Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kadang kala, penyakit sendi atau deformitas memerlukan
intervensi bedah untuk mengurangi nyari, meingkatkan stabilitas
dan memperbaiki fungsi. Terapi pembedahan yang dilakukan
pada penyakit sendi meliputi eksisi jaringan rusak dan sakit,
perbaikan struktur yang rusak (mis.ruptur tendon), pembuangan
jaringan

lepas

(debredemen),

dan

fusi

imobilisasi

sendi

(astrodesis), dan penggantian semua atau sebagian permukaan


sendi (mis.artroplasti, protesis, sendi total).
Penggantian sendi total adalah penggantian
permukaan

sendi

dalam

kapsulnya.

Hemiartroplasti

kedua
berarti

penggantian salah satu permukaan sendi.


Prosedurnya dipilih berdasarkan kondisi ortopedi pasien yang
mendasarinya, kesehatan umum fisik, dampak disabilitas sendi
terhadap kehidupannya dan usia. Pengambilan waktu prosedur
ini sangat penting agar fungsinya bisa maksimal. Pembedahan
harus dilakukan sebelum otot disekitarnya mengalami kontraktur
dan atrofi dan terjadi abnormalitas strukutr yang serius. Pasien
dievaluasi dengan cermat oleh dokter sehingga dapat dilakukan
prosedur yang paling sesuai.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bagaimana anatomi dan fisiologi sendi?


Apa definisi dari Total Joint Replacement (TJR) ?
Bagaimana klasifikasi dari Total Joint Replacement (TJR)?
Apa etiologi dari Total Joint Replacement (TJR)?
Apa saja pemeriksaan untuk Total Joint Replacement (TJR)?
Bagaimana perawatan pasca operasi Total Joint Replacement
(TJR)?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini:

1. Mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sendi


2. Mengetahui tentang definisi dari Total Joint Replacement (TJR).
3. Mengetahui tentang klasifikasi dari Total Joint Replacement
(TJR).
4. Mengetahui tentang etiologi dari Total Joint Replacement (TJR).
5. Mengetahui
tentang
pemeriksaan
untuk
Total
Joint
Replacement (TJR).
6. Mengetahui tentang perawatan pasca operasi dari Total Joint
Replacement (TJR).

BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi dan fisiologi sendi menurut Syaifuddin. 2002
Alat gerak diagi atas alat gerak pasif ( gerakan yang
dilakukan oleh kerangka tulang badan ) dan alat gerak aktif
( gerakan yang dilakukan oleh otot-otot badan ). Umumnya
rangka

tulang

terbentuk

dari

tingkat

pendahuluan

dari

jaringan rawan ada juga sebagai pengganti jaringan rawan.


Pada keadaan tertentu tulang rawan diganti dengan tulang
pengganti ( tulang keras ) dan jaringan ikat sebagai jaringan
penutup.
Sendi, tempat dua tulang atau lebih yang saling
berhubungan, dapat terjadi pergerakan atau tidak. Dalam
perkembangannya jaringan ikat diganti oleh jaringan rawan.
Untuk memungkinkan terjadinya pergerakan, maka di tempat
ada jaringan ikat dan jaringan rawan diganti dengan jaringan
tulang. Pada ujung tulang akan tinggal suatu lempeng
jaringan rawan sebagai rawan sendi.
1. Stabilitas sendi bergantung pada :
a) Permukaan sendi. Tulang memegang peranan penting
pada stabilitas sendi.
b) Ligamentum.
Ligamentum

fibrosa

mencegah

pergerakan sendi secara berlebihan. Bila regangan


berlangsung lama, ligamentum fibrosa akan teregang.
Sebaliknya ligamentum elastis kembali ke panjang asal
setelah teregang.
c) Tonus otot. Pada

kebanyakan

sendi,

tonus

otot

merupakan faktor utama yang mengatur stabilitas.


2. Klasifikasi jenis sendi menurut permukaannya :
a. Sendi pelana. Sendi ini permukaannya hampir datar
yang memungkinkan tulang saling bergeser. Misalnya,
sendi

pelana,

art.

Sternoklavikular

dan

art.

Akromioklavikular, persendian yang terdapat pada bahu.

b. Sendi

engsel,

mirip

engsel

pintu

sehingga

memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi. Suatu


permukaan bundar diterima oleh yang lain sehingga
gerakan hanya dalam satu bidang dan dua arah.
Misalnya, sendi siku dan sendi lutut.
c. Sendi kondiloid. Permukaan sendi berbentuk konveks
yang nyata dan bersendi dengan permukaan yang
konkaf seperti sendi engsel tapi bergerak dengan dua
bidang dan empat arah ( fleksi, ekstensi, abduksi, dan
adduksi ) disertai sedikit gerakan rotasi, misalnya
metakarpofalangeal dan interfalangeal.
d. Sendi elipsoid. Permukaan sendi berbentuk konveks
elips.

Dengan

permukaan

sendi

konveks

elips,

pergerakan ( fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi )


dapat dilakukan tetapi rotasi tidak mungkin ( misal,
sendi ibu jari ).
e. Sendi peluru. Kepala sendi berbentuk bola, pada salah
satu tulang cocok dengan lekuk sendi yang berbentuk
seperti soket. Bongkol sendi tepat masuknya pada
mangkok sendi. Gerakan dapat diberikan ke seluruh
arah dengan pergerakan yang sangat bebas ( fleksi,
ekstensi, abduksi, rotasi dan sirkumduksi ) misal, sendi
bahu dan sendi panggul.
f. Sendi pasak. Pada sendi ini terdapat pasak dikelilingi
cincin ligamentum bertulang. Hanya satu gerakan yang
dapat dilakukaan yaitu rotasi ( misal, atlas ). Bentuk
cincin berputar di atas prosesus odontoid dan gerakan
radius di sekitar ulna. Pronasi dan supinasi disebut juga
sendi berporos atau sendi putar.
g. Sendi pelanan ( sendi timbal balik ). Berbentuk pelanan
kuda, dapat melakukan gerakan ( fleksi, ekstensi,
abduksi, dan rotasi ) yang dapat memberi banyak
kebebasan untuk bergerak ( misal, ibu jari ), dapat

berhadapan dengan jari yang lain karpometakarpal ibu


jari.
3. Pembagian sendi menurut pergerakannya :
a. Sendi fibrus ( sinartrosis ), sendi yang tidak bergerak
sama sekali :
1) Sutura : persambungan tulang bergerigi, tepi tulang
dihubungkan oleh jaringan ikat yang tipis di antara
tulang tengkorak.
2) Skindilosis : suatu lempeng tulang yang terjepit
dalam

celah

persambungan

tulang
antara

yang
os

lain.

maksilaris,

Misalnya,
kedua

os

palatum, dan os etmoidalis dengan os femuris.


3) Komposis : tulang yang satu berbentuk kerucut,
masuk ke dalam lekuk yang sesuai dengan bentuk
dari tulang yang lain. Misalnya, antara gigi dan
alveoli dari os maksilaris dan os mandibularis.
4) Skindrosis : tempat jaringan penghubung sendi,
terdiri dari tulang rawan. Misalnya, antara epifise
dengan diafise pada orang dewasa antara kedua
ossa pubika.
b. Amfiartrosis. Suatu sendi pergerakannya sedikit sekali
karena komponen sendi tidak cukup dan permukaan
dilapisi oleh bahan yang memungkinkan pergerakan
sendi sedikit. Misalnya, sendi antara manubrium sterni
dan korpus sterni serta sendi antara tulang vertebrae.
c. Diartrosis ( sendi synovial ). Sendi dengan pergerakan
bebas. Permukaan sendi dilipui oleh lapisan tipis rawan
hialin

dipisahkan

rongga

sendi.

Susunan

ini

memungkinkan sendi bergerak bebas. Rongga sendi


dibatasi oleh membrane synovial yang berjalan dari tepi
permukaan sendi ke permukaan sendi yang lain.
4. Persendian menurut tempatnya :
a. Sendi anggota gerak atas.
1) Sendi pergelangan bahu

a) Art. Sternoklavikular : hubungan antara gelang


bahu dan batang badan, antara pars sternalis
klavikula dan manubrium sterni rawan iga I,
sebelah atas berhubungan dengan klavikula dan
sebelah bawah dengan sternum. Alat-alat khusus :
i. Kapsula artikuris : jaringan fibrosa sekeliling
ii.

iii.

sendi.
Ligamentum

sternoklavikular

menghubungkan

ujung

yang

medialis

klavikula

dengan manubrium sterni.


Ligamentum interklavikular menghubungkan
kedua ujung klavikula dengan ujung kranialis

iv.

sternum.
Ligamentum kostaklavikular menghubungkan
tuberositas kostalis klavikula dengan rawan

v.

iga I.
Diskus

artikularis

terletak

di

antara

permukaan sendi sternalis klavikula, melekat


pada tepi atas belakang permukaan sendi
b) Art.

klavikula.
Akromioklavikular.

Sendi

ini

merupakan

hubungan antara ekstremitas akrominalis dan


klavikula. Alat-alat khusus :
i. Kapsula artikularis, terletak diatas dan di
bawah
ii.

ligamentum

akromioklavikularis

superior dan inferior.


Ligamentum akromioklavikularis
menghubungkan
akrominalis

bagian

atas

superior,

ekstremitas

klavikular dengan permukaan

iii.

atas akromion.
Ligamentum akromioklavikularis inferior, di

iv.

bawah artikulasioakromioklavikularis.
Ligamentum
korakoklavikular,
menghubungkan

proessus

korakoideus

dengan tuberositas korakoklavikula.

v.

Ligamentum trapezoideum, bagian anterior


dan lateral.

c) Art. Humeri, merupakan sendi peluru karena kaput


humeri merupakan sebuah bola yang melekat
pada bagian dalam bidang scapula dengan kaput
humeri.
i. Gerakan antefleksi dan retrofleksi, gerakan
berlangsung
ii.

sekeliling

horizontal
Gerakan abduksi

dan

sumbu

gerakan

adduksi.

Gerakan

berlangsung dalam bidang scapula. Sekeliling


sumbu,
iii.

scapula.
Gerakan

gerak

tegak

rotasi,

lurus

sekeliling

pada

bidang

sumbu

gerak

memanjang pada sumbu humerus. Ketiga


sumbu gerak berpotongan tegak lurus di
kaput humeri.
2) Sendi siku ( artikulasio kubiti ), merupakan artikulasio
komposita. Pada sumbu ini bertemu humerus, ulna,
dan radius. Sedangkan menurut faalnya sendi ini
merupakan suatu sendi engsel dengan tiga bagian :
a) Art. Humeroulnaris. Sendi antara trokhlea humeri
dan insisura semilunaris ulnae. Kedua permukaan
sendi mempunyai bidang pertemuan yang terlebar
pada

sikap

lengan

yang

sedikit

diketulkan

sehingga merupakan sikap terbaik bagi lengan


untuk menerima tumpuan lengan.
b) Art. Humeroradialis. Sendi antara

kapitulum

humeri dengan fovea kapitulum radii.


c) Art.
Radioulnaris
proksimal.
Sendi

antara

sirkumferensia artikularis radii dan insisura radialis


ulna.

Ketiga sendi ini mempunyai simpai sendi bersama.


Alat-alat khusus :
a) Kapsula artikularis

melekat

pada

epikondilus

medialis permukaan depan, humerus di atas fossa


koroidea,

dan

melekat

pada

fossa

radialis

permukaan

sebelah

anterior

bawah

prosesus

koroideus ulnae.
b) Ligamentum kolateral ulna. Ligamentum ini tebal
merupakan

buah

pita

berbentuk

segitiga.

Ligamentum ini berhubungan dengan M. triseps


brakhii.
c) Lig. Kolateral radial, merupakan pita sederhana
yang menghubungkan epikondilus lateralis humeri
dengan ligamentum ulnar, berhubungan dengan
tendo M. suprinator.
d) Art. Radioulnaris proksimal,

merupakan

sendi

antara sirkumferensia artikularis radii dengan


insisura radialis ulna dan ligamentum ulnare.
e) Art.
Radioulnaris
distalis,
sendi
antara
sirkumferensia artikularis kapituli ulna dan insisura
radii. Rongga sendi berbentuk huruf L, dibentuk
oleh ulna dan radius. Permukaan sendi sangat luas
sehingga terdapat kemungkinan yang luas untuk
pergerakan spinalis dan pronasi.
f) Sinartrosis. Kedua ulna dan radius dihubungkan
oleh koroidea oblig dan membrane interrosa
antebrakhii.
3) Sendi lengan bawah dan tangan :
a) Art. Radiokarpal, merupakan
hubungan
merupakan

antara

ujung

distal

lekuk

sendi

dan

sendi

ellipsoid

radialis
os

yang

navikulare.

Lunatum dan triquitrum merupakan kepala sendi


yang terletak di sebelah distal.
b) Art. Interkapal, terdiri dari tiga kelompok :

i.

Artikulasi
merupakan

bagian

proksimal

sendi

antara

tulang

ossa

karpal,

navikulare,

lunatum, dan triquetrum.


Artikulasi bagian distal tulang karpal, sendi

ii.

antara tulang-tulang karpalia deretan distalis


yang berdekatan.
Artikulasi dua bagian tulang karpal satu sama

iii.

lain antara ossa


triquetrum

navikulare, lunatum, dan

dengan

ossa

karpalia

deretan

distalis yang disebut sendi midkarpal.


c) Art. Karpometakarpal
i. Art. Karpometakarpae I, hubungan antara os
metacarpal I dan os multangulum mayus,
merupakan sendi pelana, simpai sendi sangat
ii.

longgar sehingga pergerakan lebih luas.


Artikulasi karpometakarpae II-V, sendi antara

ossa karpalia dan ossa metakarpalia II-V.


d) Artikulasi
intermetakarpae,
basis
ossis
metakarpalia II-V bersendi satu sama lainnya
dengan satu permukaan sendi yang kecil.
e) Artikulasi metakarpofalangeal, merupakan sendi
antara kapitulum ossis metakarpalia. Kepala sendi
dengan basis ossis falang I merupakan lekuk
sendi.
f) Artikulasi digitorum manus, sendi antara falang I,
II, III merupakan sendi engsel yang diperkuat oleh
lig. Vaginale, lig. Kolateral, dan lig. Posterior.
b. Persendian gelang panggul
1) Artikulasi sakroiliaka. Persendian antara os sacrum
dan os ileum melalui fascies artikularis ossis illii dan
fascies artikularis ossis sacrum. Sendi ini merupakan
hubungan antara gelang panggul dan rangka badan
yang identik dengan artikulasi sternoklavikularis.
Artikulasi ini mempunyai gerakan yang kecil karena

banyak cekungan, cembungan, dan persendian tidak


rata, di samping itu banyak ligamentum pada sendi.
2) Art. Simfisis pubis. Hubungan antara kedua os pubis.
Di

dalamnya

ada

pseudokruris

suatu

berupa

kavum

kartilago

yang

disebut

dinamakan

juga

fibrokartilago interpubis.
3) Artikulasi koksae, merupakan enarthrosis sferoidea
yang

diperkuat

oleh

ligamentum

illeofemorale

sehingga kaput femoris dapat keluar dari lekuknya


dan berada di bawah os ileum.
c. Persendian tungkai atas dan lutut. Artikulasio genu
menghubungkan permukaan ujung tulang distal os
femur dan permukaan permukaan ujung proksimal tibia
yaitu antara kondilus medialis dan lateralis ossis femur
dan fascies artikularis superior ossis tibia. Di depan
sendi ini terdapat patella.
d. Persendian tungkai bawah. Persendian antara tibia dan
fibula :
1) Artikulasio

tibia-fibula

proksimal

sendi

yang

terdapat antara fascies artikularis kapitulum fibula


ossis

pada

fibularis

kondilus

ossis

pada

dengan

fascies

kondilus

tibia,

artikularis
ikat

sendi

ligamentum tibio fibularis proksimal.


2) Sindesmosis tibio fibularis : persendian antara fascies
artikularis tibialis ossis fibulae dan insisura fibularis
ossis tibialis.
3) Hubungan antara krista interosia fibula dan krista
interosea

tibia,

terbentang

melalui

membrane

interrosa kruris yang terbentang dari proksimalis di


bawah kolum fibulae ke distal sampai batas 1/3 distal
os tibia dan os fibula. Arah serabut membrane
unterosa kruris dari medial atas os tibia ke lateral
bawah menuju os fibula.
e. Persendian kaki

10

1) Art. Talo tibia fibularis ( pergelangan kaki ), antara


fascies artikularis tali os tibia dan os fibula dengan
trokhlea tali bagian medial dan lateral. Bentuk sendi
engsel. Gerakan sendi ini dapat dilakukan dorsal
fleksio dan plantar fleksio ( ekstensi ).
2) Art. Talo tarsalia ( sendi loncat ) karena pada gerakan
meloncat ada dua bagian.
a) Art. Talo kalkanea ( sendi loncat atas ), antara
fascies artikularis kalkanei posterior ossis talus dan
fascies artikularis tali posterior ossis kalkaneus.
b) art talo kalkaneonavikularis (sendi loncatbagian
bawah)

antara

fascies

artikularis

navikulare

kalkanei media anterior dan fascies artikularis


navikulare ossis talus dnengan fascies tali media
anterior ossis kalkaneus dan fascies artikularis tali
ossis

navikulare

pedis.

Gerakan

sendi

dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu gerakan plantar


fleksi dan adduksi serta gerakan dorsal fleksi kaki
disertai adduksi.
c) Art. Tarsotranversa, merupakan linea amputasiones
i.

khoparti, ada dua bagian:


Art. Talonavikularis pedis, antara kapitulum tali

ii.

dan fascies artikularis tali os navikularis pedis.


Art. Kalkanea kuboidea, antara artikularis
kuboidea dari os kolumna dan fascies artikularis
kalkanei dari os kuboideum. Gerakan rotasi

sumbu gerak searah dengan panjang kaki.


d) Art. Tarsometatarsea, antara permukaan distal
ossa metatarsalia 1, II, dan III. Permukaan sendi
distal os koboideum dengan permukaan proksimal
ossa metatarsalia IV dan V.
e) Antara permukaan distal ossa matatarsalia dengan
permukaan proksimal ossa falangea I, digiti I, III, IV,
dan V.

11

f) Art. Interfalangeal, antara ruas jari I, II, III dan


masing-masing jari (digiti) I, II, III, IV, dan V.
Gerakan fleksi dan ekstensi bentuksendi engsel.

B. Definisi Total Joint Replacement (TJR)


Total joint replacement (TJR) atau penggantian sendi total
adalah penggantian kedua permukaan sendi dalam kapsulnya
(mis.

Penggantian

pinggul

total

berarti

implantasi

baik

protesis femoral maupun asetubular). Hemiartroplasti berarti


pengantiam

salah

satu

permukaan

sendi.(mis.

Pada

hemiarthoplasti pinggul kaput dan kolum femur diganti


dengan protesis femoral asetabulumnya tidak diganti).
C. Klasifikasi Total Joint Replacement (TJR)
1. Arthoplasti panggul total ( Hip replacement)
Penggantian panggul total adalah pengantian panggul
yang

rusak

berat

dengan

sendi

buatan.

Operasi

penggantian pinggul dapat dilakukan sebagai penggantian


total atau hemi (setengah) pengganti. Seperti penggantian
sendi

bedah

mengurangi

ortopedi
rasa

sakit

umumnya
arthritis

dilakukan
atau

untuk

memperbaiki

kerusakan sendi yang parah fisik sebagai bagian dari


pengobatan patah tulang pinggul. Sebuah penggantian
panggul

total

menggantikan
sementara

(artroplasti
baik

total

acetabulum

umumnya

pinggul)
dan

hanya

terdiri

kepala

dari

femoral

hemiarthroplasty

menggantikan kepala femoral.


Penggantian pinggul saat operasi ortopedi yang paling
umum, meskipun kepuasan pasien jangka pendek dan
panjang bervariasi.
Tersedia berbagai protesis panggul total. Kebanyakan
tersusun atas komponen femoral logam yang dilapisi
12

bagian atasnya dengan bola sferis yang berukuran tepat


dengan

soket

asetabulum

dari

plastik.

Ahli

bedah

memilihkan protesis yang paling cocok dengan pasien,


dengan mempertimbangkan berbagai faktor termasuk
strukturskelet dan tingkat aktivitas.
Pasien biasanya berusia lebih dari 60 tahun dengan
nyeri yang tak tertahankan atau kerusakan sendi pinggul
irreversibel. Dengan perkembangan bahan protesis dan
teknik operasi yang makin baik, masa hidup protesis dapat
diperpanjang, pasien muda dengan kerusakan panggul
berat yang sangat nyeri pun dapat menjalani penggantian
panggul total.
2. Arthoplasti lutut total (knee replacememt)
Penggantian lutut, atau artroplasti lutut, adalah
prosedur bedah untuk menggantikan menahan beban
permukaan sendi lutut untuk meringankan rasa sakit dan
cacat osteoartritis. Ini mungkin dilakukan untuk penyakit
lutut yang lain seperti rheumatoid arthritis dan psoriatis
arthritis.

Pada

pasien

dengan

deformitas

berat

dari

rheumatoid arthritis maju, trauma, atau osteoartritis berdiri


lama, operasi mungkin lebih rumit dan membawa risiko
yang

lebih

tinggi.

Osteoporosis

biasanya

tidak

menyebabkan nyeri lutut, deformitas, atau peradangan


dan

bukan

merupakan

alasan

untuk

melakukan

penggantian lutut.
Penyebab utama lain dari nyeri melemahkan termasuk
air mata meniskus, cacat tulang rawan, dan air mata
ligamen. Melemahkan rasa sakit dari osteoarthritis adalah
jauh lebih umum pada orang tua.
Operasi penggantian lutut dapat dilakukan sebagai
parsial atau penggantian lutut total Secara umum, operasi
terdiri dari penggantian permukaan sendi sakit atau rusak

13

dari lutut dengan logam dan komponen plastik berbentuk


untuk memungkinkan gerak terus lutut.
Operasi biasanya melibatkan rasa sakit pasca operasi
besar,

dan

termasuk

rehabilitasi

fisik

kuat.

Periode

pemulihan mungkin 6 minggu atau lebih lama dan mungkin


melibatkan

penggunaan

alat

bantu

mobilitas

(frame

berjalan misalnya, tongkat, kruk) untuk mengaktifkan


kembali pasie n untuk mobilitas pra operasi.
3. Arthoplasti bahu total (shoulder replacememt)
Penggantian bahu adalah prosedur pembedahan di
mana semua atau bagian dari sendi glenohumeral diganti
oleh implan prostetik. Operasi penggantian sendi seperti
umumnya dilakukan untuk mengurangi rasa sakit arthritis
atau memperbaiki kerusakan sendi yang parah fisik.
Bahu operasi penggantian adalah pilihan untuk
pengobatan arthritis parah dari sendi bahu. Arthritis adalah
suatu kondisi yang mempengaruhi tulang rawan sendi.
Sebagai lapisan tulang rawan memakai jauhnya, lapisan
pelindung

antara

menyakitkan

tulang

hilang.

tulang-on-tulang

Ketika

arthritis

ini

terjadi,

berkembang.

Arthritis bahu parah adalah sangat menyakitkan, dan dapat


menyebabkan
mungkin

pembatasan

ditoleransi

gerak.

dengan

Meskipun

beberapa

hal

obat

ini
dan

penyesuaian gaya hidup, mungkin ada datang suatu waktu


ketika pengobatan bedah diperlukan.
4. Arthoplsati pergelangan kaki (ankle replacememt)
Ankle replacement, atau artroplasti pergelangan kaki,
adalah

prosedur

bedah

untuk

mengganti

permukaan

artikular yang rusak dari sendi pergelangan kaki manusia


dengan komponen palsu. Prosedur ini menjadi terapi
pilihan

bagi

pasien,

menggantikan

penggunaan

konvensional arthrodesis, yaitu fusi tulang. Pemulihan

14

rentang

gerak

penggantian

adalah

fitur

pergelangan

kunci
kaki

dalam

mendukung

sehubungan

dengan

arthrodesis. Namun, bukti klinis keunggulan mantan masih


harus dibuktikan.
D. Etiologi Total Joint Replacement (TJR)
Keadaan yang mengakibatkan degenerasi sendi meliputi
artritis reumatoid, osteoartritis (penyakit sendi degeneratif),
trauma, dan deformitas kongenital. Penggantian sendi dapat
pula dilakukan pada keadaan dimana terjadi terputusnya
asupan darah dan nekrosis avaskuler yang diakibatkannya.
E. Pemeriksaan Total Joint Replacement (TJR)
1. Radiologi dan imaging studies
a. X-ray
1) Pada tulang : mengetahui densitas, texture, erosion,
dan perubahan sambungan.
2) Pada cortex : mengetahi pelebaran, penyempitan,
irregularity.
3) Pada sendi : menunjukkan cairan, irregularity, formasi,
penyempitan, perubahan contour sendi
b. Tomogram
c. computed tomogram
d. Bone scan
e. Arthrogram : penyuntikan bahan radiopaque atau udara
kedalam rongga sendi untuk melihat strukur jaringan
lunak dan kontur sendi.
f. Myelogram
g. Discogram
2. Pemeriksaan sendi
a. Arthrocentesis : aspirasi cairan sinovial untuk tujuan
pemeriksaan dengan menggunakan jarum.

15

b. Arthroscopy : merupakan prosedur endoskopsis yang


memungkinkan pandangan langsung kedalam sendi.
3. Otot dan saraf
a. Electromyography
b. Nerve conduction velocities
4. Laboratorium
5. Biopsy tulang, densitometry
F. Perawatan Pasca Operasi

1) Periksa tanda vital, termasuk suhu dan tingkat kesadaran, setiap 4 jam atau
lebih sering seperti yang dibutuhkan. Laporan perubahan signifikan ke
dokter.

Pemeriksaan

ini

memberikan

informasi

tentang

status

kardiovaskular klien dan dapat memberikan indikasi awal komplikasi


seperti perdarahan yang berlebihan, defisit volume cairan, dan infeksi.
2) Melakukan pemeriksaan neurovaskular pada anggota tubuh yang dioperasi
per jam untuk 12-24 jam pertama, maka setiap 2-4 jam. Segera
melaporkan temuan abnormal ke dokter. Operasi dapat mengganggu suplai
darah atau persarafan pada bagian ekstremitas. Jika demikian, intervensi
cepat adalah penting untuk menjaga fungsi ekstremitas tersebut.
3) Monitor perdarahan insisional dengan mengosongkan dan merekam hisap
drainase setiap 4 jam dan menilai dressing sering. kehilangan darah yang
signifikan dapat terjadi dengan penggantian sendi total, terutama
penggantian panggul total.
4) Menjaga asupan infus dan akurat dan output catatan selama periode pasca
operasi awal.
5) Mempertahankan istirahat dan posisi yang ditentukan dari ekstremitas
yang terkena menggunakan sling, belat penculikan, brace, immobilizer,
atau perangkat lain yang ditentukan.
6) Bantu klien pergeseran posisi setidaknya setiap 2 jam sementara di tempat
tidur beristirahat. Pergeseran posisi membantu mencegah luka tekanan dan
lainnya komplikasi imobilitas.
7) Mengingatkan klien untuk menggunakan spirometer insentif, batuk, dan
bernapas dalam setidaknya setiap 2 jam. Langkah-langkah ini penting
untuk mencegah komplikasi pernafasan seperti pneumonia.

16

8) Menilai tingkat kenyamanan klien sering. Memelihara PCA, infus


epidural, atau analgesia yang diresepkan lainnya untuk meningkatkan
kenyamanan.

manajemen

nyeri

yang

memadai

meningkatkan

penyembuhan dan mobilitas.


9) Memulai terapi fisik dan latihan seperti yang ditentukan untuk bersama
spesifik diganti, seperti paha depan pengaturan, menaikkan kaki, dan pasif
dan aktif berbagai-latihan-gerak. Latihan ini membantu mencegah atrofi
otot dan tromboemboli dan memperkuat otot-otot ekstremitas yang terkena
sehingga dapat mendukung sendi prostetik.
10) Gunakan perangkat kompresi berurutan atau stocking antiembolism seperti
yang ditentukan. Ini membantu mencegah tromboemboli dan pulmonary
embolus untuk klien yang harus tetap bergerak setelah operasi.
11) Menilai klien dengan total penggantian pinggul tanda-tanda prosthesis
dislokasi, termasuk rasa sakit di pinggul terpengaruh atau shortening dan
internal rotasi kaki yang terkena.

17

BAB 4
1. Pengkajian
a. Identitas klien : mengumpulkan data-data dari klien yang mencakup
nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjan, alamat dan informasi lainlainnya yang bertujuan untuk memudahkan menentukan intervensi yang
akan dilakukan dan agar tidak terjadi kesalahan atau agar tidak salah
melakukan intervensi dengan pasein yang lainnya.
b. Keluhan utama : masalah utama klien, tidak perlu di uraikan cukup
dengan bahasa singkat, contohnya Nyeri
c. Riwayat kesehatan masa lalu : seperti riwayat penyakit, trauma atau
operasi, obat-obatan dan sebagainya.
d. Riwayat kesehatan keluarga : lebih ke penyakit yang turun temurun/di
turunkan seperti hipertensi, penyakit jantung, dan sebagainya.
e. Riwayat kesehatan saat ini :
menjelaskan/menguraikan masalah
utama/keluhan utama, yang mencakup P, Q, R, S, T. Pada pasien dengan
Total Joint Replacement pada riwayat kesehatan saat ini pun dapat di
dapat dari beberapa pemeriksaan sebagai berikut :
Aktivitas/istirahat : kesulitan ambulasi, kekakuan sendi (memburuk
pada

pagi

hari

atau

setelah

periode

tak

aktif).

Riwayat

partisipasi/okupasi aktivitas olahraga yang menggunakan sendi


tertentu.

Ketidakmampuan

untuk

berpartisipasi

pada

aktivitas

okupasi/rekreasi pada tingkat yang diinginkan. Gangguan tidur,


pelambatan untuk tertidur/bangun karena nyeri. Tidak merasa istirahat
dengan baik.
Sirkulasi : adanya edema, penurunan nadi pada sendi yang sakit,
tungkai/jari-jari.
Neurosensori : gangguan rentang gerak pada sendi yang sakit.
Analisa data
Biasanya didapat dari keluhan pasien, dan hasil dari pengkajian. Dan dari
hasil pemeriksaan diagnostic/penunjang lainnya.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada klien yang mengalami
Total Joint Replacement, yaitu:
Pre operasi
1. Ansietas berhubungan dengan prosedur penggantian panggul total.

18

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur penggantian


panggul total.
3. Nyeri berhubungan dengan penggantian sendi panggul.
4. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
Post operasi
1. Kerusakan mobilitas berhubungan dengan keharusan tirah baring setelah
penggantian sendi pinggul.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas
struktur tulang.
3. Potensial kerusakan penatalaksanaan kesehatan di rumah berhubungan
dengan penggantian sendi pinggul total.
4. Masalah kolaborasi : hemoragi, menurunkan neurovaskular, dislokasi
prostesis, trombosis vena profunda, infeksi yang berhubungan dengan
pembedahan.

3. Intervensi
No
Diagnosa
1
Nyeri Kronis
berhubungan
dengan penggantian
sendi panggul total
Tujuan :
Nyeri pada klien
berkurang
Kriteria Hasil :
1. Pasien
menjelaskan
tentang ketidak
nyamanannya
2. Mengekspresik
an rasa percaya
diri dalam
usaha
mengontrol
nyeri.
3. Mengungkapka
n adanya
pengurangan
nyeri.
4. Nampak
nyaman dan
santai.

1.
2.

3.
4.

Intervensi
Kaji pasien mengenai
adanya nyeri
Minta pasien
menerangkan
ketidaknyamanannya
Lakukan tindakan
peningkatan kenyamanan
Gunakan teknik
modifikasi nyeri:
a. Menggunakan
analgetik.
b. Mengubah posisi
dalam batas yang
diperlukan.
c. Memodifikasi
lingkungan.
d. Memberitahu dokter
bedah bila perlu.
e. Mengevaluasi dan
mencatat
ketidaknyamanan dan
keefektifan teknik
modifikasi-nyeri

1.

2.
3.
4.
5.
6.

7.

Rasional
Mengetahui tingkatan
nyeri untuk
menentukan
tindakan.
Agar tidak ada salah
persepsi
Untuk meningkatan
sirkulasi.
Untuk mengurangi
rasa nyeri.
Memperlancar aliran
darah.
Distraksi untuk
mengalihkan
perhatian dan
membuat nyaman
pasien.
Mencegah komplikasi
lanjut

19

5. Menggunakan
upaya fisik,
psikologis, dan
farmakologis
untuk
mengurangi
ketidaknyaman
an.
2

Ansietas
berhubungan
dengan prosedur
penggantian
panggul total
Tujuan:

1. Gunakan pendekatan
yang menenangkan
2. Jelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan
selama prosedur
3. Pahami prespektif pasien
terhdap situasi stres
mengontrol
4. Temani pasien untuk
kecemasannya
memberikan keamanan
Kriteria Hasil :
dan mengurangi takut
1. Mengidentifikasi 5. Berikan informasi faktual
dan
mengenai diagnosis,
mengungkapkan
tindakan prognosis
gejala cemas.
6. Dorong keluarga untuk
2.
menemani pasien
Mengidentifikasi,
7. Bantu pasien mengenal
mengungkapkan,
situasi yang menimbulkan
dan menunjukkan
kecemasan
teknik untuk
8. Dorong pasien untuk
mengontrol cemas.
mengungkapkan
3. Vital sign (TD,
perasaan, ketakutan,
nadi, respirasi)
persepsi
dalam batas
9. Instruksikan pasien
normal.
menggunakan teknik
4. Postur tubuh,
relaksasi
ekspresi wajah,
.
bahasa tubuh,
dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan.
5. Menunjukkan

1. Menciptakan trust
2. Mengurangi rasa
cemas klien jika
dilakukan tindakan
3. Mencegah kondisi
klien agar tdk
semakin tertekan
karena kondisinya
4. Agar klien merasa
bahwa dirinya tidak
merasa kesepian
5. Mengurangi rasa
cemas dan takut klien
karena tindakan yang
dilakukan
6. agar klien merasa
disupport untuk
kesembuhan kondisi
klien
7. mencegah pasien agar
tidak semakin cemas
8. klien merasa
dimotivasi untuk
perbaikan yang
optimal
9. untuk mengalihkan
perhatian dan
mengurangi rasa
cemas

20

peningkatan
kosentrasi dan
akurasi dalam
berfikir.
6. Menunjukkan
peningkatan fokus
eksternal.
3

Hambatan
mobilitas
berhubungan
dengan keharusan
tirah baring setelah
penggantian sendi
pinggul.
Tujuan :
Mencapai panggul
yang bebas nyeri
Kriteria Hasil :
1. Dapat
mempertahanka
n dan daily
kekuatan dan
fungsi tubuh.
2. Pasien
menunjukkan
perilaku yang
memungkinkan
melakukan
aktivitas.

1. Pertahankan posisi sendi


pinggul yang benar
(abduksi, rotasi netral,
fleksi terbatas
2. Instruksikan dan
membantu perubahan
posisi dan perpindahan
3. Instruksikan dan berikan
pengawasan latihan
pengesetan kuardrisep
dan gluteal
4. konsultasi dengan ahli
fisioterapi
5. Berikan semangat dan
dukungan terhadap
program latihan

1. Agar sendi tidak kaku


2. Mencegah kekauan
sendi
3. Mempertahankan
kekuatan sendi dan
peningkatan sirkulasi
4. Menyusun program
aktivitas fsik secara
individual
5. Memotivasi klien
agar tetap semangat
menjalani latihan

Potensial kerusakan
penatalaksanaan
kesehatan di rumah
yang berhubungan
dengan penggantian
sendi pinggul total.
Tujuan :

1. Dorong pasien
mengekspresikan
kekhawatirannya
mengenai perawatan di
rumah; eksplorasi
bersama kemungkinan
pemecahan masalah.
2. Kaji ketersediaan
bantuan fisik untuk
aktivitas perawatan
kesehatan.

1. Agar perawat dapat


memberikan penkes
kepada keluarga.
2. Untuk melatih
kemandirian klien.
3. Agar kien dapat
merawat dan
menjaga kondisinya.
4. Mencegah terjadinya
komplikasi

bebas nyeri

21

3. Ajarkan pemberi
perawatan tentang
program perawatan
kesehatan di rumah.
4. Beri instruksi kepada
pasien mengenai
perawatan
pascahospitalisasi;
- Pembatasan aktivitas
(menghindari stres
karena prostesi.
- Memperkuat
instruksi latihan..
- Penggunaan alat
bantu ambulasi yang
aman.
- Perawatan luka.
- Tindakan untuk
mempercepat
penyembuhan.
- Obat, bila ada.
- Masalah potensial.
Lanjutan pengawasan dan
penatalaksanaan perawatan
kesehatan.

BAB 5
PENUTUP
A. KESIMPULAN

22

1. Sendi dapat diklasifikasikan berdasarkan permukaannya,


pergerakannya dan tempatnya
2. Total joint replacement (TJR) atau penggantian sendi total
adalah

penggantian

kapsulnya
3. Klasifikasi

kedua

permukaan

sendi

dalam

dari Total Joint Replacement (TJR) adalah

Arthoplasti panggul total ( Hip replacement), Arthoplasti


lutut total (knee replacememt), Arthoplasti bahu total
(shoulder replacememt), Arthoplsati pergelangan kaki
(ankle replacememt)
4. Etiologi dari Total Joint Replacement (TJR) : artritis
reumatoid,
trauma,
asupan

osteoartritis

dan

deformitas

darah

dan

(penyakit

sendi

degeneratif),

kongenital

dan

terputusnya

nekrosis

avaskuler

yang

diakibatkannya.
B. SARAN
Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan
benar sehingga klien dengan Total Joint Replacement (TJR)

agar

ditangani dan diberikan perawatan yang tepat. Perawat juga diharuskan


bekerja secara profesional sehingga meningkatkan pelayanan untuk
membantu kilen dengan Total Joint Replacement (TJR).

23

DAFTAR PUSTAKA
Brunner&suddart. 2005. Keperawatan Medikal Bedah Volume 3
ed.8. Jakarta: EGC
Syaifuddin. 2002. Anatomi fisiologi. Jakarta: EGC
Susan Martin Tucker. 2008. Standar perawatan: perencanaan
kolaboratif dan intervensi keperawatan. Jakarta: EGC

24

Anda mungkin juga menyukai