Anda di halaman 1dari 38

Kelompok 6

Nama :
Muhhamad Dzaki Firdaus ( 14504241004 )
Abdurrazaq Ghafari ( 14504241016 )
Anggit Wahyu Nugroho ( 14504241017 )
Wahyu Saputra ( 14504241038 )

Teori Belajar
Behavioristik

BEHAVIORISTIK

Edward Edward Lee


Thorndike
Belajar merupakan peristiwa sosiasi antara
stimulus (s) dengan respon (R)
Supaya tercapai hubungan antara S dengan
R dibutuhkan kemampuan untuk melakukan
trial and error
Terjadinya asosiasi S dengan R, mengikuti
hukum-hukum:

Hukum kesiapan
Hukum latihan
Hukum akibat

Lanjutan..... E. E. Lee Thorndike

Hukum tambahan:

Hukum
Hukum
Hukum
Hukum
Hukum

reaksi bervariasi
sikap
aktivitas berat sebelah
respon by analogu
perpindahan asosiasi

Revisi hukum
hukum latihan ditinggalkan
Hukum akibat direvisi
Syarat terjadinya hubungan bukan
tetapi adanya kesesuaian S dan R
Akibat suatu perbuatan dapat menular

kedekatan

Ivan Petrovich Pavlov


Belajar merupakan pengkondisian atau
persyaratan klasik
Perangsangan asli atau netral dipasangkan
dengan stimulus bersyarat secara berulang
sehingga
memunculkan
reaksi
yang
diinginkan

Lanjutan I.P. Pavlov


Mekanisme
belajar
adalah
dengan
memasangkan stimulus lemah dengan
stimulus yang kuat
Ex : mata pelajaran yang sulit hendaknya
diimbangi
dengan
guru
yang
menyenangkan
atau
metode
yang
menggairahkan

Burrhus Fredric Skinner


Belajar perlu dikontrol melalui proses
operant coditioning
Operant conditioning
adalah suatu proses
penguatan perilaku operan (positif atau
negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku
tersebut erulang atau menghilang sesuai
dengan keinginan

Lanjutan.... B.F. Skinner


Tidak ada hukuman
Tingkah laku yang diharapkan diberi hadiah
dengan cara variable rasio reinforcer (untuk
menghindari
perilaku
siswa
yang
tergantung pada hadiah)
Dalam belajar digunakan metode shaping

Robert Gagne
Terkenal dengan penemuannya conditions
of learning
Belajar dimulai dari yang paling sederhana
dilanjutkan pada yang lebih kompleks
Konsepnya
yang terkenal adalah teori
instruksional
Kontribusi terbesar dari teori intrusional
adalah 9 kondisi instruksional

Albert Bandura
Belajar dilakukan dengan proses mengamati
atau meniru (belajar observasi)
Faktor dalam proses belajar observasi

Perhatian
Penyimpanan
Reproduksi motorik
motivasi

Aplikasi teori belajar behavioristik


terhadap pembelajaran siswa

Para guru yang menggunakan paradigma


behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran
dalam bentuk yang sudah siap, sehehingga
tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa
disampaikan secara utuh oleh guru
Pembelajaran berorientasi pada hasil yang
dapat diukur dan diamati. Kesalahan harus
diperbaiki
Hasil yang diharapkan dari penerapan teori
behavioristik ini adalah terbentuknya suatu
perilaku yang diinginkan.

Kritik
terhadap
behavioristik
adalah
pembelajaran siswa yang berpusat pada
guru, bersifat mekanistik, dan hanya
berorientasi pada hasil yang dapat diamati
dan diukur
Metode
behavioristik ini mengandung
unsur-unsur
seperti:
kecepatan,
spontanitas, kelenturan,refleks, daya tahan
dan sebagainnya

Apabila penerapan tidak tepat akan


menimpulkan persepsi seperti guru sebagai
sentral yang bersikap otoriter, komunikasi
berlangsung satu arah, guru melatih dan
menentukan apa yang harus dipelajari oleh
siswa
Murid pasif

Teori Belajar Kognitif

Teori Belajar
Kognitif

Teori Gestalt

Teori
Konstruktivistik

Teori

Gestalt

Max wertheimer (1880-1943) tentang


pengamatan dan problem solving
Koffka (1886-1941) tentang hukumhukum pengamatan
Wolfgang Kohler (1887-1959) tentang
insight pada simpanse

Teori Konstruktivistik
John Dewey (1856-1952) mengemukakan
bahwa belajar tergantung pada pengalaman
dan minat siswa sendiri dengan topik yang
saling terintegrasi

Jean Piaget (1896-1980) pengamatan sangat


penting dan menjadi dasar dalam menuntun
proses berpikir. Seorang guru hendaknya
menyesuaikan proses pembelajaran yang
dilakukan dengan tahapan kognitif yang
dimiliki anak didik

Jerome Brunner (1915) mengemukakan


kurikulum spiral Brunner, yaitu teori yang
banyak menuntut pengulangan-pengulangan
materi sehingga terkumpul menjadi lebih
kompleks
Lev Vygotsky (1896-1934) perkembangan
secara
langsung
dipengaruhi
oleh
perkembangan sosial. Istilah yang sering
digunakan
adalah
:
dampak
sosial,
scaffolding, dan zone of a proximal
development (ZPD)

Aplikasi Teori Kognitif


terhadap Pembelajaran Siswa
Tytler (1996) mengajukan saran rangkaian
pembelajaran :
1.

2.

3.

4.
5.

6.

Memberi Kesempatan kepada siswa untuk


mengemukakan gagasannya dengan bahasa
sendiri
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
berpikir menjadi lebih kreatif dan imajinatif
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mencoba gagasan baru
Memberi pengalaman kepada siswa
Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan
gagasan mereka
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif

Teori Belajar
Humanistik

Pengertian
Tujuan belajar adalah untuk memanusiakan
manusia.
Proses belajar diangap berhasil jika si pelajar
telah memahami lingkungan dan dirinya
sendiri.
Tujuan utama pedidik hanya membantu siswa
untuk
mengembangkan
dirinya
yaitu
membatu individu mengenal diri mereka
sendiri sebagai manusia yang unik dan
membantu mewujudkan potensi pada diri para
siswa.

Arthur Combs
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi
individu.
Guru harus memahami perilaku siswa
dengan mencoba memahami dunia presepsi
siswa bila ingin merubah perilakunya.
Banyak guru membuat kesalahan dengan
berasumsi bahwa siswa mau belajar bila
materi pelajaran disusun dan disajikan
sebagaimana mestinya.

Maslow
Teori ini didasarkan atas asumsi bahwa di
dalam diri individu ada dua hal :
1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang
2. Kekuatan untuk melawan atau menolak
hambatan untuk berkembang
Maslow membagi kebutuhan kebutuhan
manusia menjadi tujuh herarki.
Perhatian dan motovasi belajar tidak mungkin
berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa
belum terpenuhi.

7 Herarki menurut Maslow


Being Needs
Self actualization
Esteern Needs
Belonging Needs
Safty Needs
Physiological Needs
Deficit Needs

Carl Rogers
Membagi dua tipe belajar yaitu:
1. Kognitif
(kebermaknaan )
2. Experimential
( pengalaman atau signifikansi )
Yang terpenting dalam proses pembelajaran
adalah pentingnya guru memperhatikan
prinsip pendidikan dan pembelajaran yaitu :

1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan


yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus
belajar tentang hal hal yang tidak ada artinya.
2. Siswa akan mempelajari hal hal yang
bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian
bahan pelajaran berarti mengorganisasikan
bahan dan ide baru sebagai bagian yang
bermakna bagi siswa.

3. Pengorganisasian bahan pegajaran berarti


mengorganisasikan bahan dan ide baru
sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat
modern berarti belajar tentang proses.

Ciri Guru yang Fasilitatif


1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.

Merespon perasaan siswa.


Menggunakan
ide
ide
siswa
untuk
melaksanakan interaksinya yang sudah
dirancang.
Berdialog dan berdiskusi dengan siswa.
Menghargai siswa.
Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan.
Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa.
Tersenyum pada siswa.

Aplikasi Teori Humanistik


Aplikasi teori ini menunjuk pada ruh atau spirit
selama proses pembelajaran. Guru berperan
menjadi fasilitator bagi siswa, mamberikan
motivasi kesadaran.
Guru memvasilitasi dan mendampingi untuk
memperoleh
tujuan
pembelajaran.Siswa
berperan sebagai pelaku utama (student
center), diharapkan siswa memahami potensi
diri, mangembangkan potensi diri secara positif
dan meminimalkan potensi diri yang bersifat
negatif.

Pembelajaran
berdasarkan
teori
humanistik ini cocok untuk diterapkan untuk
materi-materi pembelajaran yang bersifat
pembentukan
kepribadian,
hati
nurani,
perubahan sikap, dan analisis terhadap
fenomena sosial.
Indikator
keberhasilan
adalah
siswa
merasa senang, bergairah, berinisiatif dalam
belajar dan terjadi perubahan pola pikir,
perilaku, dan sikap atas kemauan sendiri

Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara
Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau lebih
dikenal dengan Ki Hajar Dewantara lahir pada
2 Mei 1889 di Yogyakarta dan masih berasal
dari lingkungan keluarga keraton. Beliau
menyelesaikan pendidikan di ELS (Sekolah
Dasar Belanda) kemudian meneruskan ke
STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) tetapi
tidak sampai selesai karena beliau terkena
sakit. Beliau sempat menuliskan beberapa
surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java,
dan The Express.

Pada usia 40 tahun, Raden Mas Suwardi


Suyaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar
Dewantara, hal ini di maksudkan supaya beliau
dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara
fisik maupun hatinya, dan menciptakan
pendidikan
yang
mampu
di
jangkau
masyarakat dengan mendirikan Perguruan
Nasional Taman Siswa pada 31 Juli 1922 yang
bercorak nasional dan berusaha menanamkan
rasa kebangsaan dalam jiwa anak didik.
Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa
bersama rekan-rekan seperjuangannya.

Ki Hajar Dewantara mempunyai pemikiran


bahwa tujuan pendidikan yaitu memajukan
bangsa secara keseluruhan yang di dalamnnya
terdapat banyak perbedaaan-perbedaan, dan
dalam pelakanaan pendidikan tersebut tidak
boleh membeda-bedakan agama, etnis, suku,
budaya,
adat,
kebiasaan,
status
ekonomi,status sosial, dan sebagainya, serta
harus didasarkan nilai-nilai kemerdekaan yang
asasi.
Jadi
kemerdekaan
ataupun
kebebasan
mengembangkan diri adalah hakikat dari
sebuah pendidikan sehingga tidak dapat di
batasi oleh tirani kekuasaan, politik, atau
keentingan tertentu.

Pernyataan asas dari Taman Siswa berisi 7


pasal yang memperlihatkan bagaimana
pendidikan itu diberikan, yaitu untuk
menyiapkan rasa kebebasan dan tanggung
jawab, agar anak-anak berkembang merdeka
dan serasi, terikat erat kepada milik budaya
sendiri sehingga terhindar dari pengaruh
yang tidak baik dan tekanan dalam hubungan
kolonial, seperti rasa rendah diri,ketakutan,
keseganan, dan peniru yang membuta,
menjadi putra tanah air yang setia dan
bersemangat
supaya
tertanam
rasa
pengabdian kepada bangsa dan negara.

Salah satu konsep belajar dan pembelajaran Ki


Hajar Dewantara adalah:
Ing ngarsa sung tulada berarti di depan memberi
teladan
In madya mangun karsa berarti ditengah
menciptakan peluang untuk berprakarsa
Tut wuri handayani berarti dari belakang memberi
dorongan dann arahan.

berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke


tepian adalah pantun ciptaan Ki Hajar
Dewantara upaya untuk membakar semangat
perjuangan dalam pendidikan.

Any Question ?

Sekian Presentasi dari Kelompok


Kami, Banyak kurangnya kami mohon
maaf

Anda mungkin juga menyukai