Metil Ester (Kurang Cover Dan Kata Pengantar)
Metil Ester (Kurang Cover Dan Kata Pengantar)
KATA PENGANTAR....................................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
2
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
2
1.2 Permasalahan............................................................................................................
2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................
3
BAB II METIL ESTER................................................................................................
4
2.1 Metil Ester ................................................................................................................
4
2.2 Proses Produksi Metil Ester......................................................................................
6
2.3 Perbedaan Proses Produksi.......................................................................................
13
2.4 Biodiesel...................................................................................................................
15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
19
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan yang memberikan
Permasalahan
Dalam penulisan makalah ini ruang lingkup kami adalah produk olahan
CPO yang merupakan non pangan diantaranya adalah oleokimia. Salah satu
produk turunan oleokimia adalah ester, contohnya adalah metil ester. Asam lemak
metil ester mempunyai peranan utama dalam industri oleokimia. Metil ester
digunakan sebagai senyawa intermediate untuk sejumlah oleokimia yaitu seperti
fatty alkohol, alkanolamida, a-sulfonat, - metil ester sulfonat, gliserol
monostearat, surfaktan gliserin dan asam lemak lainnya. Metil ester saat ini telah
digunakan untuk membuat minyak diesel sebagai bahan bakar alternatif.
1.3
Tujuan Penulisan
Secara garis besar dapat kami jelaskan beberapa tujuan dari penulisan
makalah tentang Industri Oleo kimia dari bahan Metil Ester adalah sebagai
berikut:
BAB II
3
METIL ESTER
2.1
Metil Ester
Metil ester terbentuk dari reaksi katalisasi antara asam lemak dan metanol.
Bahan pembentuk metil ester biasanya diperoleh dari minyak kelapa melalui
proses transesterifikasi. Metil ester memiliki peranan penting dalam industri
oleokimia. Metil ester telah menjadi pengganti asam lemak sebagai bahan dasar
pada banyak produk industri oleokimia. Bahan ini
Pemakaian energi sedikit karena membutuhkan suhu dan tekanan lebih rendah
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Esterifikasi
Esterifikasi merupakan reaksi antara asam dengan alkohol dengan bantuan
katalis berupa asam (biasanya asam sulfur). Reaksi esterifikasi merupakan reaksi
asam dengan alkohol dengan mengguakan katalis untuk membentuk ester.
Reaksinya sebagai berikut :
RCOOH + ROH
Asam
Alkohol
RCOOR + H2O
Ester
Air
Ada dua metoda umum yang digunakan pada proses esterifikasi pada
pembuatan metil ester yaitu proses batch dan proses kontinu.
Proses batch
sebuah contoh dari golongan ini. Metanol dan asam asetat diumpankan ke
dalam kolom distilasi dan ester segera dipisahkan sebagai campuran uap
dengan metanol dari bagian atas kolom. Air terakumulasi di dasar tangki
dan selanjutnya dibuang. Ester dan alkohol dipisahkan lebih lanjut dalam
kolom distilasi yang kedua.
2) Golongan 2. Ester dengan kemampuan menguap sebaiknya dipisahkan
dengan cara menghilangkan air yang terbentuk secara distilasi. Dalam
beberapa hal, campuran terner dari alkohol, air dan ester dapat terbentuk.
Kelompok ini layak untuk
tercapai
maka
dengan
bertambahnya
waktu
reaksi
tidak
akan
k = A e(-Ea/RT)
dimana, T = Suhu absolut ( C)
R = Konstanta gas umum (cal/gmol K)
E = Tenaga aktivasi (cal/gmol)
A = Faktor tumbukan (t-1)
k = Konstanta kecepatan reaksi (t-1)
Semakin besar tumbukan maka semakin besar pula harga konstanta
kecepatan reaksi. Sehingga dalam hal ini pengadukan sangat penting mengingat
larutan minyak-katalis metanol merupakan larutan yang immiscible.
c. Katalisator
Transesterifikasi
Proses transesterifikasi dari lemak dan minyak merupakan proses yang
paling umum digunakan dalam memproduksi metil ester, kecuali bila dibutuhkan
metil ester dengan asam lemak spesifik. Trigliserida dapat dengan mudah
ditransesterifikasi secara batchwise pada tekanan atmosfer dan suhu 60-70 C
dengan metanol berlebih dan menggunakan alkalis alkalin. Perlakuan awal
diperlukan untuk memindahkan asam lemak bebas dari minyak yaitu dengan cara
permurnian atau preesterifikasi sebelum proses transesterifikasi. Perlakuan awal
ini tidak diperlukan jika reaksi dilakukan pada tekanan yang tinggi (9000 KPa)
dan suhu yang tinggi (240 C). Pada kondisi ini, esterifikasi dan transesterifikasi
terjadi secara simultan. Campuran hasil reaksi pada akhir reaksi dibiarkan
mengendap. Lapisan paling bawah dari gliserin dikeluarkan, lapisan paling atas,
metil ester dicuci untuk memindahkan gliserin dan diproses lebih lanjut.
Kelebihan metanol direcover ke kondensor dan dialirkan ke kolom rectifying
untuk dimurnikan dan didaur ulang. Gambar 2.2 memeperlihatkan diagaram alir
proses Henkel yang berlangsung pada tekanan 9000 Kpa dan suhu 240C
menggunakan minyak tidak murni (unrefiined oil) sebagai feedstock. Minyak
tidak
murni (unrefined oil), metanol yang berlebih dan katalis diukur dan
dikeluarkan melalui reaktor dan diisikan pada kolom rak untuk proses pemurnian.
Metanol recover didaur ulang ke dalam sistem.
Alkohol
RCOOR + ROH
Ester
Alkohol
Pada reaksi ini terbentuk ester yang baru. Penggunaan katalis basa dengan
Sodium metilate lebih efektif, tapi Sodium hidroksida juga bisa digunakan.
Transesterifikasi merupakan reaksi kesetimbangan. Agar reaksi bergerak ke
kanan, maka harus digunakan alkohol berlebih atau menggunakan salah satu
produk dari campuran reaksi. Pilihan kedua ini dilakukan jika memungkinkan.
Transesterifikasi adalah istilah umum. Jika menggunakan metanol,
istilahnya menjadi metanolisis. Metanol lebih banyak digunakan karena harganya
murah, tapi dapat juga mengguanakan alkohol lainnya. Reaksi dengan minyak dan
lemak dan metanol adalah sebagai berikut :
10
RCOOCH2
RCOOCH
CH2OH
+
3CH3OH
3RCOOCH3
RCOOCH2
Minyak / Lemak
CHOH
CH2OH
Metanol
Metil Ester
Gliserin
11
12
RCOOR + H2O
Katalis
13
Pada
proses
Transesterifikasi
hasil
sampingnya
adalah
gliserin/gliserol.
5. Kondisi operasi proses Metil Ester adalah :
14
Biodiesel
Salah satu pemanfaatan metil ester yang sedang berkembang adalan
sebagai bahan bakar kendaraan pengganti solar atau sering disbut biodisel. Pada
makalah ini lebih difokuskan pada pemanfaatan Metil ester sebagai bahan bakar
pengganti solar dari CPO. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari bahan
mentah terbaharukan (renewable) selain bahan bakar diesel dari minyak bumi.
Biodiesel tersusun dari berbagai macam ester asam lemak yang dapat diproduksi
dari minyak-minyak tumbuhan seperti minyak sawit (palm oil), minyak kelapa,
15
minyak jarak pagar, minyak biji kapok randu, dan masih ada lebih dari 30 macam
tumbuhan Indonesia yang potensial untuk dijadikan sumber energi bentuk cair ini.
Biodiesel bisa digunakan dengan mudah karena dapat bercampur dengan
segala komposisi dengan minyak solar, mempunyai sifat-sifat fisik yang mirip
dengan solar biasa sehingga dapat diaplikasikan langsung untuk mesin-mesin
diesel yang ada hampir tanpa modifikasi, dapat terdegradasi dengan mudah
(biodegradable), 10 kali tidak beracun dibanding minyak solar biasa, memiliki
angka setana yang lebih baik dari minyak solar biasa, asap buangan biodiesel
tidak hitam, tidak mengandung sulfur serta senyawa aromatic sehingga emisi
pembakaran yang dihasilkan ramah lingkungan serta tidak menambah akumulasi
gas karbondioksida di atmosfer sehingga lebih jauh lagi mengurangi efek
pemanasan global atau banyak disebut dengan zero CO2 emissi.
Proses pembuatan biodiesel dari minyak dengan kandungan FFA rendah
secara keseluruhan terdiri dari reaksi transesterifikasi, pemisahan gliserol dari
metil ester, pemurnian metil ester (netralisasi, pemisahan metanol, pencucian dan
pengeringan/ dehidrasi), pengambilan gliserol sebagai produk samping (asidulasi
dan pemisahan metanol) dan pemurnian metanol tak bereaksi secara
destilasi/rectification. Proses esterifikasi dengan katalis asam diperlukan jika
minyak nabati mengandung FFA di atas 5%. Jika minyak berkadar FFA tinggi
(>5%) langsung ditransesterifikasi dengan katalis basa maka FFA akan bereaksi
dengan katalis membentuk sabun. Terbentuknya sabun dalam jumlah yang cukup
besar dapat menghambat pemisahan gliserol dari metil ester dan berakibat
terbentuknya emulsi selama proses pencucian. Jadi esterifikasi digunakan sebagai
proses pendahuluan untuk mengkonversikan FFA menjadi metil ester sehingga
mengurangi kadar FFA dalam minyak nabati dan selanjutnya ditransesterifikasi
dengan katalis basa untuk mengkonversikan trigliserida menjadi metil ester.
Biodiesel sebagai bahan bakar alternatif mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan solar (petrodiesel). (CRE-ITB, 2001)
Tabel 3.1 Perbandingan Biodiesel dan Solar
Fisika Kimia
Kelembaban %
Biodiesel
0.1
Solar (Petrodiesel)
0.3
16
Engine power
Energi
Engine torque
Modifikasi engine
Konsumsi bahan bakar
Lubrikasi
Emisi
128,000 BTU
Sama
Tidak diperlukan
Sama
Lebih tinggi
CO rendah, total
BTU
Sama
Sama
Lebih rendah
CO tinggi, total hidrokarbon,
hidrokarbonn sulfur
40-55
Flamable lebih tinggi
Toxisitas 10 kali lebih tinggi
Tak terbarukan
Cetane number
Penanganan
Lingkungan
Keberadaan
yang
18
gliserin. Pada saat ini gliserin juga merupakan produk dengan harga jual yang
cukup tinggi.
- 100 Kg Crude
Palm Oil
- 14 Kg Metanol
- Katalis
- Metil Ester
Reaksi menjadi Metil Ester (Biodiesel) 95 Kg
- Gliserine 10 Kg
- Metanol
Recovery
- Produk Lain
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a) Metil ester dapat dibuat dengan dua cara yakni esterifikasi dan
transesterifikasi
b) Perbedaan mendasar dari proses esterifikasi dan transesterifikasi yakni
pada perbedaan umpan dan katalis.
c) Proses transesterifikasi lebih ekonomis dan efisien dibandingkan
dengan esterifikasi.
d) Metil ester kini banyak digunakan sebagai bahan baka alternative, yakni
biodiesel.
DAFTAR PUSTAKA
20
21