Anda di halaman 1dari 33

AIR TANAH

Sumber Air Tanah

Air juvenil: air yang berasal dari hasil proses pembekuan


larutan magma dan bukan merupakan bagian dari hidrosfir
Air meteorik: air yang berasal dari siklus hidrologi
Air konnat: merupakan air fosil yaitu air meteorik yang
terperangkap oleh proses-proses geologi seperti
pembentukan formasi dalam cekungan sedimentasi,
penurunan muka air laut, proses pengangkatan dan
proses lainnya. Jenis air ini tidak punya hubungan dengan
siklus hidrologi
Air metaforik: salah satu bagian dari air konnat, terjadi
akibat proses rekristalisasi mineral yang mengandung air
selama proses pembentukan batuan metamorf
Air magmatik: air yang berasal dari hasil pembekuan
larutan magma dan bercampur dengan air meteorik

Gambar 2:
Siklus Hidrologi dalam Dua Dimensi

P = presipitasi
Ps = aliran batang
T = transpirasi
Sd = cadangan/penyimpanan
depresi permukaan
S = cadangan/penyimpanan
permukaan
Qs = limpasan permukaan
Qg = aliran air tanah
Qc = kenaikan kapiler

Pc
Pg
Eo
Da
Sc
Ss
Qds
Q
PI

=
=
=
=
=
=
=
=
=

presipitasi saluran
presipitasi tanah
evaporasi air permukaan bebas
detensi permukaan
cadangan/penyimpanan saluran
cadangan/penyimpanan salju
limpasan permukaan langsung
debit aliran
air tembus

I
Ea

= intersepsi
= evapotranspirasi aktual

F
Fg

= infiltrasi
= perkolasi (pengisian

kembali air tanah)


Sm = cadangan lengas tanah
Qss = aliran bawah permukaan
Qsm = salju yang melebur

Keterdapatan air di bawah


permukaan
Air yang terinfiltrasi di daerah isian akibat
presipitasi memberikan input kepada
keterdapatan air di bawah permukaan.
Kontrol yang berpengaruh terhadap
infiltrasi:
Karakter hidroli material
Kemiringan lereng
Gravitasi
Kondisi vegetasi di daerah tersebut

Akifer

Akifer: lapisan yang dapat menyimpan dan


mengalirkan air dalam jumlah yang ekonomis
Akiklud: lapisan yang mampu menyimpan air,
tetapi tidak dapat mengalirkan dalam jumlah
yang berarti
Akifug: lapisan batuan yang kedap air, tidak
dapat menyimpan dan mengalirkan air
Akitar: lapisan yang dapat menyimpan air dan
mengalirkan dalam jumlah yang terbatas

Rezim air tanah


Sistem aliran tanah:
1. Sistem media berpori
2. Sistem media rekahan

Jenis mata air

Depression spring: mata air yang disebabkan


karena permukaan tanah memotong muka air
tanah
Contact spring: mata air akibat kontak antara
lapisan akifer dengan lapisan impermeabel
pada bagian bawahnya
Fracture artesian spring: mata air yang
dihasilkan oleh akifer tertekan yang
terpotong oleh struktur impermeabel
Solution tubular spring: mata air yang terjadi
akibat pelarutan batuan oleh air tanah

Sistem Airtanah:

Sistem airtanah bebas (unconfined groundwater)

airtanah di dalam akuifer yang berhubungan


langsung dengan permukaan bumi
tekanan (head) yang dialami muka airtanah bebas
adalah tekanan atmosfer

Sistem airtanah tertekan (confined groundwater)

airtanah di dalam akuifer yang berada di antara


dua lapisan batuan yang kedap air
besarnya tekanan (head) yang dialami muka
airtanah terte-kan bergantung pada posisinya
terhadap muka airtanah bebas pada sistem yang
bersangkutan

Keterdapatan Airtanah:

Bahan: air (air hujan/ air meteorik)

Tempat (wadah): rongga atau pori-pori dalam tanah/


batua (=> tergantung pada kondisi geologi):
Akuifer
Akuifug
Akuitar/ Akuiklud
Permeabilitas (K) = kemampuan batuan untuk
meluluskan air dalam waktu tertentu (m/ det, cm/ det,
inch/ second)

Porositas (n) = perbandingan antara volume rongga


terha dap volume total contoh batuan (%)

12

Air Hujan dan Air Permukaan


sebagai Sumber Airtanah
Jurusan Teknik Lingkungan
Institut Teknologi Nasional

Teori Dasar Aliran Air

Perjalanan air dimulai dari titik dimana air


jatuh ke bumi sebagai hujan. Sebagian air
tersebut mengalir di atas permukaan
tanah dan mencapaj sungai tak lama
setelah kejadiannya sebagai hujan
Sisanya meresap melalui permukaan
tanah dan mengalir di bawah permukaan
menuju sungai

Air ini bergerak lebih lambat


daripada limpasan permukaan dan
menyumbangkan airnya ke sungai
yang tetap ada selama periode
musim kering berlangsung

Dalam penelitian hidrologi yang


melibatkan besarnya laju aliran pada
sungai, perlu dibedakan antara
komponenkomponen ini beserta
aliran totalnya. Untuk
menyederhanakan, laju aliran ini
dapat divisualisasikan menjadi tiga
aliran utama

Aliran Permukaan (Overland


Flow)

Aliran permukaan, atau limpasan


permukaan adalah air yang dalam
perjalanannya berbentuk alur yang menuju
sungai dan berada di atas permukan tanah
Kata alur yang dipakai disini menunjuk
pada setiap aliran yang membawa sejumlah
kecil air dalam aliran turbulen selama hujan
berlangsung dan tak lama setelah itu

Alur semacam ini banyak sekali jumlahnya,


dan jarak yang ditempuh oleh air sebagai
aliran permukaan relatif pendek, jarang
yang mencapai sampai ratusan meter
Karena itu aliran permukaan cepat
mencapai alur pengaliran utama, dan bila
ini terjadi dalam jumlah yang cukup banyak
akan merupakan unsur penting dalam
mencapai debit banjir puncak

Namun demikian, di atas permukaan tanah


yang bersifat permeabel limpasan
permukaan mungkin agak kecil. Hal ini
terjadi karena aliran permukaan hanya
dapat terjadi bila curah hujannya
melampaui daya resap setempat
Pada kebanyakan hujan yang kecil atau
sedang, limpasan permukaan hanya terjadi
pada daerahdaerah yang permukaan
tanahnya bersifat kedap atau jenuh air

Oleh karena itu limpasan permukaan


umumnya merupakan faktor penting
dalam aliran sungai hanya bila
dihasilkan hajan lebat atau hujan
berintensitas tinggi

Aliran Antara (Interflow)


Sebagian air yang berinfiltrasi ke
permukaan tanah dapat bergerak
secara lateral melalui lapisan tanah
atas sampai masuk ke sungai. Air ini
yang disebut aliran antara (interflow)
Perbandingan limpasan total yang
terjadi sebagai aliran antara tergantung
pada ciriciri fisik daerah alirannya

Lapisan tanah yang tipis yang berada di


atas batuan, atau perbedaan horizon
tanah dapat menimbulkan sebagian besar
aliran antara sedangkan tanab yang
permeabel dan merata sanggup
menimbulkan perkolasi ke airtanah
Meskipun jalannya lebih lambat ke aliran
permukaan, jumlah aliran antara mungkin
lebih banyak, lebihlebih pada hujan
berintensitas sedang

Kemunculan air interflow ini di


lapangan dapat dikatagorikan
sebagai air rembesan (seepage)
atau air perkolasi yang mengisi
badan sungai

Aliran Air tanah (Groundwater Flow)

Sebagian dari air hujan dapat


berperkolasi ke bawah permukaan tanah
mencapai muka air tanah
Air tanah ini akhimya dapat mengalir
masuk ke dalam sungai sebagai aliran air
tanah (groundwaterflow), yang juga
disebut aliran dasar (base flow) atau
aliran musim kering (dry water flow)
Kondisi ini terjadi bila aliran air tanahnya
memotong aluralur sungai di daerah
aliran yang bersangkutan

Kontribusi air tanah ke dalam sungai


tidak dapat berfluktuasi dengan
cepat karena sangat rendahnya
kecepatan aliran. Dalam beberapa
hal, perlu waktu tahunan agar air
tanah untuk mencapai sungai

Laju aliran yang digambarkan ketiga kelompok


tersebut dapat bersifat acak
Sebagai contoh air dapat memulai perjalanannya
sebagai aliran permukaan, berinfiltrasi, dan
menyelesaikan perjalanannya sampai sungai
sebagai aliran bawah permukaan
Kasus lain, air yang berinfiltrasi mungkin timbul
kembali ke permukaan sebagai mata air jika
suatu lapisan batuan yang bersifat impermeabel
memotong akifer, dan mengakhiri perjalanannya
ke sungai sebagai aliran perrnukaan

PENURUNAN
MUKA AIR TANAH
AKIBAT
PENGAMBILAN
BERLEBIHAN

WANGSAATMADJA (2003)

PENURUNAN MUKA TANAH


(LAND SUBSIDENCE)
Location of Deep Well at Dayeuhkolot Industrial Area

Padaleunyi Toll Road

110,119
108

62
61
56
57
19
55
58,05
46
52
20
32 24
59

2 s/d7
9

11
12

13

14
15
41

10
16s/d
18

25,26
22
21

63
60
77 107
51

36
37

112

116

87

106 111

113

53
83
84
64

92
76
50
49

48
47

Dayeuhkolot

LEGEND
Deep Well

Lowering of Groundwater Stage at Dayeuhkolot Industrial Area (Moh. Toha Cisirung)


32

92

92

660 m
CIBADUYUT

BUAH
BATU

CIBADUYUT

BUAH
BATU

30

30

92

92

28

28

92

92

DAYEUH
KOLOT
DAYEUH
KOLOT

26

26

92

92

BALEENDAH

BALEENDAH

24

92

84

86

88

90

(a) Simulated Groundwater Stage in 1992

92

24

92

84

86

88

90

(b) Simulated Groundwater Stage in 2001


PBPP CITARUM/ JAYAMURNI 2005

PENURUNAN MUKA TANAH


(LAND SUBSIDENCE)
(2) Land Subsidence Occured in a Period of 1995 2003
Along Citarum River

h = 1.422 m

L
a
n
d
S
u
b
si
d
e
n
c
e
(
m
)

(1) Affected Area of Land Subsidence

Range of Land Subsidence = 9 km


Distance (km)

(3) Land Subsidence Occured in a Period of 1990 2003


Along Toll Road

d
S
u
b
si
d
e
n
c
e
(
m
)

h = 2 m

L
a
n
d
S
u
bs
id
e
n
ce
(
m
)

(4) Longitudinal Profiles of Citarum River (Surveyed


in December 2003)

Range of Land Subsidence = 7 km


Distance (km)

Distance (km)

PBPP CITARUM/ JAYAMURNI 2005

KONFLIK PENGGUNAAN LAHAN


DI CEKUNGAN BANDUNG

PERDA RTRW PROV JABAR NO 2/ 2003

INDIKASI POLUSI BERDASARKAN B.O.D.


DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

GOOD
MARGINAL
POOR
EXTREME

Source: POLA INDUK JAWA BARAT 2000

Anda mungkin juga menyukai