Anda di halaman 1dari 8

Definisi : Reaksi tidak diinginkan yang terjadi dalam waktu l jam sejak media

kontras disuntikkan.
Reaksi akut tidak diinginkan yang sama terlihat setelah pemberian media
kontras iodium dan gadolinium serta media kontras ultrasonografi. Angka
insiden tertinggi terjadi akibat pemberian media kontras iodium dan angka
insiden terendah akibat pemberian media kontras ultrasonografi.

Klasifikasi
Kejadian reaksi akut berupa alergi, reaksi hipersensitivitas atau respon kemotoksik.
Kejadian reaksi alergi bisa merupakan akibat mediasi lgE ataupun tidak.

Kejadian reaksi seperti Alergi /


Hipersensitivitas
Ringan Urtikaria ringan Mual / muntah ringan
Gatal-gatal ringan Kegerahan / menggigil
Eritema Kecemasan
Kejadian reaksi vasovagal
dengan resolusi spontan
Menengah Urtikaria dengan tandatanda jelas Muntah hebat
Bronkospasme ringan Serangan vasovagal
Edema wajah / laring
Muntah
Berat Syok hipotensif Aritmia
Henti nafas Konvulsi
Hentijantung

Gatatan:
Tidak semua gejala yang dialami oleh pasien dalam hitungan jam setelah inieksi
media kontras merupakan kejadian reaksitidak diinginkan terhadap media
kontras.
Kecemasan pasien dapat menyebabkan gejala setelah pemberian media kontras
(efek Lalli).
. Ketika suatu media kontras baru pertama kali disuntikkan, efek yang tidak
diinginkan cenderung dilaporkan berlebihan (efek Weber).

8
A.1.1. Kejadian Reaksi Akut yang Tidak Diinginkan terhadap Media Kontras yang
Mengandung lodium

Faktor risiko kejadian reaksi akut


Berhubungan Pasien dengan riwayat:
dengan pasien . Kejadian reaksi akut menengah atau berat sebelumnya (lihat
klasifikasi di atas)terhadap media kontras iodium.
. Asma tidak stabil.
. Alergi yang membutuhkan perawatan medis.
. Osmolalitas tinggi pada media kontras ionik.
Berhubungan
dengan media . Tidak ada perbedaan kejadian reaksi akut antara media
kontras kontras osmolar rendah non-ionik dengan media kontras
iso-osmolar non-ioni k.
. Tidak ada perbedaan kejadian reaksi akut tidak diinginkan
antara media osmolar rendah non-ionik.

Untuk mengurangi risiko kejadian reaksi akut

Untuk semua l. Gunakan media kontras non-ionik.


pasien
Untuk pasien Pertimbangkan uji alternatif yang tidak membutuhkan media
dengan risiko kontras iodium.
tinggi Gunakan media yang mengandung lodium yang berbeda
(lihat faktor risiko untuk pasien yang mengalami kejadian reaksi pada
pengunaan media kontras sebelumnya.
di atas)
Pertimbangkan penggunaan pre-medikasi. Bukti klinis dari
efektifitas pre-medikasi sangat terbatas. Jika digunakan, dosis
pre-medikasi yang sesuai adalah 30 mg Prednisolon (atau 32
mg Metilprednisolon) yang diberikan secara oral 12 dan 2 jam
sebelum pemberian media kontras.
Bersiaplah untuk kejadian reaksi akut pada semua pasien
. Obat-obatan dan peralatan untuk resusitasi harus selalu siap tersedia (lihat
A.1 .3 )
' Pertahankan pasien di lingkungan medis selama 30 menit setelah injeksi media
kontras.

Hangatkan media kontras iodium sebelum pemberian


Pasien akan merasa lebih nyaman, berdasarkan pengamatan klinis.
a
Dapat mengurangi angka kejadian umum yang tidak diinginkan, namun data
mengenai hal ini masih terbatas.

I
. Secara luas dianggap sebagai praktik terbaik.

Pemberian ekstravaskuler media kontras yang mengandung iodium


'penyerapan
Ketika ada kemungkinan terjadi atau kebocoran ke sirkulasi, lakukan
tindakan pencegahan yang sama seperti untuk pemberian intravaskular.

Gatatan:
Risiko kejadian reaksi akut terhadap media kontras gadolinium lebih rendah
daripada risiko dengan media kontras iodium, namun kejadian reaksi berat
terhadap media kontras gadolinium bisa saja terjadi.

Faktor risiko kejadian reaksi akut


Berhubungan Pasien dengan riwayat :

dengan pasien . Kejadian reaksi akut menengah atau parah sebelumnya


terhadap media kontras yang mengandung gadolinium
. Asma yang tidak stabil
. Alergi yang membutuhkan perawatan medis.

Berhubungan Risiko kejadian reaksi tidak berhubungan dengan


dengan media osmolalitas media kontras: dosis rendah yang digunakan
kontras membuat beban osmolar sangat kecil.
Tidak ada perbedaan dalam insiden kejadian reaksi akut
yang tidak diinginkan di antara media ekstraseluler
gadolinium.

Untuk mengurangi risiko kejadian reaksi akut


Untuk pasien Pertimbangkan uji alternatif yang tidak membutuhkan
dengan risiko media kontras yang mengandung gadolinium
tinggi
Gunakan media yang mengandung gadolinium yang
(lihat faktor risiko berbeda untuk pasien yang mengalami kejadian reaksi
di atas) pada pengunaan media kontras sebelumnya .

Pertimbangkan penggunaan pre-medikasi. Tidak ada bukti


klinis tentang efektivitas premedikasi dan premedikasi
tidak dapat rirencegah anafiiaksis. Jika digunakan, dosis
premedikasi yang sesuai adalah prednisolon 30 mg (atau
metilprednisolon 32 mg) yang diberikan secara oral 12 dan
2 jam sebelum pemberian media kontras.
Bersiaplah untuk kejadian reaksi akut pada semua pasien

10
. Obat-obatan dan peralatan untuk resusitasi harus selalu siap tersedia (lihat
A.1.3.).
. Pertahankan pasien di lingkungan medis selama 30 menit setelah injeksi media
kontras.

Penanganan semua kejadian reaksi akut yang tidak diinginkan akibat


pemberian media kontras iodium dan gadolinium ataupun ultrasonografi
adalah sama.

. Oksigen
. Adrenalin 1:1000
. Antihistamin H1 - cocok untuk injeksi
. Atropin
. Agonis B2 inhaler dengan dosis terukur
. Cairan lV - garam fisiologis normal atau larutan Ringer laktat
. Obat anti-kejang (Diazepam)
. Sphygmomanometer
. Alat nafas via mulut satu arah

Ketika kejadian reaksi akut terjadi, periksa hal-hal berikut ini:


. Eritema kulit, urtikaria
. Mual, muntah
. Penurunan tekanan darah, denyut jantung yang tidak normal
. Dispnea,bronkospasme
Mual/Muntah
Sementara waktu: Terapi suportif.
Berat, berlarut-larut: obat anti emetik yang tepat harus dipertimbangkan.
Catatan: muntah berat dapat terjadi selama anafilaksis.

Urtikaria
Tersebar, sementara waktu: Terapi suportif termasuk observasi.
Tersebar, berlarut-larut: Antihistamin H1 intramuskular atau intravena yang
tepat harus dipertimbangkan. Mengantuk dan/atau hipotensi dapat terjadi.
Berlanjut: Antihistamin H1 intramuskular atau intravena yang cocok harus
11
diberikan. Mengantuk dan/atau hipotensi dapat terjadi. Pertimbangkan
adrenalin 1: 1.000, 0,1-0,3 ml (0,1-0,3 mg) intramuskular pada orang dewasa,
50% dbri dosis dewasa untuk pasien anak-anak berusia antara 6 dan 12
tahun dan 25o/o dari dosis dewasa untuk pasien anak-anak di bawah 6 tahun.
Ulangi seperlunya.
Gatatan: Urtikaria dapat mendahului anafilaksis, sehingga pasien harus
diamati secara seksama.

Bronkospasme a

1. Oksigen melalui masker (6-10l/menit).


2. Agonis B2 inhaler dengan dosis terukur (2-3 inhalasi dalam).
3. Adrenalin.
Tekanan darah normal
lntramuskular: 1 :1000, 0,1 -0,3 ml (0,1-0,3 mg) [gunakan dosis yang lebih kecil
pada pasien dengan penyakit arteri koroner atau geriatril.
Pada pasien anak: 50% dari dosis dewasa untuk anak usia 6-12 tahun dan
25o/o dari dosis dewasa untuk anak usia di bawah 6 tahun. Ulangi seperlunya.

Penurunan tekanan darah


lntramuskular: 1 : 1000, 0,5 ml (0,5 mg).
Pada pasien anak: 6-12 tahun: 0,3 ml (0,3 mg) intramuskular.
<6 tahun: 0,15 ml (0,15 mg) intramuskular.

Edema laring
1. Oksigen melalui masker (6-10 l/menit).
2. Adrenalin intramuskular (1:1000); 0,5 ml (0,5 mg) untuk orang dewasa,
ulangi seperlunya.
Pada pasien anak: 6-12 tahun: 0,3 ml {0,3 mg) intramuskular.
<6 tahun: 0,15 ml {0, 15 mg) intramuskular

1. Angkat kedua tungkai Pasien.


2. Oksigen melalui masker (6-10|/menit).
3. Cairan intravena: aliran cepat, garam fisiologis normal atau larutan Ringer
laktat.

12
4. Jika tidak responsif: adrenalin:,1:1000; 0,5 ml (0,5 mg) intramuskular,
ulangi seperlunya.
Pada pasien anak: 6-12 tahun: 0,3 ml (0,3 mg) intramuskular.
<6 tahun: 0,15 ml (0,1S mg) intramuskular.
Kejadian reaksi vagal (hipotensi dan bradikardi)

1- Angkat kedua tungkai pasien.


2. Oksigen melalui masker (6-10 l/menit).
3. Atropin 0,6-1,0 mg intravena, ulangijika perlu setelah 3-5 menit, sampai 3
mg total (0,04 mg/kg) pada orang dewasa. Pada pasien anak berikan 0,02
mg/kg intravena (max. 0,6 mg per dosis), ulangijika perlu sampai 2 mg
{
total.
4. Cairan intravena: dengan cepat, garam fisiologis normal atau larutan
Ringer laktat.

Reaksi anafilaktoid umum

1. Panggil tim resusitasi


2. Aspirasijalan nafas bila diperlukan
3. Angkat kedua tungkai pasien jika terjadi hipotensi
4. Oksigen melalui masker (6-10 l/menit)
5. Adrenalin intramuskular (1:1000); 0,5 ml (0,5 mg) untuk dewasa. Utangi
- sesuai kebutuhan.
Untuk pasien anak: 6-12 tahun: 0,3 ml (0,3 mg) intramuskular
< 6 tahun: 0,15 ml (0,15 mg) intramuskular
6. Cairan intravena (misalnya garam fisiologis, larutan Ringer laktat)
7. Agen blok H1, misalnya Difenhidramin 25-50 mg intravena

4.1.4. Pencatatan Kejadian reaksiAkut yang Tidak Diinginkan

' Kejadian reaksi akut yang tidak diinginkan harus secara tepat
didokumentasikan dalam catatan pasien, sehingga tindakan pencegahan
yang tepat dapat diambil sebelum pemeriksaan berikutnya.
' Semua kejadian reaksi yang membutuhkan perawatan medis harus
dicatat.
' Gejala ringan yang timbul setelah media kontras yang tidak memerlukan
perawatan tidak perlu dicatat. Hal tersebut muhg,kin tidak berhubungan
dengan media kontras, hanya disebabkan oleh kec6masan atau oleh
penyakit pasien sendiri. Jika gejdla ringan dem[kian dicatat, pada masa
mendatang pasien mungkin akan menolak penieriksban lanjutan yang

' Dokumentasi lengkap tentang kejadian reaksi akut seperti alergi metiputi
(a) pengukuran serum tryptase, sebaiknya sesaat setelah dan 2 jam
setelah kejadian reaksi, dan (b) pengujian kulit satu bulan setelah kejadian

13
reaksi untuk memeriksa bukti alergi benar terhadap media kontras pemicu
dan bukti reaktivitas silang terhadap media lainnya.

Ahli radiologi dan staf harus meninjau protokol penanganan secara teratur
(misalnya interval 12 bulan), sehingga masing-masing dapat mencapai peran
mereka Secara efisien. Pengetahuan, pelatihan, dan persiapan sangat penting
untuk menjamin perawatan yang tepat dan efektif jika ada kejadian tidak
diinginkan yang berhubungan dengan kontras.

Definisi: Kejadian reaksi lambat yang tidak diinginkan terhadap


media kontras iodium intravaskuler didefinisikan sebagai
kejadian reaksi yang terjadi 1 jam sampai 1 minggu setelah
injeksi media kontras.
Kejadian reaksi t<eiaOian reaksi kulit dengan tipe serupa terhadap erupsi
obat lain. Ruam makulopapular, eritema, pembengkakan,
dan pruritus adalah yang paling umum. Biasanya ringan
hingga menengah dan sembuh sendiri.
Berbagai gejala lambat (misalnya mual, muntah, sakit
kepala, nyeri tulang, demam) setelah pemberian media
kontras, namun mayoritas tidak berhubungan dengan media
kontras.

Faktor risiko . XejaOian reaksi yang terjadi pada pemberian media


kejadian reaksi kontras sebelumnYa
kulit: . Pengobatan dengan lnterleukin-2
. Penggunaan dimer non-ionik.

Penanganan Simptomatik dan serupa dengan penanganan kejadian


reaksi kulit yang dipicu obat lainnya, misalnya antihistamin,
steroid topikal, dan emolien.

Rekomendasi tvtemOeritahukan kepada pasien yang pernah mengalami


kejadian reaksi kontras sebelumnya, atau yang sedang
menjalani pengobatan interleukin-2, bahwa kejadian reaksi
kulit yang lambat mungkin dapat terjadi dan mereka harus
menghubungi dokter jika terj6di masalah.
Ujitempel dan tes intradermal dengan pembacaan ditunda
mungkin berguna untuk mengkonfirmasi kejadian reaksi kulit
lambat terhadap kontras dan mempelajari pola reaktivitas

14
silang dengan media lainnya.
Untuk mengurangi risiko kejadian reaksi berulang, gunakan
media kontras lain dari media pencetus kejadian reaksi
pertama. Hindari media yang telah menunjukkan reaktivitas
silang pada pengujian kulit.
Obat profilaksis umumnya tidak dianjurkan.

Anda mungkin juga menyukai