HIJAUNYA
LERENG PEGUNUNGAN
Jilid 115
Cetakan Pertama
PENERBIT:
MURIA
YOGYAKARTA
Kolaborasi 2 Website :
dengan
Pelangi Di Singosari
/
Pembuat Ebook :
Sumber Buku Karya SH MINTARDJA
Scan DJVU : Ismoyo, Arema
Converter & Editor Ebook :
--???0dw0???Naskah ini untuk keperluan kalangan sendiri,
penggemar karya S.H. Mintardja dimana saja berada y ang
berkumpul di Web Pelangi Singosari dan Tiraikasih
Jilid 115
KI BEKEL PUN kemudian telah memberi isyarat kepada
para bebahu untuk melaksanakan perintahnya. Bahkan
katanya kemudian "Jika mereka melawan, buat mereka
menjadi jera.
meyakinkanmu?"
"Jangan membual lagi. Kau akan menjalani hukuman
disini, dihadapanku, orang yang berkuasa di padukuhan ini.
jawab Ki Bekel sambil menengadahkan wajahnya.
Mahisa Murti termangu-mangu sejenak. Namun ia tidak
mempunyai pilihan lain.
Sementara itu sikap Ki Bekel, para bebahu dan pemilik
kedai serta orang yang membuat tuak itu bagi Mahisa Murti
sudah keterlaluan. Ki Bekel tahu bahwa banyak orang yang
tidak sejalan dengan kebijak sanaannya tentang kedai dan tuak
itu. Namun Ki Bekel sama sekali tidak menghiraukannya.
Hatinya sama sekali tidak tergerak melihat anak-anak muda
yang menjadi mabuk, muntah-muntah kemudian tidur dimana
sa ja tubuhnya terbaring. Ki Bekel sama sekali tidak mau
memikirkan masa depan anak-anak muda itu.
Karena itu, maka bulat niat Mahisa Murti untuk membuat
hati Ki Bekel itu tergetar.
Karena itu, ketika orang yang akan m engambil sepotong
bambu itu melangkah maju lagi, Mahisa Murti berkata
"Cukup. Kau sudah berdiri terlalu dekat. Mundurlah. Jika aku
menghitung sampai tiga kau tidak mundur, maka kau akan
mengalami bencana. "
Orang itu kembali menjadi ragu-ragu. Namun Ki Bekel
berteriak pula "Cepat lakukan. Orang ini harus dipukuli
sampai jera. Pedangnya tidak akan kuasa mencegah keputusan
lagi.
Setelah makan dan
beristirahat sejenak, maka
Mahendra telah
mempersilahkan Mahisa
Murti dan kedua adik
angkatnya beri stirahat.
"Besok saja kita berbicara tentang hari-hari pernikahan
Mahisa Pukat sepekan lagi" berkata Mahendra.
Mahisa Murti mengangguk sambil menjawab "baik ay ah.
Bukankah tidak ada persoalan y ang menyimpang ?"
"Tidak " jawab Mahendra "semua berjalan sebagaimana
direncanakan. "
"Mahisa Murti mengangguk-angguk. Katanya Sokurlah.
Mudah-mudahan segalanya dapat berjalan dengan baik dan
selamat."
"Sejak besok Mahisa Pukat sudah tidak bertugas. Besok ia
sudah berada di rumah ini. Ia mendapat waktu setengah bulan
untuk melaksanakan pernikahannya. "
Mahisa Murti mengangguk-angguk. Sementara Mahisa
Semu bertanya dengan nada y ang jernih "Jadi besok kakang
Mahisa Pukat sudah tidak bertugas di Kasatrian lagi?"
"Untuk setengah bulan" jawab Mahendra.
Demikianlah, maka Mahisa Murti, Mahisa Semu dan
Mahisa Amping pun pergi ke pembaringan. Meskipun malam