Status Gizi
Kul. 3 Modul 2.4A (Gizi)
Mei 2014
Pengukuran Langsung
Langsung
Pengukuran
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
Antropometri
Antropometri
Biokimia
Biokimia
Klinis
Klinis
Biofisik
Biofisik
Pengukuran Tidak
Tidak Langsung
Langsung
Pengukuran
1. Survei
Survei Konsumsi
Konsumsi
1.
2. Statistik
Statistik Vital
Vital
2.
3. Faktor
Faktor Ekologi
Ekologi
3.
Supariasa, 2002
Secara Klinis
Penilaian status
gizi dapat
dilakukan dengan 4
cara ( Supariasa 2001)
Secara Biokimia
Secara Biofisik
Secara
Antropometri
2. Statistik Vital
adl : menganalisa data beberapa statistik
kesehatan, spt angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan &
kematian akibat penyebab tertentu dan
data lainnya yg berhubungan dengan gizi.
penggunaannya dipertimbangkan sebagai
bagian dari indikator tdk langsung
pengukuran status gizi
3. Faktor Ekologi
malnutrisi mrp masalah ekologi sbg hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis &
lingkungan budaya (Bengoa).
Jumlah makanan yg tersedia sangat
tergantung dari keadaan ekologi spt
iklim, tanah, irigasi dll.
pengukuran faktor ekologi dipandang
sgt penting utk mengetahui penyebab
malnutrisi di suatu masyarakat sbg
dasar utk melakukan program intervensi
gizi
3.
4.
5.
6.
Tenaga
dalam hal jumlah dan mutunya sangat
mempengaruhi penggunaan metode
penilaian status gizi.
Jenis tenaga yg dibutuhkan antara lain : ahli
gizi, dokter, ahli kimia dan tenaga lain.
7.
Waktu
waktu yg ada bisa dalam mingguan, bulanan
dan tahunan. Jika ingin menilai status gizi
masyarakat dan waktu yg tersedia sedikit,
sebaiknya menggunakan metode antropometri.
8.
Dana
metode biokimia relatif lebih mahal dibanding
metode lainnya.
Secara langsung
prinsipnya sama spt penilaian status gizi
perorangan (antropometri, uji biokimia, klinis,
dll)
Perbedaannya : jenis masyarakat yg akan
diperiksa, ketersediaan baku acuan hasil
pemeriksaan status gizi
Secara tidak langsung
melihat/mendata angka kematian dan
kesakitan serta statistik kesehatan yg lain
Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometri dalam pemeriksaan status
gizi masyarakat agak berbeda dg perorangan.
Pada pemeriksaan/penilaian status gizi masyarakat
pengukuran antropometri harus memenuhi asas :
cepat
murah
mudah dilaksanakan
memiliki keakuratan yg cukup tinggi krn data yg diperoleh
jelas tidak sevalid angka yg didapat dari pemeriksaan status
gizi perorangan.
Kategori
> 13,5 cm
12,5-13,5 cm
<12,5 cm
Normal
Mungkin KKP ringan
KKP berat
Uji Biokimia
Uji biokimia pada penilaian status gizi masyarakat
harus memenuhi kriteria:
Mudah dikumpulkan (tdk membutuhkan waktu lama dan tenaga
laboratorium yg ahli)
Stabil slm pengiriman (tdk memerlukan pendinginan)
Tidak terpengaruh makanan & minuman yug baru di konsumsi
Dapat memberi informasi walaupun tdk diperiksa dg tehnik
biokimiawi
Penanganan
Secara langsung :
Pemberian makanan tambahan
Imunisasi pada bayi, balita, ibu hamil
Fortifikasi dan suplementasi
Secara tidak langsung :
Memberi penyuluhan, pendidikan, pelatihan
Mengawasi produksi, pengolahan pangan
Memantau kesediaan pangan
Pengolahan makanan
1. Menggunakan microwave
Memasak dengan microwave mungkin yang paling sehat
karena waktu memasaknya singkat sehingga kerusakan nutrisi
lebih sedikit. Penelitian menunjukkan memasak sayuran paling
tepat adalah dengan microwave. Brokoli misalnya, kandungan
vitamin C-nya lebih optimal jika dimasak dengan microwave.
Bahan makanan yang dimasak dengan microwave memang
bisa menjadi kering, tetapi hal ini bisa dicegah dengan
menambahkan sedikit air sebelum dipanaskan. Pastikan pula
Anda menggunakan tempat makanan khusus untuk
microwave.
2. Merebus
Merebus adalah cara yang mudah dan cepat. Anda
hanya perlu menambahkan air dan sedikit garam.
Namun suhu yang tinggi dan jumlah air yang banyak
bisa mengurangi jumlah vitamin larut air dan mineral
dalam sayuran sampai 70 persen. Merebus lebih
dianjurkan untuk wortel, brokoli, atau zucchini (sayuran
mirip mentimun hijau).
3. Mengukus
Hampir semua jenis bahan makanan, mulai dari sayuran
sampai ikan cocok dikukus. Dengan metode memasak
ini rasa asli dan nutrisi makanan tetap terjaga.
4. Merebus dengan sedikit air
Merebus dengan sedikit air (poaching) adalah cara yang
direkomendasikan untuk makanan seperti ikan, telur,
atau buah.
5. Membakar
Ini adalah metode pemasakan makanan langsung ke
dalam panas atau api dalam waktu singkat. Pembakaran
adalah cara yang dianjurkan untuk memasak daging yang
dipotong, seperti sate.
6. Memanggang
Memanggang adalah cara yang dianjurkan untuk
mendapatkan rasa daging yang tetap segar dan empuk.
Tetapi beberapa riset menyebutkan cara memasak ini bisa
meningkatkan risiko kanker pankreas dan kanker
payduara. Memanggang di suhu tinggi akan
menghasilkan reaksi kimia antara lemak dan protein
dalam daging sehingga menghasilkan toksin yang akan
merusak keseimbangan antioksidan dalam tubuh. Hal ini
diketahui akan memicu diabetes dan penyakit
kardiovaskular.
7. Menumis
Metode pemasakan ini hanya memerlukan sedikit
minyak. Hampir sebagian besar bahan pangan cocok
dimasak dengan cara ini.
8. Tidak dimasak
Pola makan makanan mentah (raw food) sedang
populer belakangan ini. Penganut pola makan ini
mengklaim cara ini yang paling sehat karena
kandungan vitamin, mineral, serat, dan enzim dalam
sayuran tidak akan hilang. Meski begitu beberapa
riset menyebut mengasup makanan mentah akan
membuat kita kehilangan likopen dalam tomat serta
antioksidan dalam wortel atau bayam.
Sumber:
Kompas