Irmanto, Suyata
Jurusan Kimia, Program Sarjana MIPA Unsoed Purwokerto
ABSTRACT
A spectrophotometric method for the determination of oxalic acid has been
developed, based on its catalytic effect on the redox reaction between methylene blue and
sulphide, measured at the maximum absorption wavelength of 664 nm. Under the
optimum conditions of 3 mL of 31 % formaldehyde; 0.8 mL of 0,067 M EDTA -
Triethanolamine; 1.2 mL of 0,010 M sulphide; 2 mL of 0,0010 % methylene blue at 20 oC
for 1 minute a detection limit of 0,43 g/mL for oxalic acid determination was obtained.
This method can be applied to determination of trace level of oxalic acid
45
Molekul, Vol. 1. No. 1. Nopember, 2006 : 45-54
yang terdapat dalam tanaman (Caliskan, katalitik asam oksalat pada reaksi redoks
2000). di antara kalium dikromat dan rodamin B.
Kandungan asam oksalat yang Metode metilen biru telah
terdapat dalam tanaman, misalnya bayam, digunakan untuk penentuan selenium (Se)
banyak sekali kegunaannya. Diantaranya berdasarkan efek katalitik selenium pada
dapat menurunkan kadar kolesterol, reaksi redoks antara metilen biru dengan
mencegah sakit gusi, mengobati eksim, sulfida dengan standar deviasi relatif
asma, untuk perawatan kulit muka, kulit 2,8% (n=16) (Bernal et al., 1990). Atas
kepala dan rambut. Selain itu asam dasar inilah, akan dilakukan penelitian
oksalat dapat mengobati rasa lesu dan untuk penentuan asam oksalat
kurang gairah akibat kurang darah. berdasarkan efek katalitik asam oksalat
Disamping berfungsi dalam bidang pada reaksi redoks antara metilen biru
kesehatan, asam oksalat juga dapat dengan sulfida.
digunakan untuk keperluan yang lain. Metode metilen biru digunakan
Penggunaan asam oksalat yang lebih untuk analisis suatu reaksi berdasarkan
dikenal yaitu sebagai pemutih kayu efek katalitiknya pada reaksi redoks dan
(Anonim,2005). telah banyak digunakan di berbagai
Asam oksalat selain mempunyai bidang untuk analisis pada tingkat
banyak kegunaan, juga dapat konsentrasi runut (trace) karena
menyebabkan toksik bagi tubuh apabila sensitivitasnya yang sangat tinggi dan
dikonsumsi dalam jumLah atau kadar batas deteksinya yang rendah (Bernal et
yang tinggi. Menurut Jiang et al. (1996), al., 1990). Penelitian ini dilakukan untuk
kandungan oksalat yang tinggi dalam urin menentukan kondisi optimum analisis
atau komponen darah dapat menyebabkan yang meliputi konsentrasi reagen,
penyakit ginjal, kekurangan vitamin, temperatur dan waktu reaksi.
penyakit usus dan hiperoksaluria.
Terbentuknya kristal oksalat pada METODE PENELITIAN
tanaman atau sayuran akan menyebabkan Bahan dan Alat
penyakit batu ginjal apabila sayuran Bahan yang digunakan dalam
tersebut dikonsumsi oleh manusia secara penelitian ini adalah formaldehid, EDTA
berlebihan. Oleh karena itu metode yang dalam trietanolamin, sulfida, asam
tepat untuk penentuan asam oksalat oksalat, metilen biru, CuCl, ZnCl2, SnCl2
sangat diperlukan. dan akuades.
Berbagai metode penelitian Alat yang digunakan dalam
tentang asam oksalat telah dilakukan. penelitian ini adalah satu unit
Diantaranya menggunakan metode High- spektrofotometer UV-Visible, neraca
Performance Liquid Chromathographic analitik, water bath thermostate, stop
(HPLC) (Wu et al., 1998), dengan watch, dan alat-alat gelas
kromatografi ion eksklusi (Yang et
al.,2000), dengan kromatografi gas Prosedur Kerja
(Ohkawa,1985), dan dengan Atom 1. Penentuan Konsentrasi Optimum
Absorption Spectroscopy (AAS) Formaldehid (Bernal et al., 1990)
(Menache,1974). Namun, metode-metode Ke dalam labu ukur 10 mL
yang pernah dilakukan ini memiliki ditambahkan 3 mL formaldehid dengan
kelemahan, yaitu tingkat sensitivitas konsentrasi 29 %; 0,8 mL EDTA-
metode yang rendah. Jiang et al.(1996) trietanolamin 0,067 M; 1,2 mL sulfida
telah mengusulkan suatu metode 0,01 M; 2 mL asam oksalat 5 µg/mL dan
spektrofotometri kinetik katalitik untuk 2 mL metilen biru 0,001%, diencerkan
penentuan asam oksalat berdasarkan efek dengan akuades sampai tanda batas.
46
Penentuan Asam Oksalat…(Irmanto dan Suyata)
47
Molekul, Vol. 1. No. 1. Nopember, 2006 : 45-54
48
Penentuan Asam Oksalat…(Irmanto dan Suyata)
0,8800
0,8750
Penentuan Konsentrasi Optimum
0,8700 EDTA-Trietanolamin
0,8650 Pengaruh konsentrasi EDTA-
0,8600
trietanolamin terhadap nilai absorbansi
660 662 664 666 668 670
Panjang Gelombang
dapat dipelajari dengan memvariasikan
konsentrasi EDTA-trietanolamin pada
Gambar 1. Kurva panjang gelombang range konsentrasi 0,063 M sampai 0,071
Metilen Biru. M. Hasil yang diperoleh seperti terlihat
pada Gambar 3.
Berdasarkan hasil yang 0,0800
ditunjukkan pada Gambar 1 dapat dilihat 0,0700
0,0500
biru diperoleh pada panjang gelombang 0,0400
664 nm, sehingga panjang gelombang ini 0,0300
0,120
0,100
0,080
trietanolamin pada variasi konsentrasi
0,060
0,040
0,020
dari 0,063 M sampai 0,067 M dan pada
0,000
konsentrasi EDTA-trietanolamin yang
25 30 35 40
Konsentrasi (%)
lebih tinggi terjadi penurunan nilai
absorbansi. Oleh karena itu, 0,067 M
Gambar 2. Pengaruh konsentrasi dipilih sebagai konsentrasi optimum dari
EDTA-trietanolamin.
dikatalis oleh 5 g/mL asam
formaldehid. () Sistem
Nilai absorbansi dari sistem yang
oksalat. (■) Sistem yang tidak dikatalis oleh asam oksalat lebih besar
dikatalis. dari nilai absorbansi dari sistem yang
tidak dikatalis. Hal ini menunjukkan
49
Molekul, Vol. 1. No. 1. Nopember, 2006 : 45-54
Absorbansi
0,2500
0,2000
0,1500
0,0700 0,1000
Absorbansi
0,0600
0,0500
0,0500
0,0400
0,0000
0,0300 0,0004 0,0009 0,0014
0,0200
0,0100 Konsentrasi (%)
0,0000
0,000 0,005 0,010 0,015
Konsentrasi (M)
Gambar 5. Pengaruh konsentrasi metilen
0,005
optimum dari larutan sulfid.
0,004
Penentuan Konsentrasi Optimum 0,003
Metilen Biru 0,002
Pengaruh konsentrasi metilen biru 0,001
50
Penentuan Asam Oksalat…(Irmanto dan Suyata)
Absorbansi
dari nilai absorbansi dari sistem yang 0,0100
0,0080
tidak dikatalis. Hal ini menunjukkan 0,0060
bahwa reaksi redoks diantara sulfida dan 0,0040
0,0050
0,0040
Miller (1991), bahwa r dapat mempunyai
0,0030
0,0020
0,0010 nilai koefisien korelasi (r) yang diperoleh
0,0000
0 0,5 1 1,5 2
ini sebaik nilai yang telah diusulkan.
Waktu (Menit) Nilai r = -1 menggambarkan
korelasi negatif sempurna, yaitu semua
Gambar 7. Pengaruh waktu reaksi.() titik percobaan terletak pada garis lurus
51
Molekul, Vol. 1. No. 1. Nopember, 2006 : 45-54
Batas Deteksi ( BD )
3 SB 0,05
0,045
b 0,04
Absorbansi
0,03
0,025
0,02
Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi 0,015
g/mL.
untuk sampel asam oksalat adalah 0,43 0
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi
52
Penentuan Asam Oksalat…(Irmanto dan Suyata)
53
Molekul, Vol. 1. No. 1. Nopember, 2006 : 45-54
54