Disusun Oleh:
RINALDY RACHMAN
2011030155
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2015
Nama
: Rinaldy Rachman
NIM
: 2011030155
Jurusan
: Teknik Mesin
Judul proposal
Proposal tugas akhir ini telah disetujui untuk dilanjutkan sebagai tugas akhir
Pada hari
Tanggal
Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Program Studi Teknik Mesin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini system pengkondisian udara tidak bias di pungkiri seperti
daerah tropis di Indonesia sangt dibutuhkan dan bahkan menjadi kebutuhan
manusia, permintaan akan (air conconditioner) AC semakin meningkat baik itu di
industry, otmotif, perkantoran bahkan pada lingkup kecil seperti rumah tangga.
Sejak diciptakanya mobil dengan ruang penumpang tertutup, muncul
pemikiran orang tentang bagaimana caranya agar ruangan didalam mobil tersebut
tidak terasa panas. Beberapa usaha telah dilakukan antara lain dengan memberi
ventilasi udara didalam mobil.
Namun cara ini masih belum memuaskan karena udara yang masuk dari luar
justru malah menimbulkan masalah baru, sebagai contoh masuknya debu-debu
dari jalanan kedalam mobil. Mengingat cara ini masih kurang efektif, kemudian
orang mencoba memasng kipas didalam mobil. Pemasangan kipas angina ternyata
hasilnya cukup lumayan, karena kipas angina ini bias mengurangi rasa gerah pada
saat melakukan perjalanan. Namun seiring berjalanya waktu penggunaan kipas
angin pun belum memadai dan menyebabkan muncul lagi keluhan orang, yakni
jika terjadi kemacetan dijalan yang cukup padat, udara didalam mobil masih
terasa panas, sehingga jendela mobil masih harus dibuka. Akibatnya, keaamanan,
kenyamanan dan keselamatan penumpang menjadi kurang terjamin setelah
berbagai cara dilakukan, kemudian muncul cara lain yang lebih efektif untuk
mengurangi panas, gerah, dan pengap didalam mobil yakni dengan memasang
AC.
Sistem penyejuk udara atau ac sudah menjadi kebutuhan yang tergolong
penting bagi penumpang. Dengan menggunakan AC disamping memperoleh
keamanan, kenyamanan penumpang pun akan lebih terjamin karena pintu dan
jendela mobil harus di tutup pada saat AC dihidupkan.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian dan fungsi AC mobil
Air conditioner atau yang biasa disebut AC merupakan salah satu sistem
didalam kendaraan yang berfungsi untuk membuat temperatur udara di suatu
ruangan menjadi nyaman. Apabila suhu didalam ruangan terasa panas, kemudian
AC diaktifkan maka udara panas ini akan diserap sehingga temperatur udara di
ruangan tersebut menurun. Dan jikadi dalam ruangan terasa lembab, kelembaban
akan dikurangi oleh sistem AC sehingga udara akan dipertahankan pada tingkat
yang nyaman.
Udara lembab dapat terjadi ketika hujan, dimana kelembaban ini dapat
menyebabkan kondensasi atau timbulnya embun pada kaca mobil sehingga dapat
menghalangi pandangan saat menemudi. Dengan mengaktifkan air conditioner ini
kondensasi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Udara yang keluar dari sistem ac
merupakan udara yang bersih dan kering karna telah melalui filter atau saringan
sehingga udara tersebut bersih dan terhindar dari debu dan kotoran.
Air conditioner terdiri dari kata air yang berarti udara, dan conditioner
yang berarti penentu, pengkondisisn, penyejuk, bisa dikatakan juga pengatur. Air
conditioner sering disebut juga sebagai penyejuk udara, karna memang salah satu
fungsinya adalah untuk menyejukkan udara. Sistem air conditioner dalam suatu
kendaraan berfungsi untuk:
1. Mengatur temperatur
2. Mengontrol sirkulasi udara
3. Mengatur kelembaban
4. Memurnikan udara
Secara umum sistem Air conditioner terdiri dari beberapa komponen yang saling
berkaitan yang di hubungkan oleh selang dan pipa.
2.2 Komponen dan fungsi komponen AC mobil
AC mobil terdiri dari dua rangkaian yaitu rangkaian mekanikal dan
rangkaian elektrikal yang saling mterhubung satu sama yang lainnya, kedua
rangkaian tersebut memiliki peranan yang sangat penting. Kedua rangkaian
tersebut terdiri dari beberapa komponen, diantaranya adalah:
2.2.1 Kompresor
Kompresor merupakan komponen utama AC yang berfungsi untuk
mensirkulasikan refrigerant ke seluruh unit AC dengan cara menaikkan tekanan
refrigerant. Fungsi kompresor mirip dengan fungsi jantung pada tubuh manusia
dan refrigerant sebagai darahnya. Kompresor memiliki dua saluran, yaitu saluran
hisap (suction) dan saluran buang (discharge). Saluran hisap dihubungkan dengan
evaporator dan merupakan sisi tekanan rendah, sedangkan saluran buang
dihubungkan dengan kondensor dan merupakan sisi tekanan tinggi. Refrigeran
dalam fase gas pada tekanan dan temperature rendah dihisap oleh kompresor
melalui
saluran
hisap
kemudian
dimampatkan
sehingga
tekanan
dan
dan refrigerant masuk ke dalam silinder. Proses ini berlangsung sampai torak
mencapai titik mati bawah.
Pada langkah kompresi, torak bergerak naik dari titik mati bawah ke titik
mati
atas.
Refrigerant
mengalami
pemampatan
sehingga
tekanan
dan
temperaturnya naik. Akibat tekanan refrigerant yang tinggi, katup hisap akan
menutup dan katup buang membuka sehingga refrigerant keluar dan mengalir ke
kondensor. Gambar 2 memperlihatkan cara kerja kompresor torak.
2.2.2 Kondensor
Receiver dryer
Expansion valve
Evaporator
dapat bekerja sebelum kopling magnet dialiri arus listrik. Tiga bagian magnetic
clutch sebagai berikut
a. Stator, merupakan gulungan magnet (magnet coil) yang terpasang pada housing
kompresor.
b. Rotor, merupakan bagian berputar yang berhubungan dengan crank shaft
(poros) mesin dengan perantaraan pulley belt. Di antara permukaan bagian dalam
dari rotor dan front housing dari kompresor terpasang bearing.
c. Pressure plate, merupakan komponen yang dipasang pada crank shaft (poros)
kompresor.
bertugas untuk menurunkan tekanan media pendingin, karena tekanan turun maka
otomatis temperatur juga turun, akibat dari penurunan tekanan media pendingin
berubah menjadi kabut dengan temperatur yang rendah.
Media pendingin yang sudah turun tekanan dan temperaturnya dialirkan ke
evaporator, akibatnya evaporator menjadi dingin, udara yang mengalir melalui
sirip-sirip evaporator panasnya diserap sehingga temperatur udara tersebut
menjadi turun. Udara yang sudah turun temperaturnya dialirkan kedalam ruang
kendaraan sehingga terasa sejuk. Sementara itu di dala evaporator terjadi
perubahan bentuk pada media pendingin, yang semula berbentuk kabut dari katup
expansi berubah menjadi gas pada evaporator.
Media pendingin yang sudah dalam bentuk gas dari evaporator siap dihisap dan di
sirkulasikan ke dalam sistem.
Cara kerja AC mobil dibagi menjadi tida kondisi, yaitu:
1. Pada saat AC mati
Pada saat ini semua gas freon yang ada dalam sistem AC
mempunyai suhu dan tekanan yang sama yaitu berada pada kisaran 120150psi
2. Pada saat AC baru dihidupkan
Gas freon dipompa kompresor untuk dialirkan kesemua sistem dan
di kabutkan oleh expansi valve ke evaporator menjadi uap dingin yang
kemudian ditiup oleh udara blower keseluruh kabin. Pada tahap ini beban
pendinginan pada kabin masih besar, maka lubang pada expansi valve (D)
membesar dan pengabutannyapun lebih banyak,sehingga pendinginan
ruangan akan lebih cepat.
3. Pada saat AC mobil sudah dalam keadaan hidup
Gas freon dipompa kompresor dan dialirkan kesemua sistem dan
dikabutkan oleh expansi valve ke evaporator menjadi udara dingin yang
kemudian ditiup oleh udara blower ke seluruh kabin. Pada tahap ini beban
pendinginan pada ruangan sudah tercapai, maka lubang pada expansi valve
mengecil dan pengabutan lebih sedikit. Saat kedinginan mencapai derajat
tertentu kompresor akan berhenti bekerja dan akan menyala kembali untuk
memulai proses pendinginan. Biasanya setelan otomatis kompresor adalah
0-5 derajat C ( 0 derajat kompresor mati dan 5 derajat kompresor
menyala )
4. Expansi valve> : Berupa cairan sempurna yang suhu dan tekanannya tinggi.
Keluar>> : Berupa kabut yang di semprotkan dimana suhu dan tekanannya rendah
5. Evaporator> : Berupa kabut yang menguap dimana suhu dan tekanannya
rendah. Keluar>> : Berupa gas yang suhu dan tekanannya rendah.
2.5 Refrigerant
Refrigerant adalah fluida yang digunakan dalam proses refrigerasi, pengkondisian
udara dan system pemompaan panas. Refrigerant menyerap panas dari
suatutempat/area seperti ruang pengkondisian udara di evaporator dan pada area
lain melalui proses kondensasi serta evaporasi.
Persyaratan refrigeran ideal untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut :
1. Tekanan penguapan harus cukup tinggi Sebaiknya refrigeran memiliki
temperatur penguapan pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari
kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efesiensi
volumetric karena naiknya perbandingan kompresi.
2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi apabila tekanan
pengembunan rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah
sehingga penurunan prestasi kompresor dapat dihindarkan. Selain itu, dengan
tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat lebih aman karena kemungkinan
terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan dan sebagainya.
3. Kalor laten penguapan harus tinggi Refrigeran yang memiliki kalor laten
penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena kapasitas refrigerasi yang
sama, jumlah refrigeran yang bersikulasi lebih kecil.
4. Volume spesifik (terutama dalam fasa gas) yang cukup kecil Refrigerasi yang
memiliki kalor laten penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena
kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah refrigeran yang bersikulasi lebih kecil.
5. Koefisien prestasi harus tinggi
6. Konduktivitas termal yang tinggi Sifat ini mempengaruhi kinerja penukar kalor
(evaporator dan kondensor). Refrigeran dengan konduktivitas termal tinggi, lebih
diinginkan dalam suatu refrigerasi. Oleh karena dapat menghasilkan kinerja
penukar kalor yang baik (pada beda temperature yang kecil antara penukar kalor
(refrigeran) dan lingkungan, mampu menghasilkan laju perpindahan panas yang
besar.
7. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas
8. Refrigeran dengan viskositas rendah lebih baik dalam sistem refrigerasi, karena
dalam alirannya refrigeran akan mengalami tahanan yang kecil. Hal tersebut akan
memperkecil rugi aliran dalam pipa.
9. Refrigeran tidak beracun dan berbau merangsang
10. Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah didapat
11. Harus mudah terdeteksi jika terhadi kebocoran.
Prinsip Kerja
Refrigeran uap bertekanan rendah dihisap kompresor melalui katup hisap (suction
valve), lalu dikompresi menjadi refrigeran uap bertekanan tinggi dan dikeluarkan
melalui katup buang (discharge valve) menuju kondensor, kalor dari refrigeran
uap akan diserap oleh udara yang dilewatkan pada sirip-sirip kondensor, sehingga
refrigerant berubah fasa menjadi cair namun tetap bertekanan tinggi. Sebelum
memasuki katup ekspansi, refrigeran terlebih dahulu dilewatkan suatu penyaring
(filter drier). Refrigeran cair bertekanan rendah yang keluar dari katup ekspansi
kemudian memasuki evaporator. Disini terjadi penyerapan kalor dari udara yang
dilewatkan pada sirip-sirip evaporator, sehingga refrigeran berubah fasa menjadi
refrigeran uap. Selanjutnya memasuki kompresor melalui sisi hisap, demikian ini
berlangsung.
yang keluar dari kompresor. Pada titik 2 refrigeran berada pada kondisi uap jenuh
pada tekanan dan temperature kondensasi. Jadi proses 2 2 merupakan proses
pendinginan sensible dari temperatur keluar kompresor menuju temperatur
kondensasi. Proses ini terjadi pada tekanan konstan. Jumlah panas yang
dipindahkan selama proses ini adalah beda entalpi antara titik 2 dan 2. Proses 2
3 adalah proses kondensasi uap didalam kondensor. Proses kondensasi terjadi
pada tekanan konstan. Jumlah panas yang dipindahkan selama proses ini adalah
beda entalpi antara 2- 3. Besarnya panas total yang dikeluarkan di kondensor
adalah jumlah antara panas yang dikeluarkan pada proses 2 2 ditambah panas
yang dikeluarkan pada proses 2- 3. Panas total ini berasal dari panas yang diserap
oleh refrigeran yang menguap di dalam evaporator dan panas yang masuk karena
adanya karja mekanis pada kompresor.
3.Proses Ekspansi berlangsung dari titik 3 ke titik 4. Pada siklus standar
diasumsikan tidak terjadi perubahan kondisi cairan refrigeran yang mengalir di
dalam jalur cairan sampai ke throttling device. Kondisi refrigeran masuk ke alat
pengontrol dinyatakan oleh titik 3. Pada proses ini terjadi penurunan tekanan
refrigeran dari tekanan kondensasi titik 3 menjadi tekanan evaporasi titik 4. Pada
waktu cairan di ekspansikan melalui alat ekspansi ke evaporator, temperatur
refrigeran juga turun dari temperatur kondensasi ke temperatur evaporasi. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya penguapan sebagian cairan refrigeran selama proses
ekspansi. Proses 3-4 merupakan proses ekspansi adiabatik dimana entalpi fluida
tidak berubah disepanjang proses. Refrigeran pada titik 4 berada pada kondisi
campuran cair-uap
4. Proses Evaporasi Proses 4-1 adalah proses penguapan refrigeran pada
evaporator atau disebut juga efek refrigerasi (RE). Proses ini berlangsung pada
temperatur dan tekanan tetap.
2.5.3 Siklus Kompresi Uap Nyata
Siklus kompresi uap sebenarnya terjadi (nyata) berada dari siklus teoritis.
Perbedaan ini muncul karena adanya asumsi-asumsi yang ditetapkan di dalam
siklus standar. Pada siklus nyata terjadi pemanasan lanjut uap refrigeran yang
BAB III
2.
Radiasi Matahari
Dari tabel 18.4 (Arora, 1981: 638) pada temperatur lingkungan 320 C diperoleh
harga insulasi sebesar 400 W/m2. Dari data dimensi mobil Isuzu Panther touring,
diperoleh luas permukaan yang menerima radiasi:
3.
Fitur-fitur elektronik dari Kijang Inova antara lain, warning signal indicator, DIN
audio CD, MP3, 6 speaker, yang kesemuanya diperkirakan memberikan beban
kalor 500 W.
Dengan demikian total beban pendinginan adalah
ANALISIS TERMODINAMIKA
Pada analisa ini akan digunakan beberapa asumsi yang akan mendukung
perhitungan-perhitungan secara teoritis. Asumsi-asumsi yang diambil adalah:
1.
2.
3.
4.
Perbandingan kompresi: r = 3
5.