Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Strategi pembangunan kesehatan nasional adalah mewujudkan Indonesia
sehat 2010, strategi ini mengedepankan program pembangunan nasional
berwawasan kesehatan. Program pembangunan kesehatan memberikan prioritas
utama terhadap upaya upaya pelayanan peningkatan kesehatan ( promotif ) dan
upaya pencegahan penyakit ( preventif ) selain upaya pelayanan penyembuhan
atau pengobatan ( kuratif ) dan upaya pemulihan kesehatan ( rehabilitatif )
dilakukan secara menyeluruh dan terpadu serta berkesinambungan (Profil
Kesehatan Kabupaten Gianyar, 2011).
Untuk

meningkatkan

pelayanan

kepada

masyarakat

dalam

rangka

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, ditegaskan


kembali dalam PP No 23 Tahun 2005 sebagai peraturan pelaksanaan dari pasal 69
ayat (7) UU No 1 Program Pengelolaan Keuangan, maka dibentuklah Badan
Layanan Umum (BLU) di setiap Puskesmas di Indonesia. Sesuai dengan
pengertian BLU yang diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU No 1 Tahun 2004
tentang perbendaharaan negara, BLU adalah Instansi di lingkungan pemerintah
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan / jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari untung
dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.

Tujuan dibentuknya BLU adalah sebagaimana diamanatkan dalam pasal 68


ayat (1) yang menyebutkan bahwa Badan Layanan umum dibentuk untuk
meningkatkan

pelayanan

publik

pemerintah

dalam

rangka

memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian ditegaskan


kembali dalam PP No. 23 Tahun 2005 sebagai peraturan pelaksanaan dari Pasal
69 ayat (7) UU No. 1 Tahun 2004, Pasal 2 yang menyebutkan bahwa BLU
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
memberikan fleksibelitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip
ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Apabila
dikelompokkan menurut jenisnya BLU terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) BLU yang kegiatannya menyediakan barang atau jasa meliputi rumah sakit,
lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran, dan lain-lain;
2) BLU yang kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan meliputi otorita
pengembangan wilayah dan kawasan ekonomi terpadu (Kapet); dan
3) BLU yang kegiatannya mengelola dana khusus meliputi pengelola dana
bergulir, dana UKM, penerusan pinjaman dan tabungan pegawai.
Puskesmas adalah sebagai salah satu jenis BLU merupakan ujung tombak
dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Namun tidak sedikit keluhan selama
ini diarahkan pada kualitas pelayanan puskesmas yang dinilai masih rendah.
Penyebabnya klasik, yaitu masalah keterbatasan dana yang dimiliki oleh
puskesmas, sehingga tidak bisa mengembangkan mutu layanannya, baik karena

peralatan medis yang terbatas maupun kemampuan sumber daya manusia (SDM)
yang rendah.
Perkembangan pengelolaan puskesmas, baik dari aspek manajemen maupun
operasional sangat dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari lingkungan, yaitu
antara lain bahwa puskesmas dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu, dan biaya kesehatan yang terkendali sehingga berujung pada
kepuasan pasien. Tuntutan lainnya adalah pengendalian biaya. Pengendalian biaya
merupakan masalah yang kompleks karena dipengaruhi oleh berbagai pihak yaitu
mekanisme pasar, tindakan ekonomis, sumber daya manusia yang dimiliki
(profesionalitas) dan tidak kalah penting adalah perkembangan teknologi
puskesmas itu sendiri.
Dipandang dari segmentasi kelompok masyarakat, secara umum puskesmas
merupakan layanan jasa yang disediakan untuk kalangan menengah ke bawah.
Biaya kesehatan yang cenderung meningkat menuntut puskesmas untuk secara
mandiri mengatasi permasalahan tersebut.

Peningkatan biaya kesehatan

merupakan fenomena tersendiri bagi puskesmas yang melayani karena puskesmas


memiliki segmen layanan kesehatan untuk kalangan menengah ke bawah.
Akibatnya puskesmas diharapkan dapat menjadi pusat pelayanan kesehatan
masyarakat yang murah dan bermutu melalui BLU.
Untuk menjadi sebuah BLU, maka harus

memenuhi persyaratan

sebagaimana diatur menurut Pasal 4 pp No. 23 Tahun 2005, sebagai berikut:


1) Persyaratan Substantif, apabila menyelanggarakan Iayanan umum yang
berhubungan dengan penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum;

pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan


perekonomian masyarakat atau layanan umum; dan/atau pengelolaan
dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan
kepada masyarakat.
2) Persyaratan Teknis, yaitu kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan
fungsinya Iayak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU
sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala
SKPD sesuai dengan kewenangannya; dan kinerja keuangan satuan kerja
instansi yang bersangkutan adalah sehat sebagaimana ditunjukkan dalam
dokumen usulan penetapan BLU.
3) Persyaratan
meningkatkan

Administratif,
kinerja

yaitu

pelayanan,

pernyataan
keuangan,

kesanggupan
dan

manfaat

untuk
bagi

masyarakat; pola tata kelola (yang baik); rencana strategis bisnis;


laporan keuangan pokok; standar pelayanan minimum; dan laporan audit
terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.
Puskesmas yang dituntut untuk melaksanakan BLU tentu saja harus
mempunyai strategi untuk dapat melaksanakannya dengan baik sesuai dengan
prosedur yang ada. Penelitian ini diarahkan untuk mencari alternatif strategi agar
pengelolaan puskesmas sebagai BLU dapat berjalan dengan baik dalam
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
menyatakan pemerintah daerah wajib melaksanakan urusan di bidang kesehatan.
Demikian juga Sistem Kesehatan Daerah Kabupaten Gianyar yang ditetapkan

dengan Peraturan Bupati Gianyar Nomor 31 Tahun 2006, mempertegas makna


pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan hak azasi manusia serta
memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan isi dan
misinya, memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif,
meningkatkan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau, bermutu serta
meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan di Kabupaten
Gianyar.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Pemerintah dalam
RPJMN 2010-2014 memprioritaskan pembangunan bidang kesehatan melalui
peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan yaitu dengan fokus prioritas
pertama adaiah peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita. Fokus prioritas
berikutnya adalah perbaikan status gizi masyarakat, pengendalian penyakit
menular serta penyakit tidak menular, diikuti dengan penyehatan lingkungan,
pengembangan sumber daya manusia kesehatan. peningkatan ketersediaan,
keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu penggunaan obat serta pengawasan
obat dan makanan, pengembangan sistem jarninan pembiayaan kesehatan,
pemberdayaan masyanakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan, dan
terakhir adalah peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Gianyar sesuai dengan visinya yaitu
Maju Bersama Mewujudkan Masyarakat Gianyar Hidup Sehat Berlandaskan Tri
Hita Karana, diwujudkan dengan melaksanakan berbagai program kesehatan
seperti: upaya kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, sumber daya kesehatan,

kebijakan dan rnanajemen kesehatan, pembiayaan kesehatan serta pemberdayaan


masyarakat dan kemitraan.
Untuk mewujudkan pembangunan kesehatan di Kabupaten Gianyar tersebut
maka pemerintah daerah membangun Puskesmas di setiap kecamatan. Saat ini di
Kabupaten Gianyar terdapat

tigabelas puskesmas yang tersebar di ketujuh

kecamatan. Untuk dapat meningkatkan pelayanannya maka seluruh puskesmas


yang berada di Kabupaten Gianyar mengikuti Program Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD).
Pelaksanaan BLUD di setiap puskesmas di Gianyar merupakan salah
satu wujud nyata perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang perlu diterapkan
dengan baik oleh Puskesmas. Tentu saja untuk menerapkan BLUD tidak hanya
didukung oleh pemerintah tetapi juga perlu dukungan oleh pihak internal
puskesmas dan peran serta masyarakat. Oleh karena itu perlu strategi yang tepat
untuk dapat melaksanakan BLUD secara optimal.
Dalam melaksanakan rencana strategi maka diperlukan suatu analisis
yang mendalam, Salah satu analisis yang cukup populer di kalangan pelaku
organisasi adalah analisis SWOT. Analisis SWOT ( strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu
proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang
spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Dalam
pengelolaan dan pengembangan suatu perencanaan strategis, yaitu suatu pola

struktur sasaran yang saling mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan
yang menyeluruh. Sebagai persiapan perencanaan, agar dapat memilih dan
menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun program-program dan proyekproyek yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu analisis yang tajam dari
penggiat organisasi.
Berdasar uraian tersebut maka seluruh puskesmas yang berada di
Kabupaten Gianyar harus melaksanakan BLUD dengan baik sehingga
peningkatan kualitas pelayanan dapat tercapai. Penelitian ini dilanjutkan dengan
analisis SWOT dan penyusunan Rencana strategis pelaksanaan BLUD agar hasil
penelitian ini juga dapat memberi masukan bagi pihak manajemen Puskesmas SeKabupaten Gianyar dapat menjadi blue print Renstra pelaksanaan BLUD di
masa mendatang. Oleh sebab itu penelitian difokuskan pada analisis SWOT dan
Renstra pelaksanaan BLUD dalam upaya meningkatkan pelayanan di Puskesmas
Se-Kabupaten Gianyar.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang mengenai program BLUD di Puskesmas kabupaten
Gianyar maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah

kekuatan

kelemahan

pelaksanaan

program

BLUD

Puskesmas di Kabupaten Gianyar?


2) Bagaimanakah peluang ancaman pelaksanaan program BLUD Puskesmas
di Kabupaten Gianyar?
3) Bagaimana Rencana Strategik (Renstra) pengembangan pelaksanaan
program BLUD Puskesmas di Kabupaten Gianyar?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah adalah
sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan program BLUD
Puskesmas di Kabupaten Gianyar.
2) Untuk mengetahui peluang dan ancaman pelaksanaan program BLUD
Puskesmas di Kabupaten Gianyar.
3) Untuk membuat Rencana Strategik (Renstra) pengembangan pelaksanaan
program BLUD Puskesmas di Kabupaten Gianyar.
1.4 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut.
1) Manfaat secara teoritis
(1) Bagi khasanah ilmu pengetahuan
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi
tambahan dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat, khususnya dalam
merumuskan rencana strategis melalui analisis SWOT.
(2) Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan

pengetahuan,

wawasan,

dan

pertimbangan

apabila

melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.


2) Manfaat secara praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi mengenaI
rencana strategis untuk melaksanakan BLU yang lebih baik sehingga

bermanfaat bagi pihak Puskesmas Se Kabupaten Gianyar dalam membuat


kebijakan dalam upaya menciptakan kualitas pelayanan dan kepuasan
pelanggan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai