Anda di halaman 1dari 5

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK

BAS No. 5 : PENGUNGKAPAN KEPEMILIKAN SAHAM SEHUBUNGAN


DENGAN MODAL SAHAM YANG DIPEROLEH KEMBALI
(TREASURY STOCK).
Ikhtisar : Interpretasi dalam Buletin Akuntansi Staf ini menyajikan pandangan staf
mengenai pengungkapan komposisi kepemilikan saham sebagai dampak modal saham
yang diperoleh kembali (treasury stock) perusahaan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
Tanggal Release : (berdasarkan tgl penerbitan)
Penjelasan Lebih Lanjut: Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan (62 21) 3857901;
Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa (62 21) 3857822; Biro Penilaian
Keuangan Perusahaan Sektor Riil (62 21) 3857823; Biro Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum (62 21) 3857902, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam dan LK) Jl. Lapangan Banteng Timur No. 1-4, Jakarta 10710.
Info Tambahan: Pernyataan dalam Buletin Akuntansi Staf bukan merupakan peraturan
atau interpretasi yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK atau mendapat persetujuan resmi
dari Bapepam dan LK. Pernyataan tersebut merupakan interpretasi dan praktik yang diikuti
oleh staf di Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa, Biro Penilaian Keuangan
Perusahaan Sektor Riil, dan Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan dalam melaksanakan
tugasnya.
BULETIN AKUNTANSI STAF NO. 5
Transaksi modal saham yang diperoleh kembali (treasury stock) yang dilakukan
perusahaan berakibat pada adanya perubahan proporsi kepemilikan saham perusahaan.
Perusahaan mengungkapkan dampak transaksi modal saham yang diperoleh kembali
tersebut terhadap komposisi kepemilikan saham dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Dalam prakteknya, ditemukan adanya perbedaan dalam cara pengungkapan hal tersebut
yang berpengaruh terhadap perhitungan proporsi kepemilikan pemegang saham
perusahaan.
Fakta :
Sebelum adanya transaksi modal saham yang diperoleh kembali, komposisi pemilikan
saham dalam Laporan Keuangan PT. A per 31 Desember 2005, adalah sebagai berikut:
Jumlah
Saham
Nama Pemegang Saham
PT X
Direksi/Komisaris Perusahaan
Lain-lain dengan pemilikan
dibawah 5%
Jumlah

Persentase
Pemilikan

500.000
200.000
3.300.000

12,5%
5,0%
82,5%

4.000.000

100%

Modal Ditempatkan dan


Disetor Penuh (Rp 000)
500.000
200.000
3.300.000
4.000.000

Pada bulan Juni 2006, PT A membeli kembali saham perusahaan yang telah beredar
sebanyak 500.000 lembar yang memiliki nilai nominal Rp 1.000 per lembar dengan harga
perolehan Rp 600 Juta. Perusahaan mencatat transaksi saham yang diperoleh kembali
dengan metode biaya perolehan (Cost Method).
Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat 2 (dua) cara pengungkapan proporsi kepemilikan
saham setelah terjadinya modal saham yang diperoleh kembali perusahaan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan yaitu sebagai berikut:
1. Pengungkapan secara Gross
Dengan cara ini, perusahaan mengungkapkan proporsi kepemilikan saham dengan tetap
memperhitungkan adanya treasury stock. Terdapat 2 (dua) variasi pengungkapan
secara gross yang dilakukan oleh perusahaan yaitu:
a)
Nama Pemegang Saham
PT X
Direksi/Komisaris Perusahaan
Lain-lain dengan pemilikan
dibawah 5%
Jumlah

Jumlah
Saham

Persentase
Pemilikan

Modal Ditempatkan dan


Disetor Penuh (Rp 000)

500.000
200.000
3.300.000

12,5%
5,0%
82,5%

500.000
200.000
3.300.000

4.000.000

100%

4.000.000

Bulan Juni 2006 PT A membeli kembali saham perusahaan yang telah beredar
sebanyak 500.000 lembar yang memiliki nilai nominal Rp 1.000 per lembar dengan
harga perolehan Rp 600 Juta.
b)
Nama Pemegang Saham
PT X
Direksi/Komisaris Perusahaan
Lain-lain dengan pemilikan
dibawah 5%
Sub Jumlah
Modal Saham yang diperoleh
Kembali
Jumlah

Jumlah
Saham

Persentase
Pemilikan

Modal Ditempatkan dan


Disetor Penuh (Rp 000)

500.000
200.000
2.800.000

12,5%
5,0%
70,0%

500.000
200.000
2.800.000

3.500.000
500.000

87,5%
12,5%

3.500.000
500.000

4.000.000

100%

4.000.000

PT A membeli kembali saham perusahaan yang telah beredar sebanyak 500.000


lembar dengan harga perolehan Rp 600 Juta.

2. Pengungkapan secara Neto


Dengan cara ini, perusahaan mengungkapkan proporsi kepemilikan saham dengan
tidak memperhitungkan adanya treasury stock.
Jumlah
Saham
Nama Pemegang Saham
PT X
Direksi/Komisaris Perusahaan
Lain-lain dengan pemilikan
dibawah 5%
Sub Jumlah
Modal Saham yang diperoleh
Kembali
Jumlah

Persentase
Pemilikan

Modal Ditempatkan dan


Disetor Penuh (Rp 000)

500.000
200.000
2.800.000

14,3%
5,7%
80,0%

500.000
200.000
2.800.000

3.500.000
500.000

100%

3.500.000
500.000

4.000.000

4.000.000

PT A membeli kembali saham perusahaan yang telah beredar sebanyak 500.000


lembar dengan harga perolehan Rp 600 Juta.
Pertanyaan :
Bagaimana cara pengungkapan yang tepat dari proporsi kepemilikan saham perusahaan
sehubungan dengan adanya transaksi modal saham yang diperoleh kembali dalam Catatan
atas Laporan Keuangan ?
Jawab :
Berkaitan dengan transaksi modal saham yang diperoleh kembali dan pengaruhnya
terhadap pengungkapan proporsi kepemilikan saham dalam Catatan atas Laporan
Keuangan perlu dipertimbangkan beberapa ketentuan yang terkait sebagai berikut:
1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
pasal 37 ayat 1 menyebutkan sebagai berikut:
Perseroan dapat membeli kembali saham yang telah dikeluarkan dengan
ketentuan ....
Selanjutnya dalam pasal 40 ayat (1) dan (2) disebutkan:
(1) Saham yang dikuasai Perseroan karena pembelian kembali, peralihan karena
hukum, hibah atau hibah wasiat, tidak dapat digunakan untuk mengeluarkan
suara dalam RUPS dan tidak diperhitungkan dalam menentukan jumlah kuorum
yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan Undang-undang ini dan/ atau
anggaran dasar.
(2) Saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berhak mendapat pembagian
dividen.
2. Dalam Paragraf 25 dan 41 PSAK No. 21 tentang Ekuitas dinyatakan sebagai berikut:
Paragraf 25:
Penyajian modal dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pada akta
pendirian perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan
keuangan yang ada

Paragraf 41:
Pengungkapan saham beredar yang diperoleh kembali meliputi :
a. saham beredar yg diperoleh kembali, metode cost, disajikan sebagai pengurang
jumlah modal. Lembar saham yang diperoleh kembali dan dipegang perusahaan
harus diungkapkan.
3. Dalam paragraf 5 PSAK 40 tentang Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak
Perusahaan/Perusahaan Asosiasi.
Transaksi yang mengubah persentase kepemilikan investor pada anak perusahaan
/perusahaan asosiasi:
a. Transaksi yang mengubah persentase kepemilikan investor pada anak
perusahaan/perusahaan asosiasi:
(1) Transaksi antara anak perusahaan/perusahaan asosiasi dengan investor:
(i) Anak perusahaan/perusahaan asosiasi menjual saham tambahan kepada
investor;
(ii) Anak perusahaan/perusahaan asosiasi memperoleh kembali saham beredar
yang dimiliki oleh investor;
(2) Transaksi antara anak perusahaan/perusahaan asosiasi dengan pihak ketiga
(selain investor):
(i) Anak perusahaan/perusahaan asosiasi menjual saham tambahan kepada
pihak ketiga
(ii) Anak perusahaan/perusahaan asosiasi memperoleh kembali saham beredar
yang dimiliki oleh pihak ketiga.
4. Dalam paragraf 15 PSAK No. 56 tentang Laba Per Saham dinyatakan sebagai berikut:
Jumlah modal saham dapat naik dengan adanya penerbitan saham atau turun
dengan adanya pembelian kembali saham (treasury stock)..
5. Dalam peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan, pada angka 3.b.3).(9) disebutkan Modal Saham Diperoleh Kembali
dinyatakan sebagai berikut:
Pos ini merupakan nilai saham perusahaan yang diperoleh kembali, yang disajikan
sebagai pengurang ekuitas.
Selanjutnya pada angka 4.b.3).d).(1) tentang Modal Saham disebutkan:
Yang harus diungkapkan antara lain:
(c) jika terjadi perubahan modal saham dalam tahun berjalan:
Metode pencatatan dan jumlah lembar saham yang diperoleh kembali, dalam hal
terjadi perolehan kembali saham yang telah diterbitkan.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas, modal saham yang diperoleh kembali akan
mempengaruhi proporsi kepemilikan saham investor. Saham yang diperoleh kembali
tidak dapat digunakan untuk mengeluarkan suara serta tidak diperhitungkan dalam
menentukan jumlah kuorum dalam RUPS serta tidak berhak memperoleh dividen.

Dengan demikian, pengungkapan komposisi kepemilikan saham secara gross tidak


memberikan informasi yang tepat tentang proporsi kepemilikan saham yang dimiliki
para pemegang saham beserta hak-hak yang melekat pada kepemilikan saham tersebut.
Sebaliknya, pengungkapan komposisi kepemilikan saham secara netto memberikan
gambaran yang lebih informatif mengenai pemegang saham perusahaan dan proporsi
kepemilikan sahamnya.
Oleh karena itu, agar memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada pembaca
laporan keuangan, pengungkapan komposisi kepemilikan saham yang terjadi setelah
adanya transaksi modal saham yang diperoleh kembali dilakukan secara netto.

Anda mungkin juga menyukai