KOROSI MIKROBIOLOGI
Korosi dipengaruhi oleh mikroba merupakan suatu inisiasi atau aktifitas korosi akibat
aktifitas mikroba dan proses korosi.Korosi pertama diindentifikasi hampir 100 jenis dan telah
dideskripsikan awal tahun 1934. bagaimanapun korosi yang disebabkan aktifitas mikroba
tidak dipandang serius saat degradasi pemakaian sistem industri modern hingga pertengahan
tahun1970-an. Ketika pengaruh serangan mikroba semakin tinggi, sebagai contoh tangki air
stainless steel dinding dalam terjadi serangan korosi lubang yang luas pada permukaan
sehingga para industriawan menyadari serangan tersebut. Sehingga saat itu, korosi jenis ini
merupakan salah satu faktor pertimbangan pada instalasi pembangkit industri, industri minyak
dan gas, proses kimia, transportasi dan industri kertas pulp.
Mikroba merupakan suatu mikroorganisme yang hidup di lingkungan secara luas pada
habitat-habitatnya dan membentuk koloni yang pemukaanya kaya dengan air, nutrisi dan
kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan mikroba terjadi pada rentang suhu yang
panjang biasa ditemukan di sistem air, kandungan nitrogen dan fosfor sedikit, konsentrat serta
nutrisi-nutrisi penunjang lainnya. Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain
bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab terhadap degradasi material
di lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme umumnya
berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada permukaan logam dalam
bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm. Pembentukan lapisan tipis
saat 2 – 4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan ini terlihat hanya bintik-bintik
dibandingkan menyeluruh di permukaan. Lapisan film berupa biodeposit biasanya
membentuk diameter beberapa centimeter di permukaan, namun terekspos sedikit di
permukaan sehingga dapat meyebabkan korosi lokal. Organisme di dalam lapisan deposit
mempunyai efek besar dalam kimia di lingkungan antara permukaan logam/film atau
logam/deposit tanpa melihat efek dari sifat bulk electrolyte. Mikroorganisme dikatagorikan
berdasarkan kadar oksigen yaitu :
1. Jenis anaerob, berkembang biak pada kondisi tidak adanya oksigen
2. Jenis Aerob, berkembang biak pada kondisi kaya oksigen.
3. Jenis anaerob fakultatif, berkembang biak pada dua kondisi.
4. Mikroaerofil, berkembang biak menggunakan sedikit oksigen
Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-
jenis bakteri yang berkembang yaitu:
1. Bakteri reduksi sulfat
Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen
atau lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan klorin
dan oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme.
Bakteri ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini tumbuh pada daerah- daerah kanal,
pelabuhan, daerah air tenang tergantung pada lingkungannya. Bakteri ini mereduksi sulfat
menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar H2S atau Besi sulfida. Tidak
adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan campuran
organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri
jenis ini berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen.
2. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida
Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit
atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan
nilai pH menjadi 1. Bakteri Thiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan
menyebabkan drainase tambang menjadi asam.
3. Bakteri besi mangan oksida
Bakteri memperoleh energi dari oksidasi Fe2+ atau Fe3+ dimana deposit berhubungan
dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan
Hemispherikal berlainan ) di atas lubang pit pada permukaan baja.
Umumnya oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan filamen yang panjang. Masalah
biokorosi di dalam suatu sistem lingkungan mempunyai beberapa variabel- variabel yaitu:
1) Temperatur, umumnya kenaikan suhu dapat meningkatkan laju korosi tergantung
karakteristik mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum untuk tumbuh yang
berlainan
2) Kecepatan alir, jika kecepatan alir biofilm rendah akan mudah terganggu sedangkan
kecepatan alir tinggi menyebabkan lapisan lebih tipis dan padat
3) pH, umumnya pH bulk air dapat mempengaruhi metabolisme mikroorganisme
4) Kadar Oksigen, banyak bakteri membutuhkan O2 untuk tumbuh, namun pada
Organisme fakultatifjika O2 berkurang maka dengan cepat bakteri ini mengubah
metabolismenya menjadi bakteri anaerob
5) Kebersihan, dimaksud air yang kadar endapan padatan rendah, padatan ini menciptakan
keadaan di permukaan untuk tumbuhnya aktifitas mikroba. Pada korosi bakteri secara
umum merupakan gabungan dan pengembangan sel diferensial oksigen, konsentrasi
klorida dibawah deposit sulfida, larutan produk korosi dan depolarisasi katodik lapisan
proteksi hidrogen.
Biofilm bakteri merupakan agen dari proses inisiasi dan propagasi pertumbuhan
korosi bakteri, sehingga korosi mikroba tidak terjadi dengan absennya biofilm. Biofilm
menyediakan kondisi kondisi local lingkungan misalnya pH yang rendah, sel difernsial
oksigen untuk inisiasi atau propagasi aktifitas korosi. Meskipun beberapa literatur
menerangkan faktor fisik dan elektrokimia yang dihubungkan dengan korosi di
lingkungan berair, namun relatif sedikit diketahui tentang mekanisme mikroorganisme
saat inisiasi dan propagasi aktifitas korosi. Meskipun beberapa literaratur menerangkan
faktor fisik dan elektrokimia yang dihubungkan dengan korosi di lingkungan berair,
namun relatif sedikit diketahui tentang mekanisme mikroorganisme saat inisiasi dan
propagasi aktifitas korosi. material SS 316, umumnya mekanisme terjadinya korosi
bakteri kurang dipahami, hanya melihat indikasi produksi asam atau serangan sulfida
terlihat pada Gambar berikut.
2. JENIS-JENIS MIKROORGANISME
Jenis-jenis mikroorganisme yang berperan dalam korosi mikrobial termasuk alga, jamur
dan bakteri.3 Alga dapat ditemukan dalam hampir semua perairan mulai dari badan air
tawar sampai dengan badan air asin. Mikroorganisme ini menghasilkan oksigen ketika
mendapatkan cahaya matahari (berfotosintesis) dan menggunakan oksigen ketika tidak
mendapatkan sinar matahari. Ketersediaan oksigen telah ditemukan sebagai salah satu
faktor utama dalam peristiwa korosi logam yang digunakan di badan air asin. Alga tumbuh
dengan baik pada temperatur 32 - 104 oF dan pH 6 – 9. Jamur terdiri atas struktur seperti
jala yang disebut miselium; yang sebetulnya merupakan hasil pertumbuhan dari satu sel
tunggal atau spora. Miselium tidak dapat bergerak dan dapat mencapai skala makroskopik
pada jamur-jamur yang berumur cukup tua. Jamur hidup dengan memetabolisme bahan-
bahan organik dan menghasilkan asam-asam organik yang diekskresikan sebagai limbah
atau disekresikan sebagai salah satu mekanisme adaptasi terhadap habitatnya. Jamur
ditemukan di tanah dan perairan. Bakteri biasanya dikelompokkan berdasarkan
ketertarikannya kepada oksigen. Spesies yang aerob memerlukan oksigen bebas untuk
menjalankan fungsi-fungsi metabolismenya sedangkan spesies yang anaerob tidak
memerlukannya. Meski demikian, karena salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan
respirasi; yaitu menggunakan oksigen selama hidupnya, bakteri anaerob pun memerlukan
oksigen untuk hidup. Akan tetapi, oksigen yang diperlukan bukanlah oksigen bebas seperti
pada bakteri aerob, melainkan oksigen yang terdapat dalam bentuk oksida. Paparan
terhadap oksigen bebas dalam jumlah besar justeru akan membuat bakteri anaerob beralih
ke keadaan tidak aktif (dorman) dengan menurunkan dan menghentikan beberapa fungsi
metabolismenya sampai kondisi oksigen di lingkungan tempat hidupnya kembali menjadi
cukup anaerob untuk bakteri tersebut menjadi aktif kembali. Selain bakteri aerob dan
anaerob, dikenal pula jenis bakteri fakultatif aerob; yaitu bakteri yang dapat tumbul baik
dalam kondisi aerob maupun anaerob, walaupun kondisi aerob biasanya lebih disukai.
Meskipun demikian, biasanya kadar oksigen bebas yang diperlukan untuk kehidupan
bakteri semacam ini tidaklah sebesar yang diperlukan oleh bakteri aerob sehingga bakteri
fakultatif aerob dapat dijumpai hidup pada habitat yang sama dengan bakteri anaerob,
khususnya di lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah. Hal ini dimungkinkan karena
bakteri aerob menurunkan kadar oksigen setempat dengan menggunakannya untuk proses
respirasi sehingga kondisi lingkungan menjadi cukup anaerob untuk pertumbuhan bakteri
anaerob. Berdasarkan bentuknya, bakteri digolongkan menjadi bakteri berbentuk batang
(basil), bulat (coccus), tanda koma (vibrio) dan berserabut (mises).
c. Bakteri Pengoksidasi Besi dan Mangan (Iron and Manganese Oxidizing Bacteria)
Contohnya Gallionella sp. Mengoksidasi Fe & Mn pada kondisi aerob menjadi Fe3+(aq) &
Mn2+(aq).
d. Bakteri Penghasil Asam (Acid Producing Bacteria)
Contohnya Pseudomonas aeruginosa. Bakteri termofilik aerob fakultatif yang
menghasilkan campuran asam lemah yang jenisnya bergantung pada bahan organik yang
dikonsumsi.
e. Jamur Penghasil Asam (Acid Producing Fungi)
Contohnya Cladosporium resinae. Koloni termofilik berbentuk lapisan seperti gel,
menghasilkan asam lemah yang jenisnya bergantung pada bahan organik yang dikonsumsi.
Contoh dari mikroorganisme dalam kategori di atas terdapat pada Tabel 2.
REFERENSI
1. Lane, Richard A. Under The Microscope : Understanding, Detecting and Preventing
Microbiologically Influenced Corrosion. AMPTIAC Quarterly, 29, 1. Advanced
Materials and Process Technology Information Analysis Center, 2005
2. G. J. Licina dan G. Nekoksa, An Innovative Method for Rapid Detection of MIC, Tri-
Service Conference on Corrosion, 1994, pp.217-228
3. P. J. B. Scott, Part 1 Expert Consensus on MIC : Prevention and Monitoring, Materials
Performance, 43, 3, NACE International, March, 2003
KOROSI OLEH MIKROBA
Disusun oleh :
Wibowo budi utomo
K2515071
PTM 2015