PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam era situasi hyper competition seperti sekarang ini yang dialami oleh
setiap perusahaan, baik perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, perdagangan
maupun jasa, senantiasa perlu memerhatikan mengenai keunggulan bersaing
perusahaan yang sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam memberikan
superior value yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan pesaingnya. Untuk itu,
maka pemahaman terhadap apa yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan
pelanggan mutlak dilakukan oleh pimpinan perusahaan untuk memuaskan pelanggan.
Masalah pemasaran hakekatnya tidak hanya diarahkan untuk memuaskan
pelanggan melainkan juga ditujukan untuk memengaruhi keputusan pembelian
konsumen, sehingga keputusan pembelian konsumen mempunyai suatu momen
yang penting dalam aktivitas perusahaan. Oleh karena itulah keputusan pembelian
merupakan titik pokok dalam proses pencarian dan evaluasi atas beberapa alternatif
yang ada guna dapat menentukan pembelian yang nyata atas suatu produk.
Melihat pentingnya keputusan pembelian maka Fausi Arman (2010) meneliti
faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pembelian laptop merek Acer pada
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan. Hasil penelitian yang
dilakukan menemukan bahwa kualitas, merek, dan promosi berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian laptop merek Acer.
dengan
perusahaan
industri
semen
lainnya,
seperti
perusahaan
PT. Semen Bosowa Maros dan PT. Semen Tiga Roda maka perusahaan perlu
melakukan
evaluasi
mengenai
faktor-faktor
yang
memengaruhi
konsumen
pembelian semen yang diproduksi oleh PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat tema ini lebih jauh dengan
memilih judul skripsi sebagai berikut : Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Konsumen Terhadap Pembelian Semen Pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten
Pangkep.
1.2 Masalah Pokok
Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : Faktor-faktor yang memengaruhi konsumen terhadap pembelian semen
pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang memengaruhi konsumen terhadap
pembelian semen pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.
2. Untuk menganalisis tanggapan konsumen melalui kualitas produk, citra merek,
harga dan promosi terhadap pembelian semen tonasa.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dengan diadakannya penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, penelitian ini memberikan masukan bagi perusahaan dalam
mengetahui persepsi konsumen terhadap pembelian semen melalui nilai produk,
citra merek, harga dan promosi yang digunakan sehingga berpengaruh terhadap
keputusan pembelian
2. Bagi penulis, penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan dalam
bidang yang diteliti dan memperdalam pengetahuan dalam manajemen pemasaran
khususnya mengenai persepsi konsumen terhadap pembelian semen.
3. Bagi pihak lain, penelitian ini bermanfaat sebagai informasi tambahan untuk
penelitian lebih lanjut.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis membahasnya ke dalam enam bab yang
diperincikan sebagai berikut:
Bab pertama pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, masalah
pokok, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.
Bab kedua tinjauan pustaka yang berisikan pengertian persepsi, pengertian
perilaku konsumen, persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian, keputusan
pembelian, kerangka pikir, hipotesis.
Bab ketiga metode penelitian yang terdiri dari daerah dan waktu penelitian,
metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, definisi
operasional variabel, metode analisis.
Bab keempat gambaran umum penelitian yang terdiri dari sejarah berdirinya
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, uraian tugas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Persepsi Konsumen
Ketika kita sedang berjalan-jalan di mall, sering kali tercium bau yang lezat
dan enak serta sangat merangsang selera makan kita. Apa yang kita rasakan ini
menimbulkan persepsi bahwa di sekitar tempat kita berjalan-jalan pasti ada restoran
yang masakannya enak. Meskipun dalam kenyataannya belum tentu, tetapi itulah
yang ada dipikiran kita. Kalau kita bertanya kepada teman, obat flu apa yang
membuat orang ngantuk dan bisa kerja terus, teman kita akan menjawab sana flu.
Kalau kita menyatakan kepada para ibu-ibu alat elektronik mana di antara merk yang
ada yang mutunya baik akan menjawab Sony, meskipun untuk produk tape recorder,
si ibu itu belum pernah membuktikan bahwa untuk produk tersebut memang mutunya
bagus. Mengapa hal demikian terjadi? Mengapa terdapat persepsi seperti itu
pada konsumen? Inilah sebuah kotak hitam yang pada konsumen yang harus bisa
diungkap dan dipahami oleh pemasar.
Pemahaman terhadap persepsi dan proses yang terkait sangat penting bagi
pemasar dalam upaya membentuk persepsi yang tepat. Terbentuknya persepsi yang
tepat pada konsumen menyebabkan mereka mempunyai kesan dan memberikan
penilaian yang tepat. Berdasarkan persepsi inilah konsumen, tertarik dan membeli.
Dua produk makanan yang bentuk, rasa dan kandungannya sama dapat dipersepsikan
berbeda, begitu konsumen melihat merknya berbeda.
iklan, melihat orang lain, mencium bau sedap dan sebaliknya, atau menyentuh
sesuatu barang barang, ia mendapat masukan informasi.
Assael (1995) dalam Sodik (2003) menyebutkan bahwa persepsi terhadap
suatu produk melalui proses itu sendiri terkait dengan komponennya (kemasan,
bagian produk, bentuk) serta komunikasi yang ditunjukkan untuk memengaruhi
perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui latar kata-kata, gambar dan
simbolisasi atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk (harga,
tempat, penjualan, dampak dari negara pejualan). Informasi yang diperoleh dan
diproses konsumen akan membentuk preferensi (pilihan) seseorang terhadap suatu
obyek. Preferensi akan membentuk sikap konsumen terhadap suatu obyek, yang pada
gilirannya akan sikap ini seringkali secara langsung akan memengaruhi apakah
konsumen akan membeli suatu produk atau tidak.
Persepsi produk/pesan tertuju pada produk yang dibuat dalam komunikasi.
Perhatian berfokus pada dua tipe respon yaitu argumen yang mendukung (support
argument) dan argumen yang menentang (counter argument) (Belch dan Belch,
1995). Counter argument merupakan persepsi konsumen yang berkebalikan dengan
pesan dalam iklan. Konsumen akan mengekspresikan ketidakyakinan dan
ketidaksetujuan terhadap klaim dalam iklan mengenai produk. Konsumen lain ada
yang mendukung argumen atau berpersepsi bahwa konsumen setuju atau sependapat
dengan klaim dalam iklan. Argumen yang menolak berhubungan secara negatif
dengan penerimaan pesan, semakin menolak pesan yang disampaikan maka
penerimaan pesan juga akan semakin minimal. Sehingga indikasi bahwa pemrosesan
informasi iklan berjalan efektif bila seorang konsumen memberikan argumen yang
mendukung (support argument). Assael (1995) dalam Sodik (2003) menyebutkan
bahwa persepsi terhadap suatu produk melalui proses itu sendiri terkait dengan
komponennya (kemasan, bagian produk, bentuk) serta komunikasi yang ditunjukkan
untuk memengaruhi perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui latar
kata-kata, gambar dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan
produk (harga, tempat, penjualan, dampak dari negara pejualan). Persepsi mengenai
pesan/produk yang telah terbentuk setelah konsumen sasaran menyaksikan
penayangan iklan akan membentuk sikap mereka terhadap merek yang akan
memengaruhi minat beli secara tidak langsung.
2.2 Pengertian Perilaku Konsumen
Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi
yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu
perusahaan perlu
memahami
atau mempelajari
perilaku konsumen
dalam
10
(2008 : 10). Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa,
pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan seperti
apa (what) yang dibeli, dimana membeli (where), bagaimana kebiasaan (how often)
membeli dan dalam keadaan apa (under what condition) barang-barang dan jasa-jasa
dibeli. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran perlu didukung pemahaman yang
baik mengenai perilaku konsumen, karena dengan memahami perilaku konsumen
perusahaan dapat merancang apa saja yang diinginkan konsumen.
Menurut teori ini setiap konsumen akan berusaha mendapatkan kepuasan
maksimal, dan konsumen akan meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk
untuk jangka waktu yang lama, bila ia telah mendapatkan kepuasan dari produk yang
sama yang telah dikonsumsikannya. Dalam hal ini, kepuasan yang didapatkan
sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran
yang sama untuk beberapa produk lain, melalui suatu perhitungan yang cermat
terhadap konsekuensi dari setiap pembelian.
Para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa
yang dibutuhkannya, apa seleranya, dan bagaimana ia mengambil keputusan,
sehingga pemasar dapat memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan memungkinkan
pemasar dapat memengaruhi keputusan konsumen, sehingga konsumen mau membeli
apa yang ditawarkan oleh pemasar. Persaingan yang ketat antar merek menjadikan
konsumen memiliki posisi yang semakin kuat dalam posisi tawar menawar.
11
12
b.
konsumen
menggambarkan
bagaimana
konsumen
membuat
13
14
Hyundai lebih mulus, lebih kencang, dan lebih tahan lama. Tetapi kita dapat
mengatakan bahwa baik Lexus maupun Hyundai menghantarkan kesesuaian
kualitas yang sama, jika semua unit masing-masing menghantarkan kualitas yang
diinginkan. (Kotler, 2008 : 143).
Menurut Mantan pemimpin GE, John F. Welch Jr, dikutip oleh Kotler (2008 : 143)
mengemukakan bahwa kualitas adalah jaminan terbaik kami atas loyalitas
pelanggan, pertahanan terkuat kami menghadapi persaingan luar negeri, dan satu
satunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan dan penghasilan. Dorongan
untuk menghasilkan barang bermutu tinggi di pasar dunia menyebabkan sejumlah
negara dan kelompok negara mengakui atau memberikan penghargaan kepada
perusahaan yang menunjukkan praktek kualitas terbaik.
2. Harga
Pengusaha perlu memikirkan tentang penetapan harga jual produknya secara tepat
karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak menarik para pembeli untuk
membeli barang tersebut. Penetapan harga jual barang yang tepat tidak selalu
berarti bahwa harga haruslah ditetapkan rendah atau serendah mungkin. Sering di
jumpai bahwa apabila harga barang tertentu itu rendah maka banyak konsumen
justru tidak senang karena dengan harga yang murah itu maka semua orang dapat
memakai barang tersebut. Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix
yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur
biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih
banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan
15
16
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
4. Distribusi
Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang
mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen. Saluran distribusi
penting, karena barang yang telah dibuat dan harganya sudah ditetapkan itu masih
menghadapi masalah, yakni harus disampaikan kepada konsumen. Pada penyalur
dapat menjadi alat bagi perusahaan untuk mendapatkan umpan balik dari
konsumen di pasar. Penentuan jumlah penyalur juga merupakan masalah yang
penting untuk dipertimbangkan, dalam kasus-kasus tertentu disesuaikan dengan
sifat produk yang ditawarkan. Barang kebutuhan sehari-hari, misalnya
membutuhkan banyak penyalur, sedangkan barang-barang berat seperti peralatan
industri tidak demikian. Kesalahan dalam menentukan jumlah penyalur akan
mendatangkan persoalan baru bagi perusahaan. Bila jumlah penyalur terlalu
sedikit menyebabkan penyebaran produk kurang luas, sedangkan jumlah penyalur
yang terlalu banyak mengakibatkan pemborosan waktu, perhatian, dan biaya.
Karena itu manajer pemasaran perlu berhati-hati dalam menyeleksi dan
menentukan jumlah penyalur. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003 : 114)
mengemukakan bahwa distribusi adalah suatu jaringan dari organisasi dan fungsifungsi yang menghubungkan produsen kepada konsumen akhir.
17
18
produk perlu diketahui oleh marketer, karena diantara mereka ini terkadang justru
menjadi faktor pendorong yang sangat kuat bagi pengambil keputusan pembelian.
Sejumlah orang yang memiliki keterlibatan dalam keputusan pembelian, adalah
sebagai berikut :
1.
Initiator adalah orang yang pertama kali menyadari adanya kebutuhan yang
belum terpenuhi dan berinisiatif mengusulkan untuk membeli produk tertentu.
2.
Influencer adalah orang yang sering berperan sebagai pemberi pengaruh yang
karena pandangan, nasehat atau pendapatnya memengaruhi keputusan pembelian.
3.
4.
5.
dalam satu keluarga peran di atas dimainkan oleh anak, ibu dan lebih dominan
ditentukan oleh seorang bapak, maka pesan komunikasi pemasaran harus diarahkan
pada yang lebih dominan sebagai pengambil keputusan akhir untuk menentukan
pembelian.
Keterlibatan psikologis dalam proses pengambilan keputusan pembelian itu
berbeda-beda, sesuai dengan sifat keputusan itu sendiri, yaitu pengambilan keputusan
19
Harga (X3)
Promosi (X4)
Keputusan pembelian
(Y)
20
21
Keterangan :
PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep adalah merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang industri semen merek Tonasa, dimana dalam menjalankan
aktivitas usahanya maka perusahaan perlu mengetahui pemahaman terhadap persepsi
dan proses yang terkait sangat penting bagi pemasar dalam upaya membentuk
persepsi yang tepat. Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan
mereka mempunyai kesan dan memberikan penilaian yang tepat. Berdasarkan
persepsi inilah konsumen tertarik dan membeli, dimana terdapat empat variabel
dalam mengukur persepsi konsumen terhadap pembelian semen, yang meliputi : nilai
kualitas produk, citra merek, harga dan promosi. Keempat variabel tersebut perlu
diperhatikan oleh perusahaan sehingga berpengaruh terhadap pembelian semen yang
diproduksi oleh PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.
2.6 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1. Diduga bahwa kualitas produk, citra merek, harga dan promosi berpengaruh
terhadap keputusan pembelian semen pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten
Pangkep.
H2. Diduga bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
semen pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.
22
H3. Diduga bahwa citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian semen
pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.
H4. Diduga bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian semen pada
PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.
H5. Diduga bahwa promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian semen
pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Daerah dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep. Dalam
pelaksanaan penelitian, penulis mengumpulkan data melalui penyebaran kuesioner
kepada developer dan kepada distributor. Sedangkan waktu penelitian yang
direncanakan memakan waktu kurang lebih tiga bulan lamanya dimulai dari bulan
Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2012.
3.2 Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui :
a. Kuesioner atau daftar pertanyaan adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang
disusun oleh peneliti yang berisikan pertanyaan tentang variabel-variabel yang
di teliti.
b. Studi dokumen yaitu pengumpulan data dan informasi dari buku-buku dan internet
yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.3 Sumber Data
Sumber data yang dikemukakan dalam penelitian ini bersumber dari :
1. Data primer merupakan data yang diperoleh dari responden secara langsung di
lokasi penelitian. Berdasarkan masalah dalam penelitian ini, data diperoleh
langsung dari responden dengan memberikan kuesioner yang berisi pertanyaanpertanyaan tentang variabel-variabel yang diteliti.
24
2. Data sekunder
25
2. Citra merek (X2), merupakan keseluruhan persepsi atau sikap yang berupa
keyakinan dan preferensi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan
pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Diukur dengan menggunakan skala
likert yakni : sangat tidak setuju =1, tidak setuju = 2, cukup setuju = 3, setuju = 4
dan sangat setuju = 5.
3. Harga (X3), merupakan nilai yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh
produk. Diukur dengan menggunakan skala likert yakni : sangat tidak
setuju = 1, tidak setuju = 2, cukup setuju = 3, setuju = 4 dan sangat setuju = 5.
4. Promosi (X4), merupakan informasi mengenai produk yang ditawarkan oleh
produsen. Diukur dengan menggunakan skala likert yakni : sangat tidak setuju =1,
tidak setuju = 2, cukup setuju = 3, setuju = 4 dan sangat setuju = 5.
5. Keputusan pembelian merupakan sikap atau upaya dari konsumen untuk
mendapatkan
produk
yang
diinginkan
dan
memutuskan
membeli
dan
26
27
Scatterplot yang dilihat adalah titik-titik yang menyebar secara acak tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka nol pada sumbu Y.
28
6) Pengujian hipotesis
Pembuktian hipotesis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik,
sebagai berikut :
a. Uji serempak ( Uji F) untuk pengujian hipotesis pertama
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebasnya secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan Ftabel pada
derajat kesalahan 5% dalam arti ( = 0.05). Apabila nilai Fhitung dari nilai
Ftabel, maka berarti variabel bebasnya secara bersama-sama memberikan
pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat atau hipotesis pertama
sehingga dapat diterima.
b. Uji Parsial (Uji t) untuk pengujian hipotesis kedua
Uji ini adalah untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat apakah bermakna atau tidak. Pengujian
dilakukan dengan membandingkan antara nilai thitung masing-masing variabel
bebas dengan nilai ttabel dengan derajat kesalahan 5% dalam arti ( = 0.05).
Apabila nilai thitung ttabel, maka variabel bebasnya memberikan pengaruh
bermakna terhadap variabel terikat.
29
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Berdirinya dan Tujuan Perusahaan
PT. Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan Timur
Indonesia. Sejak awal perseroan telah menetapkan diri untuk membawa kehidupan
bangsa menjadi lebih berarti melalui kontribusi terhadap pembangunan Nasional
komitmen ini telah menjadi fokus utama perseroan selama masa operasionalnya
hingga masa yang akan datang.
Diawali
Permusyawaratan
pada
tahun
1960,
Perwakilan
Rakyat
melalui
keputusan
Sementara)
Republik
MPRS
(Majelis
Indonesia
No.
30
Tonasa ditetapkan sebagai badan usaha Milik Negara yang berbentuk perusahaan
Umum (Perum) kemudian, dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.1
tahun 1975 tanggal 9 Januari tahun 1975 bentuk Perum tersebut diubah menjadi
perseroan (persero).
Dalam rangka memenuhi kebutuhan semen yang semakin meningkat serta
perkembangan kehidupan bangsa yang semakin maju, berdasarkan persetujuan
Bappenas No.032/XC-LC/B.V/76 dan No.2854/D.I/IX/76 tanggal 2 September 1976,
dibangun pabrik semen Tonasa unit II.
Pabrik yang merupakan hasil kerja sama pemerintah Indonesia dengan
Pemrintah Kanada ini beroperasi pada tahun 1980 dengan kapasitas 510.000 ton
semen pertahun, kemudian dioptimalisasi menjadi 590.000 ton semen per tahun pada
tahun 1991. Pabrik semen tonasa unit II terletak di Desa Biringere, Kecamatan
Bungoro Kabupaten pangkep, yang berjarak sekitar 23 km dri pabrik semen Tonasa
unit I.
Setelah pabrik semen Tonasa unit II pada tahun 1982, berdasarkan persetujuan
Bappenas No.32 XC-LC/B.V/1981 dan No.2177/WK/10/1981 tanggal 30 Oktober
1981 dilakukan perluasan dengan membangun pabrik semen Tonasa Unit III yang
berada dilokasi yang sama dengan pabrik semen Tonasa Unit II pabrik yang
berkapasitas 590.000 ton semen per tahun ini ini merupakan kerja sama antara
Pemerintah Jerman barat. Pabrik selesai pada akhir tahun 1984 dan diresmikan oleh
Presdine Soeharto pada tanggal 3 April 1985.
31
empat
dekade
perseroan
memberikan
kontribusinya
untuk
32
33
34
35
Dewan Direksi
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan PT. Semen Tonasa (Persero) diurus
dan dipimpin oleh direksi dari seorang Direktur Utama dibantu tiga orang direktur
lainnya. Dalam menjalankan tugasnya Dewan Direksi bertanggung jawab
sekaligus diawasi oleh Dewan Komisaris sebagai wakil pemegang saham.
Dewan Direksi diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
dengan lama masa jabatan 5 tahun. Dewan Direksi terdiri atas :
a) Direktur Utama
Direktur Utama bertanggung jawab atas kelancaran jalannya perusahaan.
Direktur Utama juga mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap bidangbidang yang mendapat pengawasan secara langsung yaitu bidang umum,
bidang sumber daya manusia, bidang satuan pengawas intern dan bidang
usaha sampingan (Yayasan Dana Pensiun dari Hari Tua, YKST, PT. PKM,
Koperasi, Dharma Wanita, Bengkel Kendari) serta perwakilan Jakarta.
b) Direktur Keuangan dan Komersial
Bertanggung jawab atas semua aktivitas perusahaan. Tugas Direktur
Keuangan dan Komersial adalah :
36
1)
2)
3)
c) Direktur Produksi
Tugas Direktur Produksi adalah :
1)
2)
Terselenggaranya semua aktivitas perencanaan pelaksanaan proyekproyek perluasan termasuk di dalamnya pengurusan sumber dana untuk
proyek-proyek yang dimaksud.
37
2)
2.
b.
Departemen Umum
Bertugas menyelenggarakan kegiatan yang bersifat umum, pengamanan
instalasi dan kompleks perusahaan, pengurusan masalah tanah dan izin, serta
kegiatan yang menyangkut hukum dan kesekretariatan.
c.
d.
Departemen Pemasaran
Bertugas merencanakan perencanaan dan analisis pasara untuk kelancaran
pemasaran dan distribusi semen. Disamping itu, bertanggung jawab terhadap
38
Departemen Logistik
Bertugas merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi pelaksanaan
prosedur pengadaan dan manajemen pergudangan.
f.
g.
Departemen Operasi I
Bertugas merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi pengoperasian
pabrik unit II dan unit III sesuai RKAP secara efektif, efisiensi, ekonomis,
aman terhadap personil dan peralatan serta ikut menjaga kelestarian
lingkungan hidup.
h.
Departemen Operasi II
Bertugas merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pengoperasian aset
perusahaan dalam memproduksi semen, termasuk pengangkutan dan
pemuatan seman ke atas kapal pelabuhan Biringkassi dan Makassar dengan
biaya serendah mungkin dan aman terhadap personil peralatan serta
kelestarian lingkungan hidup.
39
i.
Departemen Litbang
Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan penelitian proses teknologi
penyelenggaraan
studi pengembangan
perusahaan
sistem
manajemen
perusahaan.
j.
mengkoordinir
dan
mengawasi
serta
mengevaluasi
mengkoordinir
dan
mengawasi
serta
mengevaluasi
Departemen Teknik
Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pembuatan,
pabrikasi perhitungan teknis dan finansial untuk modifikasi dan renovasi
peralatan serta pembuatan bangunan, sarana dan prasarana di lingkungan
pabrik,
perumahan,
pelabuhan
Biringkassi
dan
terminal-terminal
40
3.
Kepala Biro
Tugas kepala biro ini adalah membantu kepala departemen atau kepala bidang
dalam menangani pekerjaan sehari-hari. Penentuan kepala biro berdasarkan pada
jenis pekerjaan yang akan di tangani pada masing-masing bidang.
4.
Kepala Seksi
Tugas kepala seksi adalah membantu Kepala Biro dalam melaksanakan tugas
sehari-harinya. Dan bertanggung jawab penuh secara teknis terhadap semua
kegiatan yang langsung dibawahinya.
41
2.
42
g. Kiln/Tungku Putar
Raw mill yang berasal dari silo diangkut ke kiln untuk dibakar dengan
temperatur 1350 - 15000C sehingga dapat menghasilkan klinker.
h. Finish Mill
Klinker bersama-sama gypsum yang dengan perbandingan 94 : 4 digiling
untuk selanjutnya di dalam proses finish mill menghasilkan semen. Semen
hasil penggilingan ini kemudian disimpan dalam silo-silo. Semen yang
dihasilkan ini siap untuk dikantongkan atau diangkut ke pelabuhan
Biringkassi.
Berdasarkan uraian proses produksi di atas, maka selanjutnya akan
digambarkan melalui gambar 4.2 berikut ini :
43
BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Karakteristik Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli langsung
pada perusahaan PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep dengan menggunakan
metode non probability sampling, dimana menurut Sugiyono (2009 : 95)
yakni teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada responden, nampak bahwa
dari 60 kuesioner yang dibagikan kepada responden, ternyata dari 60 eksamplar
yang dibagikan semua telah mengembalikan kuesioner serta mengisi kuesioner
secara lengkap dan benar serta dapat diolah lebih lanjut.
Deskripsi
karakteristik
responden
memberikan
gambaran
mengenai
44
TABEL 5.1
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN PELANGGAN
No.
Kategori
1.
2.
Distributor
Kontraktor/pengembang
Jumlah
Sumber : Data primer, 2012
Jawaban Responden
Frekuensi
Persen
30
50
30
50
60
100
45
TABEL 5.2
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN LAMA BERLANGGANAN
No.
1.
2.
3.
Kategori
< 1 tahun
2 5 tahun
> 5 tahun
Jumlah
Sumber : Data primer, 2012
Jawaban Responden
Frekuensi
Persen
11
18,3
21
35
28
46,7
60
100
46
TABEL 5.3
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN PENDAPATAN
No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persen
6
10
19
31,7
35
58,3
60
100
Kategori
1.
2.
3.
< 50 juta
100 juta 200 juta
> 200 juta
Jumlah
Sumber : Data primer, 2012
Berdasarkan
pendapatan,
nampak
tabel
5.3
bahwa
yakni
sebagian
karakteristik
besar
responden
pendapatan
berdasarkan
responden
dalam
penelitian ini adalah di atas dari 200 juta yakni sebanyak 35 orang atau sebesar
58,3%, kemudian disusul oleh responden yang mempunyai pendapatan antara
100 juta 200 juta yakni sebanyak 19 orang atau 31,7%, sedangkan yang terakhir
adalah responden yang mempunyai pendapatan dibawah dari 50 juta yakni
sebanyak 6 orang atau sebesar 10%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelanggan
yang membeli semen pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep rata-rata
mempunyai pendapatan di atas dari 200 juta.
47
Indikator
1.
Semen
Tonasa
memiliki
2.
STS
-
TS
13
Skor
CS
18
S
27
SS
2
(21,7%)
8
(30%)
19
(45%)
31
(3,3%)
2
4.
bahan
konstruksi khusus
Tekstur produk yang sesuai
dengan kekuatan
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
6
(10%)
24
(40%)
22
26
(43,3%) (3,3%)
31
48
sebesar 45%, Produk Semen Tonasa mempunyai daya tahan yang kuat dan tahan
lama, maka didominasi jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni
sebanyak 31 orang atau sebesar 51,7%, pernyataan ketiga Produk semen tonasa
cocok sebagai bahan bangunan konstruksi khusus, maka didominasi jawaban
terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 26 orang atau sebesar 43,3%,
sedangkan pernyataan mengenai Tekstur produk yang sesuai dengan kekuatan,
maka sebagian besar responden memberikan jawaban setuju yakni sebanyak 31 orang
atau sebesar 51,7%.
2. Deskripsi Variabel Citra Merek
Citra merek adalah merupakan keseluruhan persepsi atau sikap yang
berupa keyakinan dan preferensi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan
pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Untuk lebih jelasnya akan disajikan
tanggapan responden mengenai variabel citra merek yang dapat dilihat melalui
tabel berikut ini :
49
TABEL 5.5
TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI CITRA MEREK
STS
-
TS
5
Skor
CS
33
S
22
SS
-
(8,3%)
5
(55%)
28
(36,7%)
27
No.
Indikator
1.
2.
konsumen
Semen Tonasa selalu diingat
(8,3%) (46,7%)
-
25
(45%)
31
50
Indikator
Harga
semen
tonasa
lebih
STS
-
3.
bagi anda
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Skor
CS
38
(16,7%) (63,3%)
-
TS
10
4
(6,7%)
35
S
12
SS
-
(20%)
20
38
18
(3,3%)
(63,3%)
(30%)
(3,3%)
51
52
TABEL 5.7
TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI PROMOSI
No.
Indikator
1.
STS
-
TS
9
2.
(15%)
8
3.
Skor
CS
41
(68,3%)
35
S
9
SS
1
(15%)
17
(1,7%)
-
53
Indikator
1.
STS
-
TS
-
3.
anda
S
42
SS
3
(25%)
(70%)
(5%)
10
44
dalam
pembelian semen
Informasi yang diperoleh melalui
Skor
CS
15
(16,7%) (73,3%)
-
15
(25%)
43
(10%)
2
(71,7%) (3,3%)
tanggapan
responden
mengenai
keputusan
pembelian
produk semen, maka rata-rata responden memberikan jawaban setuju, hal ini dapat
dilihat dari pernyataan pertama bahwa kekuatan dan ketahanan lama produk
memengaruhi keputusan konsumen dalam membeli semen, didominasi jawaban
terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 42 orang atau sebesar 70%,
kemudian pernyataan kedua bahwa kesesuaian harga dengan kualitas memengaruhi
54
TABEL 5.9
REKAPITULASI HASIL UJI VALIDITAS
55
Variabel
Item
1. Kualitas produk
Kp1
Kp2
Kp3
Kp4
Kr1
Kr2
Kr3
H1
H2
H3
P1
P2
P3
Vkp1
Vkp2
Vkp3
2. Citra merek
3. Harga
4. Promosi
5. Keputusan pembelian
Corrected
Item Total
Correlation
0,500
0,728
0,639
0,616
0,855
0,924
0,792
0,557
0,786
0,649
0,788
0,797
0,726
0,656
0,544
0,728
R standar
Keterangan
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
56
yang tidak berubah yang dilakukan pada waktu yang berbeda-beda. Untuk
melakukan uji reliabilitas dapat dipergunakan teknik alpha cronbachs, dimana
suatu instrument penelitian dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien kebutuhan
sosial atau alpha sebesar 0,60 atau lebih.
Untuk lebih jelasnya akan disajikan hasil uji reliabilitas yang dapat dilihat
melalui tabel berikut ini :
TABEL 5.10
REKAPITULASI HASIL UJI RELIABILITAS
Variabel
Kualitas produk
Citra merek
Harga
Promosi
Keputusan pembelian
Sumber : Hasil olahan data
Nilai Cronbachs
Alpha
0,801
0,930
0,811
0,879
0,796
Nilai Standar
Keterangan
0,60
0,60
0,60
0,60
0,60
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
57
58
merupakan
keadaan
dimana
terdapat
korelasi
yang
sangat tinggi antara variabel bebas dalam persamaan regresi. Untuk mendeteksi
ada tidaknya multikolineritas dilakukan dengan melihat VIF (Variance Inflating
59
Factor), jika nilai VIF yang lebih dari 10, maka pada model tersebut tidak
terjadi multikolineritas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL 5.11
UJI MULTIKOLINERITAS
Variabel bebas
Tolerance
Kualitas produk
0,586
Citra merek
0,676
Harga
0,598
Promosi
0,359
Sumber : Data primer diolah (2012)
VIF
1,707
1,480
1,672
2,784
Keterangan
Non multikolineritas
Non multikolineritas
Non multikolineritas
Non multikolineritas
Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa nilai VIF tidak ada yang melebihi
dari 10, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolineritas.
60
3. Heterokesdastisitas
Heterokesdastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien
regresi menjadi tidak efisien. Diagnosis adanya heterokesdastisitas dapat dilakukan
dengan memperhatikan residual dan variabel yang diprediksi. Jika sebaran titik
dalam plot terpencar disekitar angka nol (0 pada sumbu Y) dan tidak membentuk
pola atau trend garis tertentu, maka dapat dikatakan bahwa model tidak
memenuhi asumsi heterokesdastisitas atau model regresi dikatakan memenuhi
syarat
untuk
memprediksi.
Heterokesdastisitas
diuji
dengan
menggunakan
grafik scatterplot. Hasil uji heterokesdastisitas ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Gambar 5.2
Grafik Scatter Plot
61
Berdasarkan
gambar
tersebut
dapat
dilihat
bahwa
tidak
terjadi
heterokesdastisitas karena tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar.
Adapun dasar pengambilan keputusan tersebut adalah :
-
Jika ada pola tertentu yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka
terjadi heterokesdastisitas
Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar maka tidak terjadi
heterokesdastisitas.
62
TABEL 5.12
HASIL REGRESI ATAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN SEMEN
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
2.947
.562
Kualitas Produk
.206
.038
Citra Merek
.234
Harga
.213
Promosi
.143
R
= 0,911
2
R
= 0,830
Fhitung
= 67,126
Sig
= 0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Beta
Sig.
5.241
.000
.396
5.457
.000
.049
.321
4.741
.000
.059
.259
3.608
.001
.068
.197
2.119
.039
Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam
bentuk persamaan regresi standardized adalah sebagai berikut :
Y = 2,947 + 0,396X1 + 0,321X2 + 0,259X3 + 0,197X4
Dari hasil persamaan regresi tersebut di atas maka dapat dijelaskan sebagai
berikut :
b0
63
b1
sedangkan
faktor-faktor
lainnya
tetap
maka
akan
b3
b4
produk, citra merek, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian semen,
sedangkan nilai koefisien determinasi R2 = 0,830. Hal ini berarti bahwa sebesar
83% pengaruh kualitas produk, citra merek, harga dan promosi memengaruhi
keputusan pembelian semen, sedangkan sisanya sebesar 17% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
5.6. Pembuktian Hipotesis
1. Uji Simultan
Secara simultan faktor kualitas produk, citra merek, harga dan promosi
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian
64
semen, yang mana ditunjukkan dengan pengujian statistik melalui uji F yang
dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
TABEL 5.13
HASIL PENGUJIAN SECARA SEREMPAK
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
80.495
20.124
Residual
16.488
55
.300
Total
96.983
59
F
67.126
Sig.
.000a
65
Standardized
Coefficients
Beta
.396
.321
.259
.197
Sig.
5.241
5.457
4.741
3.608
2.119
.000
.000
.000
.001
.039
66
nyata 5%
di mana memiliki nilai thitung (3,608) > ttabel (1,671) dan memiliki nilai probabilitas
0,001 < 0,05, hal ini berarti bahwa faktor harga memengaruhi keputusan
konsumen dalam pembelian semen.
4) Faktor Promosi (X4)
Faktor promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam
pembelian semen dengan uji statistik melalui uji t dengan taraf nyata 5%
di mana memiliki nilai thitung (2,119) dan memiliki nilai probabilitas 0,039 < 0,05,
hal ini berarti bahwa faktor promosi memengaruhi keputusan konsumen
dalam pembelian semen.
Sedangkan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan
konsumen dalam pembelian semen adalah kualitas produk, hal ini disebabkan
karena memiliki nilai thitung yang terbesar, dan memiliki nilai probabilitas yang
terkecil, dimana semakin kecil nilai probabilitas maka akan semakin besar
pengaruhnya terhadap keputusan konsumen dalam pembelian semen.
67
BAB VI
PE N UTU P
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian yaitu
sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi konsumen terhadap pembelian semen pada PT. Semen Tonasa
di Kabupaten Pangkep, maka dapat disimpulkan bahwa keempat faktor
yakni : kualitas produk, citra merek, harga dan promosi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian semen.
2. Dari hasil pengujian koefisien regresi maka diperoleh hasil bahwa faktor
yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam
pembelian semen adalah kualitas produk, alasannya karena memiliki nilai
koefisien regresi dan nilai thitung yang terbesar jika dibandingkan dengan faktor
lainnya.
6.2. Saran-saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan maka dapat diberikan
saran-saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan,
yaitu :
67
68
1. Disarankan
kepada
perusahaan
untuk
memerhatikan
faktor-faktor
yang
bahwa
faktor
yang
paling
dominan
berpengaruh
terhadap
69
DAFTAR PUSTAKA
Albari, 2003, Mengenal Perilaku Konsumen Mengenai Penelitian Motivasi,
Jurnal Siasat Bisnis, UII, No.7 Vol. I, Yogyakarta.
Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit :
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Arman, Fauzi, 2010, Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Keputusan
Pembelian Laptop Merek Acer Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat USU, Medan.
Belch, George.E & Michael A. Belch, 2003, Advertising and
promotion: An Integrated Marketing Communications
perspective, Sixth edition. The McGraw-Hill Companies.
Chandra, Gregorius, 2002, Strategi Dan Program Pemasaran, edisi pertama,
cetakan pertama, Penerbit : Andi, Yogjakarta
Darmawan, 2010, Faktor-faktor yang Memengaruhi Keputusan Pembelian,
Universitas Diponegoro.
Hasan Ali, 2008, Marketing, cetakan pertama, Penerbit : MedPress, Yogyakarta
Istijanto, 2005, Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, edisi pertama, cetakan pertama,
Penerbit : Gramedia, Jakarta
Kasmir dan Jakfar, 2003, Studi Kelayakan Bisnis, edisi pertama, cetakan pertama,
Penerbit : Prenada Media, Jakarta
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, 2008, Manajemen Pemasaran, edisi ketiga
belas, jilid dua, Penerbit : Erlangga, Jakarta
Machfoedz, 2005, Pengantar Pemasaran Modern, cetakan pertama, Penerbit : UPP
AMP YKPN, Yogyakarta
Prasetijo, Ristiyanti dan Ihalauw John, 2005, Perilaku Konsumen, edisi pertama,
Penerbit : Andi, Yogyakarta
Riduwan dan Akdom, 2007, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistik, cetakan
kedua, Penerbit : Alfabeta, Bandung
70