DAFTAR ISI
A. Tujuan Praktikum.................................................................................................
1. Percobaan Hardening.........................................................................................
2. Percobaan Tempering........................................................................................
3. Percobaan Normalizing......................................................................................
2
2
2
2
B. Dasar Teori............................................................................................................. 3
1. Tijauan Pustaka.................................................................................................. 3
C. Peralatan Praktikum............................................................................................ 11
D. Prosedur Praktikum............................................................................................. 12
E. Data Hasil Praktikum..........................................................................................
1. Tabel 1 data hasil uji kekerasan benda kerja sebelum Heat Treatment............
2. Tabel 2 data hasil uji kekerasan benda kerja setelah Hardening......................
3. Tabel 3 data hasil uji kekerasan benda kerja setelah Tempering.....................
4. Tabel 4 data hasil uji kekerasan benda kerja setelah Normalizing..................
5. Tabel 5 Rangkuman data setiap tahap Heat Treatment....................................
6. Kurva perubahan kekerasan proses Heat Treatment........................................
7. Diagram Proses Heat Treatment......................................................................
14
14
15
16
17
18
19
20
F. Analisa Data.........................................................................................................
21
22
H. Daftar Literatur...................................................................................................
23
A. Tujuan Praktikum
1. Secara Umum
a. Menentukan pengaruh proses pemanasan terhadap kekerasan.
b. Menentukan kekerasan dari suatu material yang sesuai dengan kebutuhan.
c. Mendapatkan sifat mekanik material yang diinginkan.
d. Mengetahui pengaruh pendinginan dengan berbagai perlakuan dengan media
udara, air, air garam (NaCl), dan oli.
e. Mengetahui macam-macam proses heat treatment.
f. Mengetahui berbagai aplikasi heat treatment dalam bidang industri.
1
2. Percobaan Hardening
a. Mengeraskan perkakas untuk mendapatkan nilai kekerasannya.
b. Merubah struktur baja sedemikian rupa sehingga diperoleh struktur martensit
yang keras.
3. Percobaan Tempering
a. Untuk mengubah sifat benda menjadi ulet dan tidak getas.
4. Percobaan Normalizing
a. Mengembalikan sifat benda kerja yang telah melalui perlakuan panas
hardening dan tempering ke sifat awal nya.
B. Dasar Teori
1. Tinjauan Pustaka
Perlakuan Panas ( Heat Treatment )
Perlakuan Panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam dalam
keadaan padat untuk mengubah sifat-sifat fisik logam tersebut. Baja dapat
keraskan sehingga tahan aus dan kemampuan memotong meningkat atau baja
dapat dilunakkan untuk dapat memudahkan permesinan lebih lanjut. Melalui
perlakuan panas yang tepat, tegangandalam dapat dihilangkan besar butir
diperbesar atau diperkecil ketangguhan ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu
permukaan yang keras disekeliling inti yang ulet. Maksud perlakuan panas secara
garis besar menyangkut :
1. Meningkatkan kekerasan dan keuletan
2. Menghilangkan tegangan dalam
3. Melunakkan baja
4. Menormalkan keadaan baja biasa dari akibat pengaruh-pengaruh pengerjaan
dan perlakuan panas sebelumnya.
5. Menghaluskan butir-butir Kristal atau kombinasi dari maksud-maksud tersebut
diatas.
a. Hardening
Pengertian pengerasan ialah perlakuan panas terhadap baja dengan
sasaran meningkatkan kekerasan alami baja. Perlakuan panas menuntut
pemanasan benda kerja menuju suhu pengerasan dan pendinginan secara cepat
dengan kecepatan pendinginan kritis.
Faktor penting yang dapat mempengaruhi proses hardening
terhadap kekerasan baja yaitu oksidasi oksigen udara. Selain berpengaruh
terhadap besi, oksigen udara berpengaruh terhadap karbon yang terikat sebagai
sementit atau yang larut dalam austenit. Oleh karena itu pada benda kerja
dapat berbentuk lapisan oksidasi selama proses hardening. Pencegahan kontak
dengan udara selama pemanasan atau hardening dapat dilakukan dengan jalan
menambah temperature yang tinggi karena bahan yang terdapat dalam baja
akan bertambah kuat terhadap oksigen. Jadi, semakin tinggi temperatur,
semakin mudah untuk melindungi besi terhadap oksidasi.
Bila bentuk benda tidak teratur, benda harus dipanaskan perlahanlahan agar tidak mengalami distorsi atau retak. Makin besar potongan
benda, makin lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh hasil pemanasan
yang merata. Pada perlakuan panas ini, panas merambat dari luar kedalam
dengan kecepatan tertentu. Bila pemanasan terlalu cepat, bagian luar akan jauh
3
lebih panas dari bagian dalam sehingga dapat diperoleh struktur yang
merata.
Benda dengan ukuran yang lebih besar pada umumnya menghasilkan
permukaan yang kurang kerasmeskipun kondisi perlakuan panas tetap sama.
Hal ini disebabkan oleh terbatasnya panas yang merambat dipermukaan. Oleh
karena itu kekerasan dibagian dalam akan lebih rendah daripada bagian
luar. Melaluiperlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat
dihilangkan, besar butir diperbesar atau diperkecil, ketangguhan ditingkatkan
atau permukaan yang keras disekeliling inti yang ulet.
Gambar 1.
1.
2.
yang lebih rendah pada kecepatan yang sama, maka pada sekitar 180C
mulai berlangsung perubahan bentuk menjadi martensit. Jika perubahan bentuk
berlangsung perlahan- lahan baja akan mencapai suhu pengejutan pada garis
pendinginan 2 yang kecuramannya berkurang, dapat memotong garis S
pertama di dua titik. Dalam hal ini berlangsung perubahan bentuk perlit.
b. Tempering
Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan kurang cocok digunakan.
Melalui temper, kekerasan dan kerapuhan dapat diturunkan sampai memenuhi
syarat penggunaan. Proses temper terdiri dari pemanasan kembali baja yang
telah dipanaskan atau dikeraskan pada suhu di bawah suhu kritis disusul
dengan pendinginan. Meskipun proses ini menghasilkan baja yang lunak,
proses ini berbeda dengan proses anil karena disini sifat-sifat dapat
dikendalikan dengan cermat. Temper dimungkinkan oleh karena sifat struktur
martensit yang tidak stabil.
Struktur logam yang tidak stabil tidak berguna untuk tujuan
penggunaan, karena dapat mengakibatkan pecah. Dengan penemperan,
tegangan dan kegetasan diperlunak dan kekerasan sesuai dengan penggunaan.
Ketinggian suhu penemperan dan waktu penghentian benda kerja tergantung
pada jenis baja dan kekerasan yang dikehendaki. Sebagai pedoman berlaku,
bahwa benda kerja distemper sejauh tercapainya keuletan setinggi-tingginya
pada kekerasan yang memadai.
Penemperan harus dilakukan segera setelah pengejutan karena tegengan
kekerasan pada umumnya baru timbul beberapa saat setelah pengejutan.
Jika penemperan tidak dapat langsung mengikuti pengejutan maka bahaya
pembentukan retak dapat dikurangi dengan jalan memasukan benda kerja
kedalam air yang mendidih untuk beberapa jam lamanya.
Temper pada suhu rendah antara 150C - 230C tidak akan
menghasilkan penurunan yang berarti karena pemanasan akan
menghilangkan tegangan dalam terlebih dahulu. Penemperan pada suhu
hingga karena pemanasan akan menghilangkan tegangan dalam terlebih
dahulu. Penemperan pada suhu hingga 200C ini disebut penuaan buatan.
Baja yang memperoleh perlakuan seperti ini memiliki ukuran yang tetap
5
untuk waktu lama pada suhu ruangan. Penempran antara suhu 200C - 380C
untuk memperlunak kekerasn yang berlebihan dan meningkatkan keuletan,
sedangkan perubahan ukuran yang terjadi pada pengejutan diperkecil.
Penemperan pada suhu antara 550C - 650C untuk meningkatkan kekerasn
dengan menguraikan karbid. Penemperannya hanya pada baja perkakas paduan
tinggi. Penemperan baja bukan paduan berlangsung pada suhu penemperan
yang berpedoman pada karbon dan kekerasan yang dikehendaki.
Proses temper pada pemanasan sampai suhu temperatur tertentu
(temperatur kritis) dan didinginkan dengan
lambat.
Pemanasan dilakukan
Gambar 2. Pengaruh perlakuan panas terhadap kekuatan baja bukan paduan. Daerah
penemperan diarsir, B = batas yang diijinkan.
Gambar 3. Baja AISI 1050 yang dicapai dengan melakukan proses temper.
berkurang.
Diamond cone
10
140
150
D
E
F
G
H
K
L
M
P
R
S
V
Diamond cone
1/8" steel ball
1/16" steel ball
1/16" steel ball
1/8" steel ball
1/8" steel ball
1/4" steel ball
1/4" steel ball
1/4" steel ball
1/2" steel ball
1/2" steel ball
1/2" steel ball
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
90
90
50
140
50
140
50
90
140
50
90
140
100
100
60
150
60
150
60
100
150
60
100
150
F1
= Jarak antara indentor saat diberi minor load dan zero reference line
yang untuk tiap jenis indentor berbeda-beda yang bisa dilihat pada table 1
HR
10
C. Peralatan Praktikum
Dalam setiap proses paraktikum tentu perlu adanya persiapan alat dan bahan. Hal
ini bertujuan untuk menunjang proses praktikum agar dapat berlangsung dengan
efisien dan memperoleh hasil yang maksimal. Begitu pula pada proses praktikum Heat
Treatment ini, ada beberapa alat dan bahan yang harus dipersiapkan diantaranya
adalah :
Alat :
Kikir / Gerinda
Palu
Mata Stamping
Amplas
Oven / Furnance
Mesin Uji Keras / Rockwell
Tang
Larutan Pendingin ( Air, NaCL, Oil )
Bahan :
Besi ST 37
Besi ST 45
Besi ST 60
Besi ST 80
Besi Amuntit
11
D. Prosedur Praktikum
Pertama-tama siapkan alat dan bahan praktikum. Bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah besi berbentuk silinder dengan ketentuan jenis besi yaitu ST 37,
ST 45, ST 60, ST 80, dan Amuntit. Pastikan masing-masing besi telah pada bagian sisi
alas telah bersih dari karat dan rata. Gunakan Mesin Gerinda sebagai penghalus bagian
yang terlalu kasar, lalu dilanjutkan dengan digosok menggunakan amplas. Agar setelah
dilakukan treatment kita mengetahui jenis besi tersebut dan menghindari lupa,
stamping masing-masing besi sesuai dengan kode kadar baja (misal: ST 37 di
stamping dengan angka 3 dan 7).
Setelah halus besi sudah bisa di uji dengan menggunakan mesin uji keras.
Metode uji yang digunakan adalah Metode Rockwell sehingga pastikan gaya yang
diberikan 150 kN. Catat hasil pengujian tersebut masing-masing besi tiga kali uji
dengan satuan HRC dan cari nilai rata-rata data dari masing-masing besi tersebut.
Setelah besi diuji kekerasannya, besi siap dilakukan Heat Treatment. Berikut
penjelasan lebih mengenai Heat Treatment tersebut:
1. Hardening
Masukan besi ke oven lalu panaskan. Temperatur yang dibutuhkan untuk
melakukan hardening ini adalah 850oC sehingga besi mencapai temperatur
Austenit yang menjadikan besi membentuk struktur mikro Austenit. Sebelum
temperatur telah mencapai suhu yang diinginkan, pastikan bahwa larutan yang
dipakai untuk pendinginan cepat (quenching) telah siap, yaitu air, oli, dan larutan
NaCl. Setelah mencapai suhu 850oC angkat besi menggunakan tang panjang
(jangan lupa memakai gloves) dan langsung dicelupkan ke dalam larutan yang
masing-masing besi telah ditentukan yaitu:
-
ST 37 ke dalam air
ST 45 ke dalam larutan NaCl
ST 60 ke dalam Oli
ST 80 ke dalam NaCl
Dan Amuntit ke dalam Oli
Setelah besi-besi itu dingin, amplas dan uji kembali menggunakan mesin uji
kekerasan. Ambil data dari besi tersebut masing-masing 3 dan cari nilai rataratanya. Apakah Anda mendapatkan data yang berubah secara signifikan? Tarik
simpulan dari data yang baru didapatkan!
12
2. Tempering
Tujuan dilakukannya Tempering adalah untuk mengurangi nilai kekerasan
pada besi. Temperatur yang dibutuhkan adalah di bawah 600oC, dan suhu yang
kita gunakan adalah 500oC. Setelah besi dipanaskan pada oven hingga 500oC,
lakukan quenching kembali menggunakan larutan yang sesuai dengan
sebelumnya.
Setelah besi kembali dingin, amplas dan uji kembali menggunakan mesin uji
kekerasan. Ambil data dari besi tersebut masing-masing 3 dan cari nilai rataratanya. Apakah Anda mendapatkan data yang berubah secara signifikan? Tarik
simpulan dari data yang baru didapatkan!
3. Normalizing
Pada Normalizing ini diharapkan besi kembali sesuai dengan sifat sebelum
diberlakukannya heat treatment. Yaitu dengan cara memanaskan besi tersebut
hingga temperatur Austenit 850oC namun tidak diberlakukan Quenching. Cukup
didinginkan sesuai dengan suhu ruangan (pendinginan lambat) yaitu dengan
menaruhnya di dalam oven hingga dingin atau diletakkan diluar oven dengan suhu
ruangan.
Setelah besi dingin kembali. Amplas dan uji kembali menggunakan mesin uji
kekerasan. Ambil data dari besi tersebut masing-masing 3 dan cari nilai rataratanya. Apakah Anda mendapatkan data yang hampir sesuai dengan nilai keras
sebelum dilakukan heat treatment? Tarik simpulan dari data yang baru didapatkan!
13
14
No.
Benda Kerja
1
2
3
4
5
ST 37
ST 45
ST 60
ST 80
Amuntit
Rata-rata
(HRC)
6,97
12,13
24,97
24,07
8,03
No.
No.
Benda Kerja
1
2
3
4
5
ST 37
ST 45
ST 60
ST 80
Amuntit
Benda Kerja
1
40,0
42,5
54,6
59,2
58,1
Rata-rata
3
53.8
40,1
50,5
57,3
64,7
Uji Keras ( H R C )
(HRC)
40,83
41,73
53
58,17
62,73
Rata rata
(HRC)
1.
ST 37
1
29, 7 HRC
2
36, 8 HRC
3
28, 3 HRC
31, 6 HRC
2.
ST 45
35, 1 HRC
35, 4 HRC
35, 0 HRC
35, 17 HRC
3.
ST 60
40, 7 HRC
41, 1 HRC
40, 8 HRC
40, 87 HRC
4.
ST 80
37, 5 HRC
39, 6 HRC
39, 8 HRC
38, 97 HRC
5.
Amuntit
43, 9 HRC
46, 5 HRC
47, 1 HRC
45, 83 HRC
15
16
No.
Benda Kerja
1
2
3
4
5
ST 37
ST 45
ST 60
ST 80
Amuntit
Rata rata
(HRC)
7.33
4.7
27.8
24.86
37.7
Benda
Kekerasan
Kerja
sebelum
heat
Hardening
T
Media
(OC)
Quenching
treatment
(HRC)
1
2
3
4
5
ST 37
ST 45
ST 60
ST 80
amuntit
6,97
12,13
24,97
24,07
8,03
Kekerasan
setelah
proses
Tempering
T
Media
(OC)
Quenching
hardening
(HRC)
850
850
850
850
850
Air
NaCl
Oli
NaCl
Oli
40,83
41,73
53
58,17
62,73
Kekerasan
setelah
proses
Normalizing
T
Media
(OC)
pendingin
Tempering
(HRC)
500
500
500
500
500
Air
NaCl
Oli
NaCl
Oli
31,6
35,17
40,87
38,97
45,83
setelah
proses
Normalizing
(HRC)
850
Udara
7,33
850
terbuka
Udara
4,70
850
terbuka
Udara
27,8
850
terbuka
Udara
24,87
850
terbuka
Udara
37,7
terbuka
17
Kekerasan
Perubahan Kekerasan
70
62.73
60
58.17
53
50
45.83
41.73
40.83
40
40.87
38.97
37.7
35.17
31.6
30
27.8
24.87
24.97
24.07
20
12.13
10
8.03
6.97
01
1
7.33
4.7
4
Tahap
ST 37
ST 45
ST 60
Keterangan :
Tahap 1 : keadaan sebelum heat treatment
Tahap 2 : keadaan setelah proses hardening
Tahap 3 : keadaan setelah proses tempering
Tahap 4 : keadaan setelah proses normalizing
18
ST 80
amuntit
19
F. Analisa Data
Pada pengujian keras sebelum dilakukan proses perlakuan panas bahan st 37
dan st 45 berada pada kondisi NG dikarenakan menggunakan indentor intan
(diamond) . Seharusnya untuk baja yang lebih lunak digunakan indentor bola
(ball),tetapi berhubung indentor bola tidak tersedia maka tetap digunakan indentor
intan (diamond). Untuk st 60, 80, dan amuntit telah sesuai penggunaan indentor nya
yaitu indentor intan (intan) dengan beban 150 kgf. Namun pada bahan baja berkarbon
tinggi yaitu amuntit terbaca keadaan NG, seharusnya pada keadaan normal amuntit
akan menunjukkan nilai kekerasan yang tinggi, karena amuntit baja dengan kadar
karbon tinggi.
Selanjutnya, setelah dilakukan proses hardening baja dipanaskan hingga
temperatur austenit lalu di didinginkan tiba-tiba (quenching). Disini bahan terlihat
menjadi semakin keras dan jauh lebih keras dari sebelumnya. Semua bahan terbaca
pada kekerasan di atas 40 HRC dan bahan yang paling keras adalah amuntit. Pada
tahap tempering seluruh bahan menurun sedikit tingkat kekerasanya, proses ini
meghilangkan sifat getas pada baja, namun menaikkan sifat ulet. Setelah proses
tempering baja amuntit tetap tertinggi nilai kekerasanya.
Terakhir dilakukan proses normalizing untuk mengembalikan struktur dan sifat
baja ke keadaan normal, dengan memanaskan hingga suhu austenit (850O C) dan
didinginkan dengan perlahan dengan diletakkan di udara terbuka hingga dingin. Pada
keadaan ini baja akan menjadi lunak dan berubah ke sifat aslinya. Hasil dari pengujian
kekerasan (HRC) terlihat baja st 37 dan st 45 kembali ke keadaan NG karena menjadi
lunak kembali. Baja st 60 dan st 80 harga kekerasanya mendekati ke nilai awal
sebelum dilakukan heat treatment. Pada baja amuntit terlihat tetap pada harga teringgi
dari baja yang lain dan tidak seperti keadaan awal yang terbaca NG, dapat dikatakan
melalui proses heat treatment dapat memperbaiki sifat baja.
20
21
H. Literatur
https://ariffbudianto.wordpress.com/2012/04/08/heat-treatment/
http://ikanur23.blogspot.co.id/2011/04/proses-normalizing-baja.html
http://herisouvenir.blogspot.co.id/
22