2.
3.
Setelah terapi IFN dihentikan, IFN akan dieliminasi dari tubuh dalam
waktu 18-36 jam.
4.
Saat ini, efikasi IFN telah diperbaiki dengan mengganti IFN standar
dengan IFN terkonjugasi polietilen glikol (PEG-IFN, Pegylated-Interferon)
yang lebih lambat eliminasi IFN lewat ginjal sehingga meningkatkan waktu
paruh, menyebabkan konsentrasi plasma IFN lebih stabil, dan penurunan
frekuensi injeksi dari 3 x menjadi 1 x seminggu.
5.
Saat ini terdapat 2 macam PEG-IFN yang berbeda kualitas dan kuantitas
IFN terkonjugasi: 12 kDa PEG linear untuk IFN 2b dan 40 kDa rantai
cabang PEG untuk IFN 2a.
6.
PEG-IFN dua kali lebih baik dari pada non-PEG-IFN pada terapi HCV
kronik.
7.
Saat ini efikasi PEG-IFN sedang dievaluasi untuk terapi HBV kronik.
8.
9.
IFN- dalam kombinasi dengan ribavirin digunakan pada HCV.
Indikasi
Dosis. Infeksi HBV. Dewasa: 5 MU/hari atau 10 MU/hari; anak 6 MU/m 3
x/minggu selama 4-6 bulan.
Infeksi HCV. IFN- 2b monoterapi (3 MU subkutan 3 x/minggu). Umumnya
terapi berlangsung 6 bulan, bahkan sampai 8-12 minggu untuk respon yang
menetap. PEG-IFN 2a (180 g selama 48 minggu) yang memberikan respon
lebih baik dari non-PEG-IFN. Efikasi PEG-IFN lebih baik jika ditambah
ribavirin pada regimen terapinya.
HIV. IFN juga menunjukkan efek anti-retrovirus. IFN- (3 MU 3 x/minggu)
efektif untuk terapi trombositopenia oleh HIV yang disebabkan resistensi
terhadap terapi zidovudin.
Efek Samping
1.
2.
IFN juga dapat memperburuk pengobatan penyakit autoimun (tiroiditis)
Efek Biologis IFN
IFN
Alfa
Diproduksi Waktu
oleh
diproduksi
setelah
stimulasi
Leukosit 4-6 hari
Efek Biologis
1.
2.
Beta
Gamma Limfosit
2-3 hari
Antivirus,
Menghambat pertumbuhan sel normal
dan maligna
3.
4.
5.
1.
Antivirus,
2.
3.
4.
1.
Antivirus,
2.
3.
4.
5.
Lamivudin
Merupakan L-enantiomer analog deoksisitidin. Lamivudin dimetabolisme di
hepatosit menjadi bentuk trifosfat yang aktif. Lamivudin bekerja dengan cara
menghentikan sintesis DNA, secara kompetitif menghambat polymerase virus
(reverse transcriptase, RT). Lamivudin tidak hanya aktif terhadap HBV
wikdtype saja, namun juga terhadap varian precore/core promoter. Selain itu,
terbukti lamivudin dapat mengatasi hiperresponsivitas sel T sitotoksik pada
pasien yang terinfeksi kronik
Resistensi. Disebabkan adanya mutasi pada DNA polymerase virus.
Farmakokinetik. Bioavailabilitas oral lamivudin adalah 80%. C-max tercapai
dalam 0.5-1.5 jam setelah pemberian dosis. Lamivudin didistribusikan secara
luas dengan Vd setara dengan volume cairan tubuh. Waktu paruh plasma 9
jam dan 70% dosis diekskresikan dalam bentuk utuh di urin. sekitar 5%
lamivudin dimetabolisme menjadi bentuk tidak aktif. Pada insufisiensi ginjal
sedang, dosis perlu diturunkan. Trimetoprim menurunkan klirens renal
lamivudin
Indikasi. Infeksi HBV
Dosis.
1.
2.
3.
Lama terapi yang dianjurkan adalah 1 tahun pada pasien HBeAg (-) dan
>1 tahun pada pasien HBe (+)
Efek Samping.
1.
2.
Umumnya ditoleransi baik. Efek samping seperti fatigue, sakit kepala dan
mual. Pada dosis yang lebih besar (300 mg, untuk HIV) kecuali terapi
HBV, timbul asidosis laktat dan hepatomegali
Peningkatan ALT dan AST dapat terjadi pada 30-40% pasien. Biasanya
peningkatan ALT dan AST berhubungan dengan munculnya mutan HBV
yang resisten terhadap lamivudin.
Obat Antivirus untuk Influenza
Ribavirin
Mekanisme Kerja. Merupakan analog guanosin yang cincin purinnya tidak
lengkap. Setelah mengalami fosforilasi intrasel, ribavirin trifosfat mengganggu
tahap awal transkripsi virus, seperti proses capping dan elongasi mRNA, serta
menghambat sintesis ribonukleoprotein.
Resistensi. Saat ini belum ada resistensi terhadap ribavirin, namun pada
percobaan dengan menggunakan sel, terdapat sel-sel yang tidak dapat
mengubah ribavirin menjadi bentuk aktifnya.
Spektrum aktivitas. Virus DNA dan RNA, khususnya orthomyxovirus
(influenza A dan B), paramyxovirus (cacar air, respiratory syncytial virus-RSV)
dan arena virus (Lassa, Junin, dll)
Indikasi. Terapi infeksi RSV pada bayi dengan risiko tinggi. Ribavirin
digunakan dalam kombinasi dengan IFN- atau PEG-IFN- pada terapi HCV
Dosis. Peroral, 800-1200 mg/hari untuk terapi HCV; atau dalam bentuk aerosol
(larutan 20 mg/ml)
Efek Samping.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Daftar Pustaka
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2009. Farmakologi dan Terapi
Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI