Kelompok 9
Alfiah Nur Ramadhani
Gupita Laksmi Pinasthika
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
4.
5.
ASUMSI PENELITIAN
DEFINISI OPERASIONAL
1.
2.
3.
4.
6.
KAJIAN PUSTAKA
INTERFASE
GAMBAR
KETERANGAN
PROFASE
GAMBAR
KETERANGAN
METAFASE
GAMBAR
KETERANGAN
ANAFASE
GAMBAR
KETERANGAN
TELOFASE
GAMBAR
KETERANGAN
HIPOTESIS PENELITIAN
METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Proyek ini merupakan proyek penelitian Rancangan Acak Kelompok
yang bersifat eksperimental yang deskriptif kuantitatif
4. Variabel Penelitian
Variabel bebas : waktu pemotongan akar
bawang dan konsentrasi larutan biji
bengkuang.
Variabel terikat : fase mitosis pada setiap
perlakuan.
Variabel kontrol : umur akar bawang, jumlah
ulangan tiap perlakuan, panjang akar bawang
yang dipotong.
5. Instrumen Penelitian
Alat
Botol vial
Gelas aqua
Bahan
Akar bawang merah
Larutan biji bengkuang dengan
konsentrasi 25%, 50%, dan 75%.
Gelas ukur
Aquades
Silet berkarat
Larutan FAA
Gunting
Larutan HCl 1N
Pinset
Larutan Alkohol
Gelas arloji
Asetokarmin
Pipe tetes
Tisu
Kamera
Kaca benda dan kaca penutup
Blender besi
Gelas beaker
Gunting
Tusuk sate
6. Cara Kerja
a.Membibitkan bawang merah dengan menggunakan medium
air dengan cara menusuk bawang merah dengan tusuk sate,
kemudian bawang ditaruh di gelas aqua.
b.Membuat larutan biji bengkuang dengan berbagai
konsentrasi, yakni 25%, 50%, dan 75%.
c.Menimbang biji bengkuang dan aquades dengan
perbandingan 1 : 1.
d.Menghaluskan biji bengkuang dengan blender besi.
e.Mencapur bubuk biji bengkuang dengan aquades.
f.Menyaring biji bengkuang yang telah dicampur dengan
aquades.
g.Membuat konsentrasi 25% dengan cara mengambil ekstrak
tersebut sebanyak 25 ml kemudian mencampur dengan
aquades sebanyak 100ml.
h.Membuat konsentrasi 50% dengan cara mengambil ekstrak
tersebut sebanyak 50 ml kemudian mencampur dengan
aquades sebanyak 100ml.
i.Membuat konsentrasi 75% dengan cara mengambil ekstrak
tersebut sebanyak 75 ml kemudian mencampur dengan
aquades sebanyak 100ml.
Interfase
Karena Fhit (0,38) < Ftab (3,59), maka tidak ada
pengaruh konsentrasi perasan biji bengkoang terhadap
fase interfase mitosis akar bawang merah (Allium
cepa).
Profase
Karena Fhit (2,29) < Ftab (3,59), maka tidak ada
pengaruh konsentrasi perasan biji bengkoang terhadap
fase profase mitosis akar bawang merah (Allium cepa).
Metafase
Karena Fhit (0,73) < Ftab (3,59), maka tidak ada
pengaruh konsentrasi perasan biji bengkoang terhadap
fase metafase mitosis akar bawang merah (Allium
cepa).
Anafase
Karena Fhit (1,00) < Ftab (3,59), maka tidak ada
pengaruh konsentrasi perasan biji bengkoang
terhadap fase anafase mitosis akar bawang
merah (Allium cepa).
Telofase
Karena Fhit (1,86) < Ftab (3,59), maka tidak ada
pengaruh konsentrasi perasan biji bengkoang
terhadap fase telofase mitosis akar bawang
merah (Allium cepa).
PEMBAHASAN
KESIMPULAN SEMENTARA
TERIMA KASIH
Agusta:Silet berkarat (FeCl3)? Utk mampu
membantu pengikatan saat pencacahan n
penambahan asetokarmin
Fatimah: pengaruh pemanasan (pd prosedur)?
Utk memperjelas warna asetokarmin, shg
dinding sel, fase terlihat lebih jelas.
Ayun: judul? Rhotenon itu terdpt dlm biji
bengkuang, rhitenon akan menghambat
kompleks I pd sistem transpor elektron shg tdk
terbentuk ATP.
Anafase terhambat (depolimerasi terhambat)
Rotenon menempel pada enzim hydrogenase (NADH
ion bebas, sdgkn baagian kompleks I adalah enzimnya.)
NADH NAD + H plus+ 2e
Hplus +FMN FMNH2 koenzim
Semakin banyak Hplus semakin banyak ATP yg
diperoleh
ATP yg dibutuhkan oleh Sel saat anafase minimal
energi
Pada proses anafase
Rhotenon, anafase berkurang / bahkan tidak ada