Anda di halaman 1dari 1

Late Peak Type, yaitu jenis yang mencapai puncak pernafasan terlambat,dimana

kecepatan maksimum respirasi terjadi mulai dari keadaan matang penuh sampai
saat sangat matang (over ripe). Contoh : stroberi.
Sedangkan pada buah nonklimaterik jumlah karbondioksida yang dihasilkan
terus menurun secara perlahan sampai pada saat senensce).
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor
Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap
kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing
spesies
Buah-buahan non-klimaterik menghasilkan sedikit etilen dan tidak memberikan
respon terhadap etilen kecuali dalam hal penurunan kadar klorofil (degreening)
yang terjadi pada pada jeruk dan nanas. Buah non-klimaterik akan merespon
terhadap pemberian etilen baik pada tingkat pra-panen maupun pada tingkat
pasca panen. Sedangkan buah klimaterik hanya akan memberikan respon
terhadap pemberian etilen apabila etilen diberikan pada saat buah berada pada
tingkat pra-klimaterik.
Sedangkan pada non klimaterik terjadi lonjakan waktu respirasinya yang lebih
lambat dan menyebabkan kerusakan komoditas juga berlangsung lebih lambat.
Komoditas yang termasuk non klimaterik seperti bengkoang, salak, nanas, jeruk
bali, semangka, dan lain-lain
Buah non-klimaterik akan bereaksi terhadap pemberian etilen pada tingkat
manapun baik pada tingkat pra-panen maupun pasca panen,

Enzim juga dapat menyebabkan pelunakan pada buah, misalnya enzim


pektinase yang terdapat pada buah-buahan.
Seperti telah diuraikan di atas, umumnya bahan pangan yang mudah rusak
adalah bahan pangan yang mempunyai kandungan air tinggi. Air dibutuhkan
oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Air juga dibutuhkan untuk berlangsungnya
reaksi-reaksi biokimia yang terjadi di dalam bahan pangan, misalnya reaksireaksi yang dikatalisis oleh enzim.
Sinar juga dapat merusak beberapa vitamin yang terkandung dalam bahan
pangan, misalnya vitamin B2, vitamin A dan vitamin C.

Anda mungkin juga menyukai