Anda di halaman 1dari 15

Konsep perhitungan dengan metode VLSM adalah memberikan suatu network

address lebih dari satu subnet mas. Berbeda dengan konsep CIDR dimana
suatu network ID hanya memiliki satu subnet mask saja. Manfaat dari VLSM
adalah mengurangi jumlah alamat yang terbuang percuma.

Misalkan di suatu perusahaan terdapat beberapa divisi dengan jumlah tiap


divisi berbeda-beda. Divisi programmer terdiri dari 20 orang, divisi database
10 orang, divisi maintenance 40 orang. Dengan metode CIDR kita tentu saja
harus menggunakan satu subnet mask, yaitu subnet mask untuk divisi yang
paling besar (divisi maintenance) yaitu /26. Tentu saja penggunaan subnet
mask /26 dengan jumlah host 62 untuk divisi database yang hanya
membutuhkan jumlah host 10 menyisakan 52 host yang tidak terpakai.
Dengan VLSM setiap divisi dapat diberikan subnet mask sesuai dengan
kebutuhan sebanyak jumlah pegawainya.

Berikut table perhitungan jumlah host dari setiap subnetmask untuk


mempermudah perhitungan.
NetMaskDesimal

NetMaskBiner

Format CIDR

Jumlah Host

255.255.255.0

11111111.11111111.11111111.00000000

/24

254

255.255.255.128

11111111.11111111.11111111.10000000

/25

126

255.255.255.192

11111111.11111111.11111111.11000000

/26

62

255.255.255.224

11111111.11111111.11111111.11100000

/27

30

255.255.255.240

11111111.11111111.11111111.11110000

/28

14

255.255.255.248

11111111.11111111.11111111.11111000

/29

255.255.255.252

11111111.11111111.11111111.11111100

/30

Untuk lebih jelasnya mari kita buat perhitungan VLSM untuk contoh soal
diatas dengan network address 10.10.10.0/24. Berikut step2nya :

1. Tentukan jumlah host yang paling banyak digunakan divisi


maintenance 40 orang

Bagaimana cara menentukan subnetmask nya ? cara cepatnya tinggal


melihat table diatas. Dimana jawabannya adalah jumlah terdekat yang lebih
besar dari 40 yaitu 62. Subnet masknya berarti /26.

Perhitungan IP yang bisa digunakan /26 :


Subnet
First host

10.10.10.0 10.10.10.64 10.10.10.128


10.10.10.1

10.10.10.65 10.10.10.129

10.10.10.192
10.10.10.193

Last host
10.10.10.62 10.10.10.126
10.10.10.254

10.10.10.190

Broadcast
10.10.10.63 10.10.10.127
10.10.10.255

10.10.10.191

Untuk host 40, kita menggunakan IP address 10.10.10.0/26

Network 10.10.10.0

Ip range 10.10.10.1 10.10.10.62

Broadcast 10.10.10.63

2.

Tentukan jumlah host terbanyak kedua divisi programmer 20 orang

Dari table diatas kita tentukan subnet mask nya /27 dengan 30 host.

Karena divisi maintenance sudah menggunakan Ip 10.10.10.0/26, maka kita


akan menggunakan IP dibawahnya yang belum dipergunakan yaitu
10.10.10.64/26. Seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet masknya
menjadi /27 (255.255.255.224).

Perhitungan IP yang bisa digunakan (/27)


Subnet

10.10.10.64 10.10.10.96 10.10.10.128


10.10.10.194

10.10.10.160

First host

10.10.10.65 10.10.10.97 10.10.10.129


10.10.10.195

10.10.10.161

Last host
10.10.10.94 10.10.10.126
10.10.10.158
10.10.10.190

10.10.10.224
broadcast
10.10.10.95 10.10.10.127
10.10.10.159
10.10.10.191

10.10.10.225

Untuk 20 host kita menggunakan IP address 10.10.10.0/27

Network 10.10.10.64

Ip range 10.10.10.65 10.10.10.94

Broadcast 10.10.10.95

3.

Subnet mask terakhir adalah divisi database dengan jumlah 10 orang

Dari table kita tentukan subnetting yang terpenuhi adalah /28 dengan jumlah

14 host.

Karena divisi sebelumnya sudah menggunakan IP 10.10.10.64/27, maka kita


akan menggunakan IP dibawahnya yang belum terpakai yaitu
10.10.10.96/27. Seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet masknya
menjadi 255.255.255.240.

Perhitungan IP yang bisa digunakan (/28):


10.10.10.96 10.10.10.112

10.10.10.128

10.10.10.241

10.10.10.97 10.10.10.113

10.10.10.129

10.10.10.242

10.10.10.110
10.10.10.126
10.10.10.255

10.10.10.142

10.10.10.111
10.10.10.127
10.10.10.256

10.10.10.143

Untuk 10 host kita menggunakan IP address 10.10.10.0/28

Network 10.10.10.96

Ip range 10.10.10.97 10.10.10.110

Broadcast 10.10.10.111

==============================================
=============================
CIDR (Classless Inter-Domain Routing)

Classless Inter-Domain Routing (CIDR) adalah metodologi pengalokasian


alamat IP dan routing paket Internet Protocol.CIDR diperkenalkan pada tahun
1993 untuk menggantikan arsitektur pengalamatan sebelumnya dari desain
jaringan classful di Internet dengan tujuan untuk memperlambat
pertumbuhan tabel routing pada router di Internet, dan untuk mengatasi
kelemahan pengalamatan IPv4. CIDR juga merupakan sebuah cara alternatif
untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi
ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai
supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien
dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP
jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem
yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat
IP yang tidak digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis
mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah
jumlah yang sangat besar.

Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang


memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali
ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR
dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP
yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara
yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap
jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya
hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.

Berikut contoh perhitungan secara CIDR (Classless Inter-Domain Routing).

1. Diketahui : Network awal adalah 172.16.16.0/22


Ditanyakan : Buat menjadi 3 subnetwork !
Jawab:
> Tentukan range network awal :
Jumlah IP awal= 2^10 = 1024 IP
Jadi jaraknya 172.16.16.0 s/d 172.16.19.155
> Tentukan panjang setiap subnetwork:
Panjang subnet= Jumlah host/IP awal : jumlah subnet

Panjang subnet= 1024:4 = 256


Jadi panjang setiap subnetwork-nya adalah 256 host setara dengan masking /
24
> Berikan alokasi IP Address untuk setiap subnetworknya:
1. 172.16.16.0/24 - 172.16.16.255/24
2. 172.16.17.0/24 - 172.16.17.255/24
3. 172.16.18.0/24 - 172.16.18.255/24
4. 172.16.19.0/24 - 172.16.19.255/24

2. Diketahui : network awal adalah 172.16.16.0/22


Ditanyakan : Tentukan alokasi subnetwork yang masing-masing terdiri dari 75
host !
Jawab:
> Tentukan range network awal:
Jumlah IP/host awal= 2^10= 1024 IP/host
Jadi range network-nya 172.16.16.0 s/d 172.16.19.255
> Tentukan Jumlah subnetwork-nya:
Jumlah subnet= Jumlah host awal:Jumlah host pada setiap subnet
Jumlah subnet= 1024:128= 8
Jadi Jumlah subnet yang akan dibuat adalah 8 subnetwork dengan masing2
128 host setara dengan masking /25
> Alokasi IP Address subnetwork-nya:
1. 172.16.16.0/25 - 172.16.16.127/25
2. 172.16.16.128/25 - 172.16.16.255/25
3. 172.16.17.0/25 - 172.16.17.127/25
4. 172.16.17.128/25 - 172.16.17.255/25
5. 172.16.18.0/25 - 172.16.18.127/25

6. 172.16.18.128/25 - 172.16.18.255/25
7. 172.16.19.0/25 - 172.16.19.127/25
8. 172.16.19.128/25 - 172.16.19.255/25

3. Diketahui: network awal adalah 192.168.128.0/25


Ditanyakan: Buat menjadi 2 subnetwork !
Jawab:
> Tentukan range network awal:
Jumlah IP/host awal= 2^7=128
Jadi range-nya 192.168.128.0 s/d 192.168.128.127
> Tentukan panjang setiap subnetwork
Panjang subnet=128:2=64
Jadi tiap subnetwork panjang-nya 64 IP setara dengan masking /26
> Alokasi IP Address subnetwork-nya:
1. 192.168.128.0/26 - 192.168.128.63/26
2. 192.168.128.64/26 - 192.168.128.127/26

4. Diketahui: network awal adalah 192.168.128.0/25


Ditanyakan: Tentukan alokasi subnetwork yang masing - masing terdiri dari
30 host !
Jawab:
> Tentukan range network awal:
Jumlah IP awal = 2^7=128
Jadi range-nya 192.168.128.0 s/d 192.168.128.127
> Tentukan jumlah subnetwork-nya:
Jumlah subnet=Jumlah host awal:Jumlah host setiap subnet
Jumlah subnet= 128:32= 4

Jadi jumlah subnetnya 4 dan setara dengan masking /27


> Alokasi IP Address tiap subnet:
1. 192.168.128.0/27 - 192.168.128.31/27
2. 192.168.128.32/27 - 192.168.128.63/27
3. 192.168.128.64/27 - 192.168.128.95/27
4. 192.168.128.96/27 - 192.168.128.127/27

5. Diketahui: network awal adalah 162.16.20.0/27


Ditanyakan: Buat menjadi 2 subnetwork?!
Jawab:
> Tentukan range network awal:
IP awal=2^5=32
Jadi range-nya 162.16.20.0 s/d 162.16.20.31
> Tentukan panjang setiap subnetwork
Panjang subnet=Jumlah host awal:Jumlah subnet
Panjang subnet= 32:2=16
Jadi tiap subnet panjangnya adalah 16 IP setara dengan masking /28
> Alokasi IP Address tiap subnetwork:
1. 162.16.20.0/28 - 162.16.20.15/28
2. 162.16.20.16/28 - 162.16.20.31/28

*Penjelasan:
1. Kelemahan menggunakan CIDR adalah ada subnet ataupun host yang
tidak terpakai (mubazir). Contohnya pada soal nomor 1, yang diminta adalah
3 subnetwork. Tapi kenyataannya dengan cara CIDR kita hanya bisa
membuat jumlah subnetwork ke kelipatan 2 selanjutnya yaitu 4. Sehingga
ada 1 subnetwork yang tidak terpakai.

Variabel Length Subnet Masks (VLSM)

Sebagai contoh untuk memahami mengenai VLSM kita lihat contoh berikut:

Sebuah jaringan kelas C dipecah menjadi delapan subnet yang sama ukuran,
namun masing-masing subnet tidak memanfaatkan semua alamat host yang
tersedia, sehingga menghasilkan ruang alamat yang tidak terpakai.

skema subnetting dengan penggunaan VLSM, diberikan:

NetA: 14 host

NetB: 28 host

NetC: 2 host

NetD: 7 host

NetE: 28 host

Selanjutnya kita tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host:

netA: membutuhkan / 28 (255.255.255.240) untuk mendukung 14 host

netB: membutuhkan / 27 (255.255.255.224) untuk mendukung 28 host

netC: membutuhkan / 30 (255.255.255.252) untuk mendukung 2 host

netD: membutuhkan / 28 (255.255.255.240) untuk mendukung 7 host

netE: membutuhkan / 27 (255.255.255.224) untuk mendukung 28 host

Cara termudah untuk menetapkan subnet adalah untuk menetapkan terbesar


pertama. Sebagai contoh, Anda dapat menetapkan cara ini:

netB: host rentang alamat 204.15.5.0/27 1 sampai 30

netE: host 204.15.5.32/27 Kisaran alamat 33-62

netA: host 204.15.5.64/28 Kisaran alamat 65-78

netD: host 204.15.5.80/28 Kisaran alamat 81-94

netC: host 204.15.5.96/30 Kisaran alamat 97-98

Hal ini dapat direpresentasikan secara grafis seperti yang ditunjukkan pada
gambar berikut:

Maka, VLSM membantu mengefesiensikan lebih dari setengah ruang alamat.


Selain itu VLSM juga berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh
berbagai jaringan subnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets
192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat
diringkas menjadi 192.168.8.0/21.

Manfaat CIDR dan VLSM

1. CIDR (Classless Inter-Domain Routing)

CIDR adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat


IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas
D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan
mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli,
yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.

Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut
meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan. Sebagai contoh,
alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer
yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar.

Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang


memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali
ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan.

CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat


IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara
yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap
jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya
hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.

2. VLSM (Variable Length Subnet Masking)

VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM


dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam
clasik subneting, subnet zeroes, dan subnetones tidak bias digunakan. selain
itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.

Manfaat dari VLSM adalah memberbaiki kekurangan metode conventional


subnetting. Dalam subnetting tradisional, semua subnet mempunyai
kapasitas yang sama. Ini akan menimbulkan masalah ketika ada beberapa
subnet yang jauh lebih besar daripada yang lain atau sebaliknya. Sedangkan
pada metode subnetting VLSM semua subnet tidak harus mempunyai
kapasitas yang sama, jadi bias disesuaikan dengan kebutuhan kita.

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang


berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet
mask.

Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat


berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya
dapat memenuhi persyaratan ;
1. Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi
mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP,
IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP
1-2),
2. Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung
metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.

Contoh Penerapan VLSM

misal : 130.20.0.0/20

Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20

Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0
kemudian :
- Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai16 diambil dari hasil
perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
- Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan
ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak
menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
Dst sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24

- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu

130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun
oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi8 blok kelipatan dari
32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
http://www.blogger.com/img/blank.gif
untuk lebih jelasnya bisa mendownload materi pada lampiran
Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Cidr

http://en.wikipedia.org/wiki/CIDR
http://www.cisco.com/en/US/tech/tk365/technologies_tech_note09186a00800
a67f5.shtml#vlsmexample

Untuk belajar lebih dalam anda dapat mendownload file dibawah ini :

Anda mungkin juga menyukai