PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemukan di
dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas pada
penderita sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Osteoartritis menempati urutan
kedua setelah penyakit kardiovaskuler sebagai penyebab ketidakmampuan fisik (seperti
berjalan dan menaiki tangga). Di Indonesia, osteoartritis adalah salah satu dari penyakit
reumatik yang paling banyak dijumpai dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang mengalami gangguan
OA di Indonesia tercatat 8,1% dari total penduduk. Sebanyak 29% di antaranya
melakukan pemeriksaan dokter, dan sisanya atau 71% mengonsumsi obat bebas pereda
nyeri.1,2
Osteoartritis umumnya menyerang penderita berusia lanjut ( >40 tahun ) pada
sendi-sendi penopang berat badan, terutama sendi lutut, panggul, lumbal dan servikal.
Angka prevalensi kejadian osteoartritis pada pria dan wanita sebanding pada usia 45
tahun, dan meningkat pada wanita dengan usia lebih dari 50 tahun. Hal ini berhubungan
dengan faktor hormonal di mana pada usia lebih dari 50 tahun adalah saat dimana
seorang wanita sudah memasuki menopause. Lebih dari 80% usia di atas 75 tahun
menderita OA. Di Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologik
mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita berumur 40-60 tahun.2,4,5,6
Osteoartritis dapat mengenai satu atau banyak sendi. Karakeristik dari kelainan ini
berupa degenerasi atau kerusakan tulang rawan sendi yang progresif dan terbentuknya
tulang baru pada dasar lesi tulang rawan sendi dan tepi sendi yang dikenal dengan
osteofit/ spur atau dalam bahasa jawa disebut taji. Proses terjadinya osteoartritis diawali
oleh banyak faktor, termasuk didalamnya faktor genetik, metabolik, dan trauma.7,8
Mengingat angka kejadian osteoartritis yang tinggi dan komplikasi yang dapat
ditimbulkan penting untuk dibahas mengenai osteoartritis.
1.2
Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui cara menegakkan
diagnosis, melakukan pengelolaan terhadap pasien yang mengalami osteoartritis, serta
tindakan pengobatan yang diberikan sesuai dengan penulisan ilmiah berdasar
kepustakaan atau prosedur yang ada.
1.3
Manfaat
Penulisan laporan ini diharapkan dapat membantu dokter dalam proses belajar
menegakkan diagnosis dan melakukan pengelolaan pada pasien osteoartritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Osteoartritis
Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif dengan etiologi dan
patogenesis yang belum jelas serta mengenai populasi luas. Pada umumnya penderita OA
berusia di atas 40 tahun dan populasi bertambah berdasarkan peningkatan usia.
Osteoartritis merupakan gangguan yang disebabkan oleh multifaktorial antara lain usia,
mekanik, dan genetik. Kelainan utama pada OA adalah kerusakan tulang rawan sendi
yang dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan
ligamen dan peradangan ringan pada sinovium, sehingga sendi yang bersangkutan
membentuk efusi.9,10
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu OA primer dan OA
sekunder. Osteoartritis primer disebabkan faktor genetik, yaitu adanya abnormalitas
kolagen sehingga tulang rawan sendi mudah rusak. Sedangkan OA sekunder adalah OA
yang didasari kelainan endokrin, inflamasi, trauma, imobilitas yang terlalu lama serta
faktor risiko lainnya.11
OA merupakan salah satu jenis dari artritis dan penyakit rematik yang merupakan
sepuluh besar penyebab kecacatan penduduk Amerika Serikat yang paling sering
terjadi.12
tahun.15,16
Jenis kelamin. Wanita lebih sering terkena OA lutut dan poliartikuler, sedangkan pria
lebih sering terkena OA lutut, pergelangan tangan, dan leher. Di bawah usia 45
tahun, frekuensi OA kurang lebih sama antara pria dan wanita, tetapi di atas 50 tahun
putih.17,18,19
Genetik. Faktor genetik diperkirakan berperan pada sekitar 65% kasus OA.20
Kegemukan dan penyakit metabolik. Berat badan berlebih nyata merupakan faktor
risiko timbulnya OA baik pada pria maupun wanita. Selain karena faktor
meningkatnya beban mekanis, faktor metabolik diperkirakan berperan dalam
timbulnya kelainan OA. Hal ini didukung dengan adanya korelasi positif antara OA
dengan penyakit metabolik lainnya seperti penyakit jantung koroner, diabetes
dengan timbulnya OA paha pada usia muda, wanita, atau ras tertentu.26
Faktor-faktor lain, seperti tingginya kepadatan tulang disebutkan
dapat
pemeriksaan
fisik
dapat
ditemukan
hambatan
gerak,
krepitasi,
pembengkakan sendi, tanda peradangan, deformitas sendi permanen, dan perubahan gaya
berjalan. Hambatan gerak dapat ditemukan mulai dari OA dini dan semakin berat hingga
sendi hanya bisa digoyangkan dan terjadi kontraktur. Pembengkakan sendi seringkali
asimetris karena adanya efusi sendi ataupun osteofit yang mengubah permukaan sendi.
Tanda peradangan mungkin dijumpai pada OA karena sinovitis. Deformitas sendi dapat
terjadi karena kontraktur sendi yang lama, perubahan permukaan sendi, berbagai
kecacatan, gaya berdiri, dan perubahan pada tulang serta permukaan sendi. Perubahan
gaya berjalan hampir selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat
badan, yang terutama dijumpai pada OA lutut, paha, dan tulang belakang dengan stenosis
spinal. OA pada sendi lain seperti tangan, bahu, siku, dan pergelangan tangan juga
menimbulkan gangguan fungsi.41
OA lutut dicirikan dengan nyeri dengan onset yang perlahan dan tersamarkan,
fenomena gelling, gerakan terbatas dan kesulitan dalam berjalan, berpindah tempat,
dan naik tangga. Pada pemeriksaan fisik didapatkan krepitasi dan pembesaran tulang
disertai nyeri pada garis sendi medial dan / atau lateral dengan atau tanpa efusi.
Deformitas varus kadang ditemukan, dengan deformitas fleksi dan instabilitas sendi
yang menandakan derajat beratnya penyakit. Kelemahan otot quadriceps dapat terjadi
awal dan berperan dalam perjalanan penyakit.42
Menurut pedoman American College of Rheumatology tahun 2012, diperlukan
evaluasi klinis untuk membandingkan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
untuk menilai kemajuan terapi. Diperlukan insturksi untuk teknik pelindung sendi.
Peralatan pendukung jika dibutuhkan untuk membantu pasien untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Modalitas termal juga dapat digunakan. Dan diperlukan untuk melakukan
splint untuk pasien dengan osteoartritis trapeziometacarpal.43
2.4.
Osteoartritis Lutut
Dari sekian banyak sendi yang dapat terserang OA, lutut merupakan sendi yang
paling sering dijumpai terserang OA. Osteoartritis lutut merupakan penyebab utama rasa
sakit dan ketidakmampuan dibandingkan OA pada bagian sendi lainnya.2,42
Klinik
Nyeri lutut ditambah minmal
berikut:
Umur > 50 tahun
Kaku Pagi < 30 menit
Krepitus
Nyeri tekan
OSTEOFIT
Pembesaran tulang
Tidak panas pada perabaan
Pembesaran tulang
Tidak panas pada perabaan
LED < 40 mm per jam
RF < 1:40
Analisis cairan sendi normal
2.5.
Penatalaksanaan OA
Tujuan dari penatalaksanaan pasien yang mengalami OA adalah untuk edukasi
pasien, pengendalian rasa sakit, memperbaiki fungsi sendi yang terserang dan
menghambat penyakit supaya tidak menjadi lebih parah. Penatalaksanaan OA terdiri dari
terapi non farmakologi (edukasi, penurunan berat badan, terapi fisik dan terapi kerja),
terapi farmakologi, terapi lokal dan tindakan bedah.19,27
a. Terapi non farmakologi, meliputi :
1. Edukasi
Tujuan edukasi adalah bagaimana dalam mengatasi nyeri dan disabilitas.
Pemberian edukasi ini sangat penting bagi penderita karena dengan edukasi
diharapkan pengetahuan penderita mengenai OA menjadi meningkat dan
pengobatan menjadi lebih mudah serta dapat diajak bersama sama dalam
mencegah kerusakan organ sendi lebih lanjut. Walaupun OA tidak dapat
disembuhkan, tetapi kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan. Edukasi yang
diberikan pada penderita OA diantaranya:29,35
- Memberikan pengertian bahwa OA adalah penyakit kronik sehingga perlu
dipahami bahwa mungkin dalam derajat tertentu akan tetap ada rasa nyeri,
-
yang diberikan.
2. Terapi fisik dan terapi kerja
Terapi fisik dan terapi kerja bertujuan agar penderita dapat melakukan aktivitas
optimal dan tidak tergantung pada orang lain.
pendinginan, pemanasan dan latihan penggunaan alat bantu. Dalam terapi fisik
dan terapi kerja dianjurkan latihan yang bersifat penguatan otot, memperluas
lingkup gerak sendi dan latihan aerobik. Latihan tidak hanya dilakukan pada
pasien yang tidak menjalani tindakan bedah, tetapi juga dilakukan pada pasien
yang akan dan sudah menjalani tindakan bedah, sehingga pasien dapat segera
mandiri
setelah
pembedahan.33,37
pembedahan
dan
mengurangi
komplikasi
akibat
NSAID oral. Sedangkan menurut Technical Expert Panel, tidak ada preferensi untuk
menggunakan obat topikal dibandingkan dengan NSAID oral.40
d. Operasi
Bagi penderita dengan OA yang sudah parah, maka operasi merupakan
tindakan yang efektif. Operasi yang dapat dilakukan antara lain
arthroscopic
2.6.
Komplikasi OA
Komplikasi yang banyak muncul dari penyakit osteoarthritis adalah atropi dari
otot quadriceps karena
terjadi
deposisi kristal kalsium pada rawan sendi dan pembentukan kista di belakang lutut.
Peningkatan inflamasi juga ke jaringan periartikular sekitar seperti bursitis dan
laksitis yang nantinya bisa menjadi faktor penyulit dan menambah derajat keparahan dari
osteoarthritis.42
2.7.
Prognosis OA
Mengingat bahwa osteoartritis adalah penyakit degeneratif, maka dapat
dimengerti bahwa penyakit ini progresif sesuai dengan usia, namun apabila diketahui
secara dini dan belum menimbulkan deformitas (valgus atau varus) maka progresivitas
penyakit dapat dihambat dengan cara membuat atau berusaha untuk memperbaiki
stabilitas sendi.43
a. Quo ad vitam baik, karena mengingat kondisi penyakinyya secara langsung tidak
membahayakan jiwa.
b. Quo ad sanam ragu-ragu,
menyembuhkan osteoartritis
karena
sendi
interverensi
fisioterapi
simpthomatik yaitu
Diagnosis Banding OA
1. Rheumatoid Artritis
tidak dapat
>40 tahun
Sendi penyangga
Reumatoid
Artritis Gout
Artritis
Muda (30-50th)
Pergelangan tangan
Metatarsopalang
3. Onset
4. Kaku sendi
5. Deformitas
vertebra)
Asimetris
<30 menit
Nodus Herberden/
Simetris
> 1 jam
Swan neck/
Asimetris
Tidak terbukti
Tofus Kristal
6. Lab.darah
Bouchard
LED normal
Boutenniere
LED
MSU
LED
RF (-)
RF (+)
Leukosit
Kadar asam
7. Radiologik
8. Gejala
sistemik
Osteofit,
Erosi/destruksi,
urat
Kista
Sklerosis subkondral,
Osteoporotic fokal,
subkortikal
Penyempitan celah
Penyempitan celah
tanpa erosi
sendi
sendi
Demam subfebris,
lemes BB
BAB III
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Hochberg MC, Altman RD, April KT, Benkhalti M, Guyatt G, et al. American College
of Rheumatology 2012 Recommendations for the use of nonpharmacologic and
pharmacologic therapies in osteoarthritis of the hand, hip, and knee. Arthritis care and
Research 2012; 64: 4. Pp 465-4.
2. American College of Rheumatology Subcommittee on Osteoarthritis Guidelines.
Recommendations for the medical management of osteoarthritis of the hip and knee
2005. Available from: http://www.rheumatology.org/practice/clinical/guidelines/oamgmt.asp.
3. Zhang W, Doherty M, Leeb BF, Alekseeva L, Arden NK, Bijlsma JW, et al. EULAR
evidence based recommendations for the management of hand osteoarthritis: report of
a Task Force of the EULAR Standing Committee for International Clinical Studies
Including Therapeutic Trials (ESCISIT). Ann Rheum Dis 2007;66:37788..
4. Zhang W, Moskowitz RW, Nuki G, Abramson S, Altman RD, Arden N, et al. OARSI
recommendations for the management of hip and knee osteoarthritis, part II: OARSI
evidence-based, expert consensus guidelines. Osteoarthritis Cartilage 2008;16: 137
62
5. American Academy of Orthopaedic Surgeons. American Academy of Orthopaedic
Surgeons clinical practice guideline on the treatment of osteoarthritis of the knee
(non-arthroplasty). Rosemont (IL): American Academy of Orthopaedic Surgeons;
2008.
6. Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
Edisi III. Jakarta : Gaya Baru. 2006 : 76 84.
7. Eka Pratiwi Maharani. Dalam tesis : Faktor- faktor risiko osteoartritis dalam studi
kasus di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang. Semarang. 2007.
8. Altman R.D. Criteria for the Classification of Osteoarthritis. Journal of
Rheumatology, 2011; 27 (suppl) : 10 12.
9. Setiyohadi Bambang. Osteoartritis Selayang Pandang. Dalam Temu Ilmiah
Reumatologi. Jakarta, 2007 : 27 31.
10. Pengapuran
sendi
lutut
Osteoartritis.
2009.
Available
at
:
http:///www.footclinic.wordpress.com
11. Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis. In: Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S (editors). Buku ajar ilmu penyakit
dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2006. p.1195-1202.
12. Jordan JM. Osteoarthritis. In: Runge MS, Greganti AM (editors). Netters internal
medicine. USA: MediMedia, Inc.; 2008. p. 854-861.
13. National Institute of Health and Clinical Excellence. Knee osteoarthritis. Available
from:
http://www.cks.nhs.uk/osteoarthritis/making_a_diagnosis/diagnosis/knee_osteoarthriti
s#-332294.
14. US National Library of Medicine. Diclofenac 1% topical (osteoarthritis pain).
Available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a611002.html.
15. Saag KG, Teng GG, Patkar NM, Anuntiyo J, Finney C, Curtis JR, et al. American
College of Rheumatology 2008 recommendations for the use of nonbiologic and
biologic disease-modifying antirheumatic drugs in rheumatoid arthritis. Arthritis
Rheum 2008;59:76284.
16. Guyatt GH, Oxman AD, Vist GE, Kunz R, Falck-Ytter Y, Alonso-Coello P, et al.
GRADE: an emerging consensus on rating quality of evidence and strength of
recommendations. BMJ 2008;336:9246.
17. Guyatt GH, Oxman AD, Kunz R, Vist GE, Falck-Ytter Y, Schunemann HJ, for the
GRADE Working Group. What is quality of evidence and why is it important to
clinicians? BMJ 2008;336:9958.
18. Guyatt GH, Oxman AD, Kunz R, Falck-Ytter Y, Vist GE, Liberati A, et al. Going from
evidence to recommendations. BMJ 2008;336:104951.
19. American College of Rheumatology Ad Hoc Group on Use of Selective and
Nonselective Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs. Recommendations for use of
selective and nonselective nonsteroidal antiinflammatory drugs: an American College
of Rheumatology white paper. Arthritis Rheum 2008;59: 105873.
20. Chou R, Helfand M, Peterson K, Dana T, Roberts C. Comparative effectiveness and
safety of analgesics for osteoarthritis: comparative effectiveness review no. 4.
Rockville (MD): Agency for Healthcare Research and Quality; 2006. URL:
www.effectivehealthcare.ahrq.gov/reports/final.cfm.
21. Samson DJ, Grant MD, Ratko TA, Bonnell CJ, Ziegler KM, Aronson N. Treatment of
primary and secondary osteoarthritis of the knee: evidence report/technology
assessment no. 157. AHRQ publication no. 07-E012. Rockville (MD): Agency for
Healthcare Research and Quality; 2007.
22. Antman EM, Bennett JS, Daugherty A, Furberg C, Roberts H, Taubert KA. Use of
nonsteroidal antiinflammatory drugs: an update for clinicians. A scientific statement
from the American Heart Association. Circulation 2007;115:163442.
23. Bhatt DL, Scheiman J, Abraham NS, Antman EM, Chan FK, Furberg CD, et al.
ACCF/ACG/AHA 2008 expert consensus document on reducing the gastrointestinal
risks of antiplatelet therapy and NSAID use: a report of the American College of
Cardiology Foundation Task Force on Clinical Expert Consensus Documents. J Am
Coll Cardiol 2008;52:150217.
24. Jaeschke R, Guyatt GH, Dellinger P, Schunemann H, Levy MM, Kunz R, et al. Use of
GRADE grid to reach decisions on clinical practice guidelines when consensus is
elusive. BMJ 2008;337:a744.
25. Mahendira D, Towheed TE. Systematic review of non-surgical therapies for
osteoarthritis of the hand: an update. Osteoarthritis Cartilage 2009;17:12638.
26. Fransen M, McConnell S. Exercise for osteoarthritis of the knee. Cochrane Database
Syst Rev 2008;4:CD004376.
27. Fransen M, McConnell S, Hernandez-Molina G, Reichenbach S. Does land-based
exercise reduce pain and disability associated with hip osteoarthritis? A meta-analysis
of randomized controlled trials. Osteoarthritis Cartilage 2010;18:61320.
28. Christensen R, Bartels EM, Astrup A, Bliddal H. Effect of weight reduction in obese
patients with knee osteoarthritis: a systematic review and meta-analysis. Ann Rheum
Dis 2007; 66:4339.
29. American Geriatrics Society Panel of the Pharmacological Management of Persistent
Pain in Older Persons. Pharmacological management of persistent pain in older
persons. J Am Geriatr Soc 2009;57:133146.
30. Rostom A, Muir K, Dube C, Lanas A, Jolicoeur E, Tugwell P. Prevention of NSAIDrelated upper gastrointestinal toxicity: a meta-analysis of traditional NSAIDs with
gastroprotection and COX-2 inhibitors. Drug Healthc Patient Saf 2009;1:4771.
31. Latimer N, Lord J, Grant RL, OMahony R, Dickson J, Conaghan PG, et al. Cost
effectiveness of COX 2 selective inhibitors and traditional NSAIDs alone or in
combination with a proton pump inhibitor for people with osteoarthritis. BMJ
2009;339:b2538.
32. Ellison J, Dager W. Recent FDA warning of the concomitant use of aspirin and
ibuprofen and the effects on platelet aggregation. Prev Cardiol 2007;10:613.
33. US Food and Drug Administration. Information for healthcare professionals:
concomitant
use
of
ibuprofen
and
aspirin.
2006.
URL:
http://www.fda.gov/Drugs/DrugSafety/PostmarketDrugSafetyInformationforPatientsa
ndProviders/ucm125222.htm.
34. Schuijt MP, Huntjens-Fleuren HW, de Metz M, Vollaard EJ. The interaction of
ibuprofen and diclofenac with aspirin in healthy volunteers. Br J Pharmacol
2009;157:9314.
35. Wilner KD, Rushing M, Walden C, Adler R, Eskra J, Noveck R, et al. Celecoxib does
not affect the antiplatelet activity of aspirin in healthy volunteers. J Clin Pharmacol
2002;42:102730.
36. Chou R, Fanciullo GJ, Fine PG, Adler JA, Ballantyne JC, Davies P, et al. Clinical
guidelines for the use of chronic opioid therapy in chronic noncancer pain. J Pain
2009;10:11330.
37. Brozek JL, Akl EA, Alonso-Coello P, Lang D, Jaeschke R, Williams JW, et al.
Grading quality of evidence and strength of recommendations in clinical practice
guidelines: part 1 of 3. An overview of the GRADE approach and grading quality of
evidence about interventions. Allergy 2009;64:66977.
38. Zhang W, Moskowitz RW, Nuki G, Abramson S, Altman RD, Arden N, et al. OARSI
recommendations for the management of hip and knee osteoarthritis, part I: critical
appraisal of existing treatment guidelines and systematic review of current research
evidence. Osteoarthritis Cartilage 2007;15:9811000.
39. Hochberg MC. Quality measures in osteoarthritis. Clin Exp Rheumatol 2007;25
Suppl:615.
40. Hunter DJ, Neogi T, Hochberg MC. Quality of osteoarthritis management and the
need for reform in the US. Arthritis Care Res (Hoboken) 2011;63:318.
41. Clegg DO, Reda DJ, Harris CL, Klein MA, ODell JR, Hooper MM, et al.
Glucosamine, chondroitin sulfate, and the two in combination for painful knee
osteoarthritis. N Engl J Med 2006;354:795808.
42. Towheed TE, Maxwell L, Anastassiades TP, Shea B, Houpt J, Robinson V, et al.
Glucosamine therapy for treating osteoarthritis. Cochrane Database Syst Rev
2005;2:CD002946.
43. Vlad SC, LaValley MP, McAlindon TE, Felson DT. Glucosamine for pain in
osteoarthritis: why do trial results differ? Arthritis Rheum 2007;56:226777.