Disusun Oleh :
Agus Tri Atmojo
4014030025
DAFTAR ISI
Perumusan Masalah................................................................................ 2
Pengertian ............................................................................................... 5
3.3.1.
3.3.2.
3.6.2.
3.7.1.
3.7.2.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tahun ribuan kecelakaan terjadi di tempat kerja
yang menimbulkan
Jamsostek, angka kecelakaan kerja tahun 2011 lalu mencapai 99.491 kasus. Jumlah
tersebut rneningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun 2007, tercatat 83.714 kasus, tahun 2008 sebanyak 4.736 kasus,
tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus, dan tahun 2010 sebanyak 98.711 kasus. Data
kecelakaan tersebut rnencakup
seluruh perusahaan
yang menjadi
anggota
jamsostek dengan jumlah peserta sekitar 7 juta orang atau sekitar 10 % dari
seluruh pekerja di Indonesia. Dengan demikian, angka kecelakaan mencapai 930
kasus untuk setiap 100.000 pekerja setiap tahun. Oleh karena itu jumlah kecelakaan
kerja secara keseluruhan diperkirakan jauh lebih besar.
Kerugian materi akibat kecelakaan kerja juga besar, seperti kerusakan sarana
produksi, biaya pengobatan,
dan
2007,
prioritas global
Di
lndonesia, SMK3 juga telah diterapkan bahkan telah diwajibkan oleh pemerintah
melalui peraturan perundangan (Ramli, 2013:5)
1.2 Masalah Pe nelitian
Pada saat ini PT. Wijaya Karya (Persero) .Tbk telah menggunakan aturan
mengenai SMK3 yang telah ditentukan oleh pemerintah mengenai sistem
keselamatan dan kesehatan kerja. Tetapi pada kenyataan masih ada kecelakaan kerja
yang terjadi di lapangan.
1.2.1. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor apa yang menjadi penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja di
perusahaan?
2. Bagaimana pencapaian SMK3 yang telah diterapkan?
Proyek dan
apa
yang
dapat
dilakukan
untuk
meningkatkan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi hal- hal yang akan dibahas dalam skripsi. Bab ini berisi
latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori, definisi dan penjelasan
yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang berhubungan
dengan pokok pembahasan dan penelitian terdahulu serta menjadi
dasar acuan teori yang digunakan dalam analisa penelitian ini.
BAB III : METODOLOGI
Bab ini berisi tentang populasi dan sampel penelitian, variabel
penelitian dan definisi operasional, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data serta metode analisis data.
BAB IV : DATA
BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
fisik
dan mencakup
meliputi : promotif,
preventif,
perawatan,
mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi
kerja.
2.2 Sistem Manajemen K3
Secara normatif sebagaimana terdapat pada PERMENAKER no.5 Tahun
1996 Pasal 1, dan juga tertuang dalam PP no.50 Tahun 2012 Pasal 1, Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
menciptakan tempat
mendorong produktivitas.
Tujuan sasaran SMK3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang
melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
Karena Sistem Manajemen K3 bukan hanya tuntutan pemerintah, masyarakat, pasar,
atau dunia internasional saja tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk
menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerjanya.
Berdasarkan PP no. 50 Tahun 2012 Pasal 5, negara mewajibkan seluruh
perusahaan menerapkan SMK3 pada perusahaannya. Klasifikasi perusahaan yang
dimaksud adalah perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100
(seratus) orang dan memiliki tingkat potensi bahaya yang tinggi.
Kemudian pada pasal 6 dijelaskan bahwa penerapan SMK3 sebagaimana
yang telah dijelaskan diatas mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Penetapan kebijakan K3;
2) Perencanaan K3;
3) Pelaksanaan Rencana k3;
4) Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3;
5) Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3.
Gambar 2.1
Sistem model manajemen K3 (Permenaker 05/MEN/1996)
(Sumber : Skripsi: M. Chaerul)
standar
manajemen
memberikan
kekuatan pendorong
dan kesehatan
sebagai
nilai fundamental.
keselamatan dan
membantu merekomendasikan
pengendalian
bahaya.
dan menerapkan
Sebuah analisis
tempat kerja
metode
berarti
semua potensi
bahaya
harus dicegah,
Preventive
Maintenance
Sistem
bahaya)
- Persiapan dalam situasi darurat
- Program medis
4. Pelatihan K3
Pelatihan dapat membantu untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memahami bahaya tempat kerja
dan prosedur yang aman. Isi dari program pelatihan perusahaan dan
metode presentasi harus mencerminkan kebutuhan dan karakteristik
tenaga kerja
tertentu.
merupakan langkah
identifikasi
kebutuhan
dalam desain
pelatihan.
Melibatkan setiap orang dalam proses pelatihan ini dan dalam ajaran
berikutnya bisa sangat efektif.
10
Identifikasi Potensi Bahaya Kerja Studi kasus di PT. LTX Kota Cilegon- Banten
dalam penelitianya meggunakan metode HIRA dan FTA yang bertujuan mengetahui
nilai risiko potensi bahaya kerja dan kategori potensi bahaya kerja di perusahaan
serta mengetahui faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan.
sebagai berikut
: a).Adanya
pekerja
yang
masih
kerja
juga
mengupayakan
agar
resiko
bahaya dapat
landasan tempat kerja, dan lingkungan kerja, serta cara mencegah kecelakaan dan
penyakit akibat kecelakaan kerja, memberikan perlindungan kepada sumber
sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kesehatan kerja memiliki peranan yang sangat penting bagi karyawan dalam
menjaga kesehatan baik jasmani
maupun mental,
sehingga dengan kondisi Badan yang sehat maka karyawan dapat bekerja dengan
baik sehingga aktivitas akan berjalan dengan lancar. Banyak kejadian kecelakaan
dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang dapat dijadikan pelajaran dan
pengetahuan, bagaimana pentingnya pelaksanaan proyek melaksanakan hal hal
yang berkaian dengan K3.
Untuk pembuktian penerapan Sistem Manajemen K3 dan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi, maka perusahaan dapat melakukan audit melalui badan
12
audit yang ditunjuk pemerintah (eksternal ) atau dilakukan oleh perusahaan sendiri (
internal)
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat hipotesis " Jika Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) professional dan
berkesinambungan, akan tercipta tempat kerja yang aman, efisien, produktif dapat
mengurangi dan mengendalikan resiko bahaya kecelakaan kerja."
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari masalah pokok yang telah disebutkan sebelumnya, maka
yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Diduga bahwa penerapan SMK3 dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan
produktif.
2. Diduga bahwa penerapan SMK3 dapat menciptakan tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif.
13
BAB III
METODELOGI
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah suatu desain bentuk atau model suatu penelitian.
Rancangan penelitian mempunyai peran yang sangat penting karena keberhasilan
suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh pilihan terhadap desain ataupun modelnya.
Subiyanto (1993:6).
Rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian survei yaitu
penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dimana indikator
mengenai variabel merupakan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan
kepada responden baik secara lisan maupun tertulis.
3.2 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan pada proyek Teaching Hospital yang bertempat di Jl.
Sudjono Pusponegoro Universitas Indonesia - Depok. Sedangkan waktu yang
digunakan untuk penelitian ini selama (x) bulan.
3.3
Variabel Operasional
Menurut Sugiyono (2011 : 3 dalam Temi) variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
3.3.1. Variabel Independen
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011 : 4).
14
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penerapan Sistem
Manajemen K3 (SMK3)
pengaruh
15
Memilih Masalah
Studi
Pendahuluan
Memilih
Masalah
Merumuskan Masalah
Studi Pendahuluan
Merumuskan Anggapan Dasar
Merumuskan Masalah
Merumuskan
Memilih Anggapan
PendekatanDasar
Hipotesis
Hipotesis
Memilih Pendekatan
Menentukan Variabel
Menentukan Variabel
Tahapan Penelitian
Menyusun Laporan
(Sumber :Arikunto 2013 : 62 dalam Temi)
16
Teknik
sampling
random
random sampling
sampel. Dengan
17
Kuesioner,
merupakan
metode
pengumpulan
data
melalui
untuk
menganalisa
data
dengan
cara
mendeskripsikan
atau
Dimana:
Y = Kinerja Proyek
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi dari varibel X1
X1 = Komitmen top management
b2 = Koefisien regresi dari varibel X2
X2 = Peraturan dan prosedur K3
b3 = Koefisien regresi dari variabel X3
X3 = Komunikasi
b4 = Koefisien regresi dari variabel X4
X4 = Kompetensi pekerja
b5 = Koefisien regresi dari variabel X5
X5 = Keterlibatan pekerja
b6 = Koefisien regresi dari variabel X6
X6 = Lingkungan kerja
e = Eror
Data yang diperoleh nantinya akan diolah menggunakan program olah
data komputer yaitu SPSS 20.0.0 untuk menghasilakan nilai koefisien
determinasi yang lebih akurat.
20
4. Uji Hipotesis
1. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama
variabel independen terhadap variabel dependen.
Jika Fhitung
signifikan
terhadap variabel dependen.
2. Uji T
Menurut Sugiono (2010:366), uji T digunakan untuk menguji sendirisendiri secara signifikan hubungan antara variabel independen (variabel X)
dengan variabel dependen (variabel Y).
21