spektroskopi ultra violet memiliki kemampuan untuk mengukur jumlah ikatan
rangkap atau konjugasi aromatik dalam suatu molekul. Sementara spektrum inframerah suatu senyawa memberikan gambaran mengenai berbagai gugus fungsional dalam sebuah molekul organik, akan tetapi keduanya memberikan hanya sedikit petunjuk mengenai bagian hidrokarbon molekul itu. Kemunculan spektroskopi resonansi magnetik nuklir (NMR) mampu mengisi kesenjangan ini dengan memberikan gambaran mengenai atom-atom hidrogen dan karbon dalam sebuah molekul. Latar belakang munculnya spektroskopi NMR berawal sebelum era 1950. Pada saat itu, para ilmuwan khususnya yang berkecimpung dalam bidang kimia organik merasakan kurang puas terhadap apa yang telah dicapai dalam analisis instrumental. Kekurangpuasan mereka terutama dari segi analisis kuantitatif, penentuan struktur dan gugus hidrokarbon yang dirasa banyak memberikan informasi. Pada waktu itu dirasa perlu menambah anggota teknik spektroskopi untuk tujuan lebih banyak memberikan informasi gugus hidrokarbon dalam molekul. Dua orang ilmuwan dari USA pada tahun 1951 yaitu Felix Bloch dan Edwardo M. Purcell (dari Harvard university) menemukan bahwa inti atom terorientasi terhadap medan magnet. Selanjutnya menurut Bloch dan Purcell setiap proton di dalam molekul yang sifat kimianya berbeda akan memberikan garis-garis resonansi orientasi magnet yang diberikan berbeda. Bertolak dari penemuan ini lahirlah metode baru sebagai anggota baru teknik soektroskopi yang diberi nama Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Para ilmuwan di Indonesia mempopulerkan metode ini dengan nama spektrofotometer Resonansi Magnet Inti (RMI). Spektrofotometri RMI sangat penting artinya dalam analisis kualitatif, khususnya dalam penentuan struktur molekul zat organik. Sebelumnya hanya dikenal spektroskopi proton, 1H yang memberikan informasi struktural mengenai atom-atom hidrogen dalam sebuah molekul organik akan tetapi kemampuan resonansi magnet secara nyata diperluas pada tahun 1970-an dengan diperkenalkannya instrumentasi untuk menentukan spektrum NMR atom karon dalam senyawa organik. Sekarang kita dpat memperoleh spektrum NMR suatu cuplikan dan kemudian dengan hanya hanya memutar tombol frekuensi-radio lain merekam spektrum NMR karbonnya (pada 14.100 gauss, resonansi karbon terjadi pada 15 MHz).