Abstract The research of effective dose analysis on radiation officer based on TLD data in Radiology
Installation of RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong had done. The research intended to
analize effective dose and safety of effective dose on radiation officer based on NBD that had been
set by perka BAPETEN No. 5, 2016. Data was acquired from TLD Data in 2015 and 2016 that was
published by BPFK Surabaya every 3 month on 8 radiation officer’s eyes lens and skin. The result
of this research shown that average effective dose on radiation officer’s eyes lens in 2015 and 2016
was (0,03635 - 0,04000) mSv and (0,03740 - 0,03995) mSv. Average effective dose on radiation
officer’s skin was (0,00727 - 0,00800) mSv and (0,00748 - 0,00799) mSv. Radiation dose was under
the NBD that had been set by perka BAPETEN No. 5, 2016, that was 50 mSv each years.
1
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Vol. 3 No. 1 Juni 2018, Samarinda, Indonesia
Dosis ekuivalen pada prinsipnya adalah dosis Berdasarkan Peraturan Kepala Badan
serap yang telah dibobot, yaitu dikalikan Pengawas Tenaga Nuklir (Perka BAPETEN)
dengan faktor bobot radiasi. Dosis ekuivalen Nomor 5 Tahun 2016, Nilai Batas Dosis (NBD)
dalam organ T yang menerima penyinaran dosis efektif untuk pekerja radiasi tidak boleh
dengan jenis radiasi R yaitu HT,R ditentukan melampaui 20 mSv per tahun yang dihitung
melalui persamaan [5] : dengan cara merata-ratakan selama 5 tahun
𝐻𝑇,𝑅 = 𝑤𝑅 𝑥 𝐷𝑇,𝑅 (3) berturut-turut dan 50 mSv dalam 1 tahun
ICRP melalui Publikasi ICRP Nomor 60 Tahun tertentu [4].
1990 menetapkan nilai wR berdasarkan pada
Metode
jenis dan energi radiasi seperti disajikan pada
tabel 2.1 [1]. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radiologi
RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong.
Tabel 2.1 Faktor Bobot Radiasi Untuk Penelitian ini meneliti data TLD pada delapan
Beberapa Jenis dan Energi Radiasi petugas radiasi yang tiap 3 bulan sekali akan
dikirim ke Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (BPFK) Surabaya untuk
mengetahui dosis radiasi yang diterima oleh
petugas radiasi. Pertama dilakukan
pengumpulan data TLD pada tahun 2015 dan
2016. Kemudian dilakukan perhitungan dosis
ekuivalen dengan menggunakan bobot
radiasi sinar-X sebesar 1. Setelah itu,
dilakukan perhitungan dosis efektif dengan
menggunakan faktor bobot jaringan lensa
mata sebesar 0,05 dan jaringan kulit sebesar
0,01. Selanjutnya dilakukan analisis hasil
perhitungan dengan Perka BAPETEN.
2
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Vol. 3 No. 1 Juni 2018, Samarinda, Indonesia
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Gambar 3. Hasil grafik perhitungan dosis [1] Akhadi, M., 2000, Dasar-Dasar Proteksi
efektif pada organ lensa mata dan kulit pada Radiasi, Rineka Cipta, Jakarta,
tahun 2015. Indonesia.
[2] Aslam, M. B. S., dkk., 2015, Seminar
Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VII
Penguatan Profesi Bidang Kimia dan
Pendidikan Kimia Melalui Riset dan
Evaluasi, Universitas Surakarta, Solo,
Indonesia.
[3] BAPETEN, 2003, Peraturan Kepala
Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 2
Gambar 4. Hasil grafik perhitungan dosis Tentang Sistem Pelayanan Pemantauan
efektif pada organ lensa mata dan kulit pada Dosis Eksterna Perorangan, Jakarta,
tahun 2016. Indonesia.
[4] BAPETEN, 2016, Peraturan Kepala
Grafik di atas menunjukkan bahwa akumulasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 5
dosis serap yang diterima petugas radiasi Tentang Keselamatan Radiasi Dalam
pada tahun 2015 periode (April – Juni) dan Produksi Barang Konsumen, Jakarta,
pada tahun 2016 (Januari – Maret) lebih tinggi Indonesia.
diantara periode bulan yang lain. Hasil grafik [5] Waller, Dr. Edward., 2014, Radiation and
pada delapan petugas radiasi, organ lensa Environmental Safety, University of
mata menerima dosis radiasi tertinggi. Ontario Institute of Technology Faculty of
Tingginya dosis efektif organ lensa mata Energy Systems and Nuclear Science,
menunjukkan banyaknya dosis radiasi yang Canada, Amerika.