, Kecamatan Wonomerto,
Kecamatan Bantaran dan Kecamatan Sumberasih, yang ketiga-tiganya masuk

wilayah Kabupaten Probolinggo


Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sumberasih wilayah Kabupaten
Probolinggo.

Luas Wilayah Kota Probolinggo 56,667 Km2, terbagi menjadi 5 kecamatan dan 29 kelurahan.
Menurut data dari Dinas Pertanian, luas wilayah Kota Probolinggo tercatat 5.666,70 Ha, pada
tahun 2013 terdiri dari Lahan Sawah sebesar 1.832,00 Ha (32,33%), dan Lahan Bukan Sawah
untuk pertanian 928,33 Ha (16,38%) serta Lahan Bukan Pertanian 2.906,72 Ha (51,29%).
Wilayah Kota Probolinggo dialiri oleh 6 (enam) sungai, yaitu Sungai Kedunggaleng, Umbul,
Banger, Legundi, Kasbah dan Pancur. Dengan rata-rata panjang aliran 3,80 Km, yang
terpanjang adalah Sungai Legundi dengan panjang aliran 5,439 Km dan yang terpendek
adalah Sungai Kasbah dengan panjang aliran hanya 2,037 Km. Sungai-sungai tersebut
mengalir sepanjang tahun, mengalir dari arah selatan ke utara sesuai dengan kelerengan
wilayah.
Penggunaan lahan di Kota Probolinggo untuk pembangunan TPST Pakistaji ini,
menggunakan lahan dengan luas sekitar 6 ha yang terletak di Kelurahan Pakistaji, Kecamatan
Wonoasih, Kota Probolinggo. Lahan yang akan digunakan berupa tanah lapang yang luasnya
mencapai sekitar 8 ha.
2.2.2

Komponen Geo, Fisik, Kimia, dan Biologis

Di dalam sub bab rona lingkungan awal perlu dideskripsikan mengenai komponen
fisik dan kimia di lokasi proyek yakni Kota Probolinggo. Hal-hal yang terkait komponen
fisik-kimia adalah sebagai berikut :
1. Kebisingan
Pada proyek pembangunan ini sumber kebisingan berasal dari kegiatan lalu lintas
kendaraan proyek di sekitar jalan menuju lokasi proyek. Lokasi titik sampling
untuk tingkat kebisingan berada pada dua titik sampling berada pada gambar
dengan koordinat .. dan ... Berdasarkan Baku Mutu Kepmen LH No.48 Tahun
1996, untuk baku mutu kebisingan 70 dB sedangkan sumber hasil kajian
Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Probolinggo
menunjukkan bahwa kebisingan akibat lalu lintas kendaraan masih dalam keadaan
normal. Berikut data kebisingan Kota Probolinggo berdasarkan DLLAJ Kota
Probolinggo 2011 :
Titik 1
Terukur : 20 dB
Baku mutu : 70 dB
Titik 2
Terukur : 25 dB
Baku mutu : 70 dB
2. Kualitas Udara
Pencemaran udara akibat pembangunan proyek ini disebabkan oleh aktivitas
kendaraan di sekitar lokasi proyeksi sehingga mempengaruhi kualitas udara.
Untuk itu dilakukan pengambilan kualitas udara seperti debu diambil dua titik
sampling yang berada di sekitar lokasi proyek pada peta lokasi.
Pemilihan lokasi 1 disebabkan karena :
1. Jalan utama yang dilalui kendaraan poyek menuju ke TPST
2. Terdapat pemukiman di dekat lokasi
Pemilihan lokasi 2 disebabkan karena :
Lokasi dekat dengan sekolah sehingga diperlukan kontrol kualitas udara agar tidak
mengganggu proses belajar mengajar di sekolah Berdasarkan data Badan
Lingkungan Hidup Kota Probolinggi tahun 2011 untuk mengetahui besar
pencemaran di sekitar proyek pada peta dengan koordinat ... dan ... dapat dilihat di
Tabel 2.3
Tabel 2.3 Kulaitas Udara (Rona Lingkungan Awal) di Sekitar Proyek
Parameter
Sulfur dioksida
Karbon
monoksida
Oksida
nitrogen
Oksidan

Satu
an
Ppm

Titik
1
0,023

Titik
2
0,001

BML PERGUB JATIM


10/2010
0,1

Ppm

< 0,2

< 0,2

20

Ppm
Ppm

0,0022 0,0025
0,0028 0,0023

0,05
0,1

Timah hitam

mg/m
3
mg/m
3

Ammonia

Ppm

Debu

0,045
0,056
<
<
0,0003 0,0003
0,0001
5
0,0002

0,26
0,06
0,03

Sumber : BLH Kota Probolinggo tahun 2011


3. Bau
Pada pembangunan proyek ini menimbulkan dampak lain berupa bau yang timbul
akibat sampah yang akan dipilah di TPST. Hal ini disebabkan sampah yang
dikelola di TPST telah mengeluarkan lindi yang mengandung H2S. Kemudian
dilakukan pengambilan sampel H2S dengan cara absorbsi gas. Berdasarkan
Permen LH No.50 Tahun 1996 mengenai bau, baku mutu bau yaitu 0,02 ppm.
Berikut merupakan data pengukuran H2S di titik dan
Titik 1
Terukur : 0,001 ppm
Baku mutu : 0,02 ppm
Titik 2
Terukur : 0,003 ppm
Baku mutu : 0,02 ppm
4. Tipe Iklim
Iklim di Indonesia secara umum berilklim tropis, berdasarkan Kecamatan
Wonoasih Dalam Angka Tahun 2013 Kecamatan Wonoasih mengalami perubahan
iklim 2 jenis setiap tahun yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim
penghujan pada tahun 2012 hampir terjadi pada setiap bulan, kecuali bulan Mei,
Juli, Agustus, September dan Oktober yang tidak ada curah hujan atau tidak
pernah turun hujan.
5. Kelembaban Udara dan Temperatur
Berdasarkan Badan Meteorologi dan Geofisika Provinsi Jawa Timur pada tahun
2015 menunjukkan bahwa kelembaban maksimal rata-rata 84% sedangkan
kelembaban minimum rata-rata 55%, sedangkan temperatur suhu berkisar antara
17 32 C.
6. Curah Hujan
Letak geografis suatu daerah dapat mempengaruhi pola curah hujan di daerah
tersebut, data curah hujan di Kota Blitar dapat diamati dari stasiun pemangat yang
diletakkan di setiap kecamatan di Kota Probolinggo. Menurut BPS Kota
Probolinggo 2014, curah hujan rata-rata sekitar 1352 mm, sementara di
Keluarahan Pakistaji curah hujan rata-rata sekitar 1499 mm. Berikut merupakan
data curah hujan Kota Probolinggo pada Tabel 2.4

Tabel 2.4 Curah Hujan Kota Probolinggo

Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2014


7. Arah dan Kecepatan Angin
Berdasarkan Badan Meteorologi dan Geofisika Provinsi Jawa Timur pada tahun
2015 menunjukkan bahwa kecepatan angin di Kota Probolinggo rata-rata sekitar
30 km/jam dan arah angin di Kota Probolinggo mengarah ke Timur.
8. Jenis Tanah dan Batuan
Berdasarkan BPS Kota Probolinggo, jenis tanah di wilayah tersebut terdiri dari
Alluvial, Mediteran dan Regosol. Jenis tanah alluvial regososl terdapat pada
bagianpaling utara yaitu pantai. Alluvial kelabu tua pada bagian tengah ke utara.
Jenis tanah yang terluas di Kota Probolinggo adalah alluvial coklat keabuan, yaitu
dari bagian tengah ke selatan kota. Jenis tanah regosol coklat terdapat pada
sebagian kecil di bagian timur, sedangkan kompleks grumosol hitam dan litosol
berada pada barat daya kota. Jenis tanah di Kecamatan Wonoasih merupakan
tanah alluvial coklat keabuan. Jenis tanah ini mempunyai daya tahan yang kuat
karena merupakan endapan tanah liat yang bercampur dengan pasir halus. Jenis
tanah alluvial di Kota Probolinggo 63,98%, tanah grumosol 4,82% dan tanah
mediteran 31,2%.
9. Ketinggian dan Kelerengan Tanah
Wilayah Kota Probolinggo terletak pada ketinggian 0 sampai kuramg dari 50
meter di atas permukaan laut. Ketinggian tersebut dikelompokkan menjadi,
ketinggian 0 hingga 10 meter, ketinggian 10 hingga 25 meter dan ketinggian 25
hingga 50 meter. Semakin ke wilayah Selatan, ketinggian dari permukaan laut

relatif besar. Namun secara keseluruhan, wilayah Kota Probolinggo relatif


berlereng datar (0,25%).
10. Vegetasi
Jenis vegetasi yang ada di lokasi proyek ada tidak termasuk dalam satwa yang
dilindungi di dalam PP No.7 Tahun 1999. Daftar satwa liar yang ditemukan di
lokasi proyek
Tabel 2.5 Vegetasi pada Lokasi Sampling
Jenis Vegetasi
Rumput Liar
Krokot
Putri malu
Boroco
Wedelia

Jumlah
24
18
13
7
11

Sumber : Pengamatan Langsung


11. Satwa Liar
Kondisi lahan yang berupa tanh lapang dan semak belukar kurang menopang
keberadaan satwa liar yang ada. Jenis satwa liar yang ada tidak termasuk dalam
satwa yang dilindungi di dalam PP No.7 Tahun 1999. Daftar satwa liar yang
ditemukan di lokasi proyek pada Tabel 2.6
Tabel 2.6 Satwa pada Lokasi Sampling
Jenis Fauna
Siput
Katak
Belalang
Jangkrik
Burung Pipit

Jumlah (ekor)
18
7
24
21
12

Sumber : Pengamatan Langsung


2.2.3

Komponen Sosial, Ekonomi, Budaya dan Masyarakat


1. Ekonomi
2. Sosial dan Budaya

2.2.4

Komponen Kesehatan Masyarakat

Ketersediaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Wonoasih masih kurang, terutama untuk


fasilitas berupa rumah sakit. Tidak adanya rumah sakit baik swasta maupun pemerintah di
Kecamatan Wonoasih, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.5
Tabel 2.5 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Wonoasih

Sumber : Kecamatan Wonoasih Dalam Angka Tahun 2013


Berdasarkan data dari BPS Kota Probolinggo terdapat berbagai macam penyakit yang
diderita oleh masyarakat selama kurun waktu satu tahun. Data penyakit yang diderita
masyarakat Kota Probolinggo dapat dilihat di Tabel 2.6

Tabel 2.6 Jumlah dan Jenis Penyakit Kota Probolinggo Tahun 2013

Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2014


2.3

Hasil Pelibatan Masyarkat


Informasi ini berisi tentang keadaan di lingkungan sekitar proyek seperti adanya
pemukiman. Letak TPST ini berada di Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih,
Kota Probolinggo. Dari hasil pelibatan masyarakat yang dilakukan melalui

pengumuman dan konsultasi publik didapatkan saran yang disampaikan berupa


pemukiman yang berdekatan dengan lokasi proyek pembangunan TPST tidak
terganggu akibat mobilisasi kendaraan baik saat tahap konstruksi maupun tahap
operasi.
Masyarakat sekitar pembangunan TPST menghimbau sampah yang ada di TPST tidak
boleh ditimbun terlalu lama agar tidak menimbulkan bau. Residu sisa pemilahan yang
ada di TPST sebaiknya segera diangkut saat jam operasi TPST telah usai. Dengan
adanya durasi penempatan sampah di area penerimaan diharapkan pembangunan
TPST tidak mencemari sumur yang ada di area sekitar . Sumur yang ada di
lingkungan masih dikonsumsi sebagai air baku sehingga dijadikan sebagai nilai lokal
yang harus dijaga.
Kebiasaan adat merupakan nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan dan hukum adat
yang lazim dilakukan di suatu daerah yang apabila tidak dilakukan akan mendapat
sanksi tertulis dari masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.
Di sekitar lokasi proyek, interaksi sosial antar warga masyarkat tidak menunjukkan
adanya kebiasaan adat tertentu yang dilakukan. Oleh karena itu, tidak terdapat SPT
(Saran Pendapat Tanggapan) masyarakat sekitar terkait kebiasaan adat.
Proses keterlibatan masyarakat ini diwujudkan dengan adanya aspirasi masyarakat
terkait pembangunan TPST. Aspirasi yang disampaikan yaitu perawatan jalan akses
menuju proyek, penjelasan tentang lapangan pekerjaan, proses ganti rugi, tidak
mengganggu kesehatan dan kenyamanan masyarakat seperti perubahan kualitas udara
karena banyaknya partikel debu akibat aktivitas kendaraan proyek baik tahap
konstruksi maupun operasi yang dapat meluas hingga pemukiman sekitar, dan 70%
pekerja merupakan warga sekitar. Selain itu aktivitas kendaraan proyek dapat
menyebabkan kerusakan jalan. Masyarakat juga berharap adanya perbaikan
lingkungan apabila terjadi perubahan lingkungan sehingga masyarakat tetap merasa
nyaman pada saat rencana pembangunan TPST dimulai dari tahap konstruksi hingga
operasi.

Anda mungkin juga menyukai