Anda di halaman 1dari 11

Arsitektur Perkotaan

Tunjungan City

Universitas 17 Agustus
Surabaya
Nama : MUHAMAD HUSNI

Kelas : R

NBI

Semester : Genap 2015

Dosen: Ir. Titi Pudji Astuti Mt,

: 441301843

Sekilas tentang Tunjunan city

Tunjungan adalah nama salah satu ruas


jalan di pusat kota pahlawan ini. Ia memegang
peranan penting bagi kota Surabaya bukan
hanya karena kontribusi ekonomisnya saja, tapi
juga karena muatan historisnya yang kaya.
Ingatinsiden besar perobekan bendera
Belandapada tanggal 18 September 1945 di
Surabaya? Kisah yang sering dituturkan pada
pelajaran sejarah waktu kita sekolah dulu itu
mengambil latar tempat di puncak
tertinggiHotel Yamato. Nah, Hotel Yamato
(sekarang sudah berganti nama jadiHotel
Majapahit) itu adanya ya di Jalan Tunjungan.

Sekilas tentang Tunjunan city


Selain itu, masih banyak gedung-gedung lain
yang menyimpan cerita bersejarah sejak zaman
kolonial. Salah satu contohnya adalahgedung
Siola. Gedung pusat perbelanjaan ini merupakan
satu dari sekian saksi bisu perjalanan sejarah kota
Surabaya. Siola mengawali kisahnya dengan
namaWhiteaway Laidlawyang merupakan
bagian dari jaringan toko serba ada yang tersebar
di beberapa negara dan dimiliki oleh konglomerat
asal Inggris. Pusat pertokoan tersebut dibuka pada
tahun 1923. Seiring berjalannya waktu, gedung
tersebut sempat mengalami beberapa kali pindah
tangan kepemilikan, meskipun fungsinya tetap
sebagai komplek pertokoan. Pada tahun 1940-an,
gedung tersebut diambil alih oleh Jepang dan
berganti nama menjadiToko Chiyoda. Lalu, pada
tahun 1964 berganti lagi menjadi Siola, singkatan
dari nama-nama pengusaha yang bekerja sama
mendirikan kembali pertokoan tersebut, Soemitro,
Ing Wibisono, Ong, Liem, dan Aang. Sejak saat itu,
keberadaannya mulai tergerus oleh
bermunculannya pusat perbelanjaan yang lebih
modern. Terakhir, gedung Siola mengalami
perombakan pada muka bangunannya dan
menjadiTunjungan Citysejak 2011.

Museum Kota Surabaya


Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah
meresmikan Museum Surabaya di Gedung
Siola, Jalan Tunjungan Surabaya, Minggu, 3 Mei
2015. Di dalam museum itu terdapat puluhan
artefak atau barang-barang bersejarah yang
mencerminkan Kota Surabaya masa lalu. Risma
menjelaskan Museum Surabaya merupakan
media edukasi bagi masyarakat Surabaya,
khususnya bagi generasi muda yang ingin
mengetahui sejarah kotanya. Ini menunjukkan
bahwa Surabaya kota yang besar, bahkan
sebelum kemerdekaan,.

Gedung Siola lantai tiga itu kini berubah


menjadi bersih dan banyak dikunjungi warga. Di
depan gedung tampak kereta kuno yang
dipajang. Kala pengunjung memasuki gedung
itu lalu belok kiri, mereka akan disambut bemo
atau bajaj atau becak yang merupakan alat
transportasi pada masa 1970-an. Berbagai alat
transportasi juga dipajang di bagian itu.

Di sisi utara museum terdapat perlengkapan


pemadam kebakaran masa lalu, yang apabila
dilihat kasat mata sangat aneh. Berbagai alat
kesehatan bersejarah juga dipajang. Ada pula
buku kuno yang mencatat perkawinan warga
Surabaya serta buku catatan pemakaman di
Makam Kembang Kuning Surabaya. Tak
ketinggalan, dipampangkan pula penghargaan
yang diperoleh Kota Surabaya dan berbagai baju
dinas, termasuk film dokumenter yang selalu
diputar memakai LCD.

Analisa Kondisi Tunjungan City

Dilihat dari Pintu Masuk bangunan sudah


enggunakan pintu buka otomatis. Dan
penjaga di depan sebelum masuk kedalam
tunjungan city

Analisa Kondisi Tunjungan City

Dinding menggunakan pembatas kaca


menandakan bahwa bangunan tersebut masih
dalam tahap setengah jadi. Dan belum siap
sepenuhnya. Dan harusnya diberi sekat yang
lebih jelas pada setiap ruang

Pada penataan barang antik nya tidak adanya


pengaman, untuk dijaga dari tangan jail
pengunjung .
Harus diberikan pengaman seperti kacah.

Analisa Kondisi Tunjungan City

Eskalator naik berfungsi dengan baik tetapi


eskalator untuk turun sama sekali tidak
berfungsi. Harus nya difungsikan semua agar
akses lantai 2 lebih mudah.

Tidak terlihat sprinkle atau pipa hydrant di


dalam museum. Jika terjadi kebakaran dapat
membahayakan pengunjung dan dapat
kehilangan benda-benda bersejarah kota
Surabaya, karena tidak adanya utilitas
pendukung yang mencegah atau
mengamankan bangunan tersebut.

Analisa Kondisi Tunjungan City

Belum ada sekat pada tiap ruang hanya


menggunakan kaca . Pada kaca luar bangunan
harusnya diberi kaca anti panas agar udara di
dalam lebih nyaman

KESIMPULAN
Menurut pendapat saya, Bangunan Tunjungan City
tersebut masih belum siap 100% untuk digunakan
museum . Karena bangunan tersebut yang awalnya
hanya dibuat tempat jual CD dan elektronok . Ruang
nya terlalu besar tidak ada sekat. Masih banyak
memerlukan renovasi agar bangunan lebih layak

Anda mungkin juga menyukai