Tugas pendahuluan
TURBIDIMETRI
I. PENDAHULUAN
Turbidimetri adalah pengukuran turbiditas (kekeruhan) dengan mengukur rasio intensitas
pancaran cahaya yang dipantulkan dengan intensitas cahaya yang masuk, pengukuran ini
biasanya menggunakan instrumen berupa spektrofotometer atau fotometer.1 Zat padat yang
tersuspensi dalam suatu larutan dapat menyebabkan turbiditas atau kekeruhan pada larutan
tersebut. Turbiditas sendiri dapat diartikan sebagai kekeruhan suatu larutan yang disebabkan oleh
suspensi partikel yang memancarkan cahaya, jumlah cahaya yang dipancarkan bergantung pada
konsentrasi, ukuran/bentuk partikel, dan panjang gelombang. Alat untuk mengukur kekeruhan
disebut turbidimeter yang merupakan salah satu alat penguji kekeruhan dengan sifat optik.1,2,3,4
Standar pengukuran Kekeruhan dimulai tahun 1970-an ketika nephelometric turbidimeter
dikembangkan yang menentukan kekeruhan dengan cahaya tersebar di sebuah sudut 900 dari
balok insiden. Sebuah sudut deteksi 900 adalah dianggap paling sensitif terhadap variasi dalam
ukuran partikel. Nephelometri dan turbidimetri telah diadopsi sebagai pilihan untuk mengukur
kekeruhan karena metode sensitivitas, presisi, dan penerapan atas berbagai ukuran partikel dan
konsentrasi. Turbidimeter menggunakan teknik turbidimetri yang mengukur jumlah cahaya yang
tersebar.3,5,7
Suatu cahaya atau sinar dapat diserap oleh suatu zat. Kemampuan suatu zat menyerap
cahaya disebut absorban. Absorban biasa dinilai dengan unit absorban karena tidak memiliki
satuan tertentu. Absorban berkisar antara 0 - ∞ (tak berhingga). Nilai 0 berarti zat tersebut tidak
menyerap cahaya/sinar yang melaluinya (udara dan air) sebaliknya jika nilainya ∞ berarti zat
yang dilalui oleh suatu sinar mampu menyerap sinar tersebut atau tidak tembus sinar (zat padat).
Sinar yang melalui suatu zat dapat dipantulkan‚ dibelokkan‚ ataupun diteruskan. Perbandingan
intensitas sinar yang tembus (I) dan sinar yang masuk (Io) biasa disebut transmitan (T) atau daya
tembus. Hubungan ini dapat dituliskan dengan persamaan (1).1,2,3,4
I
T= …………………. (1)
Io
Spektrum absorbansi suatu zat bergantung pada struktur molekulnya. Semakin tinggi
konsentrasi molekul maka makin besar intensitas cahaya yang terabsorbsi. Untuk menentukan
III. TURBIDIMETER
A. Instrumen Turbidimeter
Instrumen turbidimeter dasar berisi sumber cahaya, wadah sampel atau sel, filter light
(saringan sinar) untuk menyerap sinar-sinar yang tidak diperlukan dan fotodetektor untuk
mengetahui cahaya yang tersebar. Sumber cahaya yang paling umum digunakan adalah lampu
tungsten filamen, Halogen, Xenon, dan laser. Lampu filamen tungsten sangat tergantung pada
tegangan listrik. Tegangan listrik yang digunakan pada lampu menentukan karakteristik keluaran
spektrum yang dihasilkan. 5,6,7,8
B. Prinsip Turbidimetri
Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu : 1,2,3
1. Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya
yang datang;
2. Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam
lapisan medium yang keruh.
3. Instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen
ini intensitas diukur secara langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur
dengan larutan standar.
1 I oₒ
t = ln …………………… (3)
b I
t = turbiditas
b = jarak antara larutan yang terkena sinar dengan hamburan cahaya yang dihasilkan
Selain perannya dalam dunia patologi klinik, prinsip turbidimeter juga sangat berperan
pada pengukuran kualitas air pada air yang keruh. Kekeruhan pada air terbuka dapat disebabkan
oleh pertumbuhan fitoplankton. Kegiatan manusia yang mengganggu tanah, seperti konstruksi ,
dapat mengakibatkan tingginya sedimen yang ada dalam air.5,6,7,8
Dalam air minum, semakin tinggi tingkat kekeruhan, semakin tinggi resiko bahwa orang-
orang dapat mengembangkan penyakit gastrointestinal. Ini terutama masalah bagi orang-
terancam kekebalan, karena kontaminan seperti virus atau bakteri dapat menjadi melekat pada
padatan tersuspensi. Padatan tersuspensi mengganggu disinfeksi air dengan klorin karena
partikel bertindak sebagai perisai untuk virus dan bakteri. Demikian pula, padatan tersuspensi
dapat melindungi bakteri dari ultraviolet (UV) sterilisasi air. 5,6,7,8,9
IV. RINGKASAN
Turbidimeter merupakan alat untuk menguji kekeruhan dengan sifat optik akibat dispersi
sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang
tiba. Turbidimeter umumnya sekarang menggunakan teknik nephelometry, yang mengukur
jumlah cahaya yang tersebar. Prinsip turbidimetri tidak dapat terlepas dari karakteristik cahaya
yang merupakan suatu gelombang yang mempunyai sifat elektromagnetik (memiliki panjang
gelombang dan amplitude). Oleh karena hal tersebut maka suatu cahaya atau sinar dapat diserap
oleh suatu zat. Instrumen turbidimeter dasar berisi sumber cahaya, wadah sampel atau sel, dan
fotodetektor untuk merasakan cahaya yang tersebar.
Turbidimetri banyak dipakai dalam praktik patologi klinik untuk mengukur kadar protein
serum‚ plasma‚ cairan urin‚ CSS‚ dan pemeriksaan antigen-antibodi. Selain itu turbidimetri juga
berperan pada penentuan kualitas air dengan mengukur tingkat kekeruhannya.
2. Mary L. Linne & Ringsrud’s Clinical Laboratory Science. Fifth Edition. Missouri. Elsiever
Saunders. 2007. p: 138-139
5. Sadar, MJ. Understanding Turbidity Science. Hach Company Technical. Information Series -
Booklet No. 11. 1996
6. Basset J et all. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi 4. Jakarta. EGC.
Jakarta. 1994. Hal:909-910
7. Edijanto SP. Fotometer Serapan dalam Prinsip-prinsip Dasar Peralatan Laboratorium Klinik.
1985