Anda di halaman 1dari 5

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tekanan Darah
No.
1
2
3
4
5
6
7

Nama
Ahmad Bastian.T
Choiril Bariah
Fily Larasati
Rahman Ismail
Rasti Puspha A.R
Shella Aries .S
Wahdaniati .R

Pengukuran
Sistole
Diastole
125
70
123
75
118
79
102
63
123
89
104
71
120
90

4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, tekanan darah diukur dengan
menggunakan spigmomanometer yang dilakukan di lengan bagian atas.

Universitas Sriwijaya

Pengukuran tekanan darah dengan spigmomanometer ini memperoleh hasil yang


sangatlah beragam Seluruh data yang dihasilkan tersebut masih menunjukkan
range tekanan darah yang normal. Menurut Nofyan (2015) bahwa, tekanan darah
sistolik yang dianggap normal untuk orang dewasa adalah adalah 100-140 mmHg,
sedangkan tekanan diastolic yang normal untuk orang dewasa adalah sebesar 6090 mmHg.
Tekanan darah yang tinggi dapat dipengaruhi oleh tingkatan aktivitas.
Tekanan darah setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan tekanan darah
pada saat istirahat. Menurut Soewolo (2005) bahwa, saat beraktivitas sel tubuh
memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat dari metabolisme sel yang bekerja
semakin cepat pula dalam menghasilkan energi.
Angka yang ditunjukkan dalam tekanan sistolik selalu lebih besar dari
angka diastolik karena selama sistol, ventrikel kiri jantung memaksa darah untuk
masuk ke aorta dengan fase ejeksi (penyemprotan). Menurut Soewolo (2005)
bahwa, hal tersebut terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara ventrikel
dengan aorta. Sehingga ketika katup yang membatasi atrium dengan aorta terbuka
maka terjadi perpindahan darah dari atrium ke aorta dengan ejeksi dan tekanan
yang besar.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, usia,
jenis kelamin, aktivitas, obesitas, obat-obatan, kondisi kesehatan, stress, dll.
Namun, pada praktikum kali ini hanya akan dibahas faktor aktivitas dan jenis
kelamin karena dari segi umur tidak terdapat perbedaan umur yang cukup jauh,
hanya sekitar 19-21 tahun. Apabila dibandingkan dengan hasil pengukuran setelah
beraktivitas olah raga, ternyata data menunjukkan bahwa tekanan darah setelah
melakukan aktivitas cenderung akan lebih tinggi. Menurut Syaiffudin (2009)
bahwa, semakin tinggi aktivitas yang dilakukan maka akan semakin tinggi pula
aktivitas dari kerja jantung yang harus mengeluarkan tenaga yang tinggi sesuai
dengan tekanannya.
Sehingga peredaran darah di dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan
curah darah yang dibutuhkan akan semakin besar. Menurut Syaiffudin (2009)
bahwa, akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka serta
vasokontriksi arteriol yang menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung

Universitas Sriwijaya

tiap satuan waktupun bertambah sehingga volume darah pada arteriol akan
meningkat dan tekanannya pun meningkat. Dapat dikatakan bahwa volume darah
yang masuk dari arteri ke jantung meningkat. Pada organ-organ tersebut dan
menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal berkurang. Persentase
darah yang dialirkan ke organ-organ tersebut untuk menunjang peningkatan
aktivitas metabolik keduanya. Kerja jantung juga akan semakin cepat dalam
memompa darah.
Kemungkinan lain yang menyebabkan tekanan darah praktikan naik adalah
suhu. Menurut Syaiffudin (2009) bahwa, suhu yang sangat dingin ini akan
menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan kondisi homeostasis,
sehingga menimbulkan respon stress. Respon stress ini akan memacu
disekresikannya

hormon

adrenalin

yang

memacu

peningkatan

aktivitas

kardiovaskuler termasuk peningkatan tekanan darah.


Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya tekanan darah
adalah besar atau jenis aktivitas yang dilakukan. Selain faktor besar atau jenis
aktivitas yang dilakukan, besarnya tekanan darah juga dipengaruhi oleh faktor
suhu. Hal ini sesuai dengan mekanisme homeostatis tubuh manusia. Menurut
Soewolo (2005) bahwa, saat tubuh manusia berada pada temperatur yang relatif
lebih rendah, pembuluh darah akan menyempit (vasokonstriksi), terutama
pembuluh darah perifer. Tujuan vasokonstriksi tersebut adalah untuk menjaga
panas tubuh agar tidak keluar. Vasokonstriksi berdampak pada naiknya tekanan
darah sistol dan diastol.

BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:

Universitas Sriwijaya

1.

Faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, usia, jenis kelamin, aktivitas,

2.

obesitas, obat-obatan, kondisi kesehatan, stress, dll.


Tekanan darah juga bisa diukur dengan cara tidak langsung, dengan

3.

menggunakan spigmomanometer (digital atau manual) dan stetoskop.


Semakin cepat aktivitas tubuh, semakin cepat curah jantung karena adanya
vasodilatasi di otot rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada
organ-organ tersebut dan menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan

4.

dan ginjal berkurang.


Spigmomanometer berfungsi untuk mengukur tekanan sistole dan diastole
sedangkan stetoskop berfungsi untuk mendengar denyut jantung atu denyut

5.

nadi.
Faktor yang mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis yaitu pengaruh
perubahan sikap, pengaruh kerja otot, dan pengaruh berpikir.

DAFTAR PUSTAKA
Guyton AC, Hall JE, Alih bahasa Irawati Setiawan. 1997. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: EGC
Hasbuan, Rosmaini. 2010. Terapi sederhana menekan gejala penyakit degeneratif.
Jurnal ilmu keolahragaan. Volume 8(2). 1-6 hlm.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius

Universitas Sriwijaya

Nofyan, Erwin & Kamal, Mustafa. 2015. Penuntun Praktikum Fisiologi


Hewan. Inderalaya: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sriwijaya
Soewolo, Soedjono Basoeki & Titi Yudani. 2005. Fisiologi manusia. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Sondakh, J. Dan Engka, N. 2013. Gambaran Denyut Nadi Pada Pemain Musik Di
Toms Yamaha Music School Manado. Jurnal E-Biomedik (Ebm). 1(2). 7.
836-842 hlm.
Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai