Anda di halaman 1dari 11

Konsep Dasar Pemberian Obat

A.

Pengertian dan Jenis-Jenis Pemberian Obat


Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau
kimiawi yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan,
meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
1. Jenis jenis pemberian obat
adapun Cara pemberian obat didasarkan pada bentuk obat, efek yang diinginkan
baik fisik maupun mental.
Diantaranya :
a.

Oral
Pemberian obat melalui mulut merupakan cara paling mudah dan paling sering
digunakan. Obat yang digunakan biasanya memiliki onset yang lama dan efek

yang lama.
b.
Parenteral
Pemberian obat melalui perenteral merupakan pemberian obat melalui jaringan
tubuh.pemberian obat parenteral, merupakan pilihan jika pemberian obat dari
mulut merupakan ktrak indikasi.
c.
Topical
Obat diberikan pada kulit atau mukosa. Obat-obat yang diberikan biasanya
memiliki efek lokal, obat dapat di oleskan pada areah yang diobati atau
d.

medicated baths. Efek sistematik dapat timbul jika kulit klien tipis.
Inhalasi
Jalan nafas memberikan tempat yang luas untuk absorrsi obat, obat diinhalasi
melalui mulut atau pun hidung.

B.

TujanPemberian Obat
Untuk menghilangkan rasa nyeri yang dialami klien.
Obat topikal pada kulit memiliki efek yang lokal
Efek samping yang terjadi minimal
Menyembuhkan penyakit yang diderita oleh klien

C.

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat


Adapun hal-hal yang dapat diperhatikan dalam pemberian obat, di antaranya

1. Tepat obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas medis harus memperhatikan
kebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni : ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan obat ke
tempat penyimpanan.
2. Tepat dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi
alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet, dan
lain-lain. Dengan demikian, penghitungan dosis benar untuk diberikan ke pasien.
3. Tepat pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan.hal
ini dilakukan dengan mengidentifikasikan identitas kebenaran obat, yaitu
mencocokkan nama, nomor registrasi, alamat, dan program pengobatan pada
pasien.
4. Tepat jalur pemberian
Kesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan efek sistenik yang fatal pada
pasien .untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat cara pemberian/ jalur
obat pada lebel yang dada sebelum memberikannya ke pasien.
5. Tepat waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan
karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari
obat
D. Teknik-Teknik Pemberian Obat
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara di
antaranya:
a. Pemberian obat melalui oral
Pemberian obat melalui mulut dapat dilakukan dengan tujuan mencegah ,
mengobati dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat .
Persiapan alat dan bahan :

Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.

Obat dan tempatnya

Air minum dalam tempatnya


Prosudur kerja
1. cuci tangan
2. jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan .

3. baca obat, dengan berperinsip tepat obat ,tepat pasien , tepat dosis, tepat
waktu, dan tepat tempat.
4. Bantu untuk meminumkannya dengan cara
a. apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka
tobat. Jangan sentuh obat dengan tangan . untuk obat berupa kapsul
jangan dilepaskan pembungkusnya.
b. kaji kesulitan menelan bila ada, jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan
campuran dengan minuman.
c. Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian .
5. catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian . evaluasi respons terhadap
obat denngan mencatat hasil pemberian obat
6. cuci tangan
b.

Pemberian obat melalui jaringan intrakutan


Memberikan atau memasukkan obat kedalam jaringan kulit dilakukan sebagai tes
reaksi alergi terhadap jenis obat yang akan digunakan . pemberian obat melalui
jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis secara umum,
dilakukan pada daaerah lengan , tangan bagian venteral.
Persiapan alat dan bahan :
1
Daftar buku obat /catatan, jadwal pemberian obat.
2
Obat dalam tempatnya.
3
Spuit 1cc /spuit insulin
4
Kapas alkhol dalam tempatnya.
5
Cairan pelarut
6
Bak seteril dilapisi kas steril
7
Bengkok
8
Perlak dan alasanya
Prosedur kerja :
1
Cuci tangan
2
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3
Bebaskan daerah yang akan disuntik.bila menggunakan baju lengan panjang, buka
dan ke ataskan.
4
Pasang perlak di bawah bagian yang di suntik.
5
Ambil obat untuk tes alergi ,kemudian larutkan / encerkan dengan akuades (cairan
pelarut). Selanjutnya , ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai 1 cc lalu siapkan pada
bak injeksi atau seteril
6
Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang disuntik
7
Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri.
8
Lakukan penusukan dengan lubang mennghadap ke atas yang sudutnya 15-20
terhadap permukaan kulit.
9
Semperotkan obat hingga terjadi gelembung
10 Tarik supit dan tidak boleh dilakukan massage

11 Cuci tangan
12 Catat reaksi pemberian , hasil pemberian obat / tes obat, tanggal, waktu, dan jenis
obat
c.
Pemberian obat melalui jaringan subkutan
Pemberian obat melalui suntikan di bawah kulit dapat dilakukan pada daerah lengan
atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan
daerah sekitar umbilicus(abdomen) . umumnya, pemberian obat melalui jaringan
subkutan ini dilakukan dalam program pemberian insulin yang di gunakan untuk
mengontrol kadar gula darah. Terdapat dua tipe larutan insulin yang diberikan , yaitu
jernih dan keruh.larutan jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin
reguler). Larutan yang keruh termasuk tipe lambat karena adanya penambahan
protein sehingga memperlambat absorpsi obat.
Persiapan alat dan bahan:
1.
Daftar buku obat/ catatan, jadwal pemberian obat
2.
Obat dalam tempatnya.
3.
Spuit insulin.
4.
Kapas alkohol dalam tempatnya
5.
Cairan
6.
Bak injeksi
7.
Bengkok
8.
Perlak dan alasnya
Prosedur kerja:
1.
cuci tangan.
2.
jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.
bebaskan daerah yang akan disuntikkan atau bebaskan suntikan dari pakaian .
apabila menggunakan baju , dibuka atau di ataskan .
4.
ambil obat pada tempatnya sesuai dengan dosis yang akan diberikan . setelah itu,
tempatkan pada bak injeksi.
5.
Disinfeksikan dengan kapas alkohol.
6. Tegangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkuntun).
7.
Lakukan penusukan dengan jarum suntik menghadap ke atas , dengan sudut
45 pada permukaan kulit.
8.
Lakukan dengan aspirasi bila tidak ada darah, semprotkan obat perlahan-lahan
hingga habis .
9.
Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Masukan spuit yang telah dipakai
kedalam bengkok.
10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis / dosis obat.
11. Cuci tangan.
d.
Pemberian obat melalui intervena
Memberikan obat secara langsung, diantaranya vena mediana cubitus / cephalika
(daerah lengan), vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari
kepala. Tujuanya agar reaksi berlangsung cepat dan langsung masuk pada pembuluh
darah.

Persiapan alat dan bahan:


Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
Obat dalam tempatnya
Spuit sesuai dengan jenis ukuran.
Kapas alkohol dalam tempatnya
Cairan pelarut
Bak injeksi
Bengkok
Perlak dan alasnya
Karet pembendung.
Prosedur kerja :
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3.
Bebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian. apabila tertutup,
pakaian dibuka atau dikeataskan
4.
Ambil onbat dari tempatnya dengan spuit, sesui dengan dosis yang akan diberikan.
Apabila obat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka lartkan dengan pelarut
(akuades sterill).
5.
Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.
6.
Kemudian tempatkan obat yang telah di ambil pada bak injeksi
7.
Disinfeksi dengan kapas alkohol
8.
Pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat dapat dilakukan
peningkatan dengan karet pembandung (torniquet) , tegangkan dengan tangan /
minta bantuan, atau membendung di atas vena yang akan dilakukan penyuntikan.
9. Ambil spuit yang berisi obat
10. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke
pembuluh darah .
11. Lakukan aspirasi. Bila sudah ada daerah ,lepskan karet pembendung dan langsung
semprotkan obat hingga habis.
12. Setelah selesai, ambil sempuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah
pennusukan dengan kapas alkohol . letakkan spuit yang telah digunakan ke dalam
bengkok.
13. Catat reaksi pemberian , tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat
14. Cuci tangan.
e.
Pemberian obat melalui wadah intervena
Memberikan obat melalui wadah intrvena merupakan pemberian obat dengan
menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intervena. dengan
bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik
dalam darah.
Persiapan alat dan bahan :
1.
Spuit dan jarum yang sesuai dengan ukuran .
2.
Obat dalam tempatnya
3. Wadah cairan (kantong / botol)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

4.

Kapas alkohol.
Prosedur kerja :
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.
Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
4.
Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
5.
Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran
6.
Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian
tengah dan memasukkan obat perlahan-lahan ke dalam kantong / wadah cairan
7.
Setelah selesai , tarik spuit dan campur larutan dengan membalikan kantong cairan
secara perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.
8.
Periksa kecepatan infuse
9.
Cuci tangan
10. Catat reaksi pemberian , tanggal,waktu, dan dosis pemberian obat
f.
Pemberian obat melalui selang intervena
Persiapkan alat dan bahan :
1.
Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
2.
Obat dalam tempatnya
3.
Selang intrevena
4.
Kapas alcohol
Prosedur kerja:
1.
Cuci tangan
2.
jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.
Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam spuit
4.
Cari tempat penyuntikan obat pada selang intervena
5.
Lakukan disinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
6.
Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarumspuit hingga menembus bagian
tengah dan memasukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam selang intervena
7.
Setelah selesai, tarik spuit
8.
Periksa kecepatan infus dan obsevasi reksi obat
9.
Cuci tangan
10. Catat obat yang telah diberikan dosisnya
g.
Pemberian obat melalui intramuscular
Memberikan obat melalui intramuskuler merupakan pemberian obat dengan
memasukannya ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat dilakukan di
dorosogluteal (posisi tengkurap), ventrogluteal (posisi bebaring), avastus lateralis
(daerah paha), deltoid (lengan atas ). Dengan tujuan agar absorpasi obat dapat lebih
cepat.
Persiapa alat dan bahan :
1.
Daftar buku obat / catat, jadwal pemberian obat
2.
Obat dalam tempatnaya
3.
Spuit dan jarum sesuai dengan ukurannya : untuk orang dewasa, panjang nya 2,53,7 cm; sedangkan untuk anak , panjangnya 1,25-2,5 cm

4.
5.
6.
7.

Kapas alcohol dalam tempatnya


Cairan pelarut
Bak injeksi
Bengkok
Perosedur kerja:
1.
Cuci tangan
2.
jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.
ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosis. Setelah itu
letakkan pada bak injeksi
4.
periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
5.
Disinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan
6.
Dilakukan penyuntikan
7.
Lakukan penusukan menggunakan jarum dengan posisi tegak lurus
8.
Setelah jarum masuk , lakukan aspirasi spuit.bila tidak ada darah, semperotkan obat
secara perlahan-lahan hingga habis
9.
Setelah selesai, ambil spuit dengan menariknya, tekan daerah penyuntikan dengan
kapas alcohol, kemudian letekkan spuit yang telah digunakan pada bengkok
10. Catat reaksi pemberian , jumlah dosis obat, dan waktu pemberian
11. Cuci tanga
h.
Pemberian obat melalui rectum
Pemberian obat melalui rectum merupakan pemberian obat dengan memasukkan
obat melalui anus dan kemudian rectum,dengan tujuan memberikan efek local dan
sistematik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat supositoria yang
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadiakan lunak pada daerah feses,
dan merangsang buang air besar. Pemberian obat efek local , seperti obat ducolac
supositoria, berfungsi untuk meningkatkan defekasi secara local. Pemberian obat
dengan sistemik, seperti obat aminofilin supositoria, berfungsi mendilatasi bronchus.
Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dinding rectal yang melewati
sphincter anti interna. Kontraindikasi pada pasien yang mengalami pembedahan
rectal.
Persiapan alat dan bahan:
1.
Obat supositoria pda tempatnya
2.
Sarung tangan
3.
Kain kasa
4. Vaselin/pelican/pelumas
5.
Kertas tisu
Prosedur kerja:
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.
Gunakan sarung tangan
4.
uka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
5.
Oleskan pelican pada ujung obat supositoria

6.

Regangkan glutea dengan tangan kiri.kemudian masukkan supositoria b perlahan


melalui anus,sphincter anal interna, serta mengenai dinding rectal 10 cm pada orang
dewasa, 5 cm pada bayi atau anak .
7.
Setelah selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit
9.
Cuci tangan
10. Cata obat, jumlah dosis, dan cara pemberian .
i.
Pemberian obat per vagina
Pemberian obat melalui vagina merupakan tindakan memasukkan obat melalui
vagina, yang bertujuan untuk mendafatkan efek terapi obat dan mengobati saluran
vagina atau serviks. obat ini tersedia dalam bentuk krem dan supositoria yang
digunakan untuk mengobati infeksi lokal .
Persiapan alat dan bahan:
1.
Obat dalam tempatnya
2.
Sarung tangan
3.
Kain kasa
4.
Kertas tisu
5.
Kapas sublimat dalam tempatnya.
6.
Pengalas
7.
Korentang dalam tempatnya
Prosedur kerja:
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.
Gunakan sarung tangan
4.
Buka pembukus obat dan pegang dengan kain kasa
5.
Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
6. Anjurkan pasien tidur dengan posisi dorsal recumbert
7.
Apabila jenis obat supositoria, maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada
obat
8.
Renggang kan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang
dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5- 10 cm
9.
Setelah obat masuk,bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu
10. Anjurkan unutk tetap dalam posisi selama 10 m agar obat bereaksi.
11. Cuci tangan
12. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian
j.
Pemberian obat pada mata
Pemberian obat pada mata dengan obat tetes mata atau salep mata digunakan untuk
persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan mendilatasi pupil, pengukuran
refraksi lensa dengan melemahkan otot lensa, serta penghilangan iritasi mata.
Persiapan alat dan bahan:
1.
Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
2.
Pipet
3.
Pinset anatomi dalam tempatnya

4.
Korentang dalam tempatnya
5.
Plester
6.
Kain kasa
7.
Kertas tisu
8.
Balutan
9.
Sarung tangan
10. Air hangat / kapas pelembat.
Prosedur keja:
1.
Cuci tangan
2.
Jelskan pada pasien, mengenai prosedur yang dilakukan
3.
Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping
kanan
4.
Gunakan sarung tangan
5.
Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembat dari sudut mata k
arah hidung apabila sangat kotor, basuh dengan air hangat.
6.
Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari,jari
telunjuk di atas tulang orbita.
7.
Teteskan obat mata di atas sakus konjugtiva. Setelah tetesan selesai sesuai dengan
dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan, apabila
menggunakan obat tetes mata.
8.
Apabila obat mata jenis salep pengang aflikator salep di atas pinggir kelopak mata
kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata
bawah.setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke bawah , secara bergantian
dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas.biarkan pasien untuk memejamkan
mata dan menggerakan kelopak mata
9.
Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10. Cuci tangan
11. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian .
k.
Pemberian obat pada kulit
Pemberian obat pada kulit merupakan pemberian obat dengan mengoleskannya
dikulit yang bertujuan mempertahan kan hidrasi, melindungi permukaan kulit,
mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Jenis obat kulit yang diberikan dapat
bermacam-macam seperti krem, losion, aerosol dan seprai.
Persiapan alat dan bahan:
1.
Obat dalam tempatnya (seperti krem, losion, aerosol, dan seprai)
2.
Pinset anatomis
3.
Kain kasa
4.
Kertas tisu
5.
Balutan
6.
Pengalas
7. Air sabun, air hangat
8.
Sarung tangan
Prosedur kerja:

1.
2.
3.
4.
5.

Cuci tangan
Jelasjan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan
Gunakan sarung tangan
Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit
mengeras ) dan gunakan pinst anatomis.
6.
Beriakan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mongelkan dan
menggompers
7.
Kalau perlu,tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah yang diobati
8.
Cuci tangan
l.
Pemberian obat pada telinga
Memberiakan obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes pada telinga atau salep.
Pada umumnya, obat tetes telinga yang dapat berupa obat antibiotik diberiakan pada
gangauan infeksi telinga. Khususnya otitis media pada telinga tengah.
Persiapan alat dan bahan :
1.
Obat dalam tempatnya
2.
Penetes
3.
Spekulum telinga
4.
Pinset anatomi dalam tempatnya
5.
Korentang dalam tempatnya
6.
Plester
7.
Kai n kasa
8.
Kertas tisu
9.
Balutan
Prosedur kerja :
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien , mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.
atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah
yang akan diobati , usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.
4.
Lurusakan lubang telinga denger menarik daun telinga ke atas atau ke belekang
pada orng dewasa dan k bawah pada anak
5.
Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai
dosisi pada dinding saluaran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara
6.
Aoabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukkan atau oleskan salep pada
liang telinga
7.
Pertahankan posisi kepala 2-3m
8.
Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu
9.
Cuci tangan
10. Catat jumalah, tanggal,dan dosis pemberian.
m. Pemberian obat pada hidung
Pemberian obat tetes hidung dapat dilakukan pada hidung seseorang dengan
keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Persiapan alat dan bahan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
E.

Obat dalam tempatnya


Pipet
Spekulum hidung
Pinset anatomi pada tempatnya
Korentang dalam tempatnya
Plester
Kain kasa
Kertas tisu
Balutan
Prosedur kerja :
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi pasien dengan cara :
Berikan tetesan obat sesuai dengan dosis pada tiap lubang hidung
Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang selama 5 m
Cuci tangan
Catat cara tanggal, dan dosis pemberian obat
Komplikasi dan Kesalahan Dalam Pemberian Obat.
Obat memiliki dua efek yakni efek terapeutik dan efek samping efek
terapeutik obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan
obatnya seperti paliatif (berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek
pengobatan), suportif (berefek untuk menaikkan fungsi atau respons tubuh),
substitutif (berefek sebagai pengganti), efek kemoterapi (berefek untuk mematikan
atau menghambat), dan restorative (berefek pada memulihkan fungsi tubuh yang
sehat). Efek samping merupakan dampak yang tidak di harapkan, tidak bisa diramal,
dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alergi, toksisitas
(keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.
Alergi kulit : apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada klien,
keluarkan sebanyak mengkin pengobatan yang telah diberikan, beritau dokter, dan
catat dalam pelaporan.
Resiko kesalahan pengobatan injeksi meningkat secara bermakna dengan
semakin tingginya keparahan sakit pasien, semakin tinggi pelayanan dan semakin
banyaknya penyuntikan obat. Resiko lebih rendah ketika ada sistem pelaporan
kejadian kritis dan ketika pengecekan rutin pada perubahan shift perawat
http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-pemberian-obat.html

Anda mungkin juga menyukai