b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv
b13 Malnutrisi Pada Penderita Hiv
HIV/AIDS
OLEH :
Dr. Dra. Nurhaedar Jafar, Apt,M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala
penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang
ditandai dengan gejala menurumya sistem kekebalan tubuh. Kerusakan progresif pada
system kekebalan tubuh menyebabkan ODHA ( orang dengan HIV /AIDS ) amat
rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit.
Permasalahan HIV dan AIDS bukan saja menjadi masalah nasional akan
tetapi sudah menjadi masalah global karena lebih dari 40 juta jiwa manusia di dunia
hidup dengan HIV. Secara nasional, berdasarkan data September 2005 jumlah kasus
HIV/AIDS sebanyak 8.251 kasus dan yang sduah memasuki fase AIDS sebanyak
4.065 kasus. Dari jumlah tersebut kelompok yang paling berisiko adalah kelompok
pengguna narkoba suntik, yaitu sebesar 59,9%. Pada tahun 2008, bila diakumulasikan
sejak tahun 1987, pengidap HIV dan kasus AIDS telah berjumlah 6.554 HIV dan
16.110 penderita AIDS. Jumlah penderita HIV dan AIDS sebesar 222.664 dengan
jumlah kematian 3.362 kasus.
Ada lingkaran setan antara HIV/AIDS dan malnutrisi. Hal ini dikarenakan
malnutrisi pada penderita dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat meningkatkan
perkembangan infeksi HIV. Infeksi HIV akan mempengaruhi status nutria dan status
imun ODHA. Asupan zat gizi yang tidak memenuhi kebutuhan akibat infeksi HIV
akan menyebabkan kekurangan gizi yang bersifat kronis. Sebagian besar pasien
HIV/AIDS di Indonesia mengalami malnutrisi. Bahkan sebagian sudah masuk dalam
kategori wadting syndrome, yaitu suatu keadaan dimana pasien mengalami
kehilangan berat badan lebih dari 10% atau yang mempunyai indeks massa tubuh
kurang dari 20 kg/m2 sejak kunjungan terakhir atau kehilangan berat badan lebih dari
5% dalam waktu 6 bulan, yang bertahan selama 1 tahun. (Zubair Djoerban,
dkk:2005).
BAB II
PBMBAHASAN
A. Mekanisme Terjadinya Penyakit HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menginfeksi sel-sel
di system kekebalan tubuh manusia. Merusak fungsi-fungsi sel tersebut. sehingga selsel kekebalan tubuh manusia tidak dapat melaksanakan peramva untuk melarvan
antigeni
zat
asing
dari
luar.
Sedangkan
pengertian
AIDS
(Acquired
infeksi yang lebih berat sepefii pCp yang menunjukkan penyakit AIDS. pelisutan HlV
dan kandidiasis esophagus
Kerentanan terhadap infbksi berat laimya seperti kompleks Mycobacterium
Avium (MAC), Cytomegalovirus diseminata (CMV) dan limfoma akan meningkat
ketika jumlah CD4 menurun hingga kurang dari 50 sampai 100/mm3. dan sebagian
besar kematian teriadi pada saat jumlah CD4 menurun dibawah 50/mm3.
HIV dan virus-virus sejenisnya Umumnya ditularkan melalui kontak
langsung antara Napisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan
cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah. air mani. cairan vagina, cairan
preseminal dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intin (vaginal.
anal ataupun oral). transfirsi darah. iarum suntik yang terkontaminasi. antara ibu dan
bayi selama kehadilan. bersalin. Atau menyusui sefta bentuk kontak laimya dengan
cairan-cairan tubuh tersebut
B. Komplikasi-Komplikasi yang Dialami penderita.
Beberapa gejala akan memedukan perhatian tambahan selain rekomendasi
gizi umum. Sebagai contoh, diare dengan cepat akan mengurangi kadar air tubuh,
menyebabkan perubahan parah di tubuh metabolisme dan keseimbangan erektrolit.
Elektrolit dapat digantikan dengan produk-produk seperti Pedialyte arau
Gatorade. Protein dan kalori harus ditingkatkan untuk mencegah penurunan berat
badan. dan produk susu alkohol, kafein, dan pedas dan bedemak harus dihindari.
Sebuah komplikasi kedua adalah bahwa kehilangan berat badan dan
rvasting.Menurut Derek Macallan, di wasting Infek,si HIV dan AIDS, membuang
mungkin baik akut (terkait dengan penyakit sekunder) atau kronis (yang berhubungan
dengan penyakit gastrointestinal), dan merupakan hasil dari berbagai proses,
termasuk penggunaan narkoba dan obat-obatan bersamaan penyakit, dan HIV itu
sendiri..
Infeksi HIV menyebabkan protein abnormal dan metabolisme lemak. Selama
episode buang akut pasien mungkin memedukan resep untuk steroid, untuk
membantu mendukung pemeliharaan jaringan dan pengembangan jaringan, daram
kombinasi dengan protein optimal dan kalori dalam makanan.
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat
infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsurunsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HlV. lnfeksi oportunistik umum didapati
'pada penderita AIDS. HIV mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita
AIDS juga beresiko lebih besar menderita kanker sepedi sarkoma Kaposi. kanker
leher rahim. dan kankcr sistem kekebalan yang disebut Iimfbma.
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; sepedi demam.
Berkerilgat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar. kedinginan, nerasa
lemah. Serta penurunan berat badan. Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien
AIDS. Juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah
geografis tempat hidup pasien. Pneumonia pneumocystis (PCP) .iarang dijumpai pada
orang sehat yang memiliki kekebalan tubuh yang baik. tetapi umumnya dilumpai
pada orans ),ang terinfeksi HIV.Penyebab penyakit ini adalah fungi Pneumc.ystis
jirovec'ii. Sebelum adanva cliagnosis. perawatan, dan tindakan pencegahan rutin yang
efektif di negara-negara Barat. penyakit ini mumnya segera menvebabkan kematian.
Di negara-negara berkembang. penyakit ini masih merupakan indikasi pertama AIDS
pada orang-orang yang belum dites. walaupun umumnya indikasi tersebut tidak
muncul kecuali jika jumlah cD4 kurang dari 200 per pL.
Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi unik di antara infeksi-infeksi laimya
yang terkait HIV, karena dapat ditularkan kepada orang yang sehat (imunokompeten)
melalui rute pemapasan (respirasi). Ia dapat dengan mudah ditangani bila telah
diidentifikasi. Dapat muncul pada stadium awal HIV, serta dapat dicegah melalui
terapi pengobatan. Namun demikian, resistensi TBC terhadap berbagai obat
merupakan masalah potensial pada penyakit lni.
Meskipun munculnya penyakit ini di negara-negara Barat telah berkurang
karena digunakamya terapi dengan pengamatan langsung dan metode terbaru laimya,
namun tidaklah demikian yang terjadi di negara-negara berkembang tempat HIV
paling banyak ditemukan . Pada stadium awal infeksi HIV fiumlah CD4 >300 sel per
pL), TBC muncul sebagai penyakit paru-paru. Pada stadium lanjut infeksi HlV, ia
sering muncul sebagai penyakit sistemik yang menyerang bagian tubuh laimya
(tuberkulosis ekstrapulmoner). Gejala-gejalanya biasanya bersifat tidak spesifik
(konstitusional) dan tidak terbatasi pada satu tempat.TBC yang menyertai infeksi HIV
sering menyerang sumsum tulang, tulang, saluran kemih dan saluran pencemaan, hati,
kelenjar getah bening (nodus limfa regional). dan sistem syaraf pusat. Dengan
demikian. gejala yang muncul mungkin lebih berkaitan dengan tempat munculnya
penyakit ekstrapu lmoner.
Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofbgus), yaitu jalur
makanan dari mulut ke lambung. Pada individu y'ang terinf-eksi HlV. penlakit ini
teriadi karena infeksi jamur (amur kandidiasis) atau virus (herpes simpleks-l atau
virus sitomegalo). la pun dapat disebabkan oleh mikobakteria. meskipun kasusnya
langka.
Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi karena
berbagai penyebab; antara lain infeksi bakteri dan parasit yang umum (seperti
Salmonella, Shigella, Li.steria. Kampilobakter. dan E.scherichia coli), serta infeksi
oportunistik yang tidak umum dan virus (seperti kriptosporidiosis, mikrosporidiosis,
A'{ycobacleriunt uvinm complex. dan virus sitomegalo (CMV) yang merupakan
penyebab kolitis). Pada beberapa kasus. diare terjadi sebagai efek samping dari obatobatan yang digunakan untuk menangani HIV. atau efek samping dari infeksi utama
(primer) dari HIV itu sendiri. Selain itu, diare dapat.iuga merupakan efek samping
dari antibiotik rang digunakan untuk menangani bakteri diare (misalnl,a pada
C'lo.stridium cli//icilc). Pada stadium akhir infeksi HIV. diare diperkirakan
merupakan petunjuk terjadinya perubahan cara saluran Pencemaan menyerap nutrisi,
serta mungkin merupakan komponen penting dalam sistem pembuangan yang
berhubungan dengan HIV.
Infeksi HIV dapat menimbulkan beragam kelainan tingkah laku karena
gangguan pada syaraf (neuropsychiatric sequelae), yang disebabkan oleh infeksi
organisma atas sistem syaraf yang telah menjadi rentan, atau sebagai akibat langsung
dari penyakit itu sendiri. Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
parasit bersel-satu. Vang disebut Toxopla.sma gondii. Parasit ini biasanya
penyakit
hanya
ketika
sistem
kekebalan
sangat
lemah.
Sarkoma Kaposi adalah tumor yang paling umum menyerang pasien yang
terinfeksi HIV. Kemunculan tumor ini pada sejumlah pemuda homoseksual tahun l98l
adalah salah satu pertanda pertama wabah AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh virus
dari subfamily gammaherpesvirinae, yaitu virus herpes manusia-8 yang.iuga.disebut
virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV). Penyakit ini sering muncnl di kulit dalam
bentuk bintik keungu-unguan. tetapi dapat menverang organ lain. terutama mulut.
saluran pencemaan. dan paru-paru.
Kanker getah bening tingkat tinggi (limfbma sel B) adalah kanker yang
menverang sel darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah bening. misalnya
seperti limfbda Burkitt (Burkitt'.s lymphomct) atau sejenisnya (Burkitt'.s-like
lymphoma). difussi large B-cell Ivmphoma (DLBCL), dan limfoma sistem syaraf
pusat primer, lebih sering muncul pada pasien yang terinfeksi HIV. Kanker ini
seringkali merupakan perkiraan kondisi (prognosis) yang buruk. Pada beberapa kasus.
limfoma adalah tanda utama AIDS. l-idfbma ini sebagian besar disebabkan oleh virus
Epstein-Ban atau virus herpes Sarkoma Kaposi.Kanker leher rahim pada wanita yang
terkena HIV dianggap tanda utama AIDS. Kanker ini disebabkan oleh virus papiloma
manusia.
Pasien yang terinfeksi HIV juga dapat terkena tumor laimya. seperti limfoma
Hodgkin. kanker usus besar bawah (recturtt)^ dan kanker anus. Namun demikian.
Banyak tumor-tumor yang umum seperti kanker payudara dan kanker ushs besar
(cttlon). yang tidak meningkat kejadiamya pada pasien terinfeksi HIV. Di tempattempat dilakukamya terapi antiretrovirus yang sangat aktif (HAART) dalam
menangani AIDS, kemunculan berbagai kanker yang berhubungan dengan AIDS
menurun. namun pada saat yang sama kanker kemudian menjadi penyebab kematian
yang paling unlum pada pasien I'ang terinfeksi HIV
Pasien AIDS biasanya menderita infeksi oportunistik dengan ge.iala tidak
spesifik. terutama demam ringan dan kehilangan berat badan. Infeksi opodunistik ini
temasuk infeksi Mycobacterium avium-intracellulare dan virus sitomegalo. Virus
sitomegalo dapat menyebabkan gangguan radang pada usus besar (kolitis) seperti
yang diielaskan di atas, dan gangguan radang pada retina mata (retiniti.s
HIV merupakan wabah global. Jumlah orang yang terjangkit HIV terus
meningkat diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Data terakhir menunjukkan jumlah
penderita HIV/AIDS di Indonesia mencapai 10.859 pada tahun 2006. Dalam periode
waktu April - Juni 2006. tercatat 509 penderita AIDS baru dan 194 orang terjangkit
HlV. Jumlah penderita AIDS baru paling tinggi ditemukan di DKI Jakarta. mencapai
105 kasus. Sementara HIV positif baru paling banyak ditemukan di Suniatera Utara.
mencapai 92 orang. Selain kedua provinsi tersebut, tercatat l5 provinsi lain yang juga
memiliki
kasus
HIV/AIDS
baru.
Sejak
ditemukan
tahun
1978,
secara
terjadi malnutrisi. maka sistem ilnun akan turun dan kemungkinan timbulnya
penyakit semakin besar, Nutrisi yang baik berarti ter-iadi asupan makanan yang baik,
berat badan terjaga, dan jaringan otot, juga status mikronutriea dalam tubuh tetap
dalam kondisi baik.
Hasilnya, dapat menguatkan sistem imun sehingga mampu melarvan HIV dan
infeksi laimya. Daya tahan terhadap infeksi pun meningkat, misalnya diare"
tuberkulosis, dan infeksi pemapasan.
Asupan diet yang tidak cukup bisa menyebabkan malabsorbri diare, gangguan
metabolisme dan penyimpanan nutriea. sehingga terjadi defisiensi nutriea.
Berikutnya. defisiensi nutriea ini bisa mendorong meningkatkan stres oksidatif dan
menurunkan sistem imum. Akibatnya, replikasi HIV m:ningkat dan juga
kemungkinan terkena penyakit semakin meningkat. juga morbiditas.
Selain itu, orang yang terinfeksi HIV biasanya mengalami gejala yang
berpengaruh pada asupan nutrisi yang bisa mengakibatkan terjadinya malnutrisi.
Diantaranya, anoreksia atau kehilangan nafsu makan. diare. demam, mual dan
muntah yang sering. infeksi.jamurdan anemia.
Karena itu, ODHA mempunyai kebutuhan nutrisi tersendiri dibandingkan
orang sehat. Kebutuhan energi pada ODHA dihitung berdasarkan ada atau tidak
adanya gejala seperti demam, penurunan berat badan dan wasting. Wasting adalah
terjadinya penurunan massa otot tubuh. gangguan fungsi metabolisme dan ganggnan
funesi sistem imun dan penurunan berat badan,
Seseorang dikatakan mengalami v,a.sting bila ter.iadi penlnunan berat badan
lebih dari l0 persen berat badan normal disertai dengan lebih dari 30 hari diare.
demam, dan gangguan penyakit laimya.
Dengan melihat kondisi tersebut.memadai, seperti karbohidrat, protein, dan
lemak pada ODHA. Selain itu, diperlukan mikronutrian lain yaitu vitamin dan
mineral.
FAKTOR PENYEBAB MALNUTRISI PADA ODHA
Faktor penyebab timbulnya kondisi gizi yang buruk pada ODHA adalah :
Penurunan asupan makanan. Konsumsi nutrient ynag tidak adekuat adalah salah
satu faktor yang dapat menyebabkan kondisi gizi yang buruk. Beberapa faktor
akibat timbLrlnya nyeri saat menelan atau nyeri perut saat makan.
Malabsorbsi gastrointestinal. Mlalabsorbsi dapat menyebabkan perubahan status
gizi pada ODHA. Sehingga, meskipun makanan y'ang dimakan sudah mencukupi.
namun biasa saja tidak semua zat gizi tersebut dapat cliserap tubuh dengan efektii.
Hal ini dapat disebabkan oleh abnormalitas mukosa gastrointestinal yang dapar
disebabkan oleh infeksi HIV-nya sendiri atau merupakan akibat sekunder dari
infbksi usus agen lain. Apabila tnalabsorbsi disertai dengan diare kronik. maka
akan meniadi pr.edisposisi terjadinya malnutrisi yang berat jika tidak segera
ditangani. Diare ini mungkin sa.ia merupakan efek samping dari obat-obatan.
komorbiditas.
Faktor psikososial, seperti kemiskinan. keterbatasan akses layanan kesehatan.
Atau penyalahgunaan obat. (Zubairi Djoerban, dkk. ;2005)
dianjurkan untuk makan makanan yang disukai. Jika mual, maka dianjurkan makan
dalam jumlah yang sedikit tapi sering, sehingga asupan makanan total tetap
mencukupi.
Oleh karena ODHA seringkali mengalami defisiensi mikronutrien, seperti
vitamin Bl2, asam folat, tiamin, seng, selenium, kalsium, magnesium, sefta vitamin
yang larut dalam lemak, terutama vitamin A dan D. maka dapat diberikan suplemen
untuk mengatasi kekurangan zat gizi yang terjadi.
2. Olahraga
Olahraga aman dilakukan oleh ODFTA dan akan memberikan ef-ek ),ang
menguntungkan. Latihan beban merupakan metode yang dapat secara langsung
meningkatkan massa otot. Untuk ODHA yang mengalatni wa:;titrg .symlronte,
latihan tersebut dapat meningkatkan massa tubuh dan berat badan secara
keseluruhan .jika dikombinasikan dengan asupan makanan yang adekuat. Untuk
ODHA yang mengalami masalah lipodistrofi, obesitas. dan resistensi insulin, maka
olahraga yang bersif-at aerobic sangat baik untuk dilakukan dan dapat mengurangi
risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.
3. Obat
Untuk mengatasi hilangnya nafsu makan atau anoreksia, dokter dapat
memberikan obat untuk memperbaiki nafsu makan. Salah satu obat yang sering
digunakan dan memberikan hasil yang cukup baik adalah megestrol asetat (Megace).
Selain memperbaiki nafsu makan, obat ini juga dapat membentuk obat, menambah
massa otot dan lemak. Selain itu harus diperhatikan pula efek samping lain dari obat
ini, rerurama untuk penggunaan.iangka panjang. Cara lain yang dapat dilakukan
untuk menqatasi wcr'slirtg 's.r'ndrome adalah dengan mcmberikan injeksi
testosterone. 5tr''clne perlumbuhan. dan anabolic steroid. Cara pengobatan ini harus
dilakukan cJengan lrari-hari karena efek sampingnya yang cukup bermakna.
Terstosteron misalnya. dapat meneurangi kadar HDL dan menyebabkan penyakit hati
mengalami eksaserbasi sehingga dapat menimbulkan masalah dalam pengobatan
ODHA.
INDIKATOR TEJADINYA MALNUTRISI PADA PENDERITA HIV AIDS
Defisiensi protein merupakan salah satu indikator terjadinya malnutrisi pada
pasien AIDS'.Bila terjadi malnutrisi maka akan mempengaruhi status gizi pasien
AIDS tersebut. Kadar albumin nomal yang ada 3.8 - 4,4 gldl. Kondisi dibawah kadar
allrumin menyebabkan pasien menderita hipoalbumin atau status gizi kurang.
Defisiensi ini menyebabkan penurlman serum albumin karena protein yang
dikonsLmrsi oleh pasien sedikit sehingga teriadi penurunan sintesis protein.
Penurunan sintesis protein ini men.vebabkan asam amino yang dipecah menjadi
berkurang kadaml,a dalam tubuh. Kadar asam amino yang kurang menyebabkan
penurunan serum albumin (Ester. 2000).
DAMPAK MALNUTRISI PADA PENDERITA HIV/AIDS
Dampak malnutrisi pada penderita HIV/AIDS disebabkan oleh tidak adanl,a
penunjang gizi yang baik dalam memperlambat proses penyebaran virus. Dampak
dari malnutrisi ini antara lain :
- Berat Badan
Banyaknya obat-obatan yang harus dikonsumsi menyebabkan penderita
kehilangan nafsu makan. Hal ini menyebabkan asupan gizi pada penderita
tidak terpenuhi dan mengakibatkan penurunan berat badan.
Kehilangan otot dan jaringan lemak
Karena asupan gizi -vang sangat kurang. bukan han.va berar badan vang
menurun tetapi juga .iuga otot dan remak tidak mengarami pertumbuhan.
Malah yang terjadi adalah sebaliknya.
Kekurangan vitamin dan mineral
Vitamin dan minerar sangat penting daram perkembangan dan daya tahan
tubuh, jika tubuh tidak didukung oreh asupan vitamin dan minerar yang baik
maka virus akan mudah menyerang daram kata rain sebuah penyakit san_qat
mLrdah untuk memasuki tubuh penderita HIV/AIDS
Mengurangi fungsi kekebalan dan kompetensi
Penderita Hlv/lDS yang mengarami mamLrtrisi akan mengarami penurunan
fungsi kekebalan tubrh yang sansat menon-ioln kerena kurangnva asrpan
makanan ber-eizi dan berprotein tinggi ,v-ang dikonsumsi oren penderita.
Peningkatan kerentanan terhadap infbksi sekunder
Daya tahan tubuh yang menurun menyebabkan mudarmya si penderita
mengalami infeksi sekunder. Kekebalan tubuh yang mulai melemah membuat
setiap infeksi menjadi bebas untuk berkembang dan menjadikamya masarah
baru bagi penderita HIV/AIDS
Dampak diatas ini hanya sebagian dari seluruh dampak yang biasa dialami
oleh para penderita HIV/AIDS. Dampak yang paling berat biasa dirasakan pada
beban barin .r.,anu dirasakan si penderita dan tidak terlewatkan bebam materi vans
harus tlikeluarkan sipenderita beserta keluarga ataupun yang merawatnya. Beban
batin yang peling dirasakan dimana orang yang mengidap HIV/AIDS dengan
sendirinya akan dijaLrhi oleh orang-orang sekitar karena pemahaman masyarakat
yang sangat miring terhadap penyakit ini.
malnutrisi
pada
HIV/AIDS
lebih
mengacu
pada
mempertahankan kondisi tubuh agar tetap seperti sebelumnya, akan tetapi penderita
HIV/AIDS sangatlah sulit untuk mendapatkan kecukupan nutrsi. Protein dan energi
yang merupakan salah satu kebutukan mendasar tubuh juga tidak mudah untuk bisa
diterima dengan mudah karena banyaknya masalah-masalah dalam tubuh yang
membuatnya terhalangi untuk memasuki tubuh' Ada beberapa penanggulangan
kepada penderita HIV/AIDS lang mungkin bias memberikan pencegahan dalam
menurumya kondisi tubuh.
cD4.
Vitamin E bersama dengan vitamin C dan beta-karoten berfungsi
sebagai antiradikal bebas. Seperti diketahui akibat perusakan oleh
CD4
Sayuran
hijau
dan
kacang-kacangan.
mengandung
vitamin
neurotropik Bl, 86, Bl2 dan zat gizi mikro yang berguna untuk
pembentukan cD4 dan pencegahan anemia
Penanggulangan diatas sebenamya belum bisa menjacli dasar mangatasi
malnutrisi pada penderita HIV/AlDS. HIV/AIDS .nempakan penyakit yang sangar
komplek dan hingga saat ini belum ditemukan cara pengobatan yang bias
menyembuhkan HIV/AIDS secara sempuma.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Infeksi HIV dimulai dengan invasi selektif sel-sel T-helper (linfbsit dependentimus). umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam
(membrane mukosa) atatt aliran darah. dengan cairan tubuh vang menganclung
IllV. sepefti clarah. air mani. cairan vagina. cairan preseminal dan air sustr ibu.
lrenularan ciapat ter.jatji melalui hubungan intim (vaginal. anal ataupun oral).
translirsi ciaralr..iarunr ssntik yang terkontaminasi, antara ibu dan ba.r,i selama
kehamilan. bersalin. atau menvusui serta bentuk kontak laimya dengan cairancairan tubuh tersebut
2. Penderita AIDS biasanya mengalami komplikasi-komplikasi seperti pneumonia
pneumocy'tti.t, Tuberkulosis (TBC), Esofagitis. diare kronis. Toksoplasmosis.
Leukoensefalopati multifokal progresif, Kompleks demensia Sarkoma Kaposi .
Kanker getah bening tingkailinggi. dan lain_lain
3. Epidemi HIV berpotensi menimbulkan dampak buruk untuk kese6atan.
psikolo_eis. ekonomi dan sosial.Malnutrisi dapat menyebabkan komplikasi
intbksi HIV/AIDS dan .iuga meningkatkan morbiditas dan mo.talitas pada
penderita HIV/AIDS
4. Pada saat orang terinfeksi HIV/AIDS. maka sistem kekebalan dalam tubuh akan
menurun' Pada saat itu' bila terjadi malnutrisi, maka sisteln imun akan turun dan
kemungkinan timbulnya penyakit semakin besar, Nutrisi yang baik berarti terjadi
asupan makanan yang baik, berat badan terjaga. dan jaringan otot. juga status
ntikronutriea dalam tubuh tetap dalam kondisi baik
SARAN
1. Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS human t.r6 dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan melibatkan semua pihak, melihat besamva dampak
yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut
2. Penanggulangan AIDS harus diupayakan untuk menghindariarau meminimalisisr
terjadinya berbagai kompl ikasi
DAFTAR PUSTAKA