PENDAHULUAN
Pada tahun 1861, dokter asal Prancis bernama Prosper Meniere menggambarkan
sebuah kondisi yang sekarang kondisi tersebut diabadikan dengan menggunakan namanya.
Penyakit Meniere adalah kelainan telinga bagian dalam yang menyebabkan timbulnya
episode vertigo (pusing berputar), tinnitus (telinga berdenging), perasaan penuh dalam
telinga, dan gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif. Adapun struktur anatomi telinga
yang terkena dampaknya adalah seluruh labirin yang meliputi kanalis semisirkularis dan
kokhlea. Pendapat ini kemudian dibuktikan oleh Hallpike dan Cairn tahun 1938, dengan
ditemukannya hidrops endolimfa setelah memeriksa tulang temporal pasien dengan dugaan
penyakit Meniere (Hain, 2003).
Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga dalam.
Sebagian besar kasus bersifat unilateral dan sekitar 10-20% kasus bersifat bilateral. Insiden
penyakit ini mencapai 0,5-7,5 : 1000 di Inggris dan Swedia (Hain, 2003).
Serangan khas dari Meniere didahului oleh perasaan penuh pada satu telinga.
Gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif dan dapat disertai dengan tinnitus. Sebuah
episode penyakit Meniere umumnya melibatkan vertigo, ketidakseimbangan, mual, dan
muntah. Serangan rata-rata berlangsung selama dua sampai empat jam. Setelah serangan
yang parah, kebanyakan pasien mengeluhkan kelelahan dan harus tidur selama beberapa jam.
Ada beberapa variabilitas dalam durasi gejala. Beberapa pasien mengalami serangan singkat
sedangkan penderita lainnya dapat mengalami ketidakseimbangan konstan (Hain, 2003).
Beberapa penyakit memiliki gejala yang mirip dengan penyakit Meniere. Dokter
biasanya menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik telinga.
Beberapa pemeriksaan dilakukan seperti pemeriksaan audiometri, CT scan kepala atau MRI
dilakukan
untuk
menyingkirkan
suatu
tumor
saraf kranial
ke
delapan
(nervus
vestibulokokhlearis) serta penyakit lain dengan gejala serupa. Karena tidak adanya uji yang
defintif untuk penyakit Meniere, maka biasanya penderita tersebut biasanya didiagnosis
ketika semua penyebab lain disingkirkan (NIDCD, 2010)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sedangkan dinding medial tersusun dari tulang rawan yang biasanya menutup kecuali
menelan, mengunyah, atau menguap (Soetirto. 2007).
endolimfe. Dasar skala vestibuli disebut membran reissner sedangkan dasar skala media
disebut membran basilaris yang terletak organ korti di dalamnya. Pada skala media
terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran tektoria dan pada
membran basilaris melekat sel rambut dalam, sel rambut luar, dan kanalis korti.
Membran basilaris sempit pada basisnya (nada tinggi) dan melebar pada apeksnya
(nada rendah). Terletak diatas membran basilaris dari basis ke apeks adalah organ korti
yang mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran.
Organ korti terdiri dari satu baris sel rambut dalam (3.000) dan tiga baris sel rambut
luar (12.000). Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut
(Soetirto. 2007).
Bagian vestibulum telinga dalam dibentuk oleh utrikulus, sakulus, dan kanalis
semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung makula yang diliputi oleh sel-sel
rambut. Menutupi sel-sel rambut adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh
silia dan pada lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung kalsium dan akan
menimbulkan rangsangan pada reseptor. Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui
suatu duktus sempit yang merupakan saluran menuju sakus endolimfatikus. Makula
utrikulus terletak pada bidang yang tegak lurus dengan makula sakulus. Ketiga kanalis
semisirkularis bermuara pada utrikulus. Masing-masing kanalis memiliki satu ujung
yang melebar yang membentuk ampula dan mengandung sel-sel rambut krista dan
diselubungi oleh lapisan gelatinosa yang disebut kupula. Gerakan dari endolimfe dalam
kanalis semisirkularis akan menggerakkan kupula yang selanjutnya
akan
membengkokkan silia sel-sel rambut krista dan merangsang sel reseptor (Ellis H. 2003).
Gambar 4. Anatomi telinga dalam
4. Vaskularisasi telinga
Telinga dalam memperoleh pendarahan dari a.auditori interna (a.labirintin) yang
berasal dari a.serebelli anterior atau langsung dari a.basilaris yang merupakan suatu end
arteri dan tidak mempunyai pembuluh darah anastomosis. Setelah memasuki meatus
akustikus internus, arteri ini bercabang tiga, yaitu : (Ellis H. 2003).
Arteri vestibularis anterior yang memperdarahi makula utrikuli, sebagian makula
sakuli, krista ampularis, kanalis semisirkularis superior dan lateral serta sebagian
berasal dari putaran tengah dan apikal kokhlea. Vena aquaduktus kokhlearis berasal dari
putaran basiler kokhlea, sakulus, dan utrikulus dan berakhir pada sinus petrosus
inferior. Vena akquaduktus vestibularis berasal dari kanalis semisirkularis sampai
utrikulus. Vena ini mengikuti duktus dan masuk ke sinus sigmoid (Ellis H. 2003).
5. Persarafan (inervasi) telinga
N. akustikus bersama n.fasialis masuk ke dalam porus dari meatus akustikus
internus dan bercabang dua sebagai n.vestibularis dan n.kokhlearis. Pada dasar meatus
akustikus internus terletak ganglion vestibularis dan pada mediolus terletak ganglion
spiralis (Liston LS, Duvail AJ. 1997)
B. Fisiologi Pendengaran dan Keseimbangan
1. Fisiologi pendengaran
Sampai tingkat tertentu daun telinga adalah suatu pengumpul suara sementara liang
telinga karena bentuk dan dimensinya dapat sangat memperbesar suara dalam rentang
dua sampai empat KHz. Gelombang ini akan diteruskan ke telinga tengah dengan
menggetarkan membran timpani. Getaran ini akan diteruskan ke telinga tengah dengan
menggetarkan membran timpani. Getarani ini akan diteruskan melalrui rangkaian
tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus, stapes) yang akan mengamplifikasikan
getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas
membran timpani dan foramen ovale. Tulang-tulang pendengaran akan meningkatkan
efisiensi dari getaran sebanyak 1,3 kali dan perbandingan luas permukaan membran
timpani dan foramen ovale dan mengmplifikasi pendengaran sebanyak 20 kali, energi
getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan
foramen ovale sehingga perilimfe pada skala vestibuli akan bergerak. Getaran
diteruskan melalui membran reissner yang mendorong endolimfa sehingga akan
menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini
merupakan rangsangan mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia selsel rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion-ion bermuatan listrik
dari badan sel. Untuk suara dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan defleksi
dominan pada bagian basis dari membran basilaris sedangkan untuk frekuensi sedang di
tengah dan frekuensi rendah di apeks. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi
6
Sistem
ini
berjalan
dengan
sangat
cepat
sehingga
membantu
Negara
1973
1977
1979
1985
1990
Swedia
Jepang
India
Italia
Amerika Serikat
Kasus
(per juta penduduk)
114
160
200
85
153
Distribusi pasien dengan penyakit Meniere berdasarkan usia dan jenis kelamin di
Amerika Serikat pada tahun 1990
10
Grafik 1. Grafik distribusi penyakit Meniere berdasarkan usia dan jenis kelamin
3. Etiologi
Penyebab pasti Meniere belum diketahui. Namun terdapat berbagai teori termasuk
pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju labirin
dan terjadi gangguan elektrolit dalam cairan labirin, reaksi alergi dan autoimun (Hadjar.
2007).
Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi
ketidakseimbangan cairan telinga yang abnormal dan diduga disebabkan oleh terjadinya
malabsorbsi dalam sakus endolimfatikus. Selain itu para ahli juga mengatakan
terjadinya suatu robekan endolimfa dan perilimfa bercampur. Hal ini menurut para ahli
dapat menimbulkan gejala dari penyakit Meniere. Para peneliti juga sedang melakukan
penyelidikan dan penelitian terhadap kemungkinan lain penyebab penyakit Meniere dan
masing-masing memiliki keyakinan tersendiri terhadap penyebab dari penyakit ini,
termasuk faktor lingkungan seperti suara bising, infeksi virus HSV, penekanan
pembuluh darah terhadap saraf (microvascular compression syndrome). Selain itu
gejala dari penyakit Meniere dapat ditimbulkan oleh trauma kepala, infeksi saluran
pernapasan atas, aspirin, merokok, alkohol, atau konsumsi garam berlebihan. Namun
pada dasarnya belum ada yang tahu secara pasti apa penyebab penyakit Meniere
(Hadjar. 2007).
4. Patofisiologi
Gejala klinis penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa
(peningkatan endolimfa yang menyebabkan labirin membranosa berdilatasi) pada
kokhlea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi dan hilang timbul diduga disebabkan
11
oleh meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri, menurunnya tekanan osmotik
dalam kapiler, meningkatnya tekanan osmotik ruang ekstrakapiler, jalan keluar sakus
endolimfatikus tersumbat akibat jaringan parut atau karena defek dari sejak lahir
(Hadjar. 2007).
Hidrops endolimfa ini lama kelamaan menyebabkan penekanan yang bila mencapai
dilatasi maksimal akan terjadi ruptur labirin membran dan endolimfa akan bercampur
dengan perilimfa. Pencampuran ini menyebabkan potensial aksi di telinga dalam
sehingga menimbulkan gejala vertigo, tinnitus, dan gangguan pendengaran serta rasa
penuh di telinga. Ketika tekanan sudah sama, maka membran akan sembuh dengan
sendirinya dan cairan perilimfe dan endolimfe tidak bercampur kembali namun
penyembuhan ini tidak sempurna. Penyakit Meniere dapat menimbulkan : (Hadjar.
2007).
Kematian sel rambut pada organ korti di telinga tengah
Serangan berulang penyakit Meniere menyebabkan kematian sel rambut organ
korti. Dalam setahun dapat menimbulkan tuli sensorineural unilateral. Sel rambut
vestibuler masih dapat berfungsi, namun dengan tes kalori menunjukkan
kemunduran fungsi.
Perubahan mekanisme telinga
Dimana disebabkan periode pembesaran kemudian penyusutan utrikulus dan
sakulus kronik. Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal ditemukan
perubahan morfologi pada membran Reissner. Terdapat penonjolan ke dalam skala
vestibuli terutama di apeks kokhlea(helikoterma). Sakulus juga mengalami
pelebaran yang sama yang dapat menekan utrikulus. Pada awalnya pelebaran skala
media dimulai dari apeks kokhlea kemudian dapat meluas mengenai bagian tengah
dan basal kokhlea. Hal ini dapat menjelaskan tejadinya tuli saraf nada rendah pada
penyakit ini.
5. Gejala Klinis
Penyakit Meniere dimulai dengan satu gejala lalu secara progresif gejala lain
bertambah. Gejala-gejala klinis dari penyakit Meniere yang khas sering disebut trias
Meniere yaitu vertigo, tinnitus, dan tuli saraf sensorineural fluktuatif terutama nada
rendah. Serangan pertama dirasakan sangat berat,yaitu vertigo disertai rasa mual dan
muntah. Setiap kali berusaha untuk berdiri, pasien akan merasa berputar, mual dan
muntah lagi. Hal ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu, kemudian
keadaan akan berangsur membaik. Penyakit ini bisa seembuh tanpa obat dan gejala
penyakit ini bisa hilang sama sekali. Pada serangan kedua dan selanjutnya dirasakan
12
lebih ringan tidak seperti serangan pertama kali. Pada penyakit Meniere, vertigonya
periodik dan makin mereda pada serangan-serangan selanjutnya (Levine SC. 1997).
Pada setiap serangan biasanya disertai dengan gangguan pendengaran dan dalam
keadaan tidak ada serangan pendengararn dirasakan baik kembali. Gejala lain yang
menyertai serangan adalah tinnitus yang kadang menetap walaupun diluar serangan.
Gejala lain yang menjadi tanda khusus adalah perasaan penuh pada telinga (Levine SC.
1997).
Vertigo periodik biasanya dirasakan dalam dua puluh menit sampai dua jam atau
lebih dalam periode serangan seminggu atau sebulan yang diselingi periode remisi.
Vertigo menyebabkan nistagmus, mual, dan muntah. Pada setiap serangan biasanya
disertai gangguan pendengaran dan keseimbangan sehingga tidak dapat beraktivitas
dan dalam keadaan tidak ada serangan pendengaran akan pulih kembali. Dari
keluhan vertigonya kita sudah dapat membedakan dengan penyakit lainnya yang
juga memiliki gejala vertigo seperti tumor N.VIII, sklerosis multipel, neuritis
vestibularis atau vertigo posisi paroksismal jinak (Levine SC. 1997).
KLASIFIKASI VERTIGO
VERTIGO VESTIBULAR
Vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa
mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga
keseimbangan (Levine SC. 1997).
PERIFER
Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut
kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas
mengontrol keseimbangan.
SENTRAL
Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak,
khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak
dan serebelum (otak kecil).
Timbul Karena
Perubahan Posisi
14
Vertigo
paroksisma
l
Penyakit Meniere,
tumor fossa cranii
posterior, transient
ischemic attack
(TIA) arteri
vertebralis
TIA arteri
vertebro-basilaris,
epilepsi, vertigo
akibat lesi
lambung
Benign paroxysmal
positional vertigo
(BPPV)
Vertigo
kronis
Otitis media
kronis, meningitis
tuberkulosa, tumor
serebelo-pontine,
lesi labirin akibat
zat ototoksik
Kontusio serebri,
sindroma paska
komosio, multiple
sklerosis,
intoksikasi obatobatan
Hipotensi ortostatik,
vertigo servikalis
Vertigo
akut
Trauma labirin,
herpes zoster
otikus, labirinitis
akuta, perdarahan
labirin
Neuronitis
vestibularis,
ensefalitis
vestibularis,
multipel sklerosis
Pada tumor N.VIII serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan semakin lama
makin kuat. Pada sklerosis multipel vertigo periodik dengan intensitas sama pada
tiap serangan. Pada neuritis vestibuler serangan vertigo tidak periodik dan makin
lama menghilang. Pada VPPJ, keluhan vertigo datang akibat perubahan posisi
kepala yang dirasakan sangat berat dan terkadang disertai rasa mual dan muntah
15
Rasa penuh pada telinga dirasakan seperti saat kita mengalami perubahan tekanan
udara perbedaannya rasa penuh ini tidak hilang dengan perasat valsava dan toynbee
(Levine SC. 1997).
6. Diagnosis
Kondisi penyakit lain dapat menghasilkan gejala yang serupa seperti penyakit
Meniere, dengan demikian kemungkinan penyakit lain harus disingkirkan dalam rangka
menegakkan diagnosis yang akurat. Evaluasi awal didasarkan pada anamnesi yang
sangat hati-hati. Diagnosis penyakti ini dapat dipermudah dengan kriteria diagnosis :
(Levine SC. 1997)
a. Anamnesa
Vertigo yang hilang timbul disertai dengan tinnitus dan rasa penuh pada telinga
Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural
Menyingkirkan kemungkinan penyebab sentral, misalnya tumor N.VIII
Pada tumor N.VIII serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan semakin lama
makin kuat. Pada sklerosis multipel vertigo periodik dengan intensitas sama pada
tiap serangan. Pada neuritis vestibuler serangan vertigo tidak periodik dan makin
lama menghilang. Pada VPPJ, keluhan vertigo datang akibat perubahan posisi
kepala yang dirasakan sangat berat dan terkadang disertai rasa mual dan muntah
namun tidak berlangsung lama.
b. Pemeriksaan fisik
Diperlukan untuk memperkuat diagnosis. Bila dari hasil pemeriksaan fisik telinga
kemungkinan kelainan telinga luar dan tengah dapat disingkirkan dan dipastikan
kelainan berasal dari telinga dalam misalnya dari anamnesis didapatkan kelainan
tuli saraf fluktuatif dan ternyata dikuatkan dengan hasil pemeriksaan maka kita
sudah dapat mendiagnosis penyakit Meniere, sebab tidak ada tuli saraf yang
membaik kecuali pada penyakit Meniere.
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat mendiagnosis penyakit Meniere adalah:
Pemeriksaan audiometri
16
17
Pasien yang datang dengan keluhan khas penyakit Meniere awalnya hanya
diberikan pengobatan yagng bersifat simptomatik, seperti sedatif dan bila perlu bila
perlu diberikan antiemetik. Pengobatan paling baik adalah sesuai dengan penyebabnya.
Penatalaksanaan pada Penyakit Meniere adalah sebagai berikut : (Becker W. 2004)
a. Diet dan gaya hidup
Diet rendah garam memiliki efek yang kecil terhadap konsentrasi sodium pada
plasma, karena tubuh telah memiliki sistem regulasi dalam ginjal untuk
mempertahankan
level
sodium
dalam
plasma.
Untuk
mempertahankan
untuk menguatkan sarafnya selain itu jika terdapat infeksi virus dapat diberikan
antivirus seperti asiklovir.
Transquilizer seperti diazepam (valium) dapat digunakan pada kasus akut untuk
membantu mengontrol vertigo, namun karena sifat adiktifnya tidak digunakan tidak
digunakan sebagai pengobatan jangka panjang. Antiemetik seperti prometazin tidak
hanya mengurangi mual dan muntah tapi juga mengurangi gejala vertigo. Diuretik
seperti tiazide dapat membantu mengurangi gejala penyakit Meniere dengan
menurunkan tekanan dalam sistem endolimfe. Pasien harus diingatkan untuk banyak
makanan yang mengandung kalium seperti pisang, tomat, dan jeruk ketika
menggunakan diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium.
c. Latihan
Rehabilitasi penting dilakukan sebab dengan melakukan latihan sistem vestibuler ini
sangat menolong. Kadang-kadang gejala vertigo dapat diatasi dengan latihan yang
teratur dan baik. Orang-orang yang karena profesinya menderita vertigo dapat
diatasi dengan latihan yang intensif sehingga gejala yang timbul tidak lagi
mengganggu pekerjaan sehari-hari.
Ada beberapa latihan, yaitu : canalit reposition treatment (CRT) / epley manouver
dan brand-darroff exercise. Dari beberapa latihan ini kadang memerlukan seseorang
untuk membantunya tapi ada juga yang dapat dikerjakan sendiri.
Dari beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah CRT jika masih
terasa ada sisa baru dilakukan brand-darroff exercise.
19
kembali
normalnyatekanan
terhadap
ujung
saraf
8. Prognosis
Penyakit Meniere belum dapat disembuhkan dan bersifat progresif, tapi tidak fatal
dan banyak pilihan terapi untuk mengobati gejalanya. Penyakit ini berbeda untuk tiap
pasien. Beberapa pasien mengalami remisi spontan dalam jangka waktu hari hingga
tahun. Pasien lain mengalami perburukan gejala secara cepat. Namun ada juga pasien
yang perkembangan penyakitnya lambat (Levine SC. 1997).
Belum ada terapi yang efektif untuk penyakit ini namun berbagai tindakan dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan dan progresivitas penyakit. Sebaiknya
pasien dengan verigo berat disarankan untuk tidak mengendarai mobil, naik tangga dan
berenang (Levine SC. 1997).
21
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit meniere merupakan suatu penyakit yang diakibatkan adanya kelainan pada
telinga dalam berupa hirops (pembengkakan) endolimfa pada kokhlea dan vestibulum.
Gejala dari penyakit meniere disebut trias meniere yang terdiri dari vertigo (sakit kepala
berputar), tinnitus, dan gangguan pendengaran berupa tuli sensori neural. Gangguan
pendengaran ini bersifat fluktuatif dimana gangguan pendengaran terjadi saat serangan
dan dapat normal diluar serangan.
Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga dalam.
Sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling banyak
ditemukan pada usia 20-50 tahun.Pasien dengan resiko besar terkena penyakit Meniere
adalah orang-orang yang memiliki riwayat alergi, merokok, stres, kelelahan, alkoholisme,
dan pasien yang rutin mengonsumsi aspirin.
Pada dasaarnya, etiologi pasti dari penyakit meniere ini belum diketahui. Penyakit
Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan cairan
telinga yang abnormal dan diduga disebabkan oleh terjadinya malabsorbsi dalam sakus
endolimfatikus.
Untuk menegakkan diagnosis penyakit meniere dengan akurat, kondisi penyakit lain
dapat menghasilkan gejala yang serupa seperti penyakit Meniere harus disingkirkan.
Evaluasi awal didasarkan pada anamnesi yang sangat hati-hati. Pemeriksaan fisik
dilakukan untuk menyingkirkan penyebab yang berasal dari telinga luar atau telinga
dalam. Pemeriksaan penunjang seperti audiometri, elektro nistagmografi, elektro
kokhleografi, BERA, dan MRI terkadang diperlukan untuk menegakkan diagnosis
penyakit meniere.
Pasien yang datang dengan keluhan khas penyakit Meniere awalnya hanya diberikan
pengobatan yagng bersifat simptomatik, seperti sedatif dan bila perlu bila perlu diberikan
antiemetik. Pengobatan terbaik adalah dengan cara menangani penyebab dari penyakit
tersebut.
22