BAB IV
PERMASALAH K3 PADA PERUSAHAAN YANG DIKUNJUNGI
46
operator terjepit di mesin. Berdasarkan hasil penyelidikan melalui kamera CCTV
yang stand by pada waktu kejadian, ternyata penyebabnya adalah human error.
Karyawan yang bersangkutan dalam keadaan lelah sehingga kehilangan
konsentrasi. Hal ini harus menjadi perhatian tim K3 dan bagian direksi PT.
Indofood bagaimana solusinya agar kecelakaan serupa tidak terjadi lagi demi
keamanan karyawan, produktivitas yang optimal dan dedikasi manajemen K3
perusahaan. Secara teori harus dilakukan investigasi lebih lanjut terhadap
efektivitas kerja mesin dan jam kerja karyawan bersangkutan.
Salah satu hal yang harus diperhatikan terkait kenyamanan karyawan ialah
proporsi taman terhadap luas bangunan di PT. Indofood yang masih kurang,
sehingga terasa kurang nyaman, berdebu, dan cenderung panas. Dari hasil
dokumentasi dapat dilihat bahwa area pabrik dan perkantoran PT. Indofood masih
termasuk tandus dan gersang, sehingga mendukung terjadinya lingkungan kerja
yang panas. Idealnya hal ini tidak luput dari perhatian, karena berhubungan secara
langsung terhadap kenyamanan para pekerja.
Data tentang penyakit akibat kerja (PAK) yang terjadi di PT. Indofod tidak
penulis dapatkan dikarenakan poliklinik yang tutup, dokter tidak ada ditempat dan
paramedic juga tidak standbye di poliklinik. Berdasarkan wawancara dengan
narasumber, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Noodle Division
Banjarmasin memiliki fasilitas penunjang untuk mendukung kesehatan para
pekerja yaitu dengan adanya sebuah poliklinik yang dipimpin oleh 1 orang dokter
perusahaan, ditambah dengan 3 orang paramedis, serta 1 orang bidan. Dokter
47
perusahaan memberikan layanan kesehatan kepada pekerja pada hari Senin, Rabu,
dan Jumat setiap pukul 14.00-16.00 WITA
Limbah yang dihasilkan dalam proses produksi di PT. Indofood ada 3
macam yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Limbah padat yang
dihasilkan dari proses produksi adalah kardus, mie yang tidak standar, plastik,
batubara, dan sampah padat. Biasanya akan dilakukan pemantauan setiap hari.
Limbah kardus dijual pada pihak luar, limbah mie digiling sebagai pakan ternak,
limbah plastik dan sampah padat lainnya dibakar diarea pembakaran sampah milik
PT. Indofood. Limbah cair yang dihasilkan berasal dari limbah kantin, limbah
toilet, dan limbah proses produksi, dan biasanya sebelum dibuang ke lingkungan
akan diolah secara teknis terlebih dahulu oleh tim ahli PT. Indofood. Sedangkan
limbah gas biasanya dihasilkan dari proses pembakaran batu bara. Pemantauan
asap biasanya dilakukan setiap hari, dan pembuangan dikelola oleh pihak luar.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Noodle Division Banjarmasin berhasil
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja. Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Kerja (SMK3) di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Noodle
Division Banjarmasin secara umum sudah sesuai dengan Permenaker No. PER.
05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3). Hal ini
membuktikan bahwa di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Noodle Division
Banjarmasin telah mampu mengimplementasikan peraturan tersebut dengan baik
dilihat dari diterapkannya pedoman penerapan sistem manajemen keselamatan
48
dan kesehatan kerja di perusahaan ini secara utuh sehingga pencegahan
kecelakaan kerja dapat dilakukan secara optimal yang dibuktikan dengan
rendahnya angka kecelakaan kerja di perusahaan ini.
4.2. Usulan pemecahan Masalah
Sebaiknya setiap karyawan dihimbau untuk menggunakan sarung tangan
untuk memenuhi standard APD yang lengkap dan sesuai. Penggunaan sarung
tangan sangat penting untuk menjaga kebersihan bahan produksi dan sebagai APD
untuk karyawan. Anjuran ini dapat disampaikan pada saat briefing di pagi hari
yang rutin dilakukan di PT. Indofood.
Sempat disampaikan juga bahwa sering terjadi kecelakaan di daerah traffic
highway maka sebaiknya karyawan yang mengemudikan kendaraan bermotor
dihimbau untuk lebih berhati hati dan menggunakan pengaman. Namun,
tampaknya PT. Indofood sudah mengusahakan hal demikian, dapat dilihat dari
beberapa slogan keselamatan terkait kecelakaan lalu lintas yang dipasang di area
parkir karyawan.
Mengenai penyakit akibat kerja, sebaiknya penggunaan alat pelindung
telinga di daerah genset dan scrape yang bising, sarung tangan di bagian produksi,
dan masker di sepanjang proses pekerjaan harus lebih diperhatikan lagi, terutama
untuk penggunaan masker dan sarung tangan yang tidak terlihat dilakukan saat di
lapangan. Sumber debu berasal dari pembongkaran tepung dari truk, gudang
tepung, dan pada saat penuangan tepung dalam screw. Namun PT. Indofood
ternyata belum melakukan pengukuran secara khusus terhadap debu, padahal ini
perlu dilakukan, khususnya pada tenaga kerja yang menangani bagian bongkar
49
tepung yang menghasilkan intensitas debu paling banyak. APD yang sebaiknya
disediakan bagi tenaga kerja bongkar tepung adalah masker kain, dan hal ini harus
segera ditertibkan.
Sebaiknya dokter perusahaan standbye setiap hari sesuai dengan jam kerja
staf yaitu 08.00-17.00, mengingat banyaknya jumlah karyawan yang bekerja.
Sesuai dengan PerMen Perburuhan No.7 Th, 1964 yang menyatakan jika suatu
perusahaan memiliki .500 karyawan, maka perusahaan harus menyediakan klinik
dengan dipimpin 1 dokter setiap hari sesuai jam operasional kerja. Pemeriksaan
khusus akan sulit dilakukan jika dokter perusahaan tidak ditempat. Inspeksi
hazard material juga akan terlewati pada hari dokter tidak akan ditempat. Morning
briefing tentang K3 juga tidak dapat berjalan karena jarangnya dokter perusahaan
standbye ditempat. Evaluasi terhadap paramedic juga penting dilakukan oleh
supervisor, karena saat kami berkunjung di jam kerja tidak ada paramedic yang
standbye di poliklinik.
Untuk meningkatkan derajat keselamatan dan kesehatan kerja di PT.
Indofood CBP Sukses Makmur, maka penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) dapat lebih ditingkatan supaya tujuan utama agar
semua tenaga kerja selamat dan sehat.
1.
2.
50
3.
Adanya penerapan punishment and rewards yang tegas agar tenaga kerja
merasa diperhatikan dan dihargai terhadap pelaksanaan K3 di perusahaan.
Menanamkan budaya K3 di perusahaan untuk selalu berperilaku selamat
dengan cara pendekatan langsung seperti: Himbauan untuk bekerja dengan aman
dan peduli keselamatan diri sendiri dan orang lain, himbauan tentang penggunaan
APD. Pendekatan tidak langsung dapat dilakukan dengan cara Safety Poster lebih
banyak dan slogan motivasi untuk bekerja secara aman.