Anda di halaman 1dari 6

Hasnel Sofyan, Dosimeter Thermo Luminesensi sebagai Dosimetri Personal dalam Pemantauan Dosis Radiasi Eksternal 129

Dosimeter ThermoLuminesensi sebagai Dosimetri Personal dalam


Pemantauan Dosis Radiasi Eksternal
Hasnel Sofyan
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi – Badan Tenaga Nuklir Nasional
Email : hasnel_s@batan.go.id

Abstrak : Setiap pekerja radiasi wajib menggunakan dosimeter personal secara terus-menerus untuk memantau dosis
paparan radiasi pengion yang diterimanya agar tidak melampaui nilai batas dosis yang ditetapkan. Dalam aplikasinya,
untuk pemantauan dosis radiasi eksternal, dibutuhkan dosimeter luminesensi personal yang tepat dengan karakteristik
dosimetri yang baik. Menurut standar internasional (ISO, IEC), tanggapan dosimeter terhadap foton (termasuk sinar-X
dan gamma) pada dosis antara 1 – 1.000 mSv harus linier dari energi rendah beberapa keV sampai energi tinggi 60Co
(1,25 MeV), dengan perbandingan relatif tanggapan dosisnya dalam ±10%. TLD yang membutuhkan stimulasi panas
dalam proses pembacaan akan kehilangan pusat luminesensi, sehingga untuk estimasi ulang dosis tidak dapat
dilakukan. Di samping itu, TLD juga akan kehilangan sensitivitasnya karena fenomena fading, thermal quenching dan
annealing. Sensitivitas TLD LiF:Mg,Cu,P akan mengalami penurunan mencapai 40%, 17% dan 27% pada proses
pembacaan kali ke 50 dengan temperatur annealing masing-masing pada 243°C, 237°C dan pada temperatur standar
240°C. Namun, TLD LiF dengan pengkayaan unsur 6Li atau 7Li masih tetap menjadi pilihan utama dalam dosimetri
neutron. Setiap dosimeter personal memiliki karakteristik dosimetrik yang disesuaikan dengan tempat bekerja, jenis
dan laju paparan radiasi.
Kata kunci : Dosimetri personal, TLD, dosis radiasi eksternal, perlakuan panas

Abstract : Every radiation worker must be use personal dosimeter continuously for dose monitoring from ionizing
radiation exposure that accept in order not to exceed that the decided value of dose limit. In its application, for external
radiation dose monitoring need the right personal of luminesensi dosimeters good characteristics of dosimetry.
According to international standard (ISO, IEC), the dosimeters respon to photon (included X and γ rays) in 1 to 1,000
mSv of dose is linear from low to high energy 60Co (1.25 MeV) with relative ratio of dose response in ±10%. TLD that
require thermal stimulation in readout process will result in the disappearance of luminescent centers, so that the re-
estimation of radiation dose cannot be done. In addition, the TLD can be lost of its sensitivity due to the phenomenon of
fading, thermal quenching and annealing. The sensitivity of TLD LiF:Mg,Cu,P will decrease to 40%, 17% and 27%
after 50 times of readout process with annealing temperature at 243°C, 237°C and standard temperature at 240°C,
respectively. However, TLD LiF with 6Li or 7Li enrichment is still remains a first choice in neutron dosimetry. Every
personal dosimeter has dosimetric characteristic that compability with location of work, type and exposure rate of
radiation.
Keywords : Personal dosimetry, TLD, external radiation dose, heat treatment

I. PENDAHULUAN Dosimeter film hanya untuk satu kali pengukuran, sangat


Setiap pekerja radiasi wajib memenuhi persyaratan sensitif terhadap suhu dan kelembaban, dan pemudaran
keselamatan radiasi agar dosis paparan radiasi (fading) yang cukup tinggi karena waktu tundanya [3].
pengionnya dapat dikontrol dan tidak melampaui nilai Hasil kuesioner EURADOS [4], dosimeter luminesensi
batas dosis (NBD) [1]. Pemantauan dosis dilakukan menjadi pilihan menggantikan dosimeter film, karena
secara kontinyu menggunakan dosimeter yang dosimeter luminesensi lebih sensitif, kemampuan
disesuaikan dengan lingkungan tempat kerja, jenis dan mengukur dosis kurang dari 1 mGy, tanggapan dosis
laju paparan radiasi yang dimanfaatkan. Hasil linier sampai 1 Gy, respon energi bagus setelah
pengukuran dosis dan evaluasi dosimeter harus memiliki diiradiasi sinar-X, dapat digunakan berulang-ulang, tidak
tingkat keselarasan yang sama. Melalui komite teknis dipengaruhi humiditas dan medan magnetik tinggi [5].
International Electrotechnical Commission (IEC) dan Prinsip dasar luminesensi adalah hubungan antara
International Organization for Standardization (ISO) dosis serap dengan nilai intensitas cahaya yang
telah dirumuskan persyaratan standar internasional untuk dipancarkan bahan fosfor pada saat dosimeter
dosimeter yang diberlakukan dalam proteksi radiasi [2]. distimulasi. Untuk meningkatkan dan memenuhi
Dosimeter personal yang digunakan dalam kebutuhan dalam pemantauan dosis radiasi eksternal
pemantauan dosis radiasi eksterna adalah dosimeter film yang presisi dan akurat, dibutuhkan dosimeter dengan
dan thermoluminescence dosimeter (TLD). Informasi karakteristik dosimetri yang optimal. Diantaranya adalah
dosis yang tersimpan secara permanen pada dosimeter tingkat sensitivitas yang tinggi dan fading yang rendah.
film, dievaluasi berdasarkan kehitaman lapisan Di Indonesia, pemantauan dosis radiasi eksternal sampai
emulsinya dan dapat dibaca ulang jika dibutuhkan. saat ini masih menggunakan dosimeter film badge, TLD

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
130 Hasnel Sofyan, Dosimeter Thermo Luminesensi sebagai Dosimetri Personal dalam Pemantauan Dosis Radiasi Eksternal

Harshaw LiF:Mg,Ti, dan TLD CaSO4:Dy buatan BARC. Dalam pemantauan dosis radiasi personal secara rutin,
Pelaksanaan pemantauan dan proses evaluasi dosis harus fading merupakan parameter yang dapat mempengaruhi
sesuai dengan ISO/IEC 17025 [6] oleh laboratorium perkiraan dosis. Fenomena fading dapat menyebabkan
yang terakreditasi [1], dan evaluasi kinerja dosimeternya TLD kehilangan sensitivitas bahan yang terjadi sebelum
memenuhi kriteria standar ANSI (American National TLD diiradiasi dan atau kehilangan sinyal setelah TLD
Standards Institute, Inc) [7]. diiradiasi. Fading pada setiap dosimeter tidak sama yang
Dalam makalah ini akan dibahas kelemahan dosimeter bergantung pada bahan TLD, mekanisme pembacaan,
thermoluminesensi yang meliputi sensitivitas, proses annealing, parameter tempat dan lamanya waktu
ketergantungan terhadap energi dan sudut datang radiasi untuk penyimpanan, serta puncak kurva [12,15-17].
serta kemungkinan penggunaan dosimeter Litbang TLD terus dilakukan untuk memenuhi keperluan
thermoluminesensi pada masa yang akan datang untuk penentuan dosis serap radiasi pengion yang presisi dan
memantau dosis radiasi eksternal personal. akurat. Beberapa TLD yang sudah dikomersialisasikan
adalah dosimeter LiF dan CaSO4. Bahan fosfor LiF lebih
II. THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER banyak digunakan dalam pemantauan dosis radiasi
TLD digunakan untuk mengukur dosis radiasi gamma, eksternal sehubungan dengan tingkat sensitivititas tinggi,
sinar-X dan beta, serta neutron. Thermoluminescence stabilitas informasi dosis yang baik dan memiliki
(TL) merupakan fenomena luminesensi yang dapat ekivalensi jaringan yang baik (Zeff=8,14). Dosimeter
diamati ketika bahan padat tersebut menerima stimulasi LiF:Mg,Ti memiliki rentang dosis 10-5–10 Gy dan
panas. Pada TL, intensitas luminesensi sebanding fading <5%/tahun. Dosimeter LiF:MgCuP memiliki
dengan energi radiasi pengion yang diserap bahan fosfor karakteristik yang lebih baik, rentang dosis yang lebih
sebelumnya. Pada saat proses pembacaan, TLD yang luas (10-6–10 Gy), supralinieriti yang rendah, fading-nya
menerima panas akan menyebabkan perangkap- dapat diabaikan dan sensitivitasnya 15-30 kali lebih
perangkap menjadi kosong dari elektron-elektron tinggi dari TLD-100 [18-19]. Hal ini membuat TLD-
terjebak. Elektron yang masih terperangkap dapat 100H menjadi pilihan dalam program dosimetri skala
dikosongkan dengan annealing. Pada proses pembacaan besar, terutama pada aplikasi dosimetri rutin pemantauan
TLD dengan waktu baca pendek dan laju pemanasan dan evaluasi dosis ekivalen personal dan lingkungan
tinggi, elektron-elektron pada perangkap stabil atau [18].
perangkap dalam tidak seluruhnya dibersihkan [8-12].
Proses pembacaan tambahan dosimeter akan III. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TLD
menghasilkan kurva yang dapat digunakan sebagai Fenomena TL dapat diamati pada banyak jenis bahan
informasi dosis setelah dosimeter dipapari radiasi fosfor, namun hanya beberapa yang menunjukkan sifat
pengion [13]. sesuai dengan kebutuhan dalam aplikasi dosimetri.
Dalam aplikasinya, TLD akan kehilangan informasi Untuk aplikasi dosimetri personal, persyaratan
dosis setelah menerima stimulasi panas, namun dengan dosimetrik yang harus dimiliki dosimeter adalah
metode PTTL (photo-transferred thermoluminecent) kemampuan jangkauan dosis antara 10–5 sampai 5×10–1
dapat dibaca ulang. Metode PTTL kurang diminati Gy dengan ketidakpastian (pada 1 SD) adalah –30% dan
karena berpeluang terjadinya penumpukan informasi +50% [8]. Pada kasus tertentu, perkiraan ulang dosis
dosis radiasi latar, sehingga menimbulkan kesalahan radiasi eksternal dalam dosimetri personal merupakan
yang signifikan dalam estimasi dosis. Radiasi latar akan permasalahan penting yang tidak dapat diselesaikan
meningkat jika penyimpanan dalam waktu yang cukup dengan TLD. Secara umum, diasumsikan bahwa setelah
lama atau di lokasi yang memiliki paparan radiasi latar TLD melalui proses pembacaan dan annealing akan
relatif tinggi [13]. Penelitian P. Askounis dkk [3], menyebabkan seluruh perangkap elektronnya menjadi
membuktikan bahwa dalam evaluasi dosis rendah, kosong [13].
keberadaan radiasi latar mempengaruhi intensitas TLD merupakan dosimeter personal pemantauan dosis
luminesensi dosimeter. Paparan radiasi latar sangat radiasi eksternal paparan radiasi gamma, sinar-X dan
bervariasi dan bergantung pada karakteristik dan kondisi beta. Dalam dosimetri neutron, pemantau paparan radiasi
lingkungan. Secara umum, tanggapan dosimeter dapat neutron yang memiliki spektrum energi yang sangat
dinyatakan sebagai [14], lebar mulai dari neutron termik, epitermik, sedang, dan
M =
N0
G
(1) neutron cepat (<10-2 eV – > 107 eV) membutuhkan
rn rE ,α renv pasangan dosimeter yang sensitif terhadap neutron dan
Dengan N0 : faktor kalibrasi, rn : faktor tanggapan dosis gamma. Sampai saat ini, pemantauan neutron merupakan
non linier relatif, rE,α : tanggapan terhadap sudut dan bagian penting banyak program dosimetri personal dan
energi, renv : tanggapan relatif paparan lingkungan. Nilai pilihan penggunaan pasangan TLD dengan pengkayaan
rn dan rE,α adalah kuantitas tidak independen untuk unsur 6Li atau 7Li untuk mengukur dosis neutron terus
luminesensi detektor karena dengan pertambahan mengalami peningkatan [20]. Dosimeter neutron dengan
densitas ionisasi supralinieritas/sublinieritas akan fenomena TL masih merupakan keunggulan TLD
mengalami penurunan tanggapan dosis dan terjadinya dibandingkan dengan teknologi dan prinsip yang
peningkatan saturasi dosis [4]. diterapkan dalam teknologi luminesensi lain, seperti
Optically Stimulated Luminescence. Secara umum, dosis

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
Hasnel Sofyan, Dosimeter Thermo Luminesensi sebagai Dosimetri Personal dalam Pemantauan Dosis Radiasi Eksternal 131

ekivalen personal untuk neutron dapat dinyatakan menetapkan waktu yang dibutuhkan untuk merekam
sebagai [21], kurva pancar. Adanya ketergantungan puncak kurva
pancar dengan laju pemanasan dan hubungannya dengan
Hp(10)neutron = Hp(10)neutron+γ – Hp(10)γ’ (3) efek thermal quenching telah dibahas oleh LZ. Luo dkk
dengan, Hp(10)neutron+γ dan Hp(10)γ’ merupakan dosis (2006) [10] dan M. Kumar dkk (2010) [11]. M. Lupke
ekivalen dari dosimeter yang diperkaya unsur 6Li untuk dkk [26], telah membahas korelasi distribusi temperatur
komponen neutron dan gamma (foton) dan 7Li untuk yang tidak seragam dalam oven pada saat proses
komponen gamma (foton). annealing, menyebabkan setiap dosimeter memberikan
Kriteria unjuk kerja dosimeter harus memenuhi respon yang relatif tidak sama dan terjadi kehilangan
ketentuan ANSI N13.11-2001 [7], diantaranya adalah sensitivitas.
sensitivitas, linieritas dosis atau ketergantungan terhadap Ketergantungan intensitas TL atau tinggi puncak
energi dan tanggapan dosimeter terhadap sudut yang kurva pancar terhadap laju pemanasan, dapat dinyatakan
sesuai kriteria IEC-62387-1 [22]. dalam persamaan [11],
n0 β ⋅ E
Im = ⎜
m

× exp − ∫
(
⎛ T s ⋅ exp − E
kT

⎟) dT (4)
A. Sensitivitas Dosimeter Luminesensi kT2 ⎜ β ⎟
TLD memiliki tingkat sensitivitas yang cukup baik
m
⎝ T0 ⎠
terhadap radiasi dan mampu mengukur dosis radiasi Dimana, Im adalah intensitas maksimum pada temperatur
yang cukup lebar dari beberapa µGy sampai 10 Gy [5]. Tm, n0 adalah jumlah kerapatan elektron terjebak, E
Sehingga sampai saat ini, TLD masih digunakan lebih adalah energi aktivasi (eV), s adalah faktor frekuensi
dari 90% untuk pengukuran dosis personal paparan (Hz), T = T0 + β t adalah profil pemanasan linier dengan
radiasi eksternal. Karena TLD memerlukan stimulasi T0 sebagai suhu awal, β = dT/dt adalah laju pemanasan
panas dalam proses pembacaan tanggapannya dan TLD (K/sec) dan k adalah konstanta Boltzman (eV/K). Dari
tidak dapat dibaca ulang, maka hal ini menjadi Persamaan 4, jika paparan radiasi berbanding terbalik
kelemahan TLD sebagai dosimeter pemantauan dosis dengan laju pemanasan (n0∝1/β), maka kurva pancar
eksternal pada masa yang akan datang. yang dihasilkan tidak menunjukkan ketinggian puncak
Dosimeter LiF:Mg,Cu,P merupakan TLD yang yang sama, tetapi akan terjadi penurunan tinggi puncak
memiliki tingkat sensitivitas lebih tinggi dibanding TLD dengan peningkatan laju pemanasan.
lainnya. Dari beberapa penelitian sebelumnya tahun Pengukuran TL merupakan integral dari total
1993-2003 untuk satu kali proses pembacaan dengan intensitas luminesensi ROI (region of interest) yang
240°C temperatur annealing dan 10 menit waktu terjadi selama proses pemanasan. Kurva pancar memiliki
annealing, diperoleh rerata kehilangan sensitivitas beberapa puncak dengan temperatur dan stabilitas panas
dosimeter LiF:Mg,Cu,P (GR-200A, chips) adalah sekitar yang berbeda-beda. Dengan menggunakan analisis kurva
< 0,3%–0,6% [23]. Sedangkan untuk TLD LiF:Mg,Cu,P pancar untuk mengidentifikasi setiap puncak dan
serbuk dari Harshaw Chemical Co. USA dan GR-200P kontribusinya, dapat dibedakan antara puncak-puncak
produk China, masing-masing adalah 0,7% [24] dan yang stabil dan tidak stabil secara dosimetri. Untuk
0,5% [25]. Perbedaan nilai tersebut, dapat disebabkan dosimeter LiF:Mg,Cu,P, puncak kurva dosimetriknya
karena beda pabrikan atau ketidakseragaman dalam adalah puncak 3 dan 4 dengan temperatur masing-
perlakuan dan kondisi saat annealing dengan panas yang masing adalah antara 155–160°C dan 204–215°C [10].
terlalu tinggi, terlalu lama dan karena laju pemanasan Puncak kurva 4 merupakan puncak yang dominan
yang berbeda [9]. dibandingkan puncak 3, serta puncak 1 dan 2 yang
Kehilangan sensitivitas dosimetri luminesensi terdapat pada temperatur rendah <110 °C dan
khususnya untuk TLD LiF:Mg,Cu,P, akan meningkat memberikan kontribusi dosimetrik yang tidak signifikan.
pada saat temperatur di atas 240°C. Dari penelitian Pengaruh laju pemanasan dengan tinggi puncak kurva
M.Lupke dkk [26], penurunan sensitivitas relatif ditunjukkan pada Gambar 1.
dosimeter pada proses pembacaan kali ke 50 dengan Sampai saat ini, dosimeter pemantauan neutron yang
temperatur annealing 243°C, 237°C dan pada temperatur sudah dikomersialisasikan masih didominasi oleh TLD
standar 240°C masing-masing mencapai 40%, 17% dan LiF:Mg,Cu,P yang diperkaya dengan unsur 6,7Li,
27%. Pemberian stimulasi panas yang cukup tinggi pada sedangkan untuk OSLD masih dalam pengembangan.
TLD LiF:Mg,Cu,P dapat menyebabkan terjadinya efek Dalam pengembangan OSL neutron dari pasangan
thermal quenching yang akan berdampak pada dosimeter OSL α-Al2O3:C + 6,7LiF yang disinari dengan
kerusakan bahan TLD. Efek yang menyebabkan sumber neutron 252Cf menunjukkan respon dosis
terjadinya penurunan efisiensi luminesensi bahan dan ekivalen (Hp(10)) yang linier antara 0,2 – 100mSv [21].
peningkatan kerapatan medan radiasi pengion [4,12],
dapat menimbulkan kesalahan mengestimasi dosis
radiasi [14]. Dalam fenomena TL, hubungan antara laju
pemanasan dengan puncak kurva pancar dan intensitas
TL merupakan bagian penting untuk menentukan
berbagai parameter kinetik kurva pancar termasuk

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
132 Hasnel Sofyan, Dosimeter Thermo Luminesensi sebagai Dosimetri Personal dalam Pemantauan Dosis Radiasi Eksternal

1250 keV adalah –2% sampai 15,8% dan –8% sampai


23% [6].
3.0

Relative to 137Cs Response


2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0
(a). Kurva pancar sebagai fungsi laju pemanasan dan
0 100 1000
temperatur Energy Photon (keV)

Gambar 2. Kurva tanggapan relatif TLD LiF:Mg,Cu,P


terhadap 137Cs untuk variasi energi foton [30].

Ketergantungan Dosimeter Terhadap Sudut


Radiasi
Pengukuran dosis paparan radiasi eksternal
menggunakan dosimeter luminesensi yang presisi dan
akurat pada pekerja radiasi sangat penting. Karena posisi
dosimeter terhadap sudut datang paparan radiasi dapat
memberikan kontribusi kesalahan yang berarti pada nilai
bacaan dosis, maka ketergantungan dosimeter terhadap
(b). Puncak relatif kurva pancar sebagai fungsi laju pemanasan sudut radiasi menjadi faktor yang cukup penting dan
Gambar 1. Pengaruh laju pemanasan terhadap kurva pancar sangat diperlukan untuk mengevaluasi dosis secara tepat.
pada dosimeter LiF:Mg,Cu,P [10]. Posisi dosimeter untuk referensi paparan sinar-X adalah
0°, ±30°, ±60°, dan kriteria sudut menurut IEC-62387-1
Ketergantungan Dosimeter terhadap Energi pada –29%, dan +67% (±60°) [22]. ANSI [7] masih
Bahan fosfor dan aktivator yang digunakan untuk memberikan toleransi sampai 40% untuk dosis yang
dosimeter luminesensi sangat berpengaruh terhadap diukur pada setiap sudut yang telah ditetapkan.
karakteritik dosimetri. Salah satu kriteria dosimeter Hasil penelitian tentang studi tanggapan TLD
personal yang baik dalam pemantauan dosis radiasi terhadap arah sudut datang menggunakan pesawat sinar-
eksternal adalah dosimeter yang memiliki tanggapan X yang memiliki pengulangan pengukuran dalam ±5%.
linier terhadap dosis dan energi [8]. Menurut ISO12794 Pada sudut datang 0°, rerata tanggapan relatif Hp(0,07)
[27], IEC62387-1 [22] dan IEC61066 [28], tanggapan TLD adalah 1,44±0,13, sedangkan rerata tanggapan
dosimeter terhadap foton termasuk sinar-X dan gamma relatif Hp(10) adalah 1,52±0,16 untuk TLD [31]. Dari
pada dosis antara 1 mSv sampai 1 Sv harus linier untuk penelitian ini juga dapat diketahui bahwa rerata
energi mulai dari energi rendah sampai energi tinggi tanggapan relatif dosimeter secara keseluruhan dari
60
Co (1,25 MeV), dan perbandingan relatif tanggapan sudut +90° sampai –90° adalah 0,90±0,25 (27,43%) dan
antara dosis perkiraan dengan dosis yang diberikan pada 0,86±0.29 (33,33%) masing-masing untuk TLD
dosimeter berada dalam interval antara 0,9 – 1,1 (±10%) Hp(0.07) dan Hp(10). Meskipun tanggapan TLD
[22]. Sedangkan untuk dosimeter neutron pada dosis 1 – terhadap perbedaan sudut cukup besar, namun masih
100 mSv, perbandingan relatif tanggapannya adalah 0,9 berada dalam batas toleransi yang dikeluarkan oleh
– 1,1 (±10%) [29]. ANSI N13.11-2001. Dalam aplikasi dosimeter untuk
Tanggapan TLD terhadap variasi energi foton Hp(10) pemantauan dosis radiasi eksternal, faktor
dan Hp(0,07) ditunjukkan pada Gambar 2. Dengan ketergantungan dosimeter terhadap sudut datang paparan
menggunakan sumber 137Cs sebagai titik energi referensi radiasi tidak bisa diabaikan, karena dapat mempengaruhi
dalam menentukan nilai rasio, diperoleh deviasi perkiraan dosis eksternal yang diterima pekerja radiasi.
tanggapan TLD-100H untuk Hp(10) adalah ±25% [30].
Tanggapan TLD-100H memperlihatkan bahwa KESIMPULAN
perbedaan sampai energi 40keV dapat menyebabkan Dalam dosimetri neutron, TLD LiF dengan
perkiraan dosis ekivalen pada interval energi foton pengkayaan 6Li atau 7Li untuk pemantauan dosis radiasi
10keV–10MeV kurang presisi karena kemungkinan eksternal neutron masih tetap menjadi pilihan. Sampai
terdapatnya insiden pada energi foton tertentu, sehingga saat ini, litbang TLD dengan karakteristik dosimetri
dibutuhkan formula khusus dan informasi yang detail optimal terus dilakukan. TLD LiF:Mg,Cu,P dengan
dari insiden pada energi tersebut. Untuk keseragaman tingkat sensitivitas tinggi dan fading dapat diabaikan,
tanggapan dan reprodusibilitas TLD, pada energi 32 –

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
Hasnel Sofyan, Dosimeter Thermo Luminesensi sebagai Dosimetri Personal dalam Pemantauan Dosis Radiasi Eksternal 133

memiliki permasalahan yang sulit diatasi karena adanya [10] LZ. Luo, KJ.Velbeck, M. Moscovitch and JE. Rotunda,
efek thermal quenching. Fenomena fading, thermal LiF:Mg,Cu,P Glow Curve Shape Dependence on Heating
quenching dan annealing menurunkan sensitivitas TLD Rate, Radiat. Prot. Dosim 119, 2006, pp. 184–190.
mencapai 40%, 17% dan 27% pada proses pembacaan [11] M. Kumar, G. Chourasiya, BC. Bhatt, CM. Sunta,
Dependence of Peak Height of Glow Curves on Heating
kali ke-50 dengan temperatur annealing masing-masing Rate in Thermoluminescence, J. Lumin. 130, 2010, pp.
243°C, 237°C dan 240°C sebagai temperatur standar. 1216–1220.
Sehingga TLD harus dikalibrasi secara berkala agar [12] E. Carinou, P. Askounis, Dimitropoulou, et.al., Pre- and
diperoleh hasil yang lebih baik dan optimal. Post-Irradiation Fading Effect for LiF:Mg,Ti and
Menurut ISO dan IEC, tanggapan dosimeter terhadap LiF:Mg,Cu,P Materials Used in Routine Monitoring,
foton pada dosis 1 – 1000 mSv harus linier dari energi Radiat. Prot. Dosim. 144, 2011, pp. 207–210.
rendah sampai energi tinggi 60Co (1,25 MeV), dengan [13] A. Abraham, M. Weinstein, U. German, et.al.,
deviasi perbandingan relatif dalam interval ±10%. Reassessment of Doses in TLD-100 After Long Storage
Times, Radiat. Meas. 43, 2008, pp. 802–804.
Namun, TLD memiliki deviasi tanggapan relatif
[14] P. Olko, Advantages and Disadvantages of Luminescence
terhadap variasi energi foton sebesar ±25%. Di samping Dosimetry, Radiat. Meas. 45, 2010, pp. 506–511.
itu, sudut datang radiasi juga memberikan kontribusi [15] PJ. Hernandez, Response Comparison of an Optically
kesalahan dalam estimasi dosis. Semakin kecil Stimulated Luminescent Dosimeter, A Direct-Ion Storage
ketergantungan terhadap sudut datang radiasi, maka Dosimeter, and a Thermoluminescence Dosimeter, Master
tingkat presisi dan keakuratan dosimeter juga akan lebih of Science Thesis, Texas A&M University, August 2008.
tinggi. [16] LZ. Luo, Extensive Fade Study of Harshaw LiF TLD
Pada kasus tertentu atau kejadian kedaruratan nuklir, Materials. Radiat. Meas. 43, 2008, pp. 365–370.
[17] JA. Delzer, JR. Hawley, A. Romanyukha, et.al., Long-
pembacaan ulang dosimeter menjadi bagian penting
Term Fade Study of the DT-702 LiF: Mg,Cu,P TLD,
untuk konfirmasi ulang ketika nilai paparan dosis yang Radiat. Prot. Dosim. 131, 2008, pp. 279–286.
diperkirakan terdapat kesalahan. Karena TLD [18] M. Moscovitch, TJ.St. John, JR. Cassata, et.al., The
kehilangan informasi dosis setelah proses pembacaan, Application of LiF:Mg,Cu,P to Large Scale Personnel
maka kendala ini hanya dapat diatasi dengan metode Dosimetry: Current Status and Future Directions, Radiat.
PTTL. Prot. Dosim. 119, 2006, pp. 248–254.
[19] M. Moscovitch, YS. Horowitz, Thermoluminescent
DAFTAR PUSTAKA Materials for Medical Applications: LiF:Mg,Ti and
[1] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 LiF:Mg,Cu,P, Radiat. Meas. 41, 2007, pp. S71–S77.
Tahun 2007, Tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan [20] SWS. McKeever and M. Moscovitch, On the Advantages
Keamanan Sumber Radioaktif, 2007. and Disadvantages of Optically Stimulated Luminescence
[2] R. Behrens and P. Ambrosi, Review of International Dosimetry and Thermoluminescence Dosimetry, Radiat.
Standards for Dosemeters, Radiat. Prot. Dosim. 128, 2008, Prot. Dosim. 104, 2003, pp. 263–270.
pp. 159–168. [21] MS.Kulkarni, M. Luszik-Bhadra, Behrens, et.al., Studies
[3] P. Askounis, E. Papadomarkaki, H. Kirgiakou, et.al., on New Neutron-Sensitive Dosimeters Using an Optically
Analysis of the Personal Doses Lower Than the Reporting Stimulated Luminescence Technique, Nucl. Instr. Meth.
Level, Radiat. Meas. 43, 2008, pp. 603–606. Phys. Res. B 269, 2011, pp. 1465–1470.
[4] P. Olko, L. Currivan, JWE. van Dijk, et.al., [22] IEC, International Electrotechnical Commission.
Thermolumines-cence Detectors Applied in Individual Radiation Protection Instrumentation–Passive Integrating
Monitoring of Radiation Workers in Europe–a Review Dosimetry Systems for Environmental and Personal
Based on the EURADOS Questionnaire. Radiat. Prot. Monitoring for External Photon and Beta Radiation Using
Dosim 120, 2006, pp. 298–302. Electronic Devices for the Data Evaluation–Part1:
[5] Anonymous, Comparison of Radiation Dosimeters, General Characteristics and Performance Requirements
Available from URL: on Dosimetry Systems. IEC 62387-1, Final Draft
http://www.jplabs.com/html/comparison_of_ radiation_ International Standard (Geneva: IEC), 2007.
dosime.html, down-loaded 3/20/2009 11:25 PM. [23] K. Tang, J. Zhao, W. Shen, et.al., Influence of Readout
[6] ISO/IEC17025. International Organisation for Parameters on TL Response, Re-usability and Residual
Standardisation. General Requirements for the Signal in LiF:Mg,Cu,P. Radiat. Prot. Dosim. 100, 2002,
Competence of Testing and Calibration Laboratories. pp. 353–356.
Geneva, 2005. [24] PS. Yuen, NO. Freedman, G. Frketich and J. Rotunda,
[7] American National Standards Institute. Personnel Evaluation of Bicron NE MCP DXT-RAD Passive
Dosimetry Performance: Criteria for Testing. New York: Extremity Dosemeter. Radiat. Prot. Dosim. 85, pp. 187–
ANSI N13.11-2001; 2001 195, 1999.
[8] AJJ. Bos, High Sensitivity Thermoluminescence [25] M. Azzouzi-Idrissi, B. Aubert, J. Chavaudra, et.al.,
Dosimetry, Nucl. Instr. Meth Phys. Res. B 184, 2001, pp. Optimizing the Use of LiF:Mg,Cu,P to Measure Low
3–28. Dose Irradiation in Nuclear Medicine. Health Phys. 84,
[9] VE. Kafadar, AN. Yazici, RG. Yildirim, The Effects of 2003, 483–491.
Heating Rate on the Dose Response Characteristics of [26] M.Lupke, F. Goblet, B. Polivka and H. Seifert, Sensitivity
TLD-200, TLD-300 and TLD-400, Nucl. Instr. Meth Phys. Loss of LiF:Mg,Cu,P Thermoluminescence Dosemeters
Res. B 267, 2009, pp. 3337–3346. Caused by Oven Annealing, Radiat. Prot. Dosim. 121,
2006, pp. 195–201.
[27] ISO, International Organization for Standardization.
Nuclear Energy–Radiation Protection–Individual

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823
134 Hasnel Sofyan, Dosimeter Thermo Luminesensi sebagai Dosimetri Personal dalam Pemantauan Dosis Radiasi Eksternal

Thermoluminescence Dosemeters for Extremities and Hasnel S, BATAN


Eyes. ISO 12794, Edition 1 (Geneva: ISO), 2000. √ Ya,
[28] 28. IEC, International Electrotechnical Commission. √ Proses OSL antara pita konduksi dan pita valensi
Radiation Protection Instrumentation– dengan level Fermi disebut perangkap (sama seperti
Thermoluminescence Dosimetry Systems for Personal
and Environmental Monitoring. IEC 61066, Edition 2
TLD). Perangkap ini, pada pita konduksi dapat
(Geneva: IEC), 2006. melokalisasi elektron bebas berpindah dan pada pita
[29] ISO, International Organization for Standardization. valensi dapat melokalisasi perangkap bebas (hole traps).
Passive Personal Neutron Dosemeters–Performance and Proses ionisasi menyebabkan pasangan elektron-lubang
Test Requirements. ISO 21909, Edition 1 (Geneva: ISO) terperangkap dalam keadaan metastabil. Dengan
(2005). stimulasi cahaya akan menyebabkan elektron mengalami
[30] LZ. Luo and JE. Rotunda, Performance of Harshaw transisi dari perangkap ke pita konduksi. Keadaan proses
TLD-100H Two-Element Dosemeter, Radiat. Prot. penggabungan ulang elektron bebas dan lubang atau
Dosim. 120, 2006, pp. 324–330. sebaliknya akan menghasilkan pancaran luminesensi.
[31] KR. Dong, DC. Kweon, WK. Chung, et al., Study on the
Angular Dependence of Personal Exposure Dosimeter –
Dalam peristiwa ini tidak semua muatan elektron
Focus on Thermoluminescent Dosimeter and terlepaskan dan tidak selalu berasal dari perangkap yang
Photoluminescent Dosimeter, Annals of Nucl. Energy 38, sama. Semua perpindahan muatan terjadi melalui pita
2011, pp. 383–388. konduksi dengan intensitas:
⎛ t ⎞ ⎛ E ⎞
I = I 0 ⋅ exp⎜ − ⎟ + a1 ⋅ exp⎜ − ⎟ − a 2 (t )
TANYA JAWAB ⎝ τ ⎠ ⎝ kT ⎠
Kusminarto, UGM Dengan τ =σ(λ)⋅φ(λ)-1, φ = photo ionization cross
? Apakah ini studi literatur? ceeluin dan σ = intensitas stimulasi optic
? Bagaimana mekanisme (penjelasan fisisnya)
ditentukannya dosis untuk yang non OSL, sehingga
dapat dibaca berulang-ulang

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823

Anda mungkin juga menyukai