Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kolom Winogradsky pertama kali digunakan pada tahun 1880 oleh Sergei Winogradsky (18561953), seorang ahli mikrobiologi Rusia, untuk mempelajari interaksi kompleks antara kondisi lingkungan
dan aktivitas mikroba dan peran pengayaan tanah dalam isolasi bakteri kultur murni. Banyak ahli
mikrobiologi dari waktu, seperti Louis Pasteur dan Robert Koch terisolasi budaya untuk belajar, tapi
pekerjaan Winogradsky adalah yang pertama untuk mempelajari lingkungan campuran mikroorganisme.
Kolom winogradsky bukanlah lingkungan alami. Semua organisme dicampur selama persiapan
dan hanya untuk mempelajari lingkungan yang berkembang dari waktu ke waktu. Ketika itu disegel dan
terkena cahaya, suksesi mikroba akan berkembang sesuai dengan konsentrasi oksigen, nutrisi dan
cahaya yang tersedia. Tergantung pada berbagai konsentrasi nutrisi dan jenis tanah yang digunakan,
berbagai bakteri akan muncul dari waktu ke waktu. Namun, model yang sangat baik ekologi mikroba.
Setiap organisme tergantung pada yang lain untuk mengatur kondisi untuk pengembangan dan seluruh
kolom dijalankan pada energi cahaya. Kolom Winogradsky adalah sebuah demonstrasi klasik keragaman
metabolisme prokariota.

1.2 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana metode penggunaan kolom winogradsky
2. Mengetahui keanekaragaman mikroba pada beberapa jenis tanah melalui segregasi
warna pada
kedalaman kolom winogradsky.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kolom winogradsky adalah salah satu cara sederhana untuk mempelajari suatu
lingkungan alami di laboratorium. Kolom ini ditemukan oleh ahli mikrobiologi Rusia bernama
Sergei Winogradsky (1856-1953) dan Martinus W. Beijerinck (1851-1931) yang digunakan

sebagai model untuk mempelajari interaksi populasi bakteri pada berbagai komunitas perairan
dan sedimen perairan dan sedimen. Menurut Deacon (2005), Kolom winogradsky
menggambarkan bagaimana mikroorganisme yang berbeda membentuk hubungan interdependen,
dimana aktivitas suatu organisme mampu mempengaruhi organisme lain untuk tumbuh atau
sebaliknya.
Kolom winogradsky terdiri atas lumpur dan sedimen yang dimasukkan kedalam gelas silinder
atau plastik tansparan. Penyusunan dalam bentuk "kolom" memungkinkan terbentuknya kondisi
aerob di permukaan kolom dan kondisi mikroaerofil atau anoxic di bagian bawah Bagian
permukaan kolom terpapar dengan oksigen semakin ke bagian bawah kolom semakin
kekurangan oksigen sampai ke bagian dasar merupakan zona anaerob. Bagian permukaan dan
tepi kolom terpapar dengan cahaya sehingga dapat menggambarkan spektrum pertumbuhan
organisme dari yang memutuhkan oksigen dan cahaya sampai organisme yang membutuhkan
cahaya tetapi tidak membutuhkan oksigen.
Menurut Atlas (1988), lumpur dan sedimen yang digunakan mengandung atau
teraugmentasi dari substrat senyawa organik karbon, sulfide, dan sulfat. Hal ini yang
mengakibatkan perkembangan sejumlah bakteri heterotrop dan photoautotroph termasuk bakteri
sulfur photosintetik anaerob. Kolom ini dapat diisi dengan tanah, Lumpur, dan air dari berbagai
macam lingkungan dan dapat dimodifikasi dengan kultur pengkayaan. Komunitas bakteri di alam
mempunyai kelimpahan dan diversitas terbanyak misalnya dalam tanah.

Jumlah besar selulosa (misalnya koran) ditambahkan awalnya mendorong


pertumbuhan mikroba yang cepat yang segera menghabiskannya oksigen di dalam sedimen dan
kolom air. Hanya bagian paling atas kolom tetap diaerasi karena oksigen berdifusi sangat lambat
melalui air.
Organisme yang dapat tumbuh dalam kondisi anaerobik adalah organisme yang
memfermentasi bahan organik. Fermentasi adalah proses di mana senyawa organik yang
terdegradasi tidak sempurna; Misalnya, ragi memfermentasi gula ke alkohol respirasi
anaerobadalah proses di mana substrat organik benar-benar terdegradasi menjadi CO2, tetapi
menggunakan zat lain selain oksigen sebagai akseptor elektron terminal. Beberapa bakteri

bernafas dengan menggunakan ion nitrat atau sulfat, dengan cara yang sama seperti kita
menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron terminal selama respirasi ( Deacon 2005)
Beberapa spesies yang menggunakan selulosa misalnya Clostridium mulai
tumbuh ketika oksigen habis dalam sedimen. Semua spesies Clostridium anaerobik karena selsel vegetatif mereka dibunuh oleh paparan oksigen, tetapi mereka dapat bertahan sebagai spora
dalam kondisi aerobik. Clostridium menurunkan selulosa menjadi glukosa dan kemudian
memfermentasi glukosa untuk mendapatkan energi, memproduksi berbagai senyawa organik
sederhana (etanol, asam asetat, asam suksinat, dll) sebagai produk fermentasi akhir ( Deacon
2005)
Sulfur-mengurangi

bakteri seperti Desulfovibrio dapat

memanfaatkan

produk-produk

fermentasi

olehrespirasi anaerobik, baik menggunakan sulfat atau bentuk teroksidasi sebagian lain dari belerang
(misalnya tiosulfat) sebagai terminal akseptor elektron, menghasilkan sejumlah besar H 2S dengan proses
ini Dalam respirasi aerobik sendiri kita menggunakan O2 dan mengurangi ke H 2O. H2S akan bereaksi
dengan besi dalam sedimen, menghasilkan sulfida besi hitam. Inilah sebabnya mengapa danau sedimen
sering hitam. Namun, beberapa dari atas dengan H 2S berdifusi ke dalam kolom air, di mana ia
dimanfaatkan oleh organisme lain Thiobacillus-Thiobacillus yang chemoautotrophs dan memerlukan
sumber energi anorganik. Mereka ditemukan dalam kondisi aerobik yang mengandung belerang atau
sulfida. Metode utama untuk mengisolasi mereka adalah campuran Menengah Starkey itu, Menengah
tiosulfat dan innoculant debu batubara. Metode lain adalah untuk mengambil sampel tanah dan
memasaknya sampai 80 C. Thiobacillus akan sporolate dan mereka kemudian dapat diisolasi dan
tumbuh (Benton 2005)

Difusi dari H2S dari sedimen ke dalam kolom air memungkinkan bakteri fotosintetik
anaerob untuk tumbuh.organisme ini biasanya dipandang sebagai dua sempit, yaitu pita
berwarna cerah tepat di atas sedimen - sebuah zona bakteri sulfur hijau maka zona bakteri sulfur
berwarna ungu.
Bakteri sulfur hijau dan ungu memperoleh energi dari reaksi cahaya dan menghasilkan
bahan selular mereka dari CO2 dalam banyak cara yang sama seperti tanaman lakukan. Namun,
ada satu perbedaan penting: mereka tidak menghasilkan oksigen selama fotosintesis karena
mereka tidak menggunakan air sebagai reduktor, melainkan mereka menggunakan H2S.
Persamaan yang disederhanakan berikut menunjukkan paralel.
6 CO 2 + 6 H 2 0 = C 6 H 12 O 6 + 6 O 2 (fotosintesis tanaman)
6 CO 2 + 6 H 2 S = C 6 H 12 O 6 + 6 S (fotosintesis anaerob bakteri)

Sebenarnya, persamaan yang seimbang: 6 CO2 + 12H2S = C6 H12O6 + 6H2O + 12S


Bakteri sulfur ungu biasanya memiliki sel besar dan mereka deposit butiran belerang di
dalam sel. Organisme tersebut adalah spesies Thiocapsa. Bakteri sulfur hijau memiliki sel lebih
kecil dan biasanya belerang deposito eksternal. Sulfur (atau sulfat terbentuk dari itu) yang
dihasilkan oleh bakteri fotosintetik kembali ke sedimen di tempat yang dapat didaur ulang
olehDesulfovibrio - bagian dari siklus sulfur dalam perairan alami ( Deacon 2005)
Sebagian besar kolom air di atas bakteri fotosintesis berwarna merah cerah dengan
populasi besar ungu non-belerang bakteri.
Bakteri ini tumbuh dalam kondisi anaerobik, memperoleh energi mereka dari reaksi
ringan namun menggunakan asam organik sebagai sumber karbon mereka untuk sintesis seluler.
Jadi organism ini disebut photoheterotrophs. Asam organik yang digunakan adalah produk
fermentasi bakteri anaerob lainnya (misalnya Clostridium spesies), tapi non-belerang ungu
bakteri toleran terhadap konsentrasi tinggi H2S, sehingga terjadi di atas zona dimana bakteri
sulfur hijau dan ungu ditemukan.
Banyak mikroorganisme dapat tumbuh di zona oksigen di bagian atas dari kolom
air, tapi tiga jenis yang khas adalah:
H2S yang berdifusi ke dalam zona aerobik dapat dioksidasi menjadi sulfat olehbakteri
pengoksidasi sulfur. Bakteri ini memperoleh energi dari oksidasi H 2S, dan mensintesis materi
organik sendiri dari CO2.
Cyanobacteria yang dapat melakukan fotosintesis dapat tumbuh di zona atas. Setelah mulai
tumbuh cyanobacteria dapat oksigen banyak air.
Bagian atas dari kolom air dapat mengandung populasi besar bakteri berkoloni. Selubung terbuat
dari campuran kompleks dari protein, polisakarida dan lipid, dan berpikir untuk melindungi sel
dari predasi oleh protozoa. Selubung memberikan penampilan kuning atau berkarat pada koloni.

BAB III
METODELOGI
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 21 November 2011 di Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu pengaetahuan Alam Universitas Riau Pekanbaru
3.2 ALAT DAN BAHAN

Tabung gelas transparan (100 ml)

Kertas koran/ kertas saring 2,5 g

CaCO3 o,25 gram

CaSO4 5 gram

1 butir telur matang

Air dari berbagai sumber

Aluminium foil
3.3 CARA KERJA

1. Dipotong kertas kecil-kecil masukkan kedalam lumpur. Jika terlalu padat ditambahkan dengan
hkan dengan dengan sedikit air
2. Di dalam 200 gram lumpur, di tambahkan CaCO3 dan CaSO4 .
3. Dihancurkan telur ( kuning telur) dan dicampurkan dengan campuran lumpur
4. Dimasukkan lumpur ke dalam tabung sampai 1/3 volume tabung. Di catat sumber lumpur yang
di pakai
5. Ditambahkan air dari sumber yang sama sampai 2/3 tabung. 1/3 lagi dibiarkan kosong

6. Ditutup kolom dengan alumunium foil untuk menghindari penguapan.


7. Kolom diletakkan ditempat yang terkena cahaya matahari
8. Diamati selama 2 minggu dicatat perubahan dan waktunya pada kolom.
9. Setelah 2 minggu dilepaskan alumunium foil dan dicatat penampakan kolom. Bagian bawah
seharusnya akan berwarna hitam
10. Tanpa menutup kolom kembali , dibuat ruangan seperti dalam suasana lampu pijar 60-75 watt
kolom.
11. Diinkubasi pada suhu ruang selama beberapa minggu.
PENGAMATAN
Diperiksa kolom secara teratur. Dicatat waktu pembentukan lapisan berwarna merah, coklat atau
hijau ini menandakan perumbuhan bakteri anorganik fotosintetik

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Tabel hasil pengamatan miroorganisme dalam kolom winogradsky
Sampel

Waktu
2 minggu

5 minggu

Lapisan dari Warna

Tinggi

Lapisan dari Warna

Tinggi

terendah-

lapisan

terendah-

lapisan

lapisan

Abu-abu

40 ml
5 ml,

lapisan

tinggi
Lapisan

Abu-abu

41 ml

tinggi
Lapisan

pertama
Lapisan

Endapan

5 ml

pertama
Lapisan

lumpur

kedua

coklat

kedua

coklat

Lapisan

kemerahan
orange

15 ml
17 ml

Lapisan

Coklat muda

24 ml

ketiga
Lapisan

Endapan abu- 5 ml

ketiga
Lapisan

air

keempat

abu

keempat

berwarna

kemerahan

kuning
pudar

Lapisan

Lapisan

(keruh)
air

kelima

kelima

berwarna
coklat
muda

4.2 PEMBAHASAN

15 ml

Kolom winogradsky adalah salah satu cara sederhana untuk mempelajari hubungan
timbal balik mikroorganisme dengan lingkungan alami di laboratorium. Kolom ini digunakan
sebagai model untuk mempelajari interaksi populasi bakteri pada berbagai komunitas perairan
dan sedimen perairan dan sedimen. Menurut Atlas (1988), lumpur dan sedimen yang digunakan
mengandung atau teraugmentasi dari substrat senyawa organik karbon, sulfide, dan sulfat. Hal ini
yang mengakibatkan perkembangan sejumlah bakteri heterotrop dan photoautotroph termasuk
bakteri sulfur photosintetik anaerob. Kolom ini dapat diisi dengan tanah, Lumpur, dan air dari
berbagai maca lingkungan dan dapat dimodifikasi dengan kultur pengkayaan.
Sebelum inkubasi kolom hanya terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan air dan lapisan lumpur.
Inkubasi ini dilakukan 2 kali pengamatan yaitu pada minggu ke 2 dan minggu ke 5. Kolom
winogradsky ini diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari. Tanah dan air berasal dari
kolam ikan yang terletak di jalan bina widya gang damai. Pada saat pembuatan kolom
winogradsky ini ditambahkan dengan kertas Koran yang bermanfaat sebagai sumber selulosa
yang terdapat dalam kolom tersebut.
Dari table diatas pada minggu kedua kolom winogradsky hanya terrdiri dari 4 lapisan.
Penentuan warna lapisan dimulai dari bawah keatas. Lapisan pertama berwarna abu-abu
dengana tinggi kolom 41 ml. sedangkan warna yang kedua berupa endapan warna coklat dengan
tinggi kolom 5 ml. pada lapisan yang ketiga barwana coklat muda dengan tinggi kolom 24 ml.
dan lapisan yang berbentuk endapan abu-abu kemerahan dengan ketinggian kolom 5
ml. Apabila kita

hubungkan

dengan

literatur

pada

setiap

lapisan

tersebut

berbeda

mikroorganisme yang menghuninya. Bagian permukaan kolom terpapar dengan oksigen semakin
ke bagian bawah kolom semakin kekurangan oksigen sampai ke bagian dasar merupakan zona
anaerob. Bagian permukaan dan tepi kolom terpapar dengan cahaya sehingga dapat
menggambarkan spektrum pertumbuhan organisme dari yang membutuhkan oksigen dan cahaya
sampai organisme yang membutuhkan cahaya tetapi tidak membutuhkan oksigen.
Pada pengamatan dari minggu ketiga petutup kolom dibuka, lebih lanjut, kolom
winogradsky tersebut ditambahkan dengan air yang sampai batas 90 ml. penambahan air tersebut
bertujuan untuk menghindari terjadinya kekeringan pada lingkungan mikroorganisme tersebut.
Pengamatan pada minggu kelima didapatkan 5 lapisan. Pengamatan lapisan dimulai dari yang
paling bawah. Lapisan pertama terbentuk lumpur berwarna abu-abu, Ketebalannya 40 ml. lapisan
kedua berbentuk lumpur coklat kemerahan dengan volume 5 ml. pada lapisan ketiga berisis air

berwarna orange dengan volume 15 ml. lapisan keempat berwarna kuning pudar dengan volume
17 ml.

pada lapisan ini organisme butuh kadar oksigen rendah atau tidak butuh sama

sekali seperti contohnya bakteri sulfur ungu dan bakteri non-sulfur ungu.[10]sedangkan lapisan
terakhir berwarna coklat muda dengan volumenya 15 ml Dari perbandingan warna dan volume
pada masing-masing lapisan terdapat perbedaan lapisan. Pada minggu kedua hanya terdiri dari 4
lapisan sedangkan pada minggu yang ke 5 terdapat 5 lapisan dan warnanya juga berbeda.
Perbedaan warna tersebut disebabkan aktivitas mikroorganisme yang ada dalam setiap lapisan
tersebut dan tinggi rendahnya lapisan disebabkan karena pengaruh dari subtract yang terkandung
dalam kolom sebagai sumber energi. Menurut literature Mikroorganismeberkembang biak dan
membentuk zona-zona berbeda. Mikroorganisme aerobik akan berkumpul di permukaan,
biasanya alga, cyanobacteria,

dan

bakteri

pengoksidasi

sulfur

karena

adanya

oksigen( Madigan, et al. 2008)


Pada aktivitas mikroorganisme terdapat metanogen yang menghasilkan gas metana(CH4)
dan bakteri pereduksi sulfat yang menghasilkan gas H2S. Beberapa bakteri metanogen yang ada
antara lain Methanobacterium, Methanocaldococcus, dan Methanosarcinasedangkan bakteri
pereduksi

sulfat

yang

ada

antara

lain: Desulfovibrio, Desulfobacter,

danDesulfuromonas ( Madigan, et al. 2008).


Dari gambar setelah tutup kolom dibuka maka pada kolom bagian atas airnya akan keruh
karena adanya pertumbuhan bakteri fotoautotrof menggunakan cahaya matahari untuk tumbuh
secara

aerob

seperti Cyanobacter

sp. dan Chlorobium dan

bakteri

pengoksidasi

sulfat

seperti Thiobacillus sp sehingga Warna hitam di permukaan tanah dapat terjadi karena H 2S yang
bereaksi dengan Fe membentuk endapan(Benton 2005).
Adanya pertumbuhan bakteri secara aerob dan anaerob dapat terjadi di dalam kolom
Winogradsky karena adanya mekanisme sintropi. Dalam hal ini, hasil metabolisme dari bakteri
perekduksi sulfat yang menghasilkan gas H2S, digunakan oleh bakteri pengoksidasi sulfat untuk
mengoksidasi sulfat. Selain itu, bakteri metanogen yang menghasilkan gas CH 4 dapat digunakan
untuk pertumbuhan bakteri metanotrof yang menggunakan CH4 sebagai sumber karbon untuk
menghasilkan gas CO2 ( Madigan, et al. 2008) . Secara tidak langsung dapat diketahui bahwa
telah terjadi aliran energi dan siklus materi yang seimbang pada kolom Winogradsky sehingga
dapat terjadi pertumbuhan yang baik pada bakteri kondisi aerob dan anaerob (Ogunseitan 2005)

Gas-gas yang terbentuk akan membuat terbentuknya rongga udara pada kolom yang
semakin lama akan semakin membesar dan akan mengangkat tanah diatasnya semakin tinggi.
Kebalikan dengan oksigen yang semakin ke bawah semakin berkurang, hidrogen sulfida makin
bertambah (Benton 2005 )
Saat kolom tersebut dibuka, akan tercium bau belerang yang disebabkan oleh gas HS
dari bakteri-bakteri pereduksi sulfat, contohnya Desulfovibrio sp. Selain itu juga terbentuk warna
kehitam-hitaman di lumpur bagian atas yang disebabkan oleh kegiatan bakteri-bakteri aerob
yang menghasilkan S042- seperti contohnya Thiobacillus sp. dan Beggiatoa sp (Madigan,et al.
2008)

BAB V
KESIMPULAN
Dari pratikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kolom winogradsky adalah salah satu cara sederhana untuk mempelajari suatu lingkungan
mikroorganisme yang alami di laboratorium.
2. Mikroorganisme yang terdapat dikolom dalam winogradsky dapat dilhat dari lapisannya.
Mikroorganisme tersebut ada yang menempati bagian atas mempunyai sifat fotoautotrof.
Pada lapisan bawah kolom merupakan mikroorganisme yang bersifat anaerobik.

3. Mikroorganisme dalam kolom winogradsky menghasilkan bau belerang yang apabila dibuka
penutupnya maka akan tercium bau yang kurang sedap.
4. Mikroorganisme yang ada di dalam kolom winogradsky mempunyai keanekaragaman pada
setiap lapisan.

DAFTAR PUSTAKA
Atlas dan Bartha .1993. Ekologi Mikroba. Benjamin Cummings. Jakarta.
Benton C. 2005. http://Winogradsky ColumnDiakses pada 30 Desember 2011
Burns and Slater.1982. Experimental Microbiology . Blackwell Scientific. Inggris
Deacon,Jim.2005. Institute of Cell and Molecular Biology. University of Edinburgh
Hudson, Barbara K. 1998. Microbiology in Today's World 2nd ed.. Kendall-Hunt Publishing. Newyork.
Madigan, Martinko and Parker.2000. Brock Biology of Microorganisms 9th ed Prentice-Hall Publishing. New York

Sagan,

Dorion,

dan

Jovanovich. Boston
.

Margulis,

Lynn. 1988. Taman

Delights

Mikroba Harcourt,

Brace,

Kolom winogradsky adalah salah satu cara sederhana untuk mempelajari cros section suatu
lingkungan
alami di laboratorium. Kolom ini ditemukan oleh ahli mikrobiologi Rusia bernama Sergei
Winogradsky (1856-1953) dan Martinus W. Beijerinck (1851-1931) yang digunakan sebagai model
untuk mempelajari interaksi populasi bakteri pada berbagai komunitas perairan dan sedimen
perairan dan sedimen. Menurut Jim Deacon (2005), Kolom winogradsky menggambarkan
bagaimana mikroorganisme yang berbeda membentuk hubungan interdependen, dimana aktivitas
suatu organisme mampu mempengaruhi organisme lain untuk tumbuh atau sebaliknya. Kolom
winogradsky terdiri atas lumpur dan sedimen yang dimasukkan kedalam gelas silinder atau plastik
tansparan. Penyusunan dalam bentuk "kolom" memungkinkan terbentuknya kondisi aerob di
permukaan kolom dan kondisi mikroaerofil atau anoxic di bagian bawah (Sitaresmi, 2005). Bagian
permukaan kolom terpapar dengan oksigen semakin ke bagian bawah kolom semakin kekurangan
oksigen sampai ke bagian dasar merupakan zona anaerob. Bagian permukaan dan tepi kolom
terpapar dengan cahaya sehingga dapat menggambarkan spektrum pertumbuhan organisme dari
yang memutuhkan oksigen dan cahaya sampai organisme yang membutuhkan cahaya tetapi tidak
membutuhkan oksigen.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolom winogradsky adalah sebuah model ekosistem yang dapat digunakan untuk mempelajari
keanekaragaman bakteri tanah. Bakteri pereduksi sulfat, bakteri fotosintetik dan bakteri
kemolitotrof dapat ditemukan dalam kolom winogradsky. Penamaan model ini berasal dari nama
mikrobiologis Rusia, Sergei Winogradsky yang menggunakan metode ini untuk mempelajari
bakteri-bakteri tanah. Berdasarkan penelitiannya, dia berhasil mengembangkan konsep
kemoautotrofi, dimana dijelaskan bakteri menggunakan Co2 untuk keperluan karbonnya dan
menghasilkan energi bagi pertumbuhan selnya dengan mengoksidasi ion-ion anorganik.
Untuk mengoksidasikan kolom Winogradsky, bermacam-macam garam mineral, sumber sulfat
dan lumpur dicampurkan, ditambah substrat fermentasi seperti selulosa. Campuran itu
dipindahkan ke dalam tabung gelas transparan sebanyak setengah kapasitas volume gelas.
Kemudian diisi dengan air lumpur dan disinari dengan lampu selama beberapa minggu. Selama
penyimpanan terjadi perubahan yang dramatis berupa pembentukan lapisan-lapisan berwarna
dalam kolom yang menandakan variasi mikroba tumbuh.
B.Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri yang hidup di setiap lapisan
kolom baik permukaan kolom, di tengah dan di dasar kolom.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ekosistem Buatan Kolom Winogradsky
Kolom winogradsky adalah salah satu cara sederhana untuk mempelajari cros section suatu
lingkungan alami di laboratorium. Kolom ini ditemukan oleh ahli mikrobiologi Rusia bernama
Sergei Winogradsky (1856-1953) dan Martinus W. Beijerinck (1851-1931) yang digunakan sebagai

model untuk mempelajari interaksi populasi bakteri pada berbagai komunitas perairan dan sedimen
perairan dan sedimen. Menurut Jim Deacon (2005), Kolom winogradsky menggambarkan
bagaimana mikroorganisme yang berbeda membentuk hubungan interdependen, dimana aktivitas
suatu organisme mampu mempengaruhi organisme lain untuk tumbuh atau sebaliknya. Kolom
winogradsky terdiri atas lumpur dan sedimen yang dimasukkan kedalam gelas silinder atau plastik
tansparan. Penyusunan dalam bentuk "kolom" memungkinkan terbentuknya kondisi aerob di
permukaan kolom dan kondisi mikroaerofil atau anoxic di bagian bawah (Sitaresmi, 2005). Bagian
permukaan kolom terpapar dengan oksigen semakin ke bagian bawah kolom semakin kekurangan
oksigen sampai ke bagian dasar merupakan zona anaerob. Bagian permukaan dan tepi kolom
terpapar dengan cahaya sehingga dapat menggambarkan spektrum pertumbuhan organisme dari
yang memutuhkan oksigen dan cahaya sampai organisme yang membutuhkan cahaya tetapi tidak
membutuhkan oksigen.
Menurut Atlas (1988), lumpur dan sedimen yang digunakan mengandung atau teraugmentasi dari
substrat senyawa organik karbon, sulfide, dan sulfat. Hal ini yang mengakibatkan perkembangan
sejumlah bakteri heterotrop dan photoautotroph termasuk bakteri sulfur photosintetik anaerob.
Kolom ini dapat diisi dengan tanah, Lumpur, dan air dari berbagai maca lingkungan dan dapat
dimodifikasi dengan kultur pengkayaan. Komunitas bakteri di alam mempunyai kelimpahan dan
diversitas terbanyak misalnya dalam tanah. Pengetahuan akan komunitas tersebut akan sangat
bermanfaat sebagai dasar penelitian maupun aplikasi selanjutnya (Anonim, 2008a.
Alga dan Cyanobakterian
Mikroba ini berada pada permukaan kolom, mengisyaratkan produksi gas oksigen yang menjaga
suasana aerobik di bagian permukaan kolom.
Penguraian Selulosa
Selulosa didegradasi dan hasilnya difermentasi oleh bakteri-bakteri anaerob dibagian dasar kolom.
Fermentasi ini menghasilkan asam organik seperti asam laktat dan asam asetat.
Bakteri pereduksi sulfat
Laktat dihasilkan di bagian dasar beserta sulfat di dalam kolom digunakan oleh bakteri pereduksi
sulfat seperti Desulfovibrio desulfuricans. Bakteri tersebut melakukan respirasi sulfat dimana sulfat
direduksi menjadi H2S. Beberapa H2S yang dihasilkan bereaksi dengan berbagai logam di dalam
lumpur menyebabkan lapisan ini berwarna hitam.
Bakteri sulfur Fototropik
Contoh bakteri ini adalah Chromatium yang dapat memanfaatkan H2S untuk fotosintesis
anoksigenik. Fotosintesis ini terjadi dalam kondisi anaerob. H 2S berperan sebagai reduksi energi dan
dirubah menjadi elemen sulfur yang tinggal di dalam selnya sebagai butiran-butiran sulfur. Bakteri
ini mempunyai pigmen fotosintetik seperti bakteri klorofil dan karetenoid. Pigmen tersebut
menyebankan lapisan ditempatinya berwarna ungu, merah dan coklat.
Bakteri Sulfur Hijau Fototropik
Contoh bakteri ini adalah Clorobium yang menggunakan H 2S sebagai sumber pereduksi energi dan
merubahnya menjadi elemen sulfur dikeluarkan dari dalam selnya.
Bakteri ungu nonsulfur

Contoh bakteri ini adalah Rhodobacter dan Rhodospirillum. Dalam keadaan normal bakteri ini
tumbuh secara fotoheterotrof menggunakan senyawa organik ( Contoh: suksinat dan glutamat)
sebagai sumber karbon dan mereka memperoleh energi melalui fotosintesis anoksigenik. Mereka
juga dapat tumbuh secara fotoautotrof menggunakan CO2 sebagai sumber karbon dan gas hidrogen
atau sulfida dengan kosentrasi rendah sebagai pereduksi energi. Jika cahaya sangat terbatas mereka
tumbuh secara heterotrof.
Di dalam kolam, bakteri ini tumbuh pada area mikroaerofilik. Mereka membuat kultur berwarna
coklat hingga kemerahan di dalam air atau membentuk lapisan diantara lapisan lumpur dengan
lapisan air.
Bakteri Kemolitotrofik
Dalam zona aerobik di dalam kolom yaitu pada lapisan air bagian atas, dapat ditemukan bakteri
kemolitotrof seperti Thiobacillus dan Boggiatoa. Thiobacillus mampu mengambil CO2bagi
keperluan karbonnya dan mendapat energi dengan mengoksidasi H 2S untuk memproduksi sulfat
atau asam sulfat (Praktikum mikrobiologi tanah, 2011).
Fotosintesis terjadi di berbagai variasi organisme dan dalam bentuk berbeda, termsuk fotosintasis
yang menghasilkan oksigen(oksigenik) dan tidak menghasilkan oksigen(anoksigenik). Fotosintesis
anoksigenik biasanya terjadi di 4 kelompok bakteri yang berbeda: bakteri ungu, bakteri hijau sulfur,
bakteri hijau non-sulfur dan heliobakteri. Fotosintesis oksigenik terjadi pada cyanobacteria, 7
kelompok alga dan semua tumbuhan daratan. Fotosintesis oksigenik dan anoksigenik mempunyai
pigmen yang sama yang digunakan untuk menangkap energi cahaya, namun penyusunan dan kerja
pigemn ini berbeda (Anonim, 2009b).
Kolom Winogradsky adalah suatu miniatur ekosistem buatan untuk membiakkan mikroba yang
menyerupai kondisi ekologis sebenarnya dengan menyediakan sumber bakteri jangka panjang untuk
pengkayaan kultur. Kolom Winogradsky adalah salah satu cara sederhana untuk mempelajari
hubungan silang antara dua komponen suatu lingkungan alami di laboratorium.
Kolom Winogradsky merupakan ide seorang ilmuwan Rusia bernama Sergei Winogratsky (18561953) dibantu oleh Martinus Beijerinck. Keduanya adalah ilmuwan yang pertama kali mempelajari
mikrobiologi lingkungan, di mana saat itu penelitian mengenai mikrobiologi hanya berkisar pada
bakteri patogen, dan penelitiannya memberi banyak kontribusi pada pemahaman mikrobiologi
lingkungan dan siklus nutrisi, seperti sulfur dan nitrogen.
Metode pengecatan tersebut pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884. Dengan
metode pengecatan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan
Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri
tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa
dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp.

Cat Gram yang digunakan terdiri dari 4 macam, yaitu cat Gram A, B, C dan D. Masing-masing
mempunyai komposisi dan fungsiyang berbeda. Komposisi dan fungsi masing-masing cat Gram,
adalah sebagai berikut :
1. Cat Gram A
Cat ini terdiri atas :
Kristal violet : 2 gram

Etil alkohol 95 : 20 ml
Ammonium oksalat : 0,8 gram
Akuades : 80 ml
Cat Gram A berwarna ungu (karena mengandung kristal violet). Cat Gram A merupakan cat
primer yang akan memberi warna mikroorganisme target. Pada saat diberi cat ini, semua
mikroorganisme akan berwarna ungu sesuai warna cat Gram A.
2. Cat Gram B
Cat ini terdiri atas :
Yodium : 1 gram
Kalium Yodida : 2 gram
Akuades : 300 ml
Cat Gram B berwarna coklat. Cat Gram B merupakan cat Mordan, yaitu cat atau bahan kimia
yang berfungsi memfiksasi cat primer yang diserap mikroorganisme target. Akibat pemberian cat
Gram B, maka pengikatan warna oleh bakteri akan lebih baik (lebih kuat).
3. Cat Gram C
Cat ini terdiri atas :
Aseton : 50 ml
Etil alkohol 95 % : 50 ml
Cat Gram C tidak berwarna. Cat ini berfungsi untuk melunturkan cat sebelumnya. Akibat
pemberian cat C akan terjadi 2 kemungkinan :
Mikroorganisme (bakteri) akan tetap berwarna ungu, karena tahan terhadap alkohol. Ikatan
antara cat dengan bakteri tidak dilunturkan oleh alkohol. Bakteri yang bersifat demikian disebut
bakteri Gram positif.
Bakteri akan tidak berwarna, karena tidak tahan terhadap alkohol. Ikatan antara cat dengan
bakteri dilunturkan oleh alkohol.Bakteri yang bersifat demikian dikelompokkan sebagai bakteri
Gram negatif.
4. Cat Gram D
Cat Gram D terdiri atas :
Safranin : 0,25 gram
Etil alkohol 95 % : 10 ml
Akuades : 90 ml
Cat ini berwarna merah. Cat ini merupakan cat sekunder atau kontras. Cat ini berfungsi untuk
memberikan warna mikroorganisme non target. Cat sekunder mempunyai spektrum warna yang
berbeda dari cat primer. Akibat pemberian cat Gram D, akan terjadi 2 kemungkinan :
Bakteri Gram positif akan tetap berwarna ungu, karena telah jenuh mengikat cat Gram A
sehingga tidak mampu lagi mengikat cat Gram D.
Bakteri Gram negatif akan berwarna merah, karena cat sebelumnya telah dilunturkan oleh cat
Gram C maka akan mampu mengikat cat Gram D.
(Anonim, 2010d).
III.PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

a.

Alat.
Alat yang digunakan dal;am praktikum kali ini adalah :
- Tabung gelas transparan
- Gelas beaker 250 ml
- Batang pengaduk gelas
- Lampu pijar (60-75 watt)
b. Bahan.
Bahan yang digunakan adalah :
- Sumber selulosa (kertas saring/kertas koran)
- Kalsium sulfat.
-

Lumpur sawah dan lumpur sungai.

B. Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Prosedur pertama
1. Membuat campuran kental selulosa-lumpur. Jika menggunakan kertas, potong kertas kecil-kecil.
Memasukkan lumpur. Jika terlalu padat tambahkan sedikit air. Jika menggunakan bubuk selulosa,
tambahkan 1-2 gram dalam sedikit air. Larutan dibuat kental tetapi tidak berbentuk pasta.
2. Memasukkan selulosa kental ke dalam tabung samapai 1/3 volume tabung.
3. Ke dalam 200 gram lumpur, menambahkan 1, 64 gram kalsium fosfat dan masing-masing 1,3 gram
kalsium karbonat dan potasium posfat. Mencatat asal sumber lumpur yang dipakai.
4. Menambah air lumpur ke dalam campuran no 3 dan melarutkan dengan batang pengaduk.
5. Menambah lumpur ke dalam kolam pada bagian atas selulosa kental
(no 2).
6. Menggunakan batang pengaduk, larutkan keduanya. Saat diaduk masukkan campuran ke dalam
kolom. Ketika mencampur bisa ditambahkan air dari genangan lumpur. Campuran
selulosa/lumpur/air kira-kira 2/3 volume kolom.
7. Menambahkan lagi air lumpur sampai 90% volume kolom.
8. Menutup kolom dengan aluminium foil untuk menghindari penguapan. Mencatat penampakan
kolom.
9. Menginkubasi pada suhu ruang selama 2 minggu.
Prosedur setelah 2 minggu
1. Melepaskan aluminium foil dan mencatat penampakakn kolom. Bagian bawah seharusnya akan
berwarna hitam yang menunjukkan kehadiran bakteri pereduksi sulfat.
2. Tanpa menutup kolom kembali pasang lampu beberapa cm dari kolom. Menginkubasi pada suhu
ruang selama beberapa minggu.
Prosedur pemeriksaan lanjutan
1. Memeriksa kolom secara teratur. Mencatat waktu pembentukkan lapisan merah, coklat atau hijau
ini mebnandakan bakteri anorganik fotosintetik.

2. Mengambil cairan di permukaan kolom dan mengamati di bawah mikroskop. Bakteri kemolitotrof
seperti Thiobacillus dan Beggiota dapat ditemukan dalam cairan tersebut. Membandingkan bakteri
hasil pengamatan dengan ciri-ciri morfologi bakteri berikut
Beggiota
: sel-sel tidak berwarna dengan lebar 1-25um dan panjang 2-10um. Berbentuk
filamen dengan luas konstan. Filamen-filamen berisi 50 sel atau lebih. Sel sering kali melebar ketika
mereka panjang. Filamen dapat berupa satu atau serat. Sel berisi butiran-butiran sulfur ketika
tumbuh pada kondisi lingkunagn yang mengndung H2S.
Thiobacillus
: gram negative, berbentuk batang (0,5 x 1,4 um).
3. Mengamati dan mendeskripsikan bakteri yang terdapat pada tiap-tiap lapisan kolom.

IV.HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 hasil pengamatan kenampakan bakteri adalah sebgai berikut:
No.
lapisan
Form
Margin
-2
1.
Atas 10
Tak beraturan
Berombak
Bundar
Berombak
Bundar
Licin
Berbenang-benang
Benang
-3
2.
Atas 10
Tak beraturan
Berombak
Tak beraturan
Berlekuk

Tengan 10-2

Tengah 10-3

Bawah 10-2

Elevasi
seperti tombol
Seperti timbul
Timbul
Timbul
Datar
Datar

Bundar dan depan


timbul

Tak beraturan

Timbul

Bundar
Tak beraturan
Bundar
Konsentris
Circular

Licin
Tak beraturan
Licin
Licin
Entire

timbul
Timbul
cembung
Cembung
Flat

Ireguler
Ireguler
Ireguler
Circular
Curled
Ireguler
Filamentous
Curled

Filamentous
Undulate
Lombate
Entire
Undulate
Undulate
Lombate
Undulate

Flat
Flat
Flat
Convex
Unbonate
Raised
Flat
Undulate

Curled
Torulued
Amoeboid
Amoeboid

Undulate
Lobate
Serrate
Serrate

Undulate
Unbonate
Convex
Convex

Bawah 10-3

Torulued
Circuled
Circular

amoeboid
Ireguler
Torulued
Tabel 1.2 Tabel pengecatan gram
No.
Lapisan
Bentuk
1
Atas
Bacil
2
Tengah
Bacil
3
Bawah
Bacil
B. Pembahasan

Entire
Entire
Undulate

Unbonate
Unbonate
Convex

Serrate
Undulate
Lobate

Flat
Convex
Flat

Hasil Pengecatan
Warna
Ungu
Ungu
Ungu

Sifat Gram
Positif
Positif
Positif

Kolom winogradsky adalah sebuah model ekosistem yang dapat digunakan untuk mempelajari
keanekaragaman bakteri tanah. Kolom ini ditemukan oleh ahli mikrobiologi Rusia bernama Sergei
Winogradsky (1856-1953) dan Martinus W. Beijerinck (1851-1931) yang digunakan sebagai model
untuk mempelajari interaksi populasi bakteri pada berbagai komunitas perairan dan sedimen
perairan dan sedimen (Anonim, 2011c).

Terdapat berbagai janis mikroorganisme di berbagai lapisan, diantaranya yaitu:


Alga dan Cyanobakterian
Mikroba ini berada pada permukaan kolom, mengisyaratkan produksi gas oksigen yang menjaga
suasana aerobik di bagian permukaan kolom.
Penguraian Selulosa
Selulosa didegradasi dan hasilnya difermentasi oleh bakteri-bakteri anaerob dibagian dasar kolom.
Fermentasi ini menghasilkan asam organik seperti asam laktat dan asam asetat.
Bakteri pereduksi sulfat
Laktat dihasilkan di bagian dasar beserta sulfat di dalam kolom digunakan oleh bakteri pereduksi
sulfat seperti Desulfovibrio desulfuricans. Bakteri tersebut melakukan respirasi sulfat dimana sulfat
direduksi menjadi H2S. Beberapa H2S yang dihasilkan bereaksi dengan berbagai logam di dalam
lumpur menyebabkan lapisan ini berwarna hitam.
Bakteri sulfur Fototropik
Contoh bakteri ini adalah Chromatium yang dapat memanfaatkan H2S untuk fotosintesis
anoksigenik. Fotosintesis ini terjadi dalam kondisi anaerob. H 2S berperan sebagai reduksi energi dan
dirubah menjadi elemen sulfur yang tinggal di dalam selnya sebagai butiran-butiran sulfur. Bakteri
ini mempunyai pigmen fotosintetik seperti bakteri klorofil dan karetenoid. Pigmen tersebut
menyebankan lapisan ditempatinya berwarna ungu, merah dan coklat.
Bakteri Sulfur Hijau Fototropik
Contoh bakteri ini adalah Clorobium yang menggunakan H 2S sebagai sumber pereduksi energi dan
merubahnya menjadi elemen sulfur dikeluarkan dari dalam selnya.

Bakteri ungu nonsulfur


Contoh bakteri ini adalah Rhodobacter dan Rhodospirillum. Dalam keadaan normal bakteri ini
tumbuh secara fotoheterotrof menggunakan senyawa organik ( Contoh: suksinat dan glutamat)
sebagai sumber karbon dan mereka memperoleh energi melalui fotosintesis anoksigenik. Mereka
juga dapat tumbuh secara fotoautotrof menggunakan CO2 sebagai sumber karbon dan gas hidrogen
atau sulfida dengan kosentrasi rendah sebagai pereduksi energi. Jika cahaya sangat terbatas mereka
tumbuh secara heterotrof.
Di dalam kolam, bakteri ini tumbuh pada area mikroaerofilik. Mereka membuat kultur berwarna
coklat hingga kemerahan di dalam air atau membentuk lapisan diantara lapisan lumpur dengan
lapisan air.
Bakteri Kemolitotrofik
Dalam zona aerobik di dalam kolom yaitu pada lapisan air bagian atas, dapat ditemukan bakteri
kemolitotrof seperti Thiobacillus dan Boggiatoa. Thiobacillus mampu mengambil CO2bagi
keperluan karbonnya dan mendapat energi dengan mengoksidasi H 2S untuk memproduksi sulfat
atau asam sulfat (Praktikum mikrobiologi tanah, 2011).
Dengan metode pengecatan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram
positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat
bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya (Anonim, 2011d).

Dari hasil pengamatan terdapat berbagai jenis bakteri. Hal ini dapat dilihat dari kenampakannya
yang berbeda-beda. Yang dilihat dari bentuk, elevasi dan marginnya. Begitu pula dengan warna
dari setiap koloni bakteri. Selain di lihat dari kenampakkannya di lihat juga dari bentuk selnya
dengan menggunakan mikroskop dengan menggunakan cat gram. Terlihat bahwa bakteri tersebut
berbentuk bacil (batang) dan berwarna ungu setelah di cat ini berarti cat tersebut dapat mengikat
cat utama sehingga bakteri tersebut adalah bakteri gram positif. Dari hasil praktikum ini setelah
diisolasi tidak terlihat jelas adanya perbedaan jelas antara setiap lapisan dimungkinkan karena
ketika pengambilan sampel, terdapat bakteri yang tercampur.
V.KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Kolom winogradsky adalah sebuah model ekosistem yang dapat digunakan untuk mempelajari
keanekaragaman bakteri tanah.
2. Pengcatan gram bakteri yang di dapaat adalah gram positif.
3. Bakteri dari setiap lapisan berbentuk basil(batang).
4. Mikroorganisme berkembang biak dan membentuk zona-zona berbeda. Mikroorganisme aerobik
akan berkumpul di permukaan, biasanya alga, cyanobacteria, dan bakteri pengoksidasi sulfur
karena adanya oksigen, sedangkan organisme yang butuh kadar oksigen rendah atau anaerob
akan menempati lapisan bawahnya, seperti contohnya bakteri sulfur ungu dan bakteri non-sulfur
ungu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008a. Fotosintesis anorganik.http://cyber-biology.blogspot.com. Diakses 2 Januarri 2011.
Anonim. 2009b. Kolom Winogradsky.http://awalbarri.wordpress.com. Diakses 2 Januarri 2011.
Anonim. 2011c). Kolom Winogradsky.http://id.wikipedia.org/wiki. Diakses 2 Januarri 2011.

Anonim, 2010d).Pengecatan Gram.http://jakapratamaputra.blogspot.com. Diakses 2 Januarri 2011.


Penuntun Praktikum mikrobiologi tanah, 2011.Mikrobiologii Tanah.Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai