Anda di halaman 1dari 4

Turbidimeter yaitu sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat

dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap


cahaya yang tiba.Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi
adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya
konstan. Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan.
Turbiditas berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi
turbiditas tergantung juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil,
rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel dan
berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang gelombangnya.
Prinsip spektroskopi absorbsi dapat digunakan pada turbidimeter
dan nefelometer. Untuk turhidimeter, absorbsi akibat partikel yang
tersuspensi diukur sedangkan pada nefelometer, hamburan cahaya oleh
suspensilah yang diukur. Meskipun prcsisi metode ini tidak tinggi tetapi
mempunyai kegunaan praktis, sedangkan akurasi pengukuran tergantung
pada ukuran dan bentuk partikel. Setiap instrumen spektroskopi absorbsi
dapat digunakan untuk turbidimeter, sedangkan nefelometer kurang
sering digunakan pada analisis anorganik. Pada konsentrasi yang lebih
tinggi, absorbsi bervariasi secara Tinier terhadap konsentrasi, sedangkan
pada konsentrasi lebih rendah untuk sistem koloid Te dan SnCl2, tembaga
ferosianida dan sulfida-sulfida logam berat tidak demikian halnya.
Kelarutan zat tersuspensi seharusnya kecil. Suatu gelatin pelindung koloid
biasanya digunakan untuk membentuk suatu dispersi koloid yang
seragam dan stabil.
Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga
golongan, yaitu :
Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan
terhadap intensitas cahaya yang datang
Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai
tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh.
Instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall
meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedang
pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.
Beberapa senyawaan yang tak-dapat-larut, dalam jumlah-jumlah
sedikit, dapat disiapkan dalam keadaan agregasi sedemikian sehingga
diperoleh suspensi yang sedang-sedang stabilnya. Sifat-sifat dari suspensi
akan berbeda-beda menurut konsentrasi fase terdispersinya. Bila cahaya
dilewatkan melalui suspensi tersebut, sebagian dari energi radiasi yang
jatuh dihamburkan dengan penyerapan, pemantulan, pembiasan,
sementara sisanya ditransmisi (diteruskan). Pengukuran intensitas cahaya
yang ditransmisi sebagai fungsi dari konsentrasi fase terdispersi adalah
dasar dari analisis turbidimetri. Dalam membuat kurva kalibrasi
dianjurkan dalam penerapan turbidimetri karena hubungan antara sifat-
sifat optis suspensi dan konsentrasi fase terdispersinya paling jauh adalah
semi empiris. Agar kekeruhan (turbidity) itu dapat diulang penyiapannya
haruslah seseksama mungkin, endapan harus sangat halus. Intensitas
cahaya bergantung pada banyaknya dan ukuran partikel dalam suspensi
sehingga aplikasi analitik dapat dimungkinkan(Basset,dkk.,1994).
Ketika menggunakan kurva kalibrasi konvensional, maka harus
diketahui bahwa perbandingan respon/konsentrasi adalah sama baik di
dalam sampel maupun didalam larutan standar.
Ada dua keadaan yang dapat menyebabkan ketidak-akuratan ketika
menggunakan kurva kalibrasi, yaitu:
1. Faktor-faktor yang berada didalam sample yang mengubah
perbandingan respon/konsentrasi, tetapi faktor tersebut tidak ada didalam
larutan standar (misalnya perubahan pH, kekuatan ion, kekeruhan,
viskositas, gangguan kimia dan lain lain). Faktor-faktor tersebut akan
mengubah kemiringan (slope) kurva kalibrasi.
2. Faktor yang tampak/kelihatan pada alat pendeteksi misalnya warna
atau kekeruhan sample yang menyerap atau menghamburkan cahaya
pada panjang gelombang pengukuran. Faktor ini tidak berpengaruh
terhadap slope kurva kalibrasi.

Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur


transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Spektrofotometer UV-Vis menggunakan cahaya sebagai tenaga
yang mempengaruhi substansi senyawa kimia. Prinsip kerja spektrofotometer
UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar monokromatis
dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energi yang diserap
tertentu dan menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan
tereksitasi yang memiliki energi lebih tinggi. Serapan tidak terjadi seketika pada
daerah ultraviolet-visible untuk semua struktur elektronik, tetapi hanya pada sistem-
sistem terkonjugasi, struktur elektronik dengan adanya ikatan dan non bonding
elektron .Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, yaitu bila
cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya
tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi
diteruskan menuju monokromator. Cahaya dari monokromator diarahkan
terpisah melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi. Detektor
menerima cahaya dari sampel secara bergantian secara berulang-ulang,
Sinyal listrik dari detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya,
selanjutnyaperhitungan dilakukan dengan komputer yang sudah
terprogram.

Hukum Lambert-Beer
Hukum Lambert-Beer (Beer`s law) adalah hubungan linearitas antara
absorban dengan konsentrasi larutan sampel. Konsentrasi dari sampel di
dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang
gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.

Biasanya hukum Lambert-Beer ditulis dengan:

Menurut Dachriyanus (2004), Hukum Lambert-Beer terbatas karena sifat


kimia dan faktor instrumen. Penyebab non linearitas ini adalah:

Deviasi koefisien ekstingsi pada konsentrasi tinggi (>0,01 M), yang


disebabkan oleh interaksi elektrostatik antara molekul karena
jaraknya yang terlalu dekat.

Hamburan cahaya karena adanya partikel dalam sampel.

Flouresensi atau fosforesensi sampel.

Berubahnya indeks bias pada konsentrasi yang tinggi.

Pergeseran kesetimbangan kimia sebagai fungsi dari konsentrasi.


Radiasi non-monokromatik; deviasi bisa digunakan dengan
menggunakan bagian datar pada absorban yaitu pada panjang
gelombang maksimum.

Kehilangan cahaya.

Penentuan Sulfat (SNI 06-6989.20-2004)


Penentuan sulfat dilakukan dengan metode turbidimetri. Pada
metode ini digunakan reagen kondisi dan kristal barium klorida. Prinsipnya
yaitu terbentuknya koloid BaSO4 berupa larutan keruh karena anion sulfat
akan bereaksi dengan barium klorida dalam suasana asam. Larutan ini
kemudian diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 420 nm (Aprianti, 2008).
Batas kadar sulfat terlarut yang terdapat dalam air yang dapat
diukur adalah 1-40 mg/L pada panjang gelombang 420 nm (SNI 06-2426-
1991). Ion sulfat diendapkan dalam suatu medium HCl dengan
BaCl2 sehingga terbentuk koloid barium sulfat.
SO42- + BaCl2 putih BaSO4 + 2Cl-

Anda mungkin juga menyukai