Anda di halaman 1dari 2

Judul

Media

: Jaket Terapi Kanker


: Kompas
Wartawan
16
Tanggal : Jan
Nada Pemberitaan
2016
Halaman : 7

:
: Negatif

Jaket Terapi Kanker


Salat apa pun yang pemicunya kanker selalu mencemaskan. Bukan melulu penyakitnya, tetapi cara pengobatan,
biaya, dan kepastian untuk sembuh. Ini karena kanker membutuhkan terapi yang super jitu, tepat serta cepat, dan
belum tentu sembuh.
Dengan tingkat "ketakpastian" yang begitu tinggi, wajar jika se-Iahi terbit harapan pada setiap ikhtiar pengobatannya.
Dalam konteks itulah mengapa terapi altematif bagi pengobatan kanker begitu banyak ragamnya, termasuk terapi
"Jaket Dr Warsito" yang saat ini sedang jadi pembicaraan sebagai metode pengobatan kanker, terutama kanker
payudara.
Tulisan ini menawarkan cara menimbang pengobatan altematif yang dalam metode pengobatannya menggunakan
logika kedokteran modem. Ini tentu tak termasuk pengobatan altematif lain, misalnya yang bersifat spiritual, di mana
basis cabang pengetahuannya memang beda dengan pengobatan modem.
Saat ini jagat diagnostik dan pengobatan kanker payudara di Indonesia dibuat hangat oleh kontroversi penggunaan
teknologi Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) dan Electro Capacitative Cancer Therapy (ECCT). Alat
itu diciptakan Warsito, ahli fisika, bersama beberapa peneliti sejawatnya.
Kontroversi itu bersumber dari penggunaan ECVT/ECCT yang dikemas dalam bentuk jaket atau helm dan diklaim
sebagai metode jalan pintas untuk diagnostik dan pengobatan kanker payudara. Adalah hak seseorang atas klaim itu,
akan tetapi begitu ditawarkan kepada publik sebagai "terapi kedokteran", maka negara, Kementerian
Kesehatan-dalam perannya sebagai penyelenggara, wasit, dan pengawas kesehatan warga- wajib memenuhi hak
informasi bagi warga atas akuntabilitas pengujian metode ini sesuai kaidah ilmiah ilmu kedokteran.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dan Permenkes No 9/2014 telah mengatur
tentang operasional klinik penyedia pelayanan kesehatan. Atas dasar itu Kemenkes telah meminta wali kota
Tangerang untuk mener-tibkan Klinik Riset Kanker Dr Warsito, berdasarkan laporan warga yang merasa dirugikan.
Tentu saja Kemenkes juga harus terbuka pada "pendekatan alternatif. Untuk itu, Kemenkes telah berdialog dengan
pihak Warsito dan menyepakati tiga hal meninjau ulang hasil penelitian PT CTECH Edward Technology, tak menerima
klien baru sampai hasil tinjauan ulang diketahui, dan diperbolehkan melakukan terapi bagi klien yang sedang
berproses.
Persoalan mendasar dari sisi pendekatan riset medis adalah soal prinsip uji eksperimental yang dijalankan di dunia
riset kedokteran. Sebab, bagaimanapun, ini bukan riset ilmiah ilmu fisika melainkan domain pengobatan manusia atau
kedokteran.
Nyatanya, riset "Jaket Dr Warsito" tidak menggunakan ukuran-ukuran onkologi (ilmu kanker) yang berlaku dalam dunia
ilmu kanker, sementara pokok pengobatan itu adalah kanker. Hal lain yang disual prinsip dan protokol
penatalaksanaan terapi kanker.
Prinsip yang "dilompati"
Kontroversi lainnya muncul ketika isu ini kemudian bergeser pada "ego sektoral". Penertiban Klinik Riset Dr Warsito
oleh Kemenkes dibaca sejumlah pihak sebagai hambatan terhadap temuan karya "anak bangsa", yang kemudian
dipakai untuk menggiring opini publik ke arah isu nasionalisme sebagai alasan mengesampingkan akal sehat Padahal,
inti makalahnya adalah bagaimana upaya mengatasi pengobatan kanker, meskipun berat dan sulit, tidak mengabaikan
prinsip-prinsip akademis dalam dunia kedokteran yang langkah-langkahnya telah dibangun berdasarkan logika kerja
dunia kedokteran. Antara lain uji klinis yang bisa diverifikasi secara metodologis dan bukan anekdotaL
Karena temuan Jaket Dr Warsito itu ada dalam domain ilmu kedokteran, bukan fisika, maka tentu saja temuan itu
harus memenuhi dua prinsip dasar prinsip terapi kedokteran berbasis bukti (.evidence-based medicine) dan prinsip
praktik kedokteran berbasis nilai (valued-based medicine).
Dari dua prinsip itu negara (melalui Kemenkes) telah menerjemahkannya ke dalam IV No 9/20G4 dan Permenkes No
9/2014 yang menggariskan de-finisi klinik dan praktisi kesehatan. Tujuan pelaksanaan UU dan peraturan negara
adalah untuk mengatur pelayanan kesehatan guna mencapai hasfl yang terbaik bagi pasien. Manakala itu semua tak
diterapkan, dengan sendirinya tak ada perlindungan bagi para pasien.
Padahal, seluruh sandaran logika yang dibangun dalam terapi Jaket Dr Warsito adalah dunia kedokteran. Bahkan alat
dan simbol-simbol diagnosis dan layanan pengobatannya menggunakan domain dunia kedokteran modem.
Dari sisi itu Jaket Dr Warsito bermasalah. Sebab Klinik Riset Dr Warsito hingga kini masih aktif melakukan pelayanan

klinik diagnostik dan pengobatan kanker, padahal dalam waktu yang bersamaan terapi itu diakui masih dalam
proses penelitian. Dalam domain ilmu kedokteran, obat atau cara terapi di bidang kedokteran yang masih
dalam tahap diteliti (riset) tak bisa digunakan sebagai metode pengobatan hingga terbukti efektivitas cara
kerjanya.
Dalam kasus Jaket Dr Warsito, prinsip itu ternya ta telah "dilompati" dan langsung pada klaim bahwa Jaket Dr
Warsito "menyembuhkan kanker" dan dipraktikkan sebagai standar pengobatan kanker. Di sisi ini,
pendekatan Jaket Dr Warsito jelas menyesatkan.
Tuntutan negara dan komunitas praktisi ahli kedokteran sebetulnya cukup sederhana. Selain harus
"berdasarkan bukti", pendekatan terapi Jaket Dr Warsito hendaknya tidak melompati beberapa tahapan yang
terbentang antara uji laboratorium, uji klinis, sampai tahap penggunaan jaket sebagai terapi standar pada
pasien kanker.
Kesaksian anekdotal yang bersumber dari pengalaman awam tentu saja patut dipertimbangkan. Namun,
yang dihadapi oleh pasien kanker dan keluarga adalah soal ketidakpastian. Memberikan kepastian dengan
pendekatan yang teruji, terukur, dan rasional adalah keniscayaan yang tak dapat dikesampingkan oleh
kepentingan apa pun, tak terkecuali oleh semangat nasionalisme atau demi "karya anak bangsa".
INEZ NIMPUNO Dokter, Survivor Kanker Payudara, Bekerja di Kementerian Kesehatan Negara Bagian
Australian Capital Territory
Kategori : 5.6 Binfar , Kementerian Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai

  • Sinar X
    Sinar X
    Dokumen8 halaman
    Sinar X
    Novida Ismiazizah
    0% (1)
  • 06 F KG1 PDF
    06 F KG1 PDF
    Dokumen293 halaman
    06 F KG1 PDF
    gilang
    Belum ada peringkat
  • 1 D
    1 D
    Dokumen9 halaman
    1 D
    Miraj Achmad Jazuli Hasanusi
    Belum ada peringkat
  • Hasnel Sofyan
    Hasnel Sofyan
    Dokumen10 halaman
    Hasnel Sofyan
    Diah Eka Safitri
    Belum ada peringkat
  • 1 D
    1 D
    Dokumen9 halaman
    1 D
    Miraj Achmad Jazuli Hasanusi
    Belum ada peringkat
  • Bapeten Nomor 5 Tahun 2016
    Bapeten Nomor 5 Tahun 2016
    Dokumen61 halaman
    Bapeten Nomor 5 Tahun 2016
    Diah Eka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Per Cob A An
    Per Cob A An
    Dokumen51 halaman
    Per Cob A An
    Khoirul Andi Mustofa
    Belum ada peringkat
  • Jurnal TLD
    Jurnal TLD
    Dokumen3 halaman
    Jurnal TLD
    Diah Eka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Biografi B.J. Habibie
    Biografi B.J. Habibie
    Dokumen6 halaman
    Biografi B.J. Habibie
    Diah Eka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Cover Laporan
    Cover Laporan
    Dokumen1 halaman
    Cover Laporan
    Diah Eka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Dinda 2
    Dinda 2
    Dokumen4 halaman
    Dinda 2
    Diah Eka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Cerita Rakyat
    Cerita Rakyat
    Dokumen3 halaman
    Cerita Rakyat
    Ezi Septyandra
    Belum ada peringkat
  • 482 794 1 SM
    482 794 1 SM
    Dokumen6 halaman
    482 794 1 SM
    Diah Eka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Translate Chapter 2
    Translate Chapter 2
    Dokumen9 halaman
    Translate Chapter 2
    Diah Eka Safitri
    Belum ada peringkat
  • Metode Euler
    Metode Euler
    Dokumen15 halaman
    Metode Euler
    Astrid Herawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Diah Eka Safitri
    Belum ada peringkat