Cairan Dan Elektrolit
Cairan Dan Elektrolit
Ekstrauterin
Saat
Lahir
94%
80%
78%
Bulan
Tahun
01
1 12
1 12
> 12
75%
70%
65%
60%
Natrium
Kation utama dalam CES.
Gangguan keseimbangan natrium selalu
berkaitan dengan keseimbangan air.
Osmolalitas dipantau oleh osmoreseptor di
hipotalamus
Pembagian Natrium : 11% plasma, 29% cairan
limfe interstitial, 2,5% CIS, 43% tulang
(exchangeable), 12% jaringan ikat padat (2/3
exchangeable).
Pada janin exchangeable natrium 85 mEq/kg,
dewasa 40 mEq/kg. sebab janin mengandung
lebih banyak kartilago, jaringan ikat, CES.
Kalium
Kation intraseluler utama
Komponen kalium yang dapat dipertukarkan :
intraseluler 89,6% , ekstraseluler 0,4% , limfe
interstitial 1%. 10% tidak dapat dipertukarkan
terdapat di jaringan ikat padat dan kartilago
0,4% , tulang 7,6% , sejumlah kecil intrasel
2%.
Konsentrasi kalium intrasel 150 mEq/L ,
ekstrasel 4 mEq/L. kadar kalium pada anak
3,5-5,5 mEq/L, bayi baru lahir 3,5-6 mEq/L.
Diabsorpsi relatif lengkap disaluran cerna
bagian atas, dibagian distalnya kalium ditukar
dengan natrium di lumen usus.
Kalsium
99% kalsium tubuh terdapat di tulang, total
kalsium ditentukan oleh jumlah kalsium
yang dieksresikan oleh ginjal dan distribusi
kalsium antara tulang dengan
kompartemen ekstraseluler, terutama
keseimbangan hormonal.
Diet kalsium diabsorpsi sepanjang usus
halus terutama di duodenum.
Penurunan absorpsi kalsium terjadi adanya
fitat, oksalat, sitrat di saluran cerna yang
membentuk kompleks kalsium makanan.
Klorida
Anion utama pada CES.
Sebagian besar di ekstraseluler dan
sebagian kecil di intraseluler
(12,4%). Tubulus proksimal
Magnesium
Konsentrasi tubuh bayi 22 mEq/kg.
Tulang dan sel-sel otot merupakan
cadangan magnesium intraseluler utama.
60% tulang (1/3 exchangeable), 40%
intraseluler, >50% otot dan sisanya di
hati. 20-30% magnesium intraseluler
exchangeable, sisanya terikat protein,
RNA dan adenosin trifosfat.
Mg ekstraseluler hanya 1%
Fosfor
> 80% berada di intraseluler
(tulang), sisanya berada di jaringan
lunak. Plasma 2/3 berada dalam
bentuk fosfolipid, senyawa tidak larut
dalam asam, tidak diukur dalam
penentuan fosfor rutin.
RDS
Bayi yang mengalami hipoksia,
hipotensi atau asidosis menyebabkan
perburukan fungsi ginjal. Perbaikan
klinis bayi dengan RDS diikuti oleh
peningkatan volume urin pada hari ke
2 dan 3 kehidupan.
Ventilasi tekanan positif pada bayi
RDS dapat menyebabkan retensi air
melalui efek fungsi ginjal.
Asfiksia Perinatal
bayi menderita hipoksia / iskemia
otak/ginjal. SIADH sering menyertai
ensefalopati hipoksik dan GGA karena
iskemik ginjal, menyebabkan oliguri dan
penurunan kebutuhan air eksogen.
Dianjurkan intake restriksi asupan
cairan. Bila produksi urin normal, asupan
cairan dipulihkan s/d kebutuhan normal.
Pada asfiksia berat GGA dapat
berkepanjangan, hiperkalemia perlu
diatasi.