PENGELOLAAN KASUS
2.1.
Universitas Sumatera
Utara
Nyeri punggung
Nyeri punggung sering dirasakan pada trimester ketiga kehamilan dan
menetap setelah persalinan pada anak masa nifas . kejadian ini terjadi pada
25 % wanita dalam masa post partum namun keluhan ini dirasakan oleh 50
% dari mereka sejak sebelum kehamilan. Keluhan ini menjadi semakin
hebat bila mereka harus merawat anaknya sendiri (Serri, 2009) .
3.
Anemia
Resiko anemia ini dapat terjadi bila ibu mengalami poendarahan yang
banyak,apalagi bila sudah sejak masa kehamilan ada riwayat kekurangan
darah. Di masa nifas, anemia bisa menyebabkan rahim susah berkontraksi.
Ini karena darah tidak cukup memberikan oksigen kedalam rahim. Ibu
yang
mengidap
anemia
dengan
kondisi
membahayakan,
apalagi
kecemasan
stress,dan
kecemasan
serta
dapat
tahapan selama siklus tidur yang tipikal 90 menit. Kualitas tidur dari tahap 1
sampai tahap 4 bertambah dalam. Tidur yang dangkal merupakan karakteristik
dari tahap 1 dan 2 dan seseorang lebih mudah terbangun. Tahap 3 dan 4
melibatkan tidur yang dalam dan seseorang sulit bangun yang disebut tidur
gelombang rendah (Potter & Perry, 2005). Tahap pada tidur NREM terdapat empat
tahap, yaitu :
1.
gerakan bola mata ke kanan dan ke kiri. Memasuki tahap ini frekuensi
EKG
akan
melambat
tetapi
kadang-kadang
terjadi
loncatan
Tahap kedua
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan. Pada orang dewasa tahap ini
menghabiskan sekitar 50% dari tidurnya. Setelah sekitar 20 menit
menghabiskan tahap ini, akan masuk ke deep sleep, yaitu tahap 3 dan
4. Pada fase ini seseorang lebih rileks tetapi masih dapat dibangunkan
dengan memanggil namanya. Karakterisriknya bola mata berhenti
bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur lebih dalam dari fase
pertama.
3.
perkembangan
ini
tidak
hanya
diproduksi
untuk
2.
otot rendah, denyut nadi bertambah, suhu tubuh meningkat, respirasi dan
frekuensi jantung ireguler yang merupakan sifat tidur dengan mimpi, metabolism
meningkat, sekresi gastrik meningkat, dan pada laki-laki sering terjadi ereksi
penis. Sepanjang tidur malam yang normal, tidur REM berlangsung selama 5
sampai 30 menit dan biasanya muncul rata-rata setiap 90 menit, dimana tidur
REM yang pertama terjadi dalam waktu 80-100 menit sesudah tertidur.
2.2.3. Fungsi Tidur
Teori lain tentang kegunaan tidur adalah tubuh menyimpan energi selama
tidur. Otak skelet berelaksasi secara progresif, dan tidak adanya kontraksi otot
menyimpan energi kimia untuk proses seluler. Penurunan laju metabolik basal
lebih jauh menyimpan persediaan energi tubuh (Anch dkk, 1988). Tidur REM
terlihat penting untuk pemulihan kognitif. Tidur REM dihubungkan dengan
perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal ,
peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan epinefrin. Hubungan ini dapat
membantu menyimpan memori dan pembelajaran. Selama tidur, otak menyaring
informasi yang disimpan tentang aktivasi hari tersebut. Kegunaan tidur pada
perilaku seringkali tidak diketahui sampai seseorang mengalami suatu masalah
akibat deprivasi dari tidur. Kurangnya tidur REM dapat mengarah pada perasan
bingung dan curiga. Tidak ada hubungan sebab dan akibat antara kehilangan tidur
dan disfungsi tubuh yang spesifik . Akan tetapi berbagai fungsi tubuh (misalnya:
penampilan motorik, memori, dan keseimbangan) dapat berubah ketika terjadi
kehilangan tidur yang memanjang (Potter dan Perry , 2005).
2.2.4. Gangguan Tidur
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur. Jenis-jenis gangguan tidur adalah:
1.
Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan
kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan/atau tidur singkat atau
tidur nonrestoratif (Zorick, 1994). Penderita insomnia mengeluhkan rasa
kantuk yang berlebihan disiang hari dan kualitas dan kuantitas tidurnya
Universitas Sumatera
Utara
tidak cukup. Namun, seringkali klien tidur lebih banyak dari yang
disadarinya. Insomnia dapat menandakan adanya gangguan fisik atau
psikologis (Potter & Perry, 2005).
2.
Apnea tidur
Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran
udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada
saat tidur. Klien yang mengalami apnea tidur seringkali tidak memiliki
tidur dalam yang signifikan. Pada kasus-kasus apnea tidur yang parah,
tonsil, uvula, atau bagian dari palatum mole dapat diangkat melalui
pembedahan (Potter & Perry, 2005).
3.
Narkolepsi
Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun
dan tidur. Disiang hari seseorang dapat merasakan kantuk berlebihan yang
datang secara mendadak dan jatuh tertidur. Tidur REM dapat terjadi
selama 15 menit dalam waktu tidur. Katapleksi atau kelemahan otot yang
tiba-tiba disaat emosi sedang kuat dapat terjadi kapan saja di siang hari.
Hal ini dapat menyebabkan kehilangan kontrol otot volunter dan jatuh ke
lantai. Masalah signifikan untuk individu yang menderita narkolepsi
adalah bahwa orang tersebut jatuh tertidur tanpa bisa dikendalikan pada
waktu yang tidak tepat (Potter & Perry, 2005).
4.
Deprivasi tidur
Deprivasi tidur adalah masalah yang dialami banyak klien sebagai akibat
disomnia. Penyebabnya dapat menyangkut penyakit (mis.demam, sulit
bernafas, atau nyeri), stres emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan,
dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja (Potter
& Perry, 2005).
5.
Parasomnia
Parasomnia adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak
daripada orang dewasa. Parasomnia yang terjadi pada anak-anak meliputi
somnambulisme (berjalan dalam tidur), terjaga malam, mimpi buruk,
enuresis noktural (ngompol), dan bruksisme (menggeretakkan gigi)
(Mindel, 1993). Apabila orang dewasa mengalami hal ini maka hal
Penyakit Fisik
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik
(misalnya kesulitan bernafas), atau masalah suasana hati, seperti
kecemasan atau depresi, dapat menyebabkan masalah tidur. Seseorang
dengan perubahan seperti itu mempunyai masalah kesulitan tertidur atau
tetap tertidur. Penyakit juga dapat memaksa klien untuk tidur dalam posisi
yang tidak biasa. Sebagai contoh, memperoleh posisi yang aneh saat
tangan atau lengan diimobilisasi pada traksi dapat mengganggu tidur
Nokturia, atau berkemih pada malam hari, mengganggu tidur dan siklus
tidur. Setelah seseorang berulang kali terbangun untuk berkemih,
menyebabkan kembali untuk tertidur lagi menjadi sulit (Potter & Perry,
2005).
2.
Stres emosional
Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi mengganggu tidur. Stres
emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali
mengarah frustasi apabila tidak tidur. Stres juga menyebabkan seseorang
mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selama silkus tidur,
atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat menyebabkan
kebiasaan tidur yang buruk (Potter & Perry, 2005).
3.
Lingkungan
Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada
kemampuan untuk tertidur dan tetap tidur. Ventilasi yang baik adalah
esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan dan posisi tempat
tidur mempengaruhi kualitas tidur . Suara juga mempengaruhi tidur.
Tingkat suara yang diperlukan untuk membangunkan orang tergantung
pada tahap tidur (Webster dan Thompson, 1986). Beberapa orang
membutuhkan ketenangan untuk tidur, sementara yang lain lebih
Universitas Sumatera
Utara
menyukai suara sebagai latar belakang seperti musik lembut atau televisi
(Potter & Perry, 2005).
4.
5.
Banyak orang yang mengalami sulit tidur. Orang dewasa butuh rata - rata 7
- 8 jam untuk tidur dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk tidur saat
orang semakin tua. Orang yang sudah tua biasanya membutuhkan 5 - 6 jam,
sesekali begadang tidak mengganggu kecuali menyebabkan kelelahan esok
harinya. Gangguan tidur yang menetap sering diakibatkan stres, kegelisahan, atau
depresi yang, dan tak dapat berkonsentrasi. Simpton atau gejala fisik seperti nyeri,
Juga beberapa obat dapat mengganggu tidur.Kebutuhan istirahat dan tidur pada
ibu nifas sangat diperlukan dalam proses penyembuhan organ organ reproduksi.
Fungsi tidur pada masa nifas untuk mengistrahatkan tubuh yang letih ,
meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit ,mempercepat involusi
uteri , memperbanyak produksi ASI , manambah konsentrasi , dan kemampuan
fisik (Bobak , 2005) .
Posisi tidur ibu waktu beristirahat sesudah melahirkan penderita harus
tidur terlentang, hanya dengan satu bantal yang tipis. Tetapi ada juga pendapat lain
mengatakan bahwa ibu bebas memilih posisi tetapi untuk memudahkan
pengawasan sebenarnya tidur telentang lebih baik karena dengan tidur terlentang
mudah mengawasi keadaan kontraksi uterus dan mengawasi pendarahan.Biasanya
setelah melahirkan penderita akan merasa lelah dan dapat tidur sehingga merasa
nyaman berada ditempat tidur. Usaha agar penderita dapat tidur ialah dengan
menyakinkan penderita bahwa keadaannya normal. Istirahat dan tidur sangat perlu
bagi penderita, selain untuk mengembalikan kesehatan, juga untuk pembentukan
air susu ibu.Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari
(Bobak , 2005 )
2.3.
2.3.1. Pengkajian
1.
Riwayat tidur
Pengkajian riwayat tidur secara umun dilakukan segera pasien memasuki
fasilitas perawatan . Ini menunjukan perawat menggabungkan kebutuhan
pasien dan halhal yang ada dalam perencanaan . Riwayat tidur meliputi :
Universitas Sumatera
Utara
Catatan tidur
Catatan tidur sangatlah bermamfaat,khususnya untuk klien yang memiliki
maalah tidur sebab catatan ini berisi informasi yang terkait pada pola tidur.
Catatan tidur dapat mencakup :
1 Jumlah jam tidur
2 Aktivitas yang dilakukan 2-3 jam sebelum tidur (jenis,durasi dan
waktu)
3 Ritual sebelum tidur misalnya (minum air,obat tidur ).
4 Waktu pergi tidur ,mencoba tidur,tertidur,terjaga dimalam hari,serta
bnagun tidur dipagi hari
5 Adanya masalah yang pasien alami dan yakini yang dapat
mempengaruhi tidur
3.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaaan fisik meliputi observasi penampilan,perilaku,dan tingkat
energy klien. Penampilan yang menandakan pasien mengalami masalah
gangguan tidur antara lain adanya lingkaran hitam disekitar mata,
konjungtiva kemerahan, kelopak mata bengkak. Sedangkan indikasi dapat
meliputi gelisah ,tidak perhatian , bicara lambat ,dam menguap .Disamping
itu klien terlihat lemah, atau kekurangan energi (Wahit & Nurul , 2007 ).
Universitas Sumatera
Utara
2.4.
Asuhan
Keperawatan
pada
Kasus
dengan
Gangguan
Biodata
Identitas Pasien
35.
Nama
: Ny. M
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 30 tahun
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Kristen protestan
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Masuk RS
: 16 juni 2013
No. Register
: 00.88.68.62
Ruangan/kamar
Golongan Darah
:-
Tanggal Pengkajian
: 18 juni 2013
Tanggal Operasi
: 17 juni 2013
Diagnosa Medis
Keluhan Utama:
Ibu mengatakan mengalami gangguan tidur karena nyeri dan adanya luka
pada bagian abdomen akibat operasi SC (Seksio Saesaria).
61.
1. Apa penyebabnya :
Ibu mengatakan bahwa gangguan ini setelah persalinan atau
melahirkan dan tergaggu pola tidur karena merasakan nyeri.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Istirahat,
makan, dan berusaha untuk bisa tidur .
2. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Ibu mengatakan tubuhnya lemas, gelisah dan terasa pusing,mata
terasa ngantuk tetapi sulit untuk tidur .
2. Bagaimana dilihat
Ketika diobservasi Ibu tampak lemah,gelisah,konjungtiva pucat,
kantong / lingkaran mata berwarna hitam .
3. Region
1. Dimana lokasinya
Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan didaerah sekitar abdomen.
2. Apakah menyebar
Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan tidak menyebar.
IV.
22.
Riwayat Obstetrik
G:3
P:3
Riwayat
No
Umur
Anak
Tidak
tahun
masalah
O:-
Kehamilan
Persalinan
ada Normal
Nifas
Tidak
isi
Anak
Penolong
Sehat
Bidan
Sehat
Bidan
Sehat
Dokter
ada
masalah
Tidak
tahun
masalah
ada Normal
Tidak
ada
masalah
Hamil
Plasenta
SC
Tidak
ini
previa
ada
totalis
masalah
2. Catatan Tidur
a. Jumlah tidur total per hari
Ibu.M mengatakan jumlah total tidur yang digunakan sebelum post
partum sekitar kurang lebih dari 7 jam, tetapi setelah post partum
pasien mengatakan jumlah total tidurnya sekitar 5 jam. Dimana
jumlah tidur malam sekitar 5 jam dan sering terbangun karena nyeri,
dan jumlah tidur siang sekitar satu jam, dan terkadang tidak bisa tidur
siang .
b. Waktu yang digunakan untuk tidur
Ibu.M mengatakan pergi tidur pada sebelum post partum pada malam
sekitar pukul 21:00 WIB sudah pergi ke tempat tidur dan tertidur
sekitar pukul 21 :15 WIB . Selama tidur tidak ada gangguan untuk
terbangun di malam hari kecuali BAK. Dan bangun tidur di pagi hari
pada pukul 5 : 00 WIB sudah terbangun untuk melakukan aktivitas
pekerjaan ibu rumah tangga, dan mengurus anakanak. tetapi setelah
melahirkan pada pukul 22 : 20 masih kondisi tidak tidur, masih
berceritacerita bersama keluarga, duduk di tempat tidur. waktu untuk
tidur sekitar pukul 22 : 20 WIB, dan sering terbangun di malam hari
karena nyeri dan buang air kecil ke kamar mandi lebih dari 3 kali, dan
susah untuk memulai tidur lagi . Bangun tidur di pagi hari sekitar 05 :
30 WIB sudah terbangun .
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik yang di lakukan secara observasi pada Ibu.M
penampilan, perilaku, dan tingkat energy klien. Penampilan Ibu yang
menandakan mengalami gangguan tidur dengan adanya lingkaran hitam di
sekitar mata, konjungtiva kemerahan/pucat,kelopak mata bengkak.
Sedangkan perilaku pada ibu tampak gelisah, kurang perhatian saat
berkomunikasi,bicara lambat, dan sering menguap, lemah, penampilan
kurang rapi .
Universitas
Sumatera Utara
VII.
1.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Ibu.M terlihat lemah,konjungtiva pucat,lingkaran mata tampak hitam
tanda-tanda vital pasien normal.
2.
Tanda-tanda vital
o
- Suhu Tubuh
- Tekanan darah
: 36,6 C
: 110/70 mmhg
- Nadi
: 80x/i
- Pernafasan
: 20x/i
- TB
: 165 cm
- BB sebelum melahirkan
: 56 kg
- BB setelah melahirkan
: 51 kg
- Skala nyeri
:4
C. Pemeriksaan Fisik
Wajah
-
Warna kulit
: Pucat
Struktur wajah
Mata
-
: Simetris
Palpebra
Konjungtiva
: Konjungtiva Pucat,
Lingkaran mata hitam
Pupil
: Isokor
Visus
: Menggunakan kacamata
mata sebelah kanan -0,75 dan
mata sebelah kiri -0,50 .
Keadaan bibir
Keadaan lidah
Pemeriksaan Integumen
-
Kebersihan
: Bersih
Kehangatan
: Hangat
Warna
Turgor
Kelembaban
: Tidak lembab
: Areola hitam
Produksi ASI
- Aksilla dan clavicula
Pemeriksaan paru
-
:Normal
Perkusi
:Resonan
Auskultasi
:Bronkovesikular,tidak ada
Suara tambahan
Universitas
Sumatera Utara
Pemeriksaan abdomen
-
Inspeksi
: Bentuk simetris
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Masih teraba
Serviks
: Lunak
Warna lochea
: Rubra
VIII.
Frekuensi makan/hari
tampak nafsu
- Masalah makan dan minum
Kebersihan tubuh
:1x/hari
- Karakter feses
: Lembek
- Riwayat perdarahan
: Tidak ada
- BAB terakhir
- Diare
2. BAK
- Pola BAK
: 7-8x/hari
- Karakter urine
: kuning jernih
No
1.
Data
DS : Ibu mengatakan susah
Etiologi
Proses persalinan sc
Masalah
Gangguan pola
Tidur
Nyeri
Gangguan tidur
DS :
- Ibu mengatakan selama di rumah
Sakit tidak pernah mandi karena
nyeri pada abdomen.
Tindakan operasi sc
Defisit
Perawatan Diri
Aktivitas fisik
terbatas
Tirah baring
mandi.
- Tangan dan kaki kotor dan panjang .
Gangguan Tidur
2.
2.
2.4.5.
Hari/
Tanggal
Selasa,
18 juni
2013
No.
Dx
I.
Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
setelah dilakukan asuhan
keperawatan
diharapkan kebutuhan tidur dapat terpenuhi, tidak ada
gangguan
tidur
.
Kriteria Hasil :
1- Jumlah tidur tidak terganggu .
2- Perasaan segar setelah tidur .
3- Tidak ada masalah dengan pola tidur .
Rencana Tindakan Rasional
1.Mengatur
waktu khusus 1.Memperbaiki pola tidur
untuk
rutinitas
sehingga individu.
sesuai dengan jadwal.
2.Sedapat
mungkin 2.Mengurangi rangsangan
mengupayakan
tingkat dari
luar
yang
kebisingan di luar dan di
mengganggu.
dalam ruang rawat minimal
;tutup pintu ruangan saat
beristirahat .
3Mengatur tidur siang tanpa 3.Meningkatkan tidur .
mengganggu bayi .
Lakukan persiapan
untuk
tidur malam seperti pada jam
9 malam sesuai dengan pola
tidur pasien .
4
Menasehati
untuk 4. Meningkatkan
membatasi pengunjung
dan tidur
menerima telepon .
pola
Universitas Sumatera
Utara
telepon 7. Mengurangi
tidur
gangguan
8.Memberikan
pengetahuan 8.Meningkatkan relaksasi
tidur, jadwal tidur dan latihan dan istirahat dan
relaksasi .
meningkatkan tidur .
Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
setelah dilakukan asuhan
keperawatan
diharapkan pasien dapat melakukan
perawatan secara
mandiri.
Kriteria Hasil :
- Melakukan personal hygine secara mandiri.
Rencana Tindakan Rasional
1.Komunikasi
teraupetik 1.Membina
hubungan
dengan pasien dan keluarga saling
percaya dengan
pasien.
pasien dan keluarga pasien
2. Bantu dan ajarkan pasien
dalam personal hygine
2.Menjadikan
mandiri.
3.Keterlibatan
pasien
keluarga
Universitas Sumatera
Utara
No.
Tanggal
Dx
Selasa,
1.
19 juni
2013
Implementasi Keperawatan
Evaluasi
(SOAP)
: Ibu
mengatakan
terganggu
tidur karena
nyeri di bagian abdomen
2.Menciptakan
kondisi
aman Ibu mengatakan lama tidur
mengupayakan kebisingan
saat sekitar 5 jam.
beristirahat,tidur
mengecilkan
bunyi handpone/alaram.
Ibu mengatakan persiapan
tidur dimulai pukul 22:30.
3.Berupaya memberi kenyamanan
menjelang tidur .
- Memberi analgesik
lingkaran
bersih .
mata
hitam,
sering menguap.
4.Memberikan pengetahuan tidur, A
:
jadwal tidur dan latihan relaksasi .
teratasi
Masalah
belum
P : lanjutkan intervensi.
No.
Tanggal
Dx
Rabu,
II.
19 juni
2013
Implementasi Keperawatan
Evaluasi
(SOAP)
1.
Komunikasi teraupetik dengan S : Ibu mengatakan sejak
ibu dan keluarga pasien.
masuk ke rumah sakit
2. Melakukan pemeriksaan tanda tidak pernah mandi karena
tanda vital.
lemas, takut nyeri pada
3. Membantu dan mengajarkan ibu abdomen.Ibu
dalam personal hygine
mengatakan
juga
badannya
4.
Menjelaskan pada ibu dan hanya di lap, dan kekamar
keluarga pasien tentang perawatan mandi harus
di bantu
kebersihan diri dengan benar .
keluarganya.
5.
Membersihkan badan dan
menghilangkan bau.
6.Membantu menyeka
keringat,dan
Tubuh ibu.
kuku tangan
Masalah
teratasi
sebagian
P : Intervensi dihentikan