Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENERAPAN RADIASI

TLD (Thermoluminescent Dosimeter)

Oleh:
Fahma Roswita

12/330374/TK/39548

PRODI TEKNIK NUKLIR


JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA


PENDAHULUAN
Dosimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur paparan radiasi yang diterima
oleh suatu benda atau makhluk hidup secara akumulasi dalam jangka waktu tertentu. Dosimeter
personal merupakan sebuah alat kecil yang portable yang digunakan untuk mengukur dan
merekam total akumulasi dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi.
Ada beberapa jenis dosimeter personal yang sering digunakan seperti dosimeter saku,
film badge, dan thermoluminisence dosimeter (TLD). Berikut akan dibahas mengenai dosimeter
jenis thermoluminisence dosimeter (TLD). TLD biasa digunakan sebagai pengganti film badge.
Dosimeter ini menggunakan prinsip proses thermoluminisensi. Luminisensi sendiri merupakan
peristiwa diserapnya energi radiasi yang diikuti oleh pancaran cahaya tampak dari suatu benda
atau bahan. Sehingga thermoluminisensi dapat diartikan sebagai proses luminisensi yang terjadi
karena bantuan panas dari luar.
PEMBAHASAN

Gambar 1. Thermoluminisence dosimeter[4]


TLD terbuat dari kristal thermoluminisensi yaitu kristal yang dapat memancarkan cahaya
apabila dipanaskan. TLD memanfaatkan fosfor yang digunakan untuk mengukur dosis radiasi
yang diterima manusia karena memiliki nomor atom efektif kecil yang setara dengan jaringan

tubuh manusia. Bahan tersebut adalah LiF, Li2B4O7, BeO, dan MgB4O7. Namun bahan yang
paling sering dipakai adalah LiF karena memiliki nomor atom efektif yang hampir sama dengan
nomor atom manusia. Nomor atom efektif merupakan konsep pembentukan senyawa kompleks
yang berdasarkan pada jumlah electron yang dapat diakomodasi oleh ion transisi termasuk
pasangan elektron ligan. Adapun senyawa lain yang sering digunakan adalah CaF 2, Li2B4O, dan
CaSO4. Perbedaan dosis radiasi yang diukur menentukan jenis bahan penyusun TLD.

Sinar beta dan gamma


Untuk mengukur dosis radiasi dari beta dan gamma TLD menggunakan pasangan kristal.
Kristal yang pertama dalam kondisi terbuka sehingga dapat menerima radiasi beta,
sedangkan kristal lainnya tertutup aluminium sehingga hanya dapat menerima radiasi
gamma saja. Dosis radiasi dari beta dihitung dari selisih kristal yang terbuka dan tertutup
filter aluminium.

Neutron termal
Neutron biasanya terdapat dalam campuran dengan gamma. Untuk menghitung dosis
neutron dibuat pasangan kristal 6LiF dan 7LiF. Dosis neutron sendiri merupakan hasil
dosis pada 6LiF dikurangi dosis pada 7LiF. 6LiF peka terhadap neutron termal. Reaksi
neutron terhadap 6LiF akan menghasilkan alfa yang akan mengionisasi bahan fosfor.

Neutron cepat
Sebagian besar tubuh manusia tersusun atas air H2O. H merupakan moderator neutron
sehingga apabila neutron mengenai tubuh manusia ia akan dihamburkan. Neutron hasil
hamburan tersebut ditangkap oleh 6LiF sehingga dapat dihitung dosis neutron cepat yang
diserap.
Cara kerja
Saat TLD terkena radiasi pengion pada suhu kamar, radiasi berinteraksi dengan kristal fosfor

dan menyimpan seluruh atau sebagian energi di materi itu. Beberapa atom dalam bahan yang
menyerap energi menjadi terionisasi, menghasilkan elektron bebas dan daerah kekurangan satu atau

lebih elektron, disebut hole. Ketidaksempurnaan dalam struktur kisi kristal bertindak sebagai tempat
di mana elektron bebas dapat menjadi terjebak dan terkunci pada tempatnya.
Pemanasan kristal menyebabkan kisi kristal bergetar, energi dari pemanasan ini cukup untuk
melepaskan elektron yang terjebak. Elektron dilepaskan kembali ke keadaan dasar dan melepaskan
energi yang ditangkap dari ionisasi sebagai cahaya.. Cahaya yang dikeluarkan dihitung menggunakan
tabung photomultiplier dan jumlah foton yang terhitung sebanding dengan jumlah radiasi yang
mengenai fosfor. Jumlah cahaya yang diukur sebanding dengan jumlah elektron yang ditangkap

atau dengan kata lain sebanding dengan energi yang diserap dari radiasi pengion. Jadi intensitas
cahaya yang dipancarkan pada saat pemanasan kristal pendar panas secara langsung sebanding
dengan dosis radiasi yang diserap oleh kristal tersebut.
TLD Reader

Gambar 2. TLD Reader[5]


Gambar 3. Skema TLD Reader[5]
Untuk membaca hasil pengukuran dosis yang ukur dengan TLD, maka dibutuhkan
sebuah TLD reader. Berikut prinsip dari penggunaan TLD reader.
a. Pemanas (heater), menghasilkan panas sebagai energi untuk pemindahan electron
b. Photomultiplier tube (PMT), memperbanyak emisi cahaya yang dihasilkan TLD dari
pemanasan heater

c. Sistem elektronik, menyebabkan amplifikasi efek pada PMT dengan HV agar dapat
diubah menjadi sinyal digital (recorder)
PENUTUP
Setelah kita mengetahui bagaimana cara kerja dari dosimeter thermoluminisensi maka kita dapat
menyimpulkan beberapa keunggulan dan kekurangan dari dosimeter tersebut.
Keunggulan
1. Peka terhadap dosis rendah, karena lebih sensitif
2. TLD dapat digunakan berulang kali, tidak seperti film badge
3. Tingkat kestabilan yang tinggi
Kekurangan
1. Dosis akan langsung hilang setelah pembacaan, sehingga tidak dapat dibaca ulang.
2. TLD reader yang mahal

DAFTAR PUSTAKA
[1]

http://firmanfisikaupi.blogspot.co.id/2013/03/alat-ukur-radiasi.html

[2]

http://jessicagarcipuspita.blogspot.co.id/2013/11/dosimeter-personal.html

[3]

http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/Proteksi_03%20Materi.htm

[4]

http://www.ehs.utoronto.ca/services/radiation/radtraining/module0.htm

[5]

[6]

http://www.slideshare.net/agungno/teori-dasar-tld

Khanan, Nur. TUGAS KIMRAD. Scrib

[7]

Sofyan, H. 2012. Dosimeter ThermoLuminesensi sebagai Dosimetri Personal dalam


Pemantauan Dosis Radiasi Eksternal. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng &
DIY. Purworejo

Anda mungkin juga menyukai