Kontra Indikasi Ekstraksi Gigi
Kontra Indikasi Ekstraksi Gigi
1. Hipertensi
Peningkatatan tekanan darah yapng mendadak dapat menyebabkan stroke ataupun
miokard infark. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh pelepasan katekolamin
endogen sebagai suatu respon dari stress dan anxietas, dari suatu penyuntikan
katekolamin eksogen dalam bentuk vasokontriktor yaitu penyuntikan anestesi local.
2. Penyakit Jantung Koroner
Penggunaan vasokontriktor anestesi local dapat menyebabkan takikardia, aritmia
dan peningkatan tekanan darah. Perdarahan post ektraksi dapat terjadi pada pasien
penyakit jantung koroner yang sedang mengonsumsi antiplatelet,
3. Aritmia Kordis
Stress
yang
berhubungan
dengan
tindakan
yang
menggunakan
dapat
memperburuk aritmia kordis. Penggunaan anestesi local dapat memicu aritimia yang
dapat mengancam jiwa. Pasien dengan aritimia kordis yang sedangn mengkonsumsi
antikoagulan untuk menurunkan risiko terbentuknya thrombus dapat meningkatkan
risiko perdarahan pasca tindakan ekstraksi.
4. Hepatitis
Penyakit pada hepar menyebabkan gangguan fungsi metabolisme dan gangguan
pembekuan darah yang dapat meningkatkan risiko teradinya perdarahan pasca
tindakan.
5. Penyakit ginjal
Pada penyakit ginjal kronis tidak dianjurkan dilakukan tindakan yang invasive
karena adanya hipertensi dan gangguan pembekuan darah.
6. Diabetes Mellitus
Risiko infeksi pasca tindakan meningkat pada pasien diabetes akibat kadar gula
darah yang tinggi yaitu kadar gula darah puasa antara 207mg/100ml 229 mg/100ml.
Proses penyembuhan luka melambat, dan terdapat perubahan pada pembuluh darah
yang dapat meingkatkan risiko terjadinya infeksi pasca tindakan.
7. Gangguan Pembekuan Darah
Pada pasien dengan gangguan pembekuan darah dapat terjadi perdarahan pasca
tindakan yang berlebih. Karena sulit mengetahui adanya gangguan pembekuan darah,
maka harus ditanyakan riwayat perdarahan. Riwayat perdarahan spontan/ riwayat
perdarahan pasca trauma, riwayat penyakit gangguan pembekuan darah di keluarga,
konsumsi antikoagulan.
(Little, Falace, Miller, & Rhodus, 2013)
Cabang Ilmu Kedokteran Gigi
1. Dental Public Health : Merupakan cabang ilmu kedokteran gigi dalam
prevensi, control, dan promosi kesehatan gigi. Cabang ilmu ini bertujuan
kepada komunitas.
2. Oral and Maxillofacial Radiology : spesialisasi dalam pemeriksaan radiologis
daerah mulut dan region maxillofasial.
3. Oral and maxillofacial Surgery : spesialisasi dalam pembedahan mulut, yang
meliputi diagnosis, tindakan pembedahan, rekonstruksi maxilla dan
mandibula.
4. Ortodontik : Merupakan spesialisasi ilmu kedokteran gigi yang menekan pada
koreksi pertumbuhan serta kematangan struktur dentofasial yang meliputi
diagnosis, prevensim dan perawatan semua bentuk maloklusi gigi dan
dihubungkan dengan perubahan struktur aslinya.
5. Periodontik : Merupakan spesialisasi ilmu kedokteran gigi yang mempelajari
tentang ilmu dan pengelolaan kelainan Periodontal secara promotif, preventif,
DAFTAR PUSTAKA
American Dental Association. (2015, July 7). Dental Specialties. Retrieved from
American Dental Association: http://www.ada.org/en/educationcareers/careers-in-dentistry/dental-specialties
Little, J. W., Falace, D. A., Miller, C. S., & Rhodus, N. L. (2013). In Dental
Management of the Medically Compromised Patient. Missouri: Elsevier.