PENDAHULUAN
Ketika partikel tersuspensi dalam larutan dalam kuvet, mereka membuat
larutan menjadi tidak jelas (keruh). Cahaya insiden memasuki kuvet akan
mengalami tiga reaksi yaitu
• Sebagian cahaya akan diserap (diblokir)oleh partikel
• Beberapa akan ditularkan melalui kuvet
• Beberapa akan tersebar di berbagai arah.
Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai
suatu partikel adayang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang
diteruskan digunakan sebagaidasar pengukuran (Day and Underwood, 2002).
Turbidimetri merupakan analisis berdasarkan hamburan cahaya. Analisis
turbidimetri merupakan analisis kuantitatif berdasarkan pada pengukuran
kekeruhan atau turbidan dari suatu larutan akibat adanya partikel padat dalam
larutan setelah sinar melewati suatu larutan yang mengandung partikel yang
tersuspensi. Akibat partikel-partikel yang terdapat di dalam larutan maka
terjadilah hamburan cahaya. Partikel-partikel tersebut akan menghamburkan
cahaya ke segala arah yang mengenai. Partikel yang tersuspensi dapat
mendispersikan sebahagian sinar yang jatuh padanya ataupun menghalangi berkas
sinar sehingga mengurangi intensitas sinar yang diteruskan, besaran ini
merupakan fungsi dari kandungan partikel yang tersuspensi.
Larutan yang tersuspensi memenuhi kriteria di bawah ini :
1. Terdiri dari dua fasa yaitu tidak jernih dan campuran heterogen
2. Dapat disaring dengan kertas saring serta ukuran partakel sebesar 10-10 cm.
Perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba
merupakan sifat optik dari turbidimetri. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh
suatu suspense adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan.
Pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap
intesitas cahaya yang datang.
2. Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalam dimana cahaya mulai tidak tampak
dalam lapisan medium yang keruh
3. Pengukuran perbandiangan intensitas cahaya yang diteruskan terhadap cahaya
yang datang.
Cahaya yang diukur pada turbidimeter yaitu cahaya yang diteruskan.
Turbiditas berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan namun turbiditas
tergantung juga pada warna. Pada praktikum ini, turbidan atau kekeruhan akan
diukur dengan Visual turbiditimeter (Helige Turbidimeter) dimana mata sebagai
detektor ketika tercapainya kesamaa kekeruhan terhadap pembanding yang
terkalibrasi. Disamping itu, dapat juga diukur secara foto trbidimetri dimana alat
fotometer bertindak sebagai turbidimeter dengan mengukur pengurangan sinar
yang diteruskan.
Larutan yang digunakan pada turbidimetri yaitu berupa koloid atau
tersuspensi. Larutan jernih dapat diukur secara turbidimetri dengan penambahan
emulgator untuk mengemulsi larutan. Ukuran partikel larutan yang tersusoensi
atau koloid yang biasanya dapat dilihat oleh mata yaitu 10 -10
cm. Pada
turbidimeter hamburan yang terukur adalah hamburan yang diteruskan atau
membentuk sudut 180o. Sinar yang dihamburkan oleh partikel dalam larutan dapat
dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Hamburan Tyndall
Hamburan sinarnya memiliki diameter molekul-molekul yang lebih besar
dari sinar yang dihamburkan. Intensitas sinar yang terpancar sebanding dengan
satu perpanjang gelombang berpangkat empat.
2. Hamburan Reylegh
Hamburan sinarnya memiliki molekul-molekul yang jauh lebih kecil dari
sinar yang dihamburkan. Intensitas sinar yang terpancar sebanding dengan satu
perpanjang gelombang berpangkat empat.
3. Hamburan Raman
Hamburan sinarnya dapat mengubah frekuensi antara sinar yang datang
dengan sinar yang dihamburkan.
Keterangan :
t = kekeruhan
b = panjang lintasan cahaya datang melalui larutan cahaya-partikel hamburan
I = intensitas cahaya yang ditransmisikan
Io = intensitas cahaya datang
Keterangan :
S = turbidansi
Po = intensitas cahaya yang datang
= Panjang gelombang
P = Intensitas cahaya yang dilewatkan
c = konsentrasi
b = ketebalan lapisan sampel
d = diameter rata-rata partikel
K = Ketetapan
Instrumentasi Turbidimetry
Turbidimetry terdiri dari empat komponen, yaitu :
1. Sumber cahaya
Cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Intensitas sinar yang dihasilkan harus stabil
b. Cahaya yang dihasilkan harus memiliki range pada cahaya tampak
c. Sinar yang dihasilkan harus kontiniu
Sumber cahaya dapat berupa :
a. Lampu pijar (cahaya tampak)
b. Lampu busur (cahaya tampak)
c. Lampu fluoresen (UV)
d. Nerst Glower dan Globar (IR)
2. Filter
Filter terbagi menjadi dua yaitu filter light dan filter dark. Filter light
digunakan ketika pelarut dan partikel terdispersi tidak berwarna. Sedangkan
filter dark digunakan ketika pelarut dan partikel terdispersi berwarna coklat.
3. Kuvet
Kuvet ada dua macam yaitu kuvet silinder dan kuvet semi oktagonal. Dapat
berupa :
a. Kaca atau plastic
b. Kuarsa (daerah UV)
c. Kristal garam (daerah IR)
4. Detektor
Detektor yang digunakan pada turbidimeter adalah detektor phototube.
Satuan Turbidimetri
Karena sifat optik bergantung pada ukuran partikel tersuspensi, bahan
sintetis yang stabil disebut "Formazin" dengan ukuran partikel yang
seragam sering digunakan sebagai standar untuk kalibrasi dan
reproduktifitas. Satuan ini disebut Formazin Turbidity Unit (FTU).
Unit Kekeruhan Nephelometric (NTU) yang ditentukan oleh Badan
Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat adalah kasus khusus FTU, di
mana sumber cahaya putih dan sifat geometris tertentu dari peralatan
pengukuran ditentukan.
Formazin Nephelometric Unit (FNU), ditentukan untuk 9 pengukuran
kekeruhan dalam pengolahan air oleh ISO 7027, kasus khusus lain dari FTU
dengan cahaya inframerah dekat (NIR) dan hamburan 90°.
Unit Atenuasi Formazin (FAU) yang ditentukan oleh ISO 7027 untuk
standar pengolahan air untuk kekeruhan pengukuran pada 0 °, juga kasus
khusus FTU.
Formazin Backscatter Units (FBU), bukan bagian dari standar, adalah unit
detektor hamburan balik optik (OBS), diukur pada 180 °, juga kasus khusus
FTU.
Unit kekeruhan European Brewery Convention (EBC)
Unit Konsentrasi (C.U.)
Densitas Optik (OD)
Unit Kekeruhan "Lilin" Jackson (JTU; ukuran awal)
Unit Helms
Unit kekeruhan American Society of Brewing Chemist (ASBC-FTU)
Bagian Per Juta zat standar, seperti PPM/DE (Kieselguhr)
"Trübungseinheit/Formazin" (TE/F) standar Jerman, sekarang digantikan
oleh unit FNU.
Tanah diatom ("ppm SiO2") standar yang lebih tua, sekarang sudah using
NEPHELOMETRY
Prinsip
Nefelometri berkaitan dengan pengukuran cahaya yang tersebar dari kuvet
yang berisi partikel tersuspensi dalam larutan.
Komponen nephelometer sama dengan lampu spektrofotometer kecuali
bahwa detektor ditempatkan pada sudut dari cahaya datang.
Detektor adalah tabung photomultiplier yang ditempatkan pada posisi untuk
mendeteksi cahaya menyebar ke depan. Detektor dapat ditempatkan pada
90º, 70º, atau 37º tergantung pada sudut di mana sebagian besar cahaya
yang tersebar ditemukan.
Karena jumlah cahaya yang dihamburkan jauh lebih besar daripada yang
ditransmisikan ringan dalam suspensi keruh, nefelometri menawarkan
sensitivitas yang lebih tinggi daripada turbidimetri.
Jumlah cahaya yang tersebar tergantung pada ukuran dan jumlah partikel
dalam suspensi.
Untuk sebagian besar aplikasi klinis, sumber cahayanya adalah lampu
tungsten yang memberi cahaya di daerah yang terlihat
Untuk sensitivitas yang lebih tinggi dan untuk aplikasi yang menentukan
ukuran dan jumlah partikel dalam suspensi, nephelometer sinar laser
digunakan.
Aplikasi Klinis Nefelometry
Banyak digunakan untuk menentukan konsentrasi tidak diketahui di mana
ada antigen-antibodi reaksi seperti
Penentuan imunoglobulin (total, IgG, IgE, IgM, IgA) dalam serum dan
cairan biologis lainnya
Penentuan konsentrasi individu protein serum; hemoglobin, haptoglobin,
transfer, protein c-reaktif, a1-antitripsin, albumin (menggunakan antibodi
spesifik untuk setiap protein)
Penentuan ukuran dan jumlah partikel (laser-nefelometri)
TURBIDIMETRY NEFELOMETRY
Mengukur pengurangan intensitas Mengukur hamburan cahaya
cahaya yang ditransmisikan pada dengan sudut (biasanya 90°C) dari
180 ° C karena pembentukan kejadian karena pembentukan
kompleks imun kekebalan
Dapat dilakukan pada sebagian Membutuhkan Nephelometer
besar spektrofotometer khusus
Sensitivitas Kompetitif dengan Sensitif untuk mengukur kompleks
pengukuran nephelometeric untuk imun kecil seperti protein serum
kompleks imun kecil seperti
protein serum
Lebih tepat untuk mengukur Kurang tepat untuk mengukur
kompleks imun yang besar kompleks imun yang besar karena
hamburan cahaya ke depan
Reaksi blanking dan pembacaan Pengosongan harus dilakukan
dapat dilakukan dalam kuvet kuvet pengukur terpisah
pengukur yang sama.
Memberikan presisi yang lebih Karena kinetika reaksi cepat, sulit
baik karena kinetika reaksi yang mendapatkan sampel reagen
lebih lambat karena pengosongan kosong dalam kasus Nephelometry
sampel reagen & Reaksi
imunokimia dapat dipantau dalam
satu kuvetve
SIMPULAN
Ketika partikel tersuspensi dalam larutan dalam kuvet, mereka membuat
larutan menjadi tidak jelas (keruh). Cahaya insiden memasuki kuvet akan
mengalami tiga reaksi yaitu sebagian cahaya akan diserap (diblokir) oleh partikel,
beberapa akan ditularkan melalui kuvet, dan beberapa cahaya juga akan tersebar
di berbagai arah.
Turbidimetri sendiri merupakan analisis berdasarkan hamburan cahaya.
Analisis turbidimetri merupakan analisis kuantitatif berdasarkan pada pengukuran
kekeruhan atau turbidan dari suatu larutan akibat adanya partikel padat dalam
larutan setelah sinar melewati suatu larutan yang mengandung partikel yang
tersuspensi. Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang
mengenai suatu partikel adayang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar
yang diteruskan digunakan sebagaidasar pengukuran.
Nefelometri merupakan metode yang digunakan untuk pengukuran kadar
zat dengan mengukur pendaran cahaya (scattered) yang mengenaipartikel dalam
larutan, sedangkan alat yang dipakai adalah nefelometri. Dasar dari pemeriksaan
ini adalah reaksi presipitasi antigen-antibodiklasik yang digambarkan oleh
Heidelberger dan Kendall.Alat ini digunakan untuk mengetahui kuantitas protein
spesifik secaraLebih akurat dan precise, selain itu mudah digunakan dan otomatis.
Sensitivitas dan spesifisitas yang baik menjadikan nefelometri dipakaisebagai
metode standar.SampeI dengan jumlah minimal dapat diukur dengan alat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R A, dan Underwood, A L., (2002), Analsis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam, Erlangga, Jakarta.
Hadyana , Pudjaatmaka .1994. Buku Ajar Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Buku Kedokteran : Jakarta.
Rizki Agrindra Setya. 2010. Identifikasi Biohidrogen Secara Fermentatatif
Dengan Kultur Campuran Menggunakan Glukosa Sebagai Substrat.
Morais, Ines P. A., Ildiko V. Toth, and Antonio 0. S. S. Rangel. 2012. Dasar
Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia.