Intisari Dasar dari suatu sistem keselamatan reaktor adalah menghindari adanya pelepasan zat radioaktif yang berbahaya ke
lingkungan. Konsep keselamatan reaktor nuklir adalah untuk melindungi baik pekerja maupun masyarakat umum dari bahaya
radiasi. Salah satu metode keselamatan reaktor nuklir adalah defence in depth. Defence in depth bertujuan untuk memastikan
kegagalan tunggal yang terjadi karena faktor manusia atau komponen peralatan pada satu tingkat tidak membahayakan pertahanan
di tingkat berikutnya. Menurut INSAG-10 IAEA ada 5 level defence in depth yang mendasari sistem pertahanan berlapis suatu
reaktor. Sistem pendingin reaktor menjadi salah satu contoh dari penerapan desain defence in depth. Paper ini membahas
mengenai Emergency Core Cooling System atau biasa disebut dengan ECCS pada reaktor tipe BWR. ECCS digunakan
untuk mematikan reaktor nuklir secara aman selama kondisi kecelakaan.
Kata kunci defence in depth, ECCS, kecelakaan, keselamatan reaktor, pendingin
I. PENDAHULUAN
Prinsip dasar dari suatu sistem keselamatan reaktor adalah
menghindari adanya pelepasan zat radioaktif yang berbahaya
ke lingkungan. Konsep keselamatan reaktor nuklir adalah
untuk melindungi baik pekerja maupun masyarakat umum
dari bahaya radiasi. Oleh karena itu dibutuhkan metode untuk
mewujudkan sistem keselamatan yang handal guna mencegah
terjadinya hal tersebut. Salah satu metode keselamatan reaktor
nuklir yang digunakan adalah defence in depth. Defence in
depth memiliki tujuan sebagai berikut.
Untuk mengkompensasi kegagalan yang disebabkan
oleh faktor manusia dan komponen.
Untuk menjaga efektivitas penghambat (barriers)
dengan mencegah kerusakan pembangkit dan
barriers itu sendiri.
Untuk melindungi masyarakat dan lingkungan
apabila barriers tidak berfungsi dengan baik.
Strategi inti dari defence in depth yang pertama adalah
untuk mencegah kecelakaan terjadi dan yang kedua jika
pencegahan gagal maka sistem defence in depth harus dapat
meminimalkan dampak yang terjadi sehingga dapat mencegah
kejadian yang lebih parah lagi. Defence in depth bertujuan
untuk memastikan kegagalan tunggal yang terjadi karena
faktor manusia atau komponen peralatan pada satu tingkat
tidak membahayakan pertahanan di tingkat berikutnya.
Sehingga sangat penting akan adanya sistem independen dari
setiap tingkat pertahanan. Ada 5 level defence in depth
menurut INSAG-10 IAEA yang mendasari sistem pertahanan
berlapis suatu reaktor.
1. Pencegahan kegagalan operasi
Mencakup pembuatan desain konsercatif yang
bertujuan membatasi bahan radioaktif dan
2.
3.
4.
5.
Pendeteksi kegagalan
Sistem pendeteksi kegagalan dini digunakan untuk
emngurangi konsekuensi dari kegagalan operasi yang
menyimpang dari yang direncanakan. Sehingga
sistem pembangkit dapat dikembalikan ke kondisi
normal seperti semula. Untuk itu dibutuhkan alat
deteksi dan sitem control otomatis serta redundansi
alat yang dapat melakukan tindakan perbaikan
sebelum melebihi batas maksimal proteksi reaktor.
Desain kontrol kecelakaan
Pada level ini fokus pada pembuatan sistem
keselamatan dan sistem
perlindungan untuk
mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah
sehingga membatasi ruang gerak pelepasan bahan
radioaktif. Maka untuk menyusun sistem ini,
diperlukan perkiraan dan kemungkinan yang dapat
terjadi setelah kecelakaan reaktor. Sehingga desain
harus mampu mempertahankan efektifitas dari
barriers yang dibuat. Prinsip desainnya adalah:
redundansi,
pencegahan kegagalan karena faktor internal
atau eksternal (tata ruang dan perlindungan
struktural),
pencegahan kegagalan karena desain,
pembangunan konstruksi, kommisioning,
kesalahan manusia, dan
otomatisasi untuk mengurangi faktor human
error.
Pengendalian dan mitigasi kecelakaan
Pada level 4 ini, sistem berfungsi sebagai pelindung
dan pengungkung sehingga reaktor membutuhkan
barriers yang memadahi. Oleh karena itu, pada
sebuah instalasi reaktor nuklir memerlukan langkahlangkah khusus manajemen kecelakaan yang
memiliki peralatan tambahan yang mendukung.
Contohnya adalah instalasi sistem ventilasi yang
memiliki penyaring sehingga mencegah adanya
pembakaran hidrogen. Selain itu peran operator
sangat penting dalam mengoperasikan sistem
peralatan tadi dan mengambil tindakan sesuai dengan
standar operasional yang telah ditetapkan.
Mitigasi konsekuensi radiologis
Bagaimana pun juga sistem desain pertahanan yang
sudah dirancang sebaik mungkin tetap memiliki
kemungkinan terjadinya kecelakaan, oleh karena itu
perlu adanya rencana off-site emergency. Off-site
emergency
disiapkan
oleh
pihak
yang
berkepentingan seperti pihak pengelola dan badan
pengawas atas persetujuan internasional. Setiap level
pada sistem pertahanan dikatakan efektif bila desain,
bahan, struktur, komponen, sistem operasi dan
[2]
[3]
[4]