Anda di halaman 1dari 1

PENTINGNYA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)

DI PERKOTAAN
Ketidakseimbangan antara peningkatan jumlah zat-zat pencemar dengan berkurangnya RTH
perkotaan seharusnya menjadi fokus utama dalam pembangunan daerah perkotaan guna menciptakan
kesejahteraan bagi penduduknya. Hal tersebut menjadi penting karena semakin berkurangnya jumlah ruang
terbuka hijau memicu banyak permasalahan lain sehingga menurunkan kenyamanan dan merusak ekologi
perkotaan, seperti banjir, menurunnya ketersediaan air tanah, meningkatnya polusi udara dan suhu kota yang
berakibat pada munculnya berbagai penyakit baru. Dari segi fungsi RTH dapat berfungsi secara ekologis,
sosial/budaya, arsitektural, dan Ekonomi.
Ketersediaan RTH berperan dalam memasok O2, menyaring kotoran (debu jalanan, abu pabrik/rumah
tangga), mereduksi beberapa zat pencemar udara seperti gas rumah kaca, membantu penyerapan air hujan,
menjaga kesuburan tanah, membantu menghindari kebisingan, menciptakan kesejukan oleh rimbunnya dedaunan
serta suasana kota yang lebih indah dan nyaman.
Saat ini, banyak anak di perkotaan yang menderita autis yang disebabkan antara lain karena tingginya
kadar polutan di daerah perkotaan, Sifat polutan berbahaya tersebut melayang-layang diudara dengan
ketinggian kurang dari satu meter dari tanah, maka tidak aneh jika banyak berdampak terhadap kesehatan anakanak,
Keberadaan RTH seringkali masih dikalahkan oleh berbagai kepentingan lain yang lebih menguntungkan
dan cenderung berorientasi pada pembangunan fisik untuk kepentingan ekonomi. Akibatnya, kebutuhan ruang
(khususnya RTH) untuk berlangsungnya fungsi ekologis kurang terakomodasi, dan berdampak pada
permasalahan manajemen pengelolaan RTH. sementara UU Penataan Ruang No 26 Tahun 2007 telah
mengamanatkan, bagi kabupaten dan kota wajib memiliki 30% RTH dari luas wilayahnya.
Ruang Terbuka Hijau (RTH), adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam.
Pemerintah Kota Medan masih terus berusaha untuk memenuhi Ruang Terbuka Hijau (RTH Publik), Untuk
merealisasikan keberadaan RTH yang mumpuni di perkotaan Indonesia diperlukan komitmen kuat dari semua
pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) terbagi dalam 2 jenis, diantaranya adalah Ruang Terbuka Hijau Privat dan
Ruang Terbuka Hijau Publik. RTH Privat adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan yang
pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik
masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. RTH Publik adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah
daerah kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Terbagai Dalam beberapa jenis diantaranya adalah Taman kota,Taman wisata
alam, Taman rekreasi, Taman lingkungan perumahan dan permukiman, Taman lingkungan perkantoran dan
gedung komersial, Taman hutan raya, Hutan kota, Hutan lindung, Bentang alam (seperti gunung, bukit, lereng dan
lembah),Cagar alam,Kebun raya,Kebun binatang, Pemakaman umum, Lapangan olahraga, Lapangan upacara,
Parkir terbuka, Lahan pertanian perkotaan, Jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET), Sempadan
(sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa), Jalur pengaman (jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan
pedestrian), Kawasan dan jalur hijau, Daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara, dan Taman atap (garden
roof).

KOMUNITAS R U M E D (Ruang Medan)


2015

PENTINGNYA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)


DI PERKOTAAN
Ketidakseimbangan antara peningkatan jumlah zat-zat pencemar dengan berkurangnya RTH
perkotaan seharusnya menjadi fokus utama dalam pembangunan daerah perkotaan guna menciptakan
kesejahteraan bagi penduduknya. Hal tersebut menjadi penting karena semakin berkurangnya jumlah ruang
terbuka hijau memicu banyak permasalahan lain sehingga menurunkan kenyamanan dan merusak ekologi
perkotaan, seperti banjir, menurunnya ketersediaan air tanah, meningkatnya polusi udara dan suhu kota yang
berakibat pada munculnya berbagai penyakit baru. Dari segi fungsi RTH dapat berfungsi secara ekologis,
sosial/budaya, arsitektural, dan Ekonomi.
Ketersediaan RTH berperan dalam memasok O2, menyaring kotoran (debu jalanan, abu pabrik/rumah
tangga), mereduksi beberapa zat pencemar udara seperti gas rumah kaca, membantu penyerapan air hujan,
menjaga kesuburan tanah, membantu menghindari kebisingan, menciptakan kesejukan oleh rimbunnya dedaunan
serta suasana kota yang lebih indah dan nyaman.
Saat ini, banyak anak di perkotaan yang menderita autis yang disebabkan antara lain karena tingginya
kadar polutan di daerah perkotaan, Sifat polutan berbahaya tersebut melayang-layang diudara dengan
ketinggian kurang dari satu meter dari tanah, maka tidak aneh jika banyak berdampak terhadap kesehatan anakanak,
Keberadaan RTH seringkali masih dikalahkan oleh berbagai kepentingan lain yang lebih menguntungkan
dan cenderung berorientasi pada pembangunan fisik untuk kepentingan ekonomi. Akibatnya, kebutuhan ruang
(khususnya RTH) untuk berlangsungnya fungsi ekologis kurang terakomodasi, dan berdampak pada
permasalahan manajemen pengelolaan RTH. sementara UU Penataan Ruang No 26 Tahun 2007 telah
mengamanatkan, bagi kabupaten dan kota wajib memiliki 30% RTH dari luas wilayahnya.
Ruang Terbuka Hijau (RTH), adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam.
Pemerintah Kota Medan masih terus berusaha untuk memenuhi Ruang Terbuka Hijau (RTH Publik), Untuk
merealisasikan keberadaan RTH yang mumpuni di perkotaan Indonesia diperlukan komitmen kuat dari semua
pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) terbagi dalam 2 jenis, diantaranya adalah Ruang Terbuka Hijau Privat dan
Ruang Terbuka Hijau Publik. RTH Privat adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan yang
pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik
masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. RTH Publik adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah
daerah kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Terbagai Dalam beberapa jenis diantaranya adalah Taman kota,Taman wisata
alam, Taman rekreasi, Taman lingkungan perumahan dan permukiman, Taman lingkungan perkantoran dan
gedung komersial, Taman hutan raya, Hutan kota, Hutan lindung, Bentang alam (seperti gunung, bukit, lereng dan
lembah),Cagar alam,Kebun raya,Kebun binatang, Pemakaman umum, Lapangan olahraga, Lapangan upacara,
Parkir terbuka, Lahan pertanian perkotaan, Jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET), Sempadan
(sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa), Jalur pengaman (jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan
pedestrian), Kawasan dan jalur hijau, Daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara, dan Taman atap (garden
roof).
KOMUNITAS R U M E D (Ruang Medan)
2015

Anda mungkin juga menyukai