Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISA SISTEM AC MOBIL ISUZU PANTHER TOURING


Disusun untuk memenuhi persyaratan Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Pamulang

Disusun Oleh:

RINALDY RACHMAN
2011030155
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2015

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

Nama

: Rinaldy Rachman

NIM

: 2011030155

Jurusan

: Teknik Mesin

Judul proposal

: ANALISA SISTEM AC MOBIL ISUZU PANTHER


TOURING

Proposal tugas akhir ini telah disetujui untuk dilanjutkan sebagai tugas akhir
Pada hari

Tanggal

Oleh :
Pembimbing I

Pembimbing II

Mengetahui :
Ketua Program Studi Teknik Mesin

( Ir. Djuhana, M.Si )

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini system pengkondisian udara tidak bias di pungkiri seperti
daerah tropis di Indonesia sangt dibutuhkan dan bahkan menjadi kebutuhan
manusia, permintaan akan (air conconditioner) AC semakin meningkat baik itu di
industry, otmotif, perkantoran bahkan pada lingkup kecil seperti rumah tangga.
Sejak diciptakanya mobil dengan ruang penumpang tertutup, muncul
pemikiran orang tentang bagaimana caranya agar ruangan didalam mobil tersebut
tidak terasa panas. Beberapa usaha telah dilakukan antara lain dengan memberi
ventilasi udara didalam mobil.
Namun cara ini masih belum memuaskan karena udara yang masuk dari luar
justru malah menimbulkan masalah baru, sebagai contoh masuknya debu-debu
dari jalanan kedalam mobil. Mengingat cara ini masih kurang efektif, kemudian
orang mencoba memasng kipas didalam mobil. Pemasangan kipas angina ternyata
hasilnya cukup lumayan, karena kipas angina ini bias mengurangi rasa gerah pada
saat melakukan perjalanan. Namun seiring berjalanya waktu penggunaan kipas
angin pun belum memadai dan menyebabkan muncul lagi keluhan orang, yakni
jika terjadi kemacetan dijalan yang cukup padat, udara didalam mobil masih
terasa panas, sehingga jendela mobil masih harus dibuka. Akibatnya, keaamanan,
kenyamanan dan keselamatan penumpang menjadi kurang terjamin setelah
berbagai cara dilakukan, kemudian muncul cara lain yang lebih efektif untuk
mengurangi panas, gerah, dan pengap didalam mobil yakni dengan memasang
AC.
Sistem penyejuk udara atau ac sudah menjadi kebutuhan yang tergolong
penting bagi penumpang. Dengan menggunakan AC disamping memperoleh
keamanan, kenyamanan penumpang pun akan lebih terjamin karena pintu dan
jendela mobil harus di tutup pada saat AC dihidupkan.

Fungsi pada AC mobil adalah sebagai berikut,


1. Memberikan udara sejuk didalam ruangan mobil.
2. Menghindari udara kotor masuk kedalam ruangan mobil.
3. Menghilangkan kondensasi pada kaca mobil dengan cepat terutama saat
hujan atau udara lembab.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan. Maka rumusan atas
penelitian ini adalah:
1. Mengenal lebih dalam tentang sistem AC Isuzu Panther Touring.
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini yaitu:
1.Untuk mengetahui system kerja AC mobil khususnya Isuzu Panther
Touring.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan ini:
Bagi penulis :
Upaya pengembangan ilmu yang didapat di bagku kuliah dan
praktek kerja yang telah dilakukan, serta menambah pengalaman dan
melihat kenyataan bagaimana system kerja AC pada mobil Isuzu
Panther Touring.
Bagi universitas :
Dapat dimanfaatkan bagi universitas sebagai refrensi tentang
system kerja AC pada mobil Isuzu panther Touring.
Bagi masyarakat :
Dapat memberi informasi akan keuntungan sistem AC pada mobil
Isuzu Panther Touring.
1.5 Batasan masalah

Kompleksnya permasalahan perhitungan analisa ini maka saya perlu


membatasai beberapa masalah yang akan di angkat dalam analisa ini agar menjadi
jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan sebagai berikut.
1. Media atau objek permasalahan adalah Analisa system AC pada mobil
Isuzu Phanter Touring.
2. Dalam penyusunan laporan ini pembahasan di tekankan pada :
a) Ukuran ruangan (volume kabin)
b) Sumber panas didalam mobil
c) PK pada mobil
d) PK pada motor AC

1.6 Sistematika Penulisan


Penulisan sistematika ini dibuat ntuk lebih mempermudah penyusunan
Skripsi ini dan juga dalam membaca, memahami hasil penelitian ini, adapun
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfat penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan
untuk laporan penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan beberapa teori dasar yang mendasari penulisan ini
yang digunakan untuk pemecahan masalah dan definisi dari literature serta hasil
penelitian lain yang berhubungan dengan laporan tugas akhir.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat gambaran metodologi yang terstruktur dari tahap demi
tahap setiap proses pelaksanaan langkah pemecahan masalah yng digambarkan
dalam bentuk gambar dan penjelasandari setiap tahap proses penelitian ini.
BAB IV ANALISA DANPEMBAHASAN

Bab ini memberikan penjelasan mengenai analisis lebih lanjut berdasarkan


dari hasil pengolahan data dan interpretasi hasilnya agar diperoleh sejauh mana
tingkat penerapan yang dapat dicapai sesuai dengan manfaat dari penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang merupakan ringkasan terhadap hasil dari
tujuan penelitian dan saran-saran dalam penerapanya dilapangan yang seksama
dari penelitian ini.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian dan fungsi AC mobil
Air conditioner atau yang biasa disebut AC merupakan salah satu sistem
didalam kendaraan yang berfungsi untuk membuat temperatur udara di suatu
ruangan menjadi nyaman. Apabila suhu didalam ruangan terasa panas, kemudian
AC diaktifkan maka udara panas ini akan diserap sehingga temperatur udara di
ruangan tersebut menurun. Dan jikadi dalam ruangan terasa lembab, kelembaban
akan dikurangi oleh sistem AC sehingga udara akan dipertahankan pada tingkat
yang nyaman.
Udara lembab dapat terjadi ketika hujan, dimana kelembaban ini dapat
menyebabkan kondensasi atau timbulnya embun pada kaca mobil sehingga dapat
menghalangi pandangan saat menemudi. Dengan mengaktifkan air conditioner ini
kondensasi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Udara yang keluar dari sistem ac
merupakan udara yang bersih dan kering karna telah melalui filter atau saringan
sehingga udara tersebut bersih dan terhindar dari debu dan kotoran.
Air conditioner terdiri dari kata air yang berarti udara, dan conditioner
yang berarti penentu, pengkondisisn, penyejuk, bisa dikatakan juga pengatur. Air
conditioner sering disebut juga sebagai penyejuk udara, karna memang salah satu
fungsinya adalah untuk menyejukkan udara. Sistem air conditioner dalam suatu
kendaraan berfungsi untuk:
1. Mengatur temperatur
2. Mengontrol sirkulasi udara

3. Mengatur kelembaban
4. Memurnikan udara
Secara umum sistem Air conditioner terdiri dari beberapa komponen yang saling
berkaitan yang di hubungkan oleh selang dan pipa.
2.2 Komponen dan fungsi komponen AC mobil
AC mobil terdiri dari dua rangkaian yaitu rangkaian mekanikal dan
rangkaian elektrikal yang saling mterhubung satu sama yang lainnya, kedua
rangkaian tersebut memiliki peranan yang sangat penting. Kedua rangkaian
tersebut terdiri dari beberapa komponen, diantaranya adalah:
2.2.1 Kompresor
Kompresor merupakan komponen utama AC yang berfungsi untuk
mensirkulasikan refrigerant ke seluruh unit AC dengan cara menaikkan tekanan
refrigerant. Fungsi kompresor mirip dengan fungsi jantung pada tubuh manusia
dan refrigerant sebagai darahnya. Kompresor memiliki dua saluran, yaitu saluran
hisap (suction) dan saluran buang (discharge). Saluran hisap dihubungkan dengan
evaporator dan merupakan sisi tekanan rendah, sedangkan saluran buang
dihubungkan dengan kondensor dan merupakan sisi tekanan tinggi. Refrigeran
dalam fase gas pada tekanan dan temperature rendah dihisap oleh kompresor
melalui

saluran

hisap

kemudian

dimampatkan

sehingga

tekanan

dan

temperaturnya naik selanjutnya mengalir ke kondensor melalui saluran buang.


Tipe kompresor dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tipe resipro (crankshaft),
tipe swash plate, dan tipe wooble plate.
a. Kompresor tipe resipro (Crank Shaft) Kompresor tipe ini bekerja dengan
memanfaatkan gerak putar dari mesin yang diterima oleh crank shaft kompresor.
Di dalam kompresor gerak putar dari crank shaft diubah menjadi menjadi gerak
bolak balik torak untuk menghisap dan memampatkan refrigerant.
Prinsip kerja kompresor torak terdiri dari dua langkah, yaitu langkah hisap dan
langkah kompresi. Saat langkah hisap torak bergerak turun dari titik mati atas ke
titik mati bawah, volume silinder mengembang sehingga tekanan di dalam silinder
turun atau terjadi kevakuman di dalam silinder. Akibatnya katup hisap membuka

dan refrigerant masuk ke dalam silinder. Proses ini berlangsung sampai torak
mencapai titik mati bawah.
Pada langkah kompresi, torak bergerak naik dari titik mati bawah ke titik
mati

atas.

Refrigerant

mengalami

pemampatan

sehingga

tekanan

dan

temperaturnya naik. Akibat tekanan refrigerant yang tinggi, katup hisap akan
menutup dan katup buang membuka sehingga refrigerant keluar dan mengalir ke
kondensor. Gambar 2 memperlihatkan cara kerja kompresor torak.

b. Kompresor tipe Swash Plate


Pada kompresor jenis ini, gerakan torak diatur oleh swash plate pada jarak tertentu
dengan 6 atau 10 silinder. Ketika salah satu sisi pada torak melakukan langkah
tekan, maka sisi yang lainnya melakukan langkah isap. Pada dasarnya, proses
kompresi pada tipe ini sama dengan proses kompresi pada kompresor tipe crank
shaft. Perbedaannya terletak pada adanya tekanan oleh katup isap dan katup tekan.
Selain itu , perpindahan gaya pada tipe swash plate tidak melalui batang
penghubung (connecting rod), sehingga getarannya lebih kecil. Gambar dibawah
ini memperlihatkan bagian-bagian dari kompresor tipe swash plate.

c. Kompresor tipe Wobble Plate


Sistem kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe swash plate. Namun
dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate, penggunaan kompresor tipe
wobble plate lebih menguntungkan, diantaranya adalah kapasitas kompresor dapat
diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan. Selain itu,
pengaturan kapasitas yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan
oleh kopling magnetic (magnetic clutch). Cara kerjanya, gerakan putar dari poros
kompresor diubah menjadi gerak bolak-balik oleh plat penggerak (drive plate) dan
wobble plate dengan bantuan guide ball. Gerakan bolak-balik ini selanjutnya
diteruskan ke torak melalui batang penghubung. Berbeda dengan jenis kompresor
swash plate, kompresor jenis wobble plate hanya menggunakan satu torak untuk
satu silinder.
Meskipun jenis kompresor di atas mempunyai cara kerja dan konstruksi yang
berbeda, namun pada prinsipnya sama, yaitu menekan refrigerant dan
menghasilkan laju aliran massa refrigerant. Sebenarnya masih ada tipe kompresor
lainnya, yaitu kompresor tipe rotary vane dan tipe scroll, namun jarang digunakan.
Berikut ini gambar kompresor tipe wobble plate.

2.2.2 Kondensor

Kondensor ditempatkan didepan radiator. Kondensor berfungsi


untuk mendinginkan gas refrigerant sehingga terkondensasi menjadi cair
dengan tekanan yang tinggi. Setelah cair, refrigeran mengalir ke receiver
dehidrator. Pendinginan yang dilakukan kondensor berasal dari aliran
udara oleh kipas radiator. Jumlah panas yang dilepaskan refrigerasi dalam
kondensor sama dengan panas yang diserap dalam evaporator ditambah
panas kerja yang diperlukan kompresor untuk menekan refrigerant.

Semakin banyak panas yang dilepas dalam kondensor, maka semakin


besar pula efek mendinginkan yang akan diperoleh dari evaporator.
2.2.3

Receiver dryer

mencairkannya, kemudian disalurkan ke evaporator. Dryer juga


berfungsi sebagai penampung dan penyaring kotoran dalam sistem
peredaran dalam AC mobil.Komponen ini sebagai tempat penyimpanan
freon secara sementara kondensor
2.2.4

Expansion valve

Elemen yang berfungsi sebagai pengubah cairan freon uap atau


kabut (cairan freon yang dari dyer ke evaporator dengan temperatur dan
tekanan yang rendah).menjadi
2.2.5

Evaporator

Perangkat ini berfungsi sebagai penyerap panas dan merubahnya


menjadi udara dingin melalui sirip-sirip pendingin (mengubah cairan freon
menjadi gas dingin.
2.2.6 Heater unit
Merupakan pemanas atau menghembuskan udara panas ketika angin blower
melewati heater, heater mendapatkan panas dari saluran air pendingin mesin atau
radiator.

2.3 Komponen rangkaian elektrikal

2.3.1 Sakelar (selector switch)


Sakelar yang digunakan pada system AC mobil pada umumnya adalah jenis
sakelar putar rotary switch. Sakelar ini digunakan untuk mematikan dan
menghidupkan kompresor, serta memilih kecepatan putaran blower evaporator.
Sakelar terdiri dari tombol putar (menunjukkan posisi off, low, medium, dan high)
dan terminal listrik.
2.3.2 Kopling magnet (magnetic clutch)
Kopling magnet berfungsi memutus dan menghubungkan kompresor dengan
penggeraknya (putaran mesin). Saat mesin mobil bekerja,pulley berputar karena
dihubungkan oleh belt dengan putaran mesin. Dalam hal ini, kompresor tidak

dapat bekerja sebelum kopling magnet dialiri arus listrik. Tiga bagian magnetic
clutch sebagai berikut
a. Stator, merupakan gulungan magnet (magnet coil) yang terpasang pada housing
kompresor.
b. Rotor, merupakan bagian berputar yang berhubungan dengan crank shaft
(poros) mesin dengan perantaraan pulley belt. Di antara permukaan bagian dalam
dari rotor dan front housing dari kompresor terpasang bearing.
c. Pressure plate, merupakan komponen yang dipasang pada crank shaft (poros)
kompresor.

Ketika system AC mobil di hidupkan, amplifier memberikan arus listrik yang


cukup ke coil stator. Setelah itu, akan timbul medan electromagnet dan akan
menarik pressure plate dan menekan permukaan gesek pulley, akibatnya
kompresor berputar.

2.3.3 Thermostat (thermoswitch)


Alat ini bekerja memberikan sinyal kondisi temperature kabin ke kompresor
secara otomatis. Di dalam thermostat terdapat sensor yang akan mendeteksi suhu
pada evaporator. Selain mengatur temperature, fungsi thermostat pada AC mobil
adalah sebagai pengatur proses kerja kompresor AC.

2.3.4 Pengatur suhu elektronik (thermistor)


Thermistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien thermal
negative pada system AC yang menggunakan amplifier. Artinya semakin rendah

suhunya,semakin tinggi resistansinya, sebaliknya semakin tinggi suhunya, akan


semakin rendah resistansinya. Sifat ini dimanfaatkan oleh amplifier untuk
menghidupkan dan mematikan kompresor. Pada suhu tinggi dan resistansi
thermistor rendah, maka saat itulah amplifier akan mengalirkan arus listrik dari
baterai ke magnetic clutch, sehingga kompresor bekerja dan terjadi pendinginan.
2.3.5 Pressure switch
Pada tekanan refrigerant yang tidak normal, misalnya akibat pemampatan
pada system AC, maka pressure switch akan bekerja dengan cara memutuskan
atau menghubungkan aliran listrik yang menuju ke kompresor. Pressure switch
terpasang pada pipa yang berisi cairan diantara receiver dan katup ekspansi. Alat
ini mampu mendeteksi ketidaknormalan tekanan di dalam system dan akan
memutuskan kopling magnet jika terjadi tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah sehingga kompresor pun berhenti bekerja.
2.3.6 Relay
Untuk mengalirkan arus listrik ke magnetic clutch, blower motor dan
keperalatan lainnya pada system AC mobil, diperlukan relay pengaman. Relay
pengaman diperlukan untuk mencegah kerusakan pada kunci kontak. Aliran listrik
tidak bias langsung ke magnetic clutch ataupun ke blower motor tanpa melalui
kunci kontak, sehingga titik-titik kunci kontak akan cepat aus (terbakar). Hanya
dengan mengalirkan arus listrik yang kecil ke coil relay, sudah bias mengalirkan
arus listrik yang cukup besar dari baterai ke magnetic clutch ataupun ke blower
motor melalui kontaktif relay.
2.3.7 Amplifier
Amplifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi mengatur kerja
AC mobil agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan keinginan pemakai.
Pada prinsipnya, amplifier bekerja sebagai relay otomatis yang mnghubungkan
dan memutuskan aliran listrik dari baterai yang menuju ke magnetic clutch.
Terdapat dua jenis amplifier yang digunakan pada AC mobil, yaitu temperature

control amplifier (pengatur suhu) dan temperature control idling stabilizer


amplifier.
2.4 Cara kerja sistem AC

Adapun cara kerja dari sistem AC mobil adalah sebagai berikut:


Kompresor yang digerakan oleh tenaga mesin mobil tersebut, memompa dan
mensirkulasikan media pendingin / Refrigerant / Freon yang masih berbentuk Gas
ke dalam sistem dengan tekanan tertentu.
Selanjutnya media pendingin tersebut dialirkan ke kondensor, di kondensor media
pendingin didinginkan dengan jalan melepas panas ke udara luar lewat sirip-sirip
kondensor. Dikarenakan temperaturnya menurun maka media pendingin yang
tadinya berbentuk gas dari kompresor akan berubah menjadi media pendingin
berbentuk cair.
Selanjutnya media pendingin tersebut dialirkan ke Filter / Dryer untuk dilakukan
penyaringan maupun pengeringan terhadap uap air yang ikut beredar di dalam
sistem. Media pendingin yang sudah difilter di alirkan ke katu expansi yang

bertugas untuk menurunkan tekanan media pendingin, karena tekanan turun maka
otomatis temperatur juga turun, akibat dari penurunan tekanan media pendingin
berubah menjadi kabut dengan temperatur yang rendah.
Media pendingin yang sudah turun tekanan dan temperaturnya dialirkan ke
evaporator, akibatnya evaporator menjadi dingin, udara yang mengalir melalui
sirip-sirip evaporator panasnya diserap sehingga temperatur udara tersebut
menjadi turun. Udara yang sudah turun temperaturnya dialirkan kedalam ruang
kendaraan sehingga terasa sejuk. Sementara itu di dala evaporator terjadi
perubahan bentuk pada media pendingin, yang semula berbentuk kabut dari katup
expansi berubah menjadi gas pada evaporator.
Media pendingin yang sudah dalam bentuk gas dari evaporator siap dihisap dan di
sirkulasikan ke dalam sistem.
Cara kerja AC mobil dibagi menjadi tida kondisi, yaitu:
1. Pada saat AC mati
Pada saat ini semua gas freon yang ada dalam sistem AC
mempunyai suhu dan tekanan yang sama yaitu berada pada kisaran 120150psi
2. Pada saat AC baru dihidupkan
Gas freon dipompa kompresor untuk dialirkan kesemua sistem dan
di kabutkan oleh expansi valve ke evaporator menjadi uap dingin yang
kemudian ditiup oleh udara blower keseluruh kabin. Pada tahap ini beban
pendinginan pada kabin masih besar, maka lubang pada expansi valve (D)
membesar dan pengabutannyapun lebih banyak,sehingga pendinginan
ruangan akan lebih cepat.
3. Pada saat AC mobil sudah dalam keadaan hidup
Gas freon dipompa kompresor dan dialirkan kesemua sistem dan
dikabutkan oleh expansi valve ke evaporator menjadi udara dingin yang
kemudian ditiup oleh udara blower ke seluruh kabin. Pada tahap ini beban

pendinginan pada ruangan sudah tercapai, maka lubang pada expansi valve
mengecil dan pengabutan lebih sedikit. Saat kedinginan mencapai derajat
tertentu kompresor akan berhenti bekerja dan akan menyala kembali untuk
memulai proses pendinginan. Biasanya setelan otomatis kompresor adalah
0-5 derajat C ( 0 derajat kompresor mati dan 5 derajat kompresor
menyala )

2.4.1 Mekanisme cara kerja AC mobil


Selang dan kondisi freon di dalamnya saat AC bekerja
1. Selang ukuran 5/8 menghubungkan antara evaporator dan kompresor
berisi:gas yang suhu dan tekanannya rendah, 0,5c / 20-35psi
2. Selang ukuran 1/2 menghubungkan antara kompresor dan kondensor
berisi: gas yang suhu dan tekanannya tinggi, 80-90c / 200-350psi
3. Selang ukuran 3/8 menghubungkan antara kondensor dan filter drier
berisi:cairan tak sempurna dengan suhu hangat dan tekanannya tinggi, 6070c / 200-350psi
4. Selang ukuran 3/8 menghubungkan antara filter drier dan evaporator
berisis: cairan sempurna dengan suhu hangat dan tekanan tinggi, 60-70c /
200-350psi

2.4.2 Kondisi freon dalam kondisi AC mobil


1. Kompresor> masuk : Berupa gas yang suhu dan tekanannya rendah
>>keluarBerupa gas yang suhu dan tekanannya tinggi.
2. Kondensor> masuk : Berupa gas yang suhu dan tekanannya tinggi >>keluar :
Berupa cairan tak sempurna yang suhu dan tekanannya tinggi.
3. Receiver drier> : Masuk berupa cairan tak sempurna yang suhu dan te
kanannyatinggi. Keluar> : Berupa cairan sempurna yang suhu dan tekanannya
tinng.

4. Expansi valve> : Berupa cairan sempurna yang suhu dan tekanannya tinggi.
Keluar>> : Berupa kabut yang di semprotkan dimana suhu dan tekanannya rendah
5. Evaporator> : Berupa kabut yang menguap dimana suhu dan tekanannya
rendah. Keluar>> : Berupa gas yang suhu dan tekanannya rendah.
2.5 Refrigerant
Refrigerant adalah fluida yang digunakan dalam proses refrigerasi, pengkondisian
udara dan system pemompaan panas. Refrigerant menyerap panas dari
suatutempat/area seperti ruang pengkondisian udara di evaporator dan pada area
lain melalui proses kondensasi serta evaporasi.
Persyaratan refrigeran ideal untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut :
1. Tekanan penguapan harus cukup tinggi Sebaiknya refrigeran memiliki
temperatur penguapan pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari
kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efesiensi
volumetric karena naiknya perbandingan kompresi.
2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi apabila tekanan
pengembunan rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah
sehingga penurunan prestasi kompresor dapat dihindarkan. Selain itu, dengan
tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat lebih aman karena kemungkinan
terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan dan sebagainya.
3. Kalor laten penguapan harus tinggi Refrigeran yang memiliki kalor laten
penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena kapasitas refrigerasi yang
sama, jumlah refrigeran yang bersikulasi lebih kecil.
4. Volume spesifik (terutama dalam fasa gas) yang cukup kecil Refrigerasi yang
memiliki kalor laten penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena
kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah refrigeran yang bersikulasi lebih kecil.
5. Koefisien prestasi harus tinggi

6. Konduktivitas termal yang tinggi Sifat ini mempengaruhi kinerja penukar kalor
(evaporator dan kondensor). Refrigeran dengan konduktivitas termal tinggi, lebih
diinginkan dalam suatu refrigerasi. Oleh karena dapat menghasilkan kinerja
penukar kalor yang baik (pada beda temperature yang kecil antara penukar kalor
(refrigeran) dan lingkungan, mampu menghasilkan laju perpindahan panas yang
besar.
7. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas
8. Refrigeran dengan viskositas rendah lebih baik dalam sistem refrigerasi, karena
dalam alirannya refrigeran akan mengalami tahanan yang kecil. Hal tersebut akan
memperkecil rugi aliran dalam pipa.
9. Refrigeran tidak beracun dan berbau merangsang
10. Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah didapat
11. Harus mudah terdeteksi jika terhadi kebocoran.

Prinsip Kerja
Refrigeran uap bertekanan rendah dihisap kompresor melalui katup hisap (suction
valve), lalu dikompresi menjadi refrigeran uap bertekanan tinggi dan dikeluarkan
melalui katup buang (discharge valve) menuju kondensor, kalor dari refrigeran
uap akan diserap oleh udara yang dilewatkan pada sirip-sirip kondensor, sehingga
refrigerant berubah fasa menjadi cair namun tetap bertekanan tinggi. Sebelum
memasuki katup ekspansi, refrigeran terlebih dahulu dilewatkan suatu penyaring
(filter drier). Refrigeran cair bertekanan rendah yang keluar dari katup ekspansi
kemudian memasuki evaporator. Disini terjadi penyerapan kalor dari udara yang
dilewatkan pada sirip-sirip evaporator, sehingga refrigeran berubah fasa menjadi
refrigeran uap. Selanjutnya memasuki kompresor melalui sisi hisap, demikian ini
berlangsung.

2.5. Analisa Sistem Kompresi Uap


2.5.1 Siklus Carnot
Mesin Carnot menerima energi kalor pada suhu tinggi merubah sebagian menjadi
kerja dan kemudian mengeluarkan sisanya sebagai kalor pada suhu yang lebih
rendah. Siklus refrigerasi Carnot merupakan kebalikan dari siklus mesin Carnot.
Karena siklus refrigerasi menyalurkan energi dari suhu rendah menuju suhu yang
lebih tinggi siklus refrigerasi membutuhkan kerja luar untuk mendapatkan kerja.

2.5.2 Siklus Kompresi Uap Teoritis


Siklus teoritis mengasumsikan bahwa :
1. Uap refrigeran yang keluar dari evaporator dan masuk kompresor merupakan
uap jenuh pada tekanan dan temperatur penguapan.
2. Refrigeran keluar kondensor dan masuk ke alat ekspansi berupa cairan jenuh
pada tekanan dan temperatur pengembunan.
Beberapa proses yang bekerja pada siklus refrigerasi:
1. Proses kompresi berlangsung dari titik 1 ke titik 2. Pada siklus teoritis
diasumsikan refrigeran tidak mengalami perubahan kondisi selama mengalir di
jalur hisap. Pada proses ini uap refrigeran pada tekanan evaporasi dikompresi
sampai pada tekanan kondensasi. Proses kompresi diasumsikan isentropik
sehingga pada diagram tekanan entalpi, titik 1 dan titik 2 berada pada satu garis
entropi konstan. Pada titik 2 uap refrigeran berada pada kondisi superheat. Proses
kompresi memerlukan kerja luar,entalpi uap naik yaitu dari h 1 ke h 2 Besarnya
kenaikan ini sama dengan besarnya kerja mekanis yang dilakukan pada uap
refrigerant.
2. Proses kondensasi Proses 2-2 dan 2-3 terjadi di kondensor. Uap panas
refrigeran yang keluar dari kompresor didinginkan sampai pada temperatur
kondensasi dan kemudian di kondensasikan. Titik 2 adalah kondisi refrigeran

yang keluar dari kompresor. Pada titik 2 refrigeran berada pada kondisi uap jenuh
pada tekanan dan temperature kondensasi. Jadi proses 2 2 merupakan proses
pendinginan sensible dari temperatur keluar kompresor menuju temperatur
kondensasi. Proses ini terjadi pada tekanan konstan. Jumlah panas yang
dipindahkan selama proses ini adalah beda entalpi antara titik 2 dan 2. Proses 2
3 adalah proses kondensasi uap didalam kondensor. Proses kondensasi terjadi
pada tekanan konstan. Jumlah panas yang dipindahkan selama proses ini adalah
beda entalpi antara 2- 3. Besarnya panas total yang dikeluarkan di kondensor
adalah jumlah antara panas yang dikeluarkan pada proses 2 2 ditambah panas
yang dikeluarkan pada proses 2- 3. Panas total ini berasal dari panas yang diserap
oleh refrigeran yang menguap di dalam evaporator dan panas yang masuk karena
adanya karja mekanis pada kompresor.
3.Proses Ekspansi berlangsung dari titik 3 ke titik 4. Pada siklus standar
diasumsikan tidak terjadi perubahan kondisi cairan refrigeran yang mengalir di
dalam jalur cairan sampai ke throttling device. Kondisi refrigeran masuk ke alat
pengontrol dinyatakan oleh titik 3. Pada proses ini terjadi penurunan tekanan
refrigeran dari tekanan kondensasi titik 3 menjadi tekanan evaporasi titik 4. Pada
waktu cairan di ekspansikan melalui alat ekspansi ke evaporator, temperatur
refrigeran juga turun dari temperatur kondensasi ke temperatur evaporasi. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya penguapan sebagian cairan refrigeran selama proses
ekspansi. Proses 3-4 merupakan proses ekspansi adiabatik dimana entalpi fluida
tidak berubah disepanjang proses. Refrigeran pada titik 4 berada pada kondisi
campuran cair-uap
4. Proses Evaporasi Proses 4-1 adalah proses penguapan refrigeran pada
evaporator atau disebut juga efek refrigerasi (RE). Proses ini berlangsung pada
temperatur dan tekanan tetap.
2.5.3 Siklus Kompresi Uap Nyata
Siklus kompresi uap sebenarnya terjadi (nyata) berada dari siklus teoritis.
Perbedaan ini muncul karena adanya asumsi-asumsi yang ditetapkan di dalam
siklus standar. Pada siklus nyata terjadi pemanasan lanjut uap refrigeran yang

meninggalkan evaporator sebelum masuk ke kompresor. Pemanasan lanjut ini


terjadi akibat tipe peralatan ekspansi yang digunakan atau dapat juga karena
penyerapan panas di jalur masuk antara evaporator dan kompresor

BAB III

PERHITUNGAN BEBAN PENDINGINAN


Beban pendinginan dalam ruang kendaraan bersumber dari penumpang, radiasi
matahari, fitur-fitur elektronik dan penerangan dalam ruang kendaraan.
1. Beban kalor dari penumpang
Dari data spesifikasi teknik diketahui kapasitas penumpang maksimum 8 orang.
Kemudian dari Tabel 19.1 (Arora, 1981:505) untuk aktifitas penumpang duduk
dan temperatur bola kering di dalam ruang kendaraan 220 C, diperoleh kalor
sensible dan kalor laten per orang adalah 80 W dan 35 W. Sehingga total beban
kalor dari penumpang adalah,
Qo = (80 + 35) 8 = 920 W

2.

Radiasi Matahari

Dari tabel 18.4 (Arora, 1981: 638) pada temperatur lingkungan 320 C diperoleh
harga insulasi sebesar 400 W/m2. Dari data dimensi mobil Isuzu Panther touring,
diperoleh luas permukaan yang menerima radiasi:

Sehingga beban kalor akibat radiasi matahari :

3.

Fitur-fitur elektronik dan penerangan

Fitur-fitur elektronik dari Kijang Inova antara lain, warning signal indicator, DIN
audio CD, MP3, 6 speaker, yang kesemuanya diperkirakan memberikan beban
kalor 500 W.
Dengan demikian total beban pendinginan adalah

ANALISIS TERMODINAMIKA
Pada analisa ini akan digunakan beberapa asumsi yang akan mendukung
perhitungan-perhitungan secara teoritis. Asumsi-asumsi yang diambil adalah:
1.

Temperatur lingkungan (ambient temperatur) : T1 = 300C = 303 K

2.

Tekanan lingkungan (ambient temperatur) : P1 = 1,01325 bar

3.

Kecepatan rata-rata mobil: C = 60 km/jam = 16,67 m/s

4.

Perbandingan kompresi: r = 3

5.

Temperatur kabin: Ti = 220C = 295 K

Anda mungkin juga menyukai