Anda di halaman 1dari 3

1).

Pompa
Setelah mengetahui cara kerja dari vane pump dan mekanisme pengontrol aliran maka kita
dapat hitung dulu debit aliran yang dikeluarkan oleh pompa seluruhnya.
Data-data pompa: Dc = 33 mm
Dr = 30 mm
Lr = 14 mm
N = 700 Rpm (dari perbandingan puli)
= 0,7
Besarnya 0,7 -, 75 diambil 0,7
Q = 11,681/ menit
Debit yang dikeluarkan pompa sebenarnya adalah 11,68 1/menit kemudian aliran diatur oleh
flow control valve, sehingga aliran yang keluar saat idle atau debit maksimum sebesar 6,6
1/menit.
2). Power silinder
Power silinder merupakan mekanisme penambah utama yang membantu tenaga pengemudi
yang dapat dihitung sebagai berikut:
Ukuran dari power silinder :
Diameter silinder (Dz) = 0,042
Diameter torak (Dst = 0,034
Luas silinder (Az) = 0,00138m2
Luas batang torak (Ast) = 0,00091m2
Luas silinder efektif (Ar) = Az Ast
= 0,00047 m2
Gaya torak dihitung dengan rumus yaitu:
F = A. P P = 5883 kPa (Toyota, 1994: Kem-48)
F = 0,0047 . 5883 kPa
F = 2765 N
Proyek akhir ini menggunakan power steering ekas yang diasumsikan memiliki spesifikasi sama
dengan yang digunakan pada Toyota Corolla AE 101.
F. Penggerak sistem power steering
Penggerak proyek akhir sistem power steering ini menggunakan motor listrik denga perantara
tranmisi sabuk V, dan puli. Dalam merencanakan kita perlu menghitung dari setiap komponen
yaitu motor listrik, puli, dan sabuk V.
1). Motor listrik
pada motor penggerak (Ne) putaran, motornya biasanya cepat dan tinggi, dan hemat listrik

maka dipilih motor listrik denagn spesifikasi sebagai berikut :


a). Daya motor = pk 1pk = 0,735 kw
= 0,50 x 0,735 kw = 367,5 kw
b). Puataran motor (N1) = 1400 rpm
c). Faktor koreksi (Fc)
Karena daya yang akan ditransmisikan adalah daya normal, maka harga Fc disini diambil Fc =
1,5. sedangkan dalam tbel harga Fc besarnya adalah 1-1,5.
d). Daya rencana (Pd)
Daya rencana Pd = Fc . P
= 1,5 .367,5
= 551,25 watt
e). Putaran pompa
Putaran pompa dengan penggerak motor listrik perlu dihitung putaran rotor pompa dengan
perbandingan puli yang digunakan. Adapun perhitungannya sebagi berikut :
Telah diketahui dari atas : n1 =1400 rpm
D1 = 69 mm
D1 = 138 mm
Untuk menghubungkan antara puli I dengan puli II menggunakan transmisi sabuk V.
Perhitungan kecepatan putaran rotor pompa yakni :
D1.n1 = d2 n2
n2 = 700 rpm
Jadi putaran rotor pompa adalah 700 rpm. Sedangkan angka transmisi adalah (i) didapat dari:
2). Sabuk (V belt)
Sabuk yang dipilih adalah sabuk berpenampang tranpesium atau lebih dikenal dengan type V.
dibanding dengan sabuk model lain, sabuk ini mempunyai kelebihan yaitu penanganan mudah,
murah harganya, dan mudah didapatkan dipasaran. Sesuaidaya rencana dan kecepatan
putaran motor penggerak, maka dipilih sabuk tipe V dengan ukuran A yang mempuyai
penampang sebagai berikut:
Perhitungan keliling ditentukan oleh besarnya diameter puli dan jarak sumbu poros, besarnya
1,5-2 kali diameter puli yang besar.
Jika diambil jarak sumbu poros (C) adalah 2 maka :
C = 2 x D2
= 2 x 138
= 276 mm
Panjang keliling sabuk (l) adalah

L = 552 + 324,99 + 0,0625


L = 877, 1 mm
Panjang keliling sabuk (l) adalah
b = 2 . L 3,14 (d2 d1)
= 2. 877,1 3,14 (138 69)
= 1537,5 mm
C = 382,82 mm
Jadi jarak sumbu poros kedua puli adalah 383 mm
Kecepatan linier sabuk (V) = 5,055.
Kecepatan linier sabuk maksimum 30 m/dt sehingga dengan v+ 5,1 m/dt cukup aman.

Anda mungkin juga menyukai