Resusitasi Neonatus
Resusitasi Neonatus
NEONATUS
A.
PENGERTIAN
RESUSITASIResusitasi
( respirasi artifisialis)
RESUSITASI NEONATUS
A.
PENGERTIAN RESUSITASI
B.
TUJUAN RESUSITASI
1.
2.
3.
C.
1.
Pernafasan
Apabila penilaian pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau bahwa
pernafasan tidak adekuat. Lihat gerakan dada naik turun, frekuensi dan dalamnya
pernafasan selama 1 menit. Nafas tersengal-sengal berarti nafas tidak efektif dan
perlu tindakan, misalnya apneu. Jika pernafasan telah efektif yaitu pada bayi
normal biasanya 30 50 x/menit dan menangis, kita melangkah ke penilaian
selanjutnya.
2.
Apabila penilaian denyut jantung menunjukkan bahwa denyut jantung bayi tidak
teratur. Frekuensi denyut jantung harus > 100 per menit. Cara yang termudah dan
cepat adalah dengan menggunakan stetoskop atau meraba denyut tali pusat.
Meraba arteria mempunyai keuntungan karena dapat memantau frekuensi denyut
Warna Kulit
Apabila penilaian warna kulit menunjukkan bahwa warna kulit bayi pucat atau
bisa sampai sianosis. Setelah pernafasan dan frekuensi jantung baik, seharusnya
kulit menjadi kemerahan. Jika masih ada sianosis central, oksigen tetap diberikan.
Bila terdapat sianosis purifier, oksigen tidak perlu diberikan, disebabkan karena
peredaran darah yang masih lamban, antara lain karena suhu ruang bersalin yang
dingin.
D.
1.
Kerusakan neurologis.
4.
E.
1.
2.
4.
F.
Persiapan Keluarga
Sebelum
menolong
persalinan,
bicarakan
dengan
keluarga
mengenai
Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi. Gunakan
ruangan yang hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata, keras, bersih
dan kering, misalnya meja, dipan atau di atas lantai beralas tikar. Kondisi yang rata
diperlukan untuk mengatur posisi kepala bayi. Tempat resusitasi sebaiknya di dekat
sumber pemanas (misalnya; lampu sorot) dan tidak banyak tiupan angin (jendela
atau pintu yang terbuka). Biasanya digunakan lampu sorot atau bohlam berdaya 60
watt atau lampu gas minyak bumi (petromax). Nyalakan lampu menjelang
kelahiran bayi.
3.
2 helai kain/handuk
b.
Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang,
d.
e.
f.
G.
Bila hasil penilaian baik, yaitu bayi cukup bulan, air ketuban tidak bercampur
mekonium, bayi menangis, tnus otot baik. Maka lakukan PERAWATAN RUTIN:
Beri kehangatan, Bersihkan jalan nafas, Mengeringkan bayi
1.
2.
Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong. Ganjal bahu agar
kepala sedikit ekstensi. Posisi semi ekstensi yaitu hidung dan mulut dalam satu
garis lurus.
3.
Isap lendir.
Pertama, isap lendir di dalam mulut, kemudian baru isap lendir di hidung.
b.
Hisap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada saat memasukkan).
c.
pengisap terlalu dalam (lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih dari 3 cm ke
dalam hidung) karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau
henti napas bayi.
4.
a.
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan
sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat memulai pernapasan bayi atau bernapas
lebih baik.
b.
1)
2)
Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak tangan
Rangsangan yang kasar, keras atau terus menerus, tidak akan banyak menolong
dan malahan dapat membahayakan bayi.
5.
Reposisi.
a.
Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru
(disiapkan).
b.
Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dan dada agar
bernapas.
Lakukan evaluasi meliputi:
Pernapasan
Frekuensi jantung
Warna kulit
Bila bayi bernafas, FJ > 100x/menit PERAWATAN SUPORTIF
B.
BREATHING (VTP)
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi.
2.
b.
C.
CIRCULATION
Apabila setelah dilakukan VTP, FJ < 60x/menit VTP dan kompresi dada
Kompresi Dada
Kompresi dinding dada dapat dilakukan dengan melingkari dinding dada
dengan kedua tangan dan menggunakan ibu jari untuk menekan sternum
atau dengan menahan punggung bayi dengan satu tangan dan menggunakan
ujung dari jari telunjuk dan jari tengah dari tangan yang lain untuk menekan
sternum.
Tehnik penekanan dengan ibu jari lebih banyak dipilih karena kontrol
kedalaman penekanan lebih baik.
Tekanan diberikan di bagian bawah dari sternum dengan kedalaman 1,5
cm dan dengan frekuensi 90x/menit.
Dalam 3x penekanan dinding dada dilakukan 1x ventilasi sehingga
didapatkan 30x ventilasi per menit. Perbandingan kompresi dinding dada
dengan ventilasi yang dianjurkan adalah 3 : 1.
Evaluasi denyut jantung dan warna kulit tiap 30 detik. Bayi yang tidak
berespon, kemungkinan yang terjadi adalah bantuan ventilasinya tidak
adekuat, karena itu adalah penting untuk menilai ventilasi dari bayi secara
konstan.
D.
DRUG
FJ > 100x/menit
Bila bayi bugar LANGKAH AWAL
Bila bayi tidak bugar penghisapan mulut dan trachea LANGKAH AWAL
resusitasi.
Asuhan
pascaresusitasi
dilakukan
pada
keadaan:
1. Resusitasi berhasil
Resusitasi berhasil bila pernapasan bayi teratur, warna kulitnya kembali normal
yang kemudian diikuti dengan perbaikan tonus otot atau bergerak aktif. Lanjutkan
dengan asuhan berikutnya.
Konseling:
a.
Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang hasil resusitasi yang telah
Ajarkan ibu cara menilai pernapasan dan menjaga kehangatan tubuh bayi.
Anjurkan ibu segera memberi ASI kepada bayinya. Bayi dengan gangguan
pernapasan perlu banyak energi. Pemberian ASI segera, dapat memasok energi
yang dibutuhkan.
d.
Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan tubuh bayi (asuhan dengan metode
Kangguru).
e.
Jelaskan pada ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya bayi
baru lahir dan bagaimana memperoleh pertolongan segera bila terlihat tanda-tanda
tersebut pada bayi.
Lakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk:
1.
2.
2.
3.
Bayi lemas.
4.
Pantau juga bayi yang tampak pucat walaupun tampak bernapas normal.
2.
Frekuensi pernapasan kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali
per menit
b.
c.
inspirasi)
d.
e.
Bayi lemas
Konseling
a.
Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya perlu dirujuk. Bayi dirujuk
bersama ibunya dan didampingi oleh bidan. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan
ibu atau keluarganya.
b.
salah seorang anggota keluarga juga diminta untuk menemani ibu dan bayi selama
perjalanan rujukan.
c.
bayi dan perkiraan waktu tiba. Beritahukan juga ibu baru melahirkan bayi yang
sedang dirujuk.
d.
b.
Jaga bayi tetap hangat selama perjalanan, tutup kepala bayi dan bayi dalam
posisi Metode Kangguru dengan ibunya. Selimuti ibu bersama bayi dalam satu
selimut.
c.
d.
Jelaskan kepada ibu bahwa sebaiknya memberi ASI segera kepada bayinya,
3.
Bila bayi gagal bernapas setelah 20 menit tindakan resusitasi dilakukan maka
hentikan upaya tersebut. Biasanya bayi akan mengalami gangguan yang berat pada
susunan syaraf pusat dan kemudian meninggal. Ibu dan keluarga memerlukan
dukungan moral yang adekuat Secara hati-hati dan bijaksana, ajak ibu dan keluarga
untuk memahami masalah dan musibah yang terjadi serta berikan dukungan moral
sesuai adat dan budaya setempat