Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI II


PENETAPAN KADAR NATRIUM DIKLOFENAK DALAM TABLET
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

OLEH:
KELOMPOK VII
GOLONGAN I

MADE RIRIN SUTHARINI (1308505024)


WAYAN AGUS WIJAYA (1308505026)
PUPUT RHAMADANI HARFA (1308505027)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2015

1
PENETAPAN NATRIUM DIKLOFENAK DALAM TABLET DENGAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

I. TUJUAN
1.1 Memahami prinsip dasar dan prosedur pengoperasian Spektrofotometri UV-
Vis
1.2 Menetapkan panjang gelombang maksimum Natrium diklofenak
1.3 Menetapkan kadar Natrium diklofenak dalam tablet
1.4 Melakukan validasi metode

II. DASAR TEORI


2.1 Natrium Diklofenak
Natrium diklofenak berupa serbuk hablur, berwarna putih atau hampir putih,
bersifat higroskopis, dengan kelarutan sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol,
praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, mudah larut dalam metil alkohol. PH
larutan dalam 1% air adalah antara 7 dan 8. Natrium diklofenak termasuk ke
dalam obat NSAIDs (Martindale, 2009) .

Gambar 1. Struktur Kimia Natrium Diklofenak (Depkes RI, 2014).


Gambar diatas merupakan struktur dari natrium diklofenak
(C14H10Cl2NNaO2) yang memiliki berat molekul 318,1. Titik leleh 2830 C – 2850
C (Moffat et al., 2005).
Panjang gelombang maksimum natrium diklofenak dalam larutan asam
adalah sebesar 273 nm ( = 309b), sedangkan dalam larutan basa panjang

gelombang maksimumnya adalah 275 nm ( = 351b) (Moffat et al., 2005).

2
Gambar 2. Spektrum Natrium Diklofenak pada Spektrofotometri UV-Vis
(Moffat et al., 2005).
Tablet lepas tunda natrium diklofenak mengandung natrium diklofenak
tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada
etiket. (Depkes RI, 2014).

2.2 Spektrofotometri UV-Vis


Spektrofotometri merupakan metode analisis untuk mengukur konsentrasi
suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut untuk menyerap sinar
atau cahaya (Day and Underwood, 1981). Dasar pemanfaatan untuk analisis
dengan spektrofotometri adalah panjang gelombang dari sinar ultraviolet (UV)
dan sinar tampak (visible) merupakan salah satu bagian dari radiasi
elekromagnetik (REM). Sinar tampak mempunyai panjang gelombang 400-750
nm sedangkan sinar UV mempunyai panjang gelombang 200-400 nm (Gandjar
dan Rohman, 2007).
Prinsip spektrofotometri UV-Visibel berdasarkan pada pengukuran serapan
cahaya atau radiasi elektromagnetik oleh suatu senyawa atau analit pada daerah
sinar ultraviolet dan sinar tampak. Prinsip penentuan spektrofotometer UV adalah
aplikasi dari Hukum Lambert-Beer, yaitu:

A = - log T = - log It / Io = ε . b . C

3
Dimana :
A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur
T = Transmitansi
I0 = Intensitas sinar masuk
It = Intensitas sinar yang diteruskan
ε = Koefisien ekstingsi
b = Tebal kuvet yang digunakan
C = Konsentrasi dari sampel
(Gandjar dan Rohman, 2007).
Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh
larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan.
Dalam Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan yaitu:
- Sinar yang digunakan dianggap monokromatis.
- Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang luas
yang sama.
- Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak bergantung terhadap
yang lain dalam larutan tersebut.
- Tidak terjadi peristiwa fluoresensi atau fosforesensi.
- Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan.
(Gandjar dan Rohman, 2007).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri
UV-Vis adalah:
a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis
Hal ini dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada daerah
tersebut, yaitu dengan merubah menjadi senyawa lain atau direaksikan dengan
pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan
yaitu: reaksinya selektif dan sensitif, reaksinya cepat, kuantitatif dan reprodusibel
hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama (Gandjar dan Rohman, 2007).
b. Waktu Operasional

4
Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu
operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran
dengan absorbansi larutan (Gandjar dan Rohman, 2007).
c. Pemilihan Panjang Gelombang
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang
gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Pemilihan panjang gelombang
maksimal dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan
panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu (Gandjar dan
Rohman, 2007).
d. Pembuatan Kurva Baku
Apabila hukum Lambert Beer terpenuhi, maka kurva baku berupa garis lurus
dimana kemiringan atau slope menunjukkan a (absorptivitas) atau (absorptivitas
molar). Penyimpangan dari garis lurus biasanya dapat disebabkan oleh kekuatan
ion yang tinggi, perubahan suhu, dan reaksi ikutan yang terjadi (Gandjar dan
Rohman, 2007).
e. Pembacaan Absorbansi Sampel atau Cuplikan
Absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2-0,8 atau
15%-70% jika dibaca sebagai transmittan. Anjuran ini berdasarkan anggapan
bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (Gandjar dan
Rohman, 2007).
Komponen-komponen spektrofotometer UV-Vis meliputi :
a. Sumber cahaya
Lampu deuterium untuk daerah UV dari 190 sampai 350 nm dan lampu halogen
kuartz atau lampu tungsten untuk daerah visible dari 350 sampai 900 nm.
b. Monokromator
Untuk menghamburkan cahaya kedalam panjang gelombang unsur-unsurnya,
yang diseleksi lebih lanjut dengan celah. Monokromator berotasi sehingga rentang
panjang gelombang dilewatkan melalui sampel ketika instrument tersebut
memindai sepanjang spektrum
c. Optik

5
Memisahkan berkas cahaya sehingga berkas tersebut melewati dua kompartemen
sampel, larutan blanko dapat digunakan dalam satu kompartemen untuk
memperbaiki pembacaan atau spektrum sampel tersebut. Blanko umumnya adalah
pelarut yang dapat melarutkan sampel.
d. Detektor
Digunakan untuk mengukur penurunan intensitas yang disebabkan oleh adanya
proses absorpsi. Detektor biasanya merupakan kepingan elektronik yang disebut
dengan tabung pengganda foton, yang beraksi untuk mengubah intensitas berkas
sinar kedalam sinyal elektrik yang dapat diukur dengan mudah, dan juga beraksi
sebagai suatu pengganda (amplifier) untuk meningkatkan kekuatan sinyal.
e. Pencatat/Perekam Data
Begitu sinyal elektrik meninggalkan tabung pengganda foton, maka sinyal
elektrik tersebut akan menuju perekam untuk menampilkan spektrum serapannya.
Kebanyakan spektrofotometer modern saat ini dihubungkan dengan komputer
sehingga dimungkinkan penyimpanan sejumlah data (Gandjar dan Rohman, 2012;
Watson, 2007).

Gambar 3. Diagram Skematik Spektrofotometer UV-Visibel (Watson, 2007).

2.3 Validasi Metode


Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter
tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa
parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Gandjar dan
Rohman, 2007).

6
Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi
metode analisis diuraikan dan didefinisikan sebagaimana cara penentuannya.
- Linieritas
Liniaritas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil-hasil uji
yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang
diberikan. Linieritas dapat diukur dengan melakukanpengukuran tunggal pada
konsentrasi yang berbeda-beda. Pada keadaan norma;, linieritas diperolehketika
nilai koefisien determinasi (r2) ≥ 0,997 (Gandjar dan Rohman, 2007).
- Akurasi
Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan
kadar analit yang sebenarnya. Ketepatan dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali (recovery) analit yang ditambahkan (Gandjar dan Rohman, 2007).
- Presisi
Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya
dieksoresikan dengan simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang berbeda
signifikan secara statistik. Presisi diukur sebagai simpangan baku atau simpangan
baku relatif (koefisien variasi). Keseksamaan dapat dinyatakan sebagai
keterulangan (repeatability) atau ketertiruan (reproducibility) (Gandjar dan
Rohman, 2007).
- LOD dan LOQ
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi
yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko. Batas
deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter
pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel
yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama (Gandjar dan Rohman,
2007).
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
a. Mortir dan Stamper
b. Seperangkat Alat Spektrofotometer UV-VIS
c. Labu ukur 10 mL

7
d. Alat Sonikasi
e. Sudip
f. Gelas Beaker
g. Corong kaca
h. Kertas saring
i. Pipet tetes
j. Botol Vial
k. Batang pengaduk
l. Aluminium foil
m. Kertas Perkamen
n. Neraca elektrik
o. Pipet Ukur dan Ballfiller
p. Tissue

3.2 Bahan
a. Metanol
b. Larutan standar Natrium Diklofenak
c. Tablet Natrium Diklofenak

IV. PROSEDUR KERJA


4.1 Penyiapan Larutan Stok Standar
- Perhitungan
Diketahui : Konsentrasi yang akan dibuat = 1 mg/mL
Volume yang dibuat = 10 mL
Ditanya : Serbuk Natrium Diklofenak yang ditimbang ?
Penyelesaian :

x = 10 mg
- Prosedur Kerja

8
Ditimbang serbuk natrium diklofenak sebanyak 10 mg dengan
menggunakan gelas beaker kemudian dilarutkan dengan sedikit
metanol hingga larut. Larutan tersebut dipindahkan ke dalam labu ukur
10 mL kemudian ditambahkan metanol sampai tanda batas. Larutan
tersebut digojog kemudian dipindahkan ke dalam botol vial dan
ditambahkan label.

4.2 Pembuatan Larutan Stok Natrium Diklofenak konsentrasi 100 µg/mL


- Perhitungan
Diketahui : Konsentrasi yang dibuat = 100 µg/mL
Volume yang dibuat = 10 mL
Konsentrasi larutan standar yang = 1000 µg/mL
Ditanya : Volume larutan standar yang dipipet ?
Penyelesaian :
Cstandar . Vstandar = Cstok . Vstok
1000 µg/mL . Vstandar = 100 µg/mL . 10 mL
Vstandar = 1 mL
- Prosedur
Dipipet 1 mL larutan stok standar natrium diklofenak 1000 µg/mL.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL kemudian ditambahkan
dengan metanol sampai tanda batas. Larutan ini lalu digojog sampai
homogen kemudian ditempatkan pada botol vial. Kemudian
didapatkan konsentrasi standar sebesar 100 µg/mL.

4.3 Pembuatan Larutan Seri Natrium Diklofenak untuk Membuat Kurva Kalibrasi
- Perhitungan
Diketahui : Konsentrasi yang akan dibuat = 6 µg/mL
= 9 µg/mL
= 12 µg/mL
= 14 µg/mL
= 17 µg/mL

9
= 20 µg/mL
Volume yang dibuat = 10 mL
Ditanya : Volume larutan stok yang dipipet untuk masing-
masing konsentrasi yang dibuat?
Penyelesaian :
a. Larutan seri 6 µg/mL

C1V1 = C2V2
100 µg/mL V1 = 6 µg/mL x 10 mL
V1= 0,6 mL
Jadi volume larutan standar 100 µg/mL yang harus dipipet adalah
0,6 mL.
b. Larutan seri 9 µg/mL

C1V1 = C2V2
100 µg/ml V1 = 9 µg/ml x 10 ml
V1 = 0,9 mL.
Jadi volume larutan standar 100 µg/mL yang harus dipipet adalah
0,9 mL.
c. Larutan seri 12 µg/mL

C1V1 = C2V2
100 µg/ml V1 = 12 µg/ml x 10 ml
V1 = 1,2 mL.
Jadi volume larutan standar 100 µg/mL yang harus dipipet adalah
1,2 mL.
d. Larutan seri 14 µg/mL

C1V1 = C2V2
100 µg/ml V1 = 14 µg/ml x 10 ml
V1 = 1,4 mL.
Jadi volume larutan standar 100 µg/mL yang harus dipipet adalah
1,4 mL.

10
e. Larutan seri 17 µg/mL

C1V1 = C2V2
100 µg/ml V1 = 17 µg/ml x 10 ml
V1 = 1,7 mL.
Jadi volume larutan standar 100 µg/mL yang harus dipipet adalah
1,7 mL.
-Prosedur
Dipipet masing-masing sebanyak 0,6 mL, 0,9 mL, 1,2 mL, 1,4 mL, 1,7
mL larutan stok standar natrium diklofenak 100 µg/mL dengan
menggunakan pipet ukur kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.
Ditambahkan metanol pada setiap labu ukur sampai tanda batas, kemudian
digojog sampai homogen serta dipindahkan ke dalam botol vial.

4.4 Penyiapan Larutan Sampel Larutan Natrium Diklofenak


- Prosedur:
Diambil 20 buah tablet Natrium Diklofenak kemudian digerus sampai
homogen dengan menggunakan mortir dan stamper. Serbuk yang
dihasilkan ditimbang bobot seluruhnya kemudian diambil bobot serbuk
yang ekivalen dengan 10 mg sebanyak 3 kali untuk membuat 3 buah
larutan sampel. Serbuk tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam
gelas beaker ditambahkan metanol secukupnya dan diaduk sampai
homogen. Larutan tersebut kemudian disonikasi selama 5 menit dan
disaring dengan menggunakan kertas saring. Dimasukkan ke dalam
labu ukur 10 mL kemudian ditambahkan metanol sampai tanda batas
lalu digojog sampai homogen.
Larutan yang dihasilkan memiliki konsnetrasi 1000 µg/mL yang
kemudian dibuat larutan sampel dengan konsentrasi 15 µg/mL.
- Perhitungan
Diketahui : Konsentrasi Stok = 1000 µg/mL
Konsentrasi Sampel = 15 µg/mL

11
Volume yang dibuat = 10 mL
Ditanya : Volume yang dipipet ?
Penyelesaian :
Cstok . Vstok = Csampel . Vsampel
1000 µg/mL . Vstok = 15 µg/mL . 10 mL
Vstok = 0,15 mL
- Prosedur Kerja
Dipipet larutan stok konsentrasi 1000 µg/mL sebanyak 0,15 mL
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Ditambahkan
metanol sampai tanda batas, digojog hingga homogen lalu dimasukkan
ke dalam botol vial. Diberikan label larutan sampel I, II dan III.

4.5 Penetapan Panjang Gelombang Maksimum Natrium Diklofenak


Kuvet dibersihkan dengan metanol terlebih dahulu. Kemudian setelah
dibersihkan kuvet ditambahkan metanol untuk larutan blangko. Alat
spektrofotometer dihidupkan lalu kuvet yang telah diisi larutan blangko
dimasukkan. Tekan tombol spectrum, atur rentang panjang gelombang
menjadi 260-290 nm, tekan tombol auto zero. Diambil larutan natrium
diklofenak dengan konsentrasi 14µg/mL lalu dimasukkan ke dalam kuvet.
Kuvet dimasukkan kembali ke dalam alat spektrofotometer, lalu tekan
tombol start untuk mulai pembacaan absorbansi.

4.6 Pembuatan Kurva Kalibrasi Natrium Diklofenak


Kuvet diblangko dengan menggunakan metanol. Tekan tombol
photometric kemudian atur panjang gelombang maksimum yang telah
diperoleh sebelumnya, tekan tombol auto zero. Setelah nilai absorbansinya
menunjukkan angka 0 makan kuvet dikeluarkan dan diisi dengan larutan
standar natrium diklofenak 5µg/mL. Kuvet dimasukkan ke dalam alat
spektrofotometer lalu tekan tombol start untuk memulai pembacaan
absorbansi. Diulangi prosedur ini untuk larutan seri konsentrasi 6 µg/mL,
9 µg/mL, 12 µg/mL, 14 µg/mLdan 17 µg/mL. Dibuat kurva kalibrasinya

12
dengan persamaan regresi linier y= bx+a dimana y = nilai absorbansi, x =
konsentrasi natrium diklofenak (Pandey, 2013).

4.7 Penetapan Kadar Natrium Diklofenak


Kuvet dibersihkan terlebih dahulu, kemudian larutan sampel I dengan
konsentrasi 15 µg/mL dimasukkan ke dalam kuvet. Kuvet dimasukkan ke
dalam alat spektrofotometer kemudian ditekan tombol start untuk mulai
pembacaan absorbansi. Diukur nilai absorbansi dari sampel I pada panjang
gelombang maksimum yang telah diketahui sebelumnya. Ditentukan kadar
sampel sesuai dengan absorbansinya dengan menggunakan persamaan
regresi linier. Lakukan proses yang sama untuk sampel II dan III. Hitung
persentase perolehan kembali. Dilakukan validasi metode yaitu
linieritas,presisi, akurasi dan LOD & LOQ.

V. SKEMA KERJA
5.1 Penyiapan Larutan Stok Standar
Ditimbang 10 mg serbuk natrium diklofenak dengan gelas beaker.

Dilarutkan dengan sedikit metanol sampai larut kemudian dipindahkan


ke dalam labu ukur 10 mL.

Ditambahkan metanol sampai tanda batas, digojog kemudian


dipindahkan ke dalam botol vial dan diberikan label.

5.2 Pembuatan Larutan Standar Natrium Diklofenak 100 µg/mL


Dipipet 1 mL larutan stok Natrium Diklofenak 1000 µg/mL.

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL kemudian ditambahkan dengan


methanol sampai tanda batas.

13
Digojog sampai homogen kemudian ditempatkan pada botol vial.
Diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µg/mL.

5.3 Pembuatan Variasi Larutan Seri Natrium Diklofenak untuk pembuatan Kurva
Kalibrasi
Dipipet masing-masing sebanyak 0,6 mL; 0,9 mL; 1,2 mL; 1,4 mL; 1,7
mL larutan stok standar natrium diklofenak 100µg/mL

Dipindahkan ke dalam labu ukur 10 mL kemudian masing-masing


konsentrasi tersebut ditambahkan metanol sampai tanda batas.

Digojog sampai homogen kemudian dipindahkan ke dalam botol vial


dan diberi label.

5.4 Penyiapan Larutan Sampel Natrium Diklofenak


Diambil 20 tablet Natrium Diklofenak kemudian digerus sampai
homogen menggunakan mortir dan stamper.

Ditimbang bobot serbuk masing-masing sebanyak 10 mg sebanyak 3


kali untuk membuat 3 buah larutan sampel.

Serbuk dimasukkan ke dalam gelas beaker kemudian masing-masing


ditambahkan dengan metanol secukupnya sampai larut.

Disonikasi selama 5 menit dan disaring dengan menggunakan kertas


saring kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Ditambahkan metanol sampai tanda batas, kemudian digojog sampai


homogen

5.5 Pembuatan Larutan Sampel Natrium Diklofenak Konsentrasi 15µg/mL

Dipipet larutan stok konsentrasi 1000 µg/mL sebanyak 0,15 mL


kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

14
Ditambahkan metanol sampai tanda batas kemudian digojog hingga
homogen dan dimasukkan ke dalam botol vial.

Prosedur diulangi untuk membuat larutan sampel II dan III. Diberikan


label larutan sampel I, II dan III.

5.6 Penetapan Panjang Gelombang Maksimum Natrium Diklofenak


Kuvet dibersihkan dengan metanol terlebih dahulu. Kemudian setelah
dibersihkan kuvet ditambahkan metanol untuk larutan blangko.

Ditekan tombol spectrum, diatur rentang panjang gelombang menjadi


260-290 nm, ditekan tombol auto zero.

Diambil larutan natrium diklofenak dengan konsentrasi 14µg/mL lalu


dimasukkan ke dalam kuvet.

5.7 Pembuatan Kurva Kalibrasi Natrium Diklofenak


Kuvet diblangko dengan menggunakan metanol. Ditekan tombol
photometric kemudian diatur panjang gelombang maksimum yang
telah diperoleh sebelumnya, ditekan tombol auto zero.

Setelah nilai absorbansinya menunjukkan angka 0, kuvet dikeluarkan


dan diisi dengan larutan standar natrium diklofenak 5µg/mL. Kuvet
dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer lalu tekan tombol start
untuk memulai pembacaan absorbansi.

Diulangi prosedur ini untuk larutan seri konsentrasi 6 µg/mL, 9 µg/mL,


12 µg/mL, 14 µg/mLdan 17 µg/mL.

Dibuat kurva kalibrasinya dengan persamaan regresi linier y= bx+a


dimana y = nilai absorbansi, x = konsentrasi natrium diklofenak.

15
5.8 Penetapan Kadar Natrium Diklofenak
Kuvet dibersihkan terlebih dahulu, kemudian larutan sampel I dengan
konsnetrasi 15 µg/mL dimasukkan ke dalam kuvet.

Kuvet dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer kemudian ditekan


tombol start untuk mulai pembacaan absorbansi. Diukur nilai
absorbansi dari sampel I pada panjang gelombang maksimum yang
telah diketahui sebelumnya.

Ditentukan kadar sampel sesuai dengan absorbansinya dengan


menggunakan persamaan regresi linier. Lakukan proses yang sama
untuk sampel II dan III. Hitung persentase perolehan kembalinya.
Dilakukan validasi metode yaitu linieritas, presisi, akurasi dan LOD &
LOQ

VI. HASIL PENGAMATAN


6.1 Penimbangan Bobot Sampel dalam Tablet
Sampel yang digunakan adalah 20 tablet Na-Diklofenak dengan kekuaan
50 mg. Sebanyak 20 tablet tersebut detelah digerus homogen dan bobot
total serbuk Na-Diklofenak yang dieroleh adalah 7285,2 mg dengan
kandungan total 1000 mg Na-diklofenak. Sehingga bobot serbuk yang
setara mengandung 10 mg Na-Diklofenak adalah sebagai berikut.
Diketahui : Bobot total serbuk 20 tablet Na-diklofenak = 7285,2 mg
Kandungan Na-diklofenak dalam serbuk = 1000 mg
Kandungan Na-diklofenak yang dinginkan = 10 mg
Ditanya : Bobot ekivalen sampel serbuk yang ditimbang = …?
Jawab :

16
Bobot ekivalen = 72,85 mg
Jadi bobot serbuk yang ditimbang untuk sampel yang setara mengandung
10 mg Na-diklofenak adalah 72,85 mg.
Tabel 6.1 Penimbangan Bobot Sampel
Sampel Bobot Serbuk Na-Diklofenak
I 72,9 mg
II 72,9 mg
III 72,9 mg

6.2 Absorbansi Larutan Seri Na-Diklofenak 12 g/ml pada Panjang Gelombang


222nm – 322 nm
Tabel 6.2 Absorbansi Larutan Seri Na-Diklofenak 12 g/ml pada Panjang
Gelombang 222 nm – 322 nm
Panjang Gelombang Absorbansi
(nm)
222 0,278
225 0,364
228 0,417
231 0,415
234 0,354
237 0,289
240 0,235
243 0,202
246 0,169
249 0,153
252 0,141
255 0,142
258 0,169

17
261 0,200
264 0,251
267 0,290
270 0,328
273 0,355
276 0,378
279 0,406
282 0,430
285 0,435
288 0,418
291 0,383
294 0,344
297 0,311
300 0,280
303 0,237
306 0,192
309 0,141
312 0,099
315 0,072
318 0,055
321 0,043

6.3 Absorbansi 5 Seri Larutan Standar Na-Diklofenak dan Larutan Sampel Na-
Diklofenak pada Panjang Gelombang 285 nm
Tabel 6.3 Absorbansi 5 Seri Larutan Standar Na-Diklofenak dan Larutan
Sampel Na-Diklofenak pada Panjang Gelombang 285 nm
Larutan Na- Konsentrasi Panjang Absorbansi
Dikofenak (g/ml) Gelombang (nm)
Standar Seri 1 6 285 0,205
Standar Seri 2 9 285 0,269

18
Standar Seri 3 12 285 0,435
Standar Seri 4 14 285 0,461
Standar Seri 5 17 285 0,566
Sampel I - 285 0,352
Sampel II - 285 0,571
Sampel III - 285 0,499

VII. ANALISIS DATA


7.1 Spektrum Larutan Standar Na-Diklofenak pada Rentang Panjang Gelombang
222 nm - 322 nm
Berdasarkan data absorbansi larutan standar Na-Diklofenak pada panjang
gelombang 222 nm-322nm, diperoleh gambar spektrum serapan sebagai
berikut:

Gambar 7.1 Spektrum Larutan Standar Na-Diklofenak pada Rentang


Panjang Gelombang 222 nm - 322 nm
7.2 Menentukan Panjang Gelombang Maksimum Larutan Standar Na-
Diklofenak
Panjang gelombang maksimum Na-Diklofenak dapat diketahui dari
absorbansi maksimumnya. Absorbansi maksimum larutan seri Na-
Diklofenak 12 g/ml adalah 0,435 pada panjang gelombang 285 nm.

19
7.3 Kurva Kalibrasi dan Persamaan Regresi Linier Larutan Seri Na-
Diklofenak
Berdasarkan data absorbansi larutan seri standar Na-Diklofenak pada
panjang gelombang 285 nm, digunakan data yang menghasilkan nilai r
paling baik, yaitu:
Larutan Na- Konsentrasi Panjang Absorbansi
Dikofenak (g/ml) Gelombang (nm)
Standar Seri 1 6 285 0,205
Standar Seri 2 9 285 0,269
Standar Seri 3 12 285 0,435
Standar Seri 4 14 285 0,461

Dari data absorbansi seri larutan standar tersebut diperoleh kurva kalibrasi
sebagai berikut.

Kurva Kalibrasi
0,5

0,4
Absorbansi

0,3
y = 0,0349x - 0,0152
R² = 0,9542
0,2

0,1

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Konsentrasi

Gambar 7.2 Kurva Kalibrasi Larutan Seri Na-Diklofenak


Berdasarkan kurva kalibrasi tersebut, persamaan regeresi linier yang diperoleh
adalah:

y = 0,0349x - 0,0152 dengan nilai R = 0,9542

20
7.4 Kadar Na-Diklofenak dalam Larutan Sampel
A. Sampel I
Diketahui : Persamaan regresi y = 0,0349x - 0,0152
Absorbansi Sampel = 0,352
Ditanya : Konsentrasi Na-Diklofenak dalam Sampel = ….?
Kadar Na-diklofenak dalam total serbuk 20 tablet = …?
Kadar Na-diklofenak dalam tiap tablet = …?
Jawab :
y = 0,0349x - 0,0152
0,352 = 0,0349x - 0,0152

x = 10,52 µg/mL
Konsentrasi larutan Na-diklofenak dalam larutan sampel yang diukur adalah
10,52 µg/mL. Karena dilakukan pengenceran sampel Na-Diklofenak
sebanyak: 66,67 kali pengenceran dari 1000µg/mL menjadi 15µg/mL maka
konsentrasi larutan sampel Na-diklofenak hasil pelarutan 72,9 mg sampel
serbuk adalah sebagai berikut
Konsentrasi sampel I = Kons. sampel yang diukur x Faktor Pengenceran
= 10,52 µg/mL x 66,67
= 701,37 µg/mL
Bobot serbuk tablet Na-diklofenak dilarutkan dalam 10 mL metanol
adalah:
= Konsentrasi Sampel x Volume Pelarut
= 701,37 µg/mL x 10 mL
= 7013,7 µg
= 7,0137 mg
Sehingga, kadar Na-Diklofenak dalam total serbuk tablet adalah
=
x = 700,91 mg
Kadar Na-Diklofenak dalam tiap tablet adalah

21
=

= 35,05 mg
Jadi, berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan regresi
linier dari kurva kalibrasi, diperoleh kadar Na-Diklofenak dalam tiap
tablet adalah 35,05 mg.

B. Sampel II
Diketahui : Persamaan regresi y = 0,0349x - 0,0152
Absorbansi Sampel = 0,571
Ditanya : Konsentrasi Na-Diklofenak dalam Sampel = ….?
Kadar Na-diklofenak dalam total serbuk 20 tablet = …?
Kadar Na-diklofenak dalam tiap tablet = …?
Jawab :
y = 0,0349x - 0,0152
0,571 = 0,0349x - 0,0152

x = 16,80 µg/mL
Konsentrasi larutan Na-diklofenak dalam larutan sampel yang diukur adalah
16,80 µg/mL. Karena dilakukan pengenceran sampel Na-Diklofenak
sebanyak: 66,67 kali pengenceran dari 1000µg/mL menjadi 15µg/mL maka
konsentrasi larutan sampel Na-diklofenak hasil pelarutan 72,9 mg sampel
serbuk adalah sebagai berikut
Konsentrasi sampel I = Kons. sampel yang diukur x Faktor Pengenceran
= 16,80 µg/mL x 66,67
= 1.120,1 µg/mL
Bobot serbuk tablet Na-diklofenak dilarutkan dalam 10 mL metanol
adalah:
= Konsentrasi Sampel x Volume Pelarut
= 1.120,1 µg/mL x 10 mL

22
= 11.201 µg
= 11,201 mg
Sehingga, kadar Na-Diklofenak dalam total serbuk tablet adalah
=
x = 1.119,36 mg
Kadar Na-Diklofenak dalam tiap tablet adalah
=

= 55,97 mg
Jadi, berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan regresi
linier dari kurva kalibrasi, diperoleh kadar Na-Diklofenak dalam tiap
tablet adalah 55,97 mg.

C. Sampel III
Diketahui : Persamaan regresi y = 0,0349x - 0,0152
Absorbansi Sampel = 0,499
Ditanya : Konsentrasi Na-Diklofenak dalam Sampel = ….?
Kadar Na-diklofenak dalam total serbuk 20 tablet = …?
Kadar Na-diklofenak dalam tiap tablet = …?
Jawab :
y = 0,0349x - 0,0152
0,499 = 0,0349x - 0,0152

x = 14,73 µg/mL
Konsentrasi larutan Na-diklofenak dalam larutan sampel yang diukur adalah
14,73 µg/mL. Karena dilakukan pengenceran sampel Na-Diklofenak
sebanyak: 66,67 kali pengenceran dari 1000µg/mL menjadi 15µg/mL maka
konsentrasi larutan sampel Na-diklofenak hasil pelarutan 72,9 mg sampel
serbuk adalah sebagai berikut
Konsentrasi sampel I = Kons. sampel yang diukur x Faktor Pengenceran

23
= 14,73 µg/mL x 66,67
= 982,05 µg/mL
Bobot serbuk tablet Na-diklofenak dilarutkan dalam 10 mL metanol
adalah:
= Konsentrasi Sampel x Volume Pelarut
= 982,05 µg/mL x 10 mL
= 9820,5 µg
= 9,821 mg
Sehingga, kadar Na-Diklofenak dalam total serbuk tablet adalah
=
x = 981,45 mg
Kadar Na-Diklofenak dalam tiap tablet adalah

= 49,07 mg
Jadi, berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan regresi
linier dari kurva kalibrasi, diperoleh kadar Na-Diklofenak dalam tiap
tablet adalah 49,07 mg.
-Perhitungan Nilai Presisi (Standar Deviasi dan %RSD)
Kadar rata-rata per tablet ( ) =

= 46,69 mg

Standar deviasi (SD) =


2
X
35,05 46,69 ˗11,64 135,49
55,97 46,69 -9,28 86,12
49,07 46,69 2,38 5,66

24
227,27

SD =

=
= 10,66
%RSD = × 100%

= × 100%

= 22,83%
- LOD dan LOQ
1.Menentukan absorbansi yang dimasukkan ke dalam persamaan regresi linier
Diketahui : y = 0,0349x – 0,0152
Larutan Seri Na- Kadar (µg/mL) Absorbansi
Diklofenak
Seri 1 6 0,205
Seri 2 9 0,269
Seri 3 12 0,435
Seri 4 14 0,461
Ditanya : y” = ?
Penyelesaian :
a. Larutan Seri I
y = 0,0349x – 0,0152
y” = (0,0349 x 6) – 0,0152
= 0,209 – 0,0152
= 0,194
b. Larutan Seri II
y = 0,0349x – 0,0152
y” = (0,0349 x 9) – 0,0152
= 0,314 – 0,0152
= 0,299

25
c. Larutan Seri III
y = 0,0349x – 0,0152
y” = (0,0349 x 12) – 0,0152
= 0,419 – 0,0152
= 0,404
d. Larutan Seri IV
y = 0,0349x – 0,0152
y” = (0,0349 x 14) – 0,0152
= 0,489 – 0,0152
= 0,473
1. Menentukan Simpangan Baku Residual
Kadar y” y-y” ( )2
(µg/mL)
6 0,205 0,194 0,011 1,21 x 10-4
9 0,269 0,299 -0,03 9 x 10-4
12 0,435 0,404 0,031 9,61 x 10-4
14 0,461 0,473 -0,012 1,44 x 10-4
21,26 x 10-4

Ditanya : Nilai Simpangan Baku Residual = ?


Penyelesaian :

= 0,032

2. Menentukan nilai LOD dan LOQ


Diketahui : = 0,032

Dari persamaan y = 0,0349x – 0,0152; maka b = 0,0349


Ditanya : a. LOD = ?
b. LOQ = ?

26
a. LOD

LOD =

= 2,750 µg/mL
b. LOQ

LOQ =

= 9,169 µg/mL
3. Persen Perolehan Kembali
a. Sampel I

=
= 70,1%
b. Sampel II

=
= 111,94 %

c. Sampel III

=
= 98,14 %

VIII. PEMBAHASAN
Tujuan penetapan kadar natrium diklofenak dalam tablet adalah untuk
mengetahui kadar sebenarnya dari tablet natrium dikofenak 50 mg dan melakukan

27
quality control. Penetapan kadar natrium diklofenak dilakukan dengan
menggunakan metode spektrofotometri. Spektrofotometri adalah sebuah metode
analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan
senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya (Day dan Underwood,
1981). Proses penyerapan (absoprsi) energi oleh molekul dapat terjadi karena
adanya peningkatan tingkat energi molekul ke tingkat energi yang lebih tinggi
akibat adanya interaksi antara radiasi elektromagnetik yang berupa foton dengan
molekul tersebut. Agar terjadi absorpsi, perbedaan energi antara dua tingkat
energi harus setara dengan energi foton yang diserap. Pemilihan metode
spektrofotometi UV-Visible untuk penetapan kadar natrium diklofenak ini karena
analit yang dideteksi merupakan senyawa yang mengandung kromofor sehingga
dapat dilakukan identifikasi kualitatif dan kuantitatif dengan metode ini.
Kromofor merupakan gugus fungsional yang memiliki ikatan rangkap
terkonjugasi dan semua gugus atau atom dalam senyawa organik yang mampu
menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak (Gandjar dan Rohman, 2007).
Dimana gugus kromofor yang dimiliki natrium diklofenak yakni gugus benzena
berjumlah dua buah. Natrium diklofenak juga mempunyai gugus auksokrom.
Gugus auksokrom adalah gugus yang berikatan pada gugus kromofor (dalam hal
ini berikatan pada benzena) tetapi tidak bertanggung jawab terhadap penyerapan
sinar dan memiliki pasangan elektron bebas, namun terikatnya gugus auksokrom
pada gugus kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke
panjang gelombang yang lebih besar (Watson, 2007).
Berikut merupakan gambar struktur Natrium diklofenak:

Auksokrom Auksokrom

Kromofor

Kromofor

Gambar 8.1 Struktur Natrium Diklofenak (Depkes RI, 2014)

28
Gugus auksokrom pada struktur molekul Natrium diklofenak dapat dilihat
dari adanya gugus -NH- dan –O (Gandjar dan Rohman, 2007).
Pertimbangan lain digunakannya metode spektrofotometri UV-Vis karena
sederhana, cepat, ekonomis, akurat, dan reprodusibel. Alasan lainnya adalah
karena sampel Natrium Diklofenak yang dianalisis sudah berupa larutan yang
siap diamati. Spektofotometri juga dapat digunakan untuk menetapkan kuantitas
zat yang sangat kecil dimana akan lebih menguntungkan jika dibandingkan
dengan metode analisis kuantitatif lainnya seperti KLT yang memerlukan waktu
yang lebih lama karena harus dilakukan pemisahan terlebih dahulu.
Langkah awal yang dilakukan adalah penyiapan larutan stok standar
natrium diklofenak konsentrasi 1 mg/mL yang dibuat menggunakan serbuk
natrium diklofenak yang sudah tersedia di laboratorium. Dilanjutkan dengan
pembuatan larutan stok natrium diklofenak konsentrasi 100 µg/mL yang dibuat
dengan memipet larutan stok standar 1mg/mL. Larutan stok konsentrasi 100
µg/mL tersebut kemudian digunakan untuk membuat larutan seri natrium
diklofenak dengan 5 konsetrasi yaitu 6 µg/mL, 9 µg/mL, 12 µg/mL, 14 µg/mL
dan 17 µg/mL. Alasan pemilihan larutan seri berdasarkan modifikasi dari jurnal
acuan yang ingin dilakukan, dan juga menyesuaikan dengan penelitian
sebelumnya yang sudah dilakukan dengan suasana yang sama pada lab. yang
sama. Larutan seri dibuat untuk membuat suatu kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi
merupakan suatu grafik yang menunjukkan seberapa responsif metode tersebut
terhadap sedikit perubahan dalam konsentrasi suatu analit yang digambarkan
dalam suatu grafik yang memberikan suatu garis lurus (Watson, 2005). Kurva
kalibrasi dibuat dengan cara mengukur absorbansi larutan seri natrium diklofenak
pada panjang gelombang maksimum yang ditentukan. Sebelum melakukan
pengukuran pada spektrofotometer dilakukan terlebih dahulu pengukuran
terhadapa larutan blanko. Larutan blanko yang digunakan adalah larutan metanol
karena pada praktikum pelarut yang digunakan adalah metanol. Larutan blanko
digunakan untuk mengatur spektrofotometer hingga pada panjang gelombang
pengukuran memiliki nilai serapan (absorbansi) nol. Penggunaan larutan blanko
bertujuan untuk mengkoreksi serapan yang disebabkan oleh pelarut, pereaksi, sel

29
ataupun pengaturan alat. Pengukuran dilakukan pada rentang panjang gelombang
222–322 nm. Dilakukan pada rentang tersebut karena panjang gelombang
maksimum natrium diklofenak dalam pustaka adalah sebesar 273 nm dalam
larutan asam sedangkan dalam larutan basa panjang gelombang maksimumnya
adalah 275 nm (Moffat et al., 2005). Dipilih salah satu larutan seri yang dianggap
memiliki konsentrasi yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah dan
diharapkan absorbansi yang dihsilkan berada pada rentang 0,2-0,8, dalam
praktikum ini dipilih larutan seri dengan konsentrasi 12 µg/mL, dari larutan seri
tersebutlah akan ditentukan panjang gelombang maksimum, dimana panjang
gelombang maksimum akan digunakan untuk menetukan absorbansi larutan seri
lainnya dan absorbansi sampel, dilakukan pada panjang gelombang maksimum
adalah karena pada panjang gelombang maksimum kepekaannya juga maksimal
karena pada panjang gelombang maksimal tersebut perubahan absorbansi untuk
setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar, disekitar panjang gelombang
maksimal, bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut hukum
Lambert-Beer akan terpenuhi, dan jika dilakukan pengukuran ulang maka
kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil
sekali (Gandjar dan Rohman, 2007).
Penentuan panjang gelombang maksimum pada praktikum ini adalah
dengan melihat hasil pengukuran absorbansi pada masing-masing panjang
gelombang. Panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi yang paling besar
disebut sebagai panjang gelombang maksimum dimana pada praktikum kali ini
absorbansi yang paling besar adalah 0,435 yang berada pada panjang gelombang
285 nm. Perbedaan panjang gelombang maksimum dengan pustaka ini dapat
disebabkan oleh perbedaan pelarut yang digunakan pada saat praktikum dengan
jurnal acuan dimana pada praktikum yang digunakan adalah methanol murni
100% sedangkan pada jurnal acuan digunakan methanol 20%, selain itu dapat
juga disebabkan oleh analis yang berbeda serta metode atau teknik yang
digunakan berbeda.
Pengukuran larutan seri ini dilakukan dari konsentrasi yang paling rendah
ke konsentrasi paling tinggi untuk meminimalkan kesalahan pengukuran. Apabila

30
dilakukan secara acak atau berurutan dari konsentrasi yang paling besar ke rendah
bisa menyebabkan tertinggalnya analit dengan konsentrasi yang besar di dalam
kuvet sehingga bisa mempengaruhi nilai absorbansi. Nilai absorbansi yang di
peroleh oleh larutan seri yang diukur pada panjang gelombang 285 nm berturut-
turut adalah 0,205; 0,269; 0,435; 0,461; dan 0,566. Berdasarkan data tersebut
dibuat kurva kalibrasi dan ditentukan persamaan regresi liniernya. Kurva kalibrasi
dibuat dengan menggunakan 4 titik kosentrasi larutan seri dan hasil pengukuran
absorbansinya. Dasar pemilihan 4 titik ini adalah karena dikeempat titik tersebut
menghasilkan nilai r yang paling mendekati 1.
Berikut merupakan suatu kurva yang memuat hubungan konsentrasi
larutan seri natrium diklofenak dengan absorbansi larutan seri:

Gambar 8.2 Kurva Kalibrasi hubungan antara absorbansi dengan


konsentrasi.
Dari kurva diatas diperoleh persamaan regresi linier y = 0,0349x – 0,0152
dengan nilai x adalah nilai kadar Natrium Diklofenak dalam Tablet dalam satuan
µg/mL dan nilai y adalah absorbansi dari larutan seri dimana digunakan 4 data
larutan seri. Diperoleh linieritas (r2) 0,9542. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
data yang diperoleh tidak memenuhi hukum Lambert-Beer dan tidak memenuhi
syarat metode validasi berupa linieritas, pada keadan normal linieritas diperoleh
ketika nillai r2 ≥0,997 (Gandjar dan Rohman, 2012). Hal ini terjadi karena dalam
pemilihan konsentrasi larutan yang digunakan untuk menentukan tidak sesuai
dengan konsentrasi yang dapat menghasilkan kesalahan minimum yang paling
kecil menurut rumus A= ε. b. C. Konsentrasi yang dihasilkan menurut

31
perhitungan dengan rumus tersebut untuk natrium diklofenak adalah 14µg/mL
dengan memasukkan nilai A adalah 0,434 dan ε sesuai nilai ε natrium diklofenak
pada larutan asam. Penyebab lain linieritas tidak dapat tercapai pada praktikum
kali ini karena rentang pemilihan konsentrasi larutan seri tidak berada pada
rentang yang menghasilkan nilai absorbansi 0,2-0,8 , nilai absorbansi yang
dihasilkan hanya berada pada rentang 0,2-0,5 pemilihan rentang konsentrasi
masih terlalu sedikit dan terlalu dekat, tidak sama interval konsentrasi satu dengan
konsentrasi berikutnya.
Pengukuran absorbansi larutan sampel di lakukan pada panjang
gelombang maksimum 285 nm. Larutan sampel sebelumnya dibuat dengan cara
menggerus 20 tablet natrium diklofenak dengan kandungan 50 mg natrium
diklofenak. Serbuk sampel tersebut kemudian ditimbang bobotnya dan ditimbang
sejumlah serbuk sampel natrium diklofenak tersebut yang setara dengan 10 mg
natrium diklofenak. Bobot serbuk yang setara dengan 10 mg natrium diklofenak
adalah 72,9 mg serbuk sampel natrium diklofenak. Sampel natrium diklofenak
dibuat sebanyak tiga sampel untuk menentukan presisi. Sampel natrium
diklofenak dilarutkan dengan metanol karena natrium diklofenak larut dalam
metanol (Depkes RI, 2014). Selanjutnya dilakukan sonikasi selama 5 menit untuk
mempercepat proses larutnya natrium diklofenak dalam metanol. Sampel
kemudian disaring untuk mendapatkan larutan sampel yang bebas dari
residu/partikel. Larutan sampel di pindahkan dalam labu ukur 10 mL dan
ditambahkan metanol sampai tanda batas untuk memperoleh larutan dengan
konsentrasi 1000 µg/mL. Sampel tersebut kemudian diencerkan hingga
konsentrasi 15 µg/mL untuk dapat dianalisis dengan spektrofotometer.
Absorbansi yang di peroleh oleh sampel I adalah 0,352; Sampel II adalah
0,571; dan Sampel III adalah 0,499 Absorbansi tersebut selanjutnya dimasukkan
ke dalam persamaan regresi linier sebagai nilai y untuk menentukan konsentrasi
natrium diklofenak dalam sampel. Konsentrasi larutan sampel tersebut digunakan
untuk menentukan kadar natrium diklofenak dalam serbuk pertabletnya dimana
hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan untuk sampel I adalah 35,05 mg,
sampel II adalah 55.97 mg dan sampel III adalah 49,07 mg dengan SD 10,66 dan

32
RSD 22,83%. Nilai RSD yang diperoleh tidak memenuhi persyaratan dimana nilai
RSD seharusnya <2% karena semakin kecil nilai RSD maka metode yang
digunakan semakin tepat (Gandjar dan Rohman, 2007). Ketidaksesuaian ini
disebabkan karena nilai r yang diperoleh sebenernya tidak layak dipakai untuk
dilakukan penetapan kadar, r yang diperoleh tidak sesuai dengan hukum Lambert-
Beer, tidak menghasilkan panjang gelombang maksimum yang menghasilkan
absorbansi dengan kesalahan yang kecil. Dan seperti telah dijelaskan sebelumnya
alasan bisa didapatkan r seperti hal tersebut.
Parameter validasi lain yang ditentukan pada praktikum ini adalah akurasi.
Akurasi dapat dilihat dari nilai perolehan kembali, perolehan kembali yang
dihasilkan pda prsktikum ini adlah: sampel I 70,1%; sampel II 111,94%; sampel
III 98,14%. Akurasi perolehan kembali yang umum untuk senyawa suatu obat
dalam suatu campuran adalah kurang lebih 98-102%. Hasil yang diperoleh pada
praktikum ini tidak sesuai dengan pustaka untuk memenuhi validasi metode
berupa akurasi. Kembali lagi seperti telah dijelaskan sebelumnya, hal ini bisa
terjadi karena nilai r yang digunakan tidak memenuhi syara, dimana nilai r
tersebut sangat mempengaruhi tahap-tahap selanjutnya.
Validasi metode selanjutnya LOD dan LOQ. LOD (Limit of Detection)
didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat
dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi, sedangkan LOQ (Limit of
Quantification) didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel
yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada
kondisi operasional metode yang digunakan (Gandjar dan Rohman, 2007). LOD
yang diperoleh pada praktikum ini adalah 2,750 µg/mL dan LOQ 9,169 µg/mL.

IX. KESIMPULAN
1. Prinsip dasar metode spektrofotometri berdasarkan penyerapan sinar rem oleh
analit yang dipengaruhi oleh adanya gugus kromofor dan gugus auksokrom
2. Penentuan absorbansi panjang gelombang maksimum Natrium diklofenak
dilakukan pada panjang gelombang 222 nm - 322 nm. Berdasarkan data
tersebut, didapat hasil panjang gelombang maksimum Natrium diklofenak

33
pada panjang gelombang 285 nm dan memberikan nilai absorbansi maksimum
sebesar 0,435.
3. Kadar Natrium diklofenak di dalam tiga sampel sediaan tablet berturut-turut
adalah 35,05 mg, 55,97 mg, dan 49,07 mg.
4. Parameter validasi metode pada penetapan kadar Natrium diklofenak dalam
sediaan tablet dengan metode spektrofotometri UV-Vis yakni regresi linier,
standar deviasi, standar deviasi relatif, perolehan kembali, LOD dan LOQ.
Dimana hasil yang didapat adalah persamaan regresi liniery = 0,0349x –
0,0152 dengan nilai r2 0,9542, nilai standar deviasi sebesar 10,66 , standar
deviasi relatif sebesar 22,83%., perolehan kembali tiga sampel berturut-turut
adalah 70,1%; 111,94% dan 98,14%. LOD sebesar 2,750 µg/mL dan LOQ
sebesar 9,169 µg/mL.

34
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A. dan A.L. Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi Keempat.
Jakarta: Erlangga.
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia, Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Gandjar, I. G. dan A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Gandjar, I. G. dan A. Rohman. 2012. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan
Kromatografi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Moffat, C. A., M. D. Osselton, and B. Widdop. 2005. Clarke’s Analysis of Drugs
and Poisons. Great Britain: Pharmaceutical Press.
Pandey, G. 2013. Spectrophotometric Methods for Estimation of Diclofenac
Sodium in Tablets. IJBAR 4(2). pp: 77-82. ISSN: 2229-3809.
Watson, D. G. 2007.Analisis Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

35

Anda mungkin juga menyukai