Anda di halaman 1dari 49

Inte grasi Tata Ruang dan Tata Air untuk Mengurangi

Banjir di Surabaya

Oleh :
1 2
Tan uwidjaja, Gunawan, W idjaya, Jo yce Martha

1
MSc. Env ironment al Managem ent (N ational Univ ersity of Singapore), S.T. (ITB)
Urban Planner & Res earc her

Gree n Impact I ndonesia


Integrated U rban, D rainage and Environmental - Planning and Design
Em ail: gunteitb@yahoo.com
http://greenimpactindo.wordpress.com/

2
M. T. (ITB), Ir. (Univ ersitas Kat olik Parahy angan)
Peneliti Senior
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sum ber Day a Air (PU SAIR), Badan Penelitian dan
Pengembangan, Depart em en Pek erjaan Um um;
dan
Pus at Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Buday a dan Peran Masy arakat
(Puslitbang SEBRANMAS), Badan Penelitian dan Pengembangan, Departem en Pekerjaan
Umum;
serta
Dosen Luar Biasa J urusan Tek nik Sipil UK. Petra

Di presentasikan pa da
“Semi nar Nasi onal tenta ng Arsi tek tur [di ] k ota : Hi dup da n Berk ehi dupan
di Sura ba ya?”
Dia dakan ole h Jurusan Arsi tektur Univ ersitas Kriste n Petra, pa da Dies Natali s
yang ke 43, tanggal 27 Mei 2010

ABSTR AK

Kot a – kota bes ar di Indonesia y ang rata – rata terlet ak di tepi air (“waterf ront cities”)
menampung sek itar 43% penduduk Indones ia. Laju urbanis asi yang cepat meny ebabk an
terjadiny a kesenjangan antara kebut uhan perumahan y ang besar terhadap keterbatas an
supplai lahan dan peny ediaan inf rastruktur, terutama tata air. Kes enjangan dan praktek
spek ulas i lahan yang berlebihan ak hirny a meny ebabkan “urban s prawling” dan berbagai
masalah keberlanjutan di kota - kota tsb seperti banjir.

Surabay a merupakan kota t erbes ar k edua di Indones ia s ekaligus kawasan strategis nasional
y ang juga merupak an “wat erfront city”. Tetapi di sis i lain m asalah banjir Surabay a makin

1
parah karena kondis i topograf i, sif at tanah, tingginya c urah hujan, meningk atnya pas ang naik
dan perubahan t ata guna lahan y ang ekstrim. Karena itulah mas alah banjir patut diperhatik an
dengan s erius karena sangat mem pengaruhi k eberlanjut an Kot a Surabay a.

Pemerint ah Kota Surabaya sebenarnya telah m elakukan upaya – upay a unt uk mengurangi
banjir ini di ant arany a dengan Surabay a Drainage Master Plan (SDMP). Tet api hasilnya
diduga belum optimal karena keterbatasan dalam pendekatan maupun im plem entasiny a.

Kami memandang bahwa strat egi Integrasi Tata R uang dan Tata Air yang komprehensif
tetap dibutuhkan unt uk mengurangi dampak dari banjir ini. Strategi ini dapat dilakuk an
dengan menerapkan Perenc anaan Tata Ruang Komprehensif y ang Berbasis Ek ologis;
menerapk an Integrated Water Resource Management (I WRM ) dan Low I mpact Development
(LID); serta menerapkan sistem Polder di Kawasan Ut ara dan Tim ur Surabay a. Sehingga
diharapk an maka v isi berk urangny a banjir Surabay a dan Surabay a sebagai Kota y ang
Berkelanjut an dapat terc apai.

Kata kunci : Int egrasi Tata Ruang dan Tata Air, Integrat ed Water Resourc e M anagement,
IWRM, Low I mpact Dev elopment, LI D, Sistem Polder Berkelanjutan, Visi berk urangny a banjir
di Surabaya

2
Latar Belakang M asalah Banjir di Kota – Kota Pesi sir (Waterfront Cities)
di Indonesia

Kot a – kota bes ar di Indonesia y ang rata – rata terlet ak di tepi air (“w aterfront cities”)
menampung lebih dari 43% penduduk Indonesia (2000). Hal ini dis ebabkan oleh laju
urbanisas i y ang cepat. Selanjutnya karena perk embangan ini kebutuhan akan perumahan
y ang terjangk au juga meningk at. 1 Di sisi lain, terbatas ny a supplai lahan di dalam k ota;
terbatas nya kem am puan pemerintah untuk m embangun infrastruktur (seperti t ata air),
prakt ek spek ulasi tanah yang berlebihan; dan pembangunan perumahan secara ekspansif
meny ebabkan terjadinya “Urban Sprawling” dan konversi lahan sec ara besar – bes aran di
berbagai “w aterfront cities” ini. Fenomena ini di antaranya terjadi di kawasan perkotaan
seperti J akarta – Bogor – Depok – Tangerang – Bek asi - Cianjur (JABOD ETABEKJUR) y ang
2
tidak berk elanjutan.

3
Gambar 1. Perubahan tata guna lahan di kawasan JABOD ETABEKJUR dari tahun 1972 – 2005.

Sementara it u benc ana alam pun tercatat meningk at di I ndonesia, terutama banjir. Kami
perc aya bahwa ini juga berk ait an dengan “urban s prawling” dan konversi lahan yang tidak
berk elanjutan. Di ant ara tahun 1998 – 2009 telah terjadi peningkat an f rekuensi banjir
4
sejumlah 400% s ecara nasional (dari 43 tahun 1998 jadi 215 tahun 2009 v ersi BNPB). Di
samping itu telah terjadi eksk alasi kerugian mencapai 149% dari c atatan tahun 1998, v ersi
BNPB. Tent u saja ada data – dat a ini dapat m enggam barkan betapa bes arny a kerugian y ang
dialami setiap tahun itu m eningkat secara nasional.

3
Jumlah Bencana Banjir di Indonesia 1998 - 2009
600

500

400

300
Jumlah Kejadian
200

100

0
1998

1999

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009
5
Gam bar 2. Jumlah Bencana Banjir di Indonesia 1998 – 2009

Jumlah Kerugian karena Bencana Banjir di


Indonesia 1998 - 2009
1400000
1200000
1000000
800000
600000
Kerugian Rp (juta)
400000
200000
0
1998
1999
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009

6
Gambar 3. Jum lah Kerugian akibar Bencana Banjir di Indonesia 1998 – 2009

4
7
Gam bar 4. D istribusi Bencana, term asuk Banjir, di Indonesia 1998 – 2009
Banjir merup aka n b encan a al am yang serius karena jumla hn ya ya ng sig nifika n di In do nesia, teru ta ma di P ulau Ja wa.

5
8
Gam bar 5. Lokasi dari Kota – Kota Tepi Air (Waterfront C ities) di W ilay ah Pesisir Indonesia.
Terlihat kerug ian a kibat banjir berlipat g and a karen a ke pa dat an yang ting g i, khus usn ya di Kot a-Kota Pesisir La ut
Utara Ja wa.

Permas alahan banjir adalah masalah ut am a di “waterfront cities.” Hal ini terjadi karena
pem bangunan k ota – kot a tsb telah m elampaui daya dukung kawas anny a. Praktek ekst raksi
air t anah s ecara ekstrim; pem bebanan pondasi bangunan y ang berlebihan; serta tidak
terencanany a inf rastrukt ur yang m em adai (t erutama drainas e dan pencegah banjir)
meny ebabkan kerus akan lingkungan kot a – kota ts b. Dan akhirny a hal ini meny ebabk an
anc aman banjir s erius di k ota - k ota tsb.

6
9 10
Gamb ar 6. Banjir Bes ar Jakarta (2007) Gamb ar 7. Ban jir Besar Jakarta (2007)

Gambar 8. Banjir karena P as an g Naik (J akarta, Gamb ar 9. Banjir karen a P asan g Naik (J akarta,
2007) 11 2008) 12

Kot a – kota pesisir ini semakin rentan terhadap badai, gelom bang pasang dan banjir, abrasi
pantai dan kenaikkan permuk aan laut karena dampak perubahan iklim global (Nic holls 1995,
13
Rosenzweig & Solecki 2001). Kom binasi k om pleksitas inilah y ang t elah menjadik an banjir
sebagai mom ok y ang menakutkan bagi “waterfront city ” di Indonesia.

Menurut hemat k ami, penyebab utama dari masalah di atas ialah:


• Lem ahny a v isi pem bangunan jangk a panjang untuk Kota Berk elanjutan (Sust ainable
Urban D evelopm ent)
• Tidak t erimplem entasiny a kerangka tata ruang, tata air dan tata lingk ungan secara
holistik.
• Pendekat an pembangunan terutama inf rastruktur yang dilakuk an s ecara s ektoral.
• Lem ahny a instit usi dan k oordinas i manajemen pembangunan.
• Rendahnya kesadaran dan partisipasi masy arakat dalam implem ent asi Tat a Ruang dan
Tata Air y ang berkelanjut an.
• Tidak adany a studi kelayak an lahan (ev aluasi lahan) y ang kom prehensif sebelum
perencanaan dan pembangunan.
• Tidak adany a studi kelay akan ekonomi dalam pembangunan, terutama infrastrukt ur tata
air.

7
Latar Belakang M asalah Banjir di Surabaya

Surabay a, kota terbes ar kedua di Indones ia, merupak an kawasan strategis nasional dengan
duk ungan f asilitas perindustrian, perdagangan, pelabuhan dan bandar udara internasional.
Surabay a m emiliki jumlah penduduk mencapai 3 juta jiwa pada 2006. Surabay a juga
merupakan pus at pertumbuhan dari kawasan strategis nasional yang disebut sebagai
“Gerbang Kertosusila” at au Kabupat en Gresik, Bangkalan, Mojok erto, Surabay a, Sidoarjo dan
Lam ongan. Terc atat pada tahun 1995, jumlah penduduk GKS sekitar 7, 8 juta jiwa. D an
14
diperkirak an pada tahun 2018, populasi kawas an ini akan mencapai 10,8 juta.

15
Tabel 1. Jum lah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kota Surabaya

Penduduk K epadatan
Penduduk Laki- Jumlah Penduduk
No Tahun Perempuan
laki (jiwa) Penduduk (jiwa)
(jiwa) (jiwa/km2)
1 2002 1.263.284 1.256.184 2.529.468 7.750
2 2003 1.337.982 1.321.584 2.659.566 8.149
3 2004 1.353.386 1.337.780 2.691.666 8.247
4 2005 1.377.951 1.362.539 2.740.490 8.397
5 2006 1.399.385 1.384.811 2.784.196 8.531

Sementara itu Pemerint ah Kot a Surabay a telah menetapkan Visi Surabay a 2025 s ebagai
Kot a Jasa y ang Ny am an, Berday a, Berbuday a dan Berk eadilan. Peningkatan populasi
Surabay a ini m erupakan bukti k eberhasilan pembangunan s ekaligus dapat menganc am
keberlanjutan Kota Surabay a. Hal ini akan terjadi jika proses pembangunan k ota ini
mengabaikan kondis i lingkungannya. Dalam hal ini terlihat pada memburukny a k ondis i banjir
di Surabaya sec ara um um. Kami m enc oba mengumpulkan dan m emapark an dat a - data
literatur peny ebab banjir di Kota Surabay a.

Dari hasil diskusi Forum Reboan, Instit ut Teknologi Sepuluh Nopember, Januari 2009, kami
dapat meny impulkan bahwa Surabay a m emang m engalami perm asalahan banjir y ang cuk up
16
serius. Kepala Dinas Bina Marga dan Tat a Kota Surabay a, Sri Muly ono mencatat banjir
y ang serius pada 31 Januari 2009. Di antarany a kawas an Des a W arugunung, Kec amat an
Karangpilang mengalam i genangan ant ara 50 -100 cm. Sedangk an berbagai jalan prot okol
dilapork an t ergenang sehingga m engak ibatkan kemacetan y ang cukup parah. Lebih lanjut,
pola banjir Surabaya dapat dilihat pada Peta Kawasan Genangan Banjir dari SDMP 2018.

Terny ata laporan lain dari St asiun Met eorologi Klas I Juanda Sidoarjo.meny atakan bahwa
pada Januari – Februari 2009, terjadi hujan terus menerus bervariasi ant ara 20-100 mm
curah hujan per hari. Saat itu juga tercat at kec epatan angin ant ara 5-35 km per jam, suhu
17
udara 23-32 derajat Celc ius, dan kelembaban relatif antara 68-98 persen. Hal ini

8
menunjukkan bahwa betapa cuaca Surabay a c ukup ekstrim pada awal Februari 2009 dan
dapat mengak ibatkan terjadinya banjir yang c ukup parah.

Sedangk an, Ir Anggrahini MSc., s eorang ahli drainas e dari ITS, m eny atak an bahwa
permasalahan banjir di Surabay a dis ebabkan oleh f aktor statis dan dinamis. Fakt or statis
y ang dimaks ud ialah kondisi alam, k ont ur dan sif at tanah y ang m eny ebabkan mudahnya
genangan. Sedangk an f aktor dinamis y ang mem pengaruhi banjir Surabaya ialah tingginya
curah hujan, meningk atnya perm ukaan air laut pas ang dan aktivitas m anusia. Beliau juga
menambahk an bahwa absennya perenc anaan drainas e, rendahnya res apan dan
perk embangan tata k ota di Surabaya menam bah parahny a permasalahan banjir di Surabaya.
Beliau juga meny am paik an untuk mengubah sist em drainase k ota Surabay a untuk mengatasi
banjir diperluk an dana lebih dari R p 70 triliun dan hal ini cukup sulit unt uk diim plementasik an.
18

Dinas Bina Marga dan Pemat usan Kota sebenarny a telah m elakuk an upay a – upay a untuk
mengurangi banjir di Surabay a. Hal ini t erlihat dalam peny usunan Surabay a D rainage Master
Plan (SD MP). 19 Menurut catatan pemerintah sejak 2000 - 2007 luas genangan banjir y ang
ada s udah berk urang hingga 29,3 persen. Sec ara detail pada tahun 2000, luas wilay ah
genangan m enc apai 4.000 hektar dengan lam a genangan 6 jam dan tinggi genangan hingga
60 cm. Sedangkan pada tahun 2007, genangan m enc ak up 2.825 hektar terjadi selam a 3 jam,
setinggi maksim al 27 cm. SDMP menerapkan k ons ep pengoperas ian rum ah pom pa dan
sejumlah boezem penampungan air buangan dari s aluran pipa prim er sebelum akhirny a air
itu dibuang ke laut.

9
20
Gambar 10. Peta Kawasan Genangan Banjir di Surabay a 1999 berdasarkan Lama Genangan.

21
Gam bar 11. Peta Kawasan Genangan Banjir di Surabay a 2007 berdasarkan Lama Genangan

Dari berbagai data, ditem ukan t erny ata SDMP juga belum dapat diterapkan secara m aksimal
karena baru ada 33 pom pa dari tot al 66 pompa menurut Dinas Bina Marga. Di antaranya
3
ditem patkan lima pompa berskala penyedot 1, 5 m per detik dan dua pompa pegas bersk ala

10
3 3
0,5 m per detik di boezem Morokrem bangan. Juga penempatan dua pom pa 1,5 m per detik
3
diletakkan di boezem Wonorejo. Satu pompa 0, 25 m per detik ditempatkan di Kali R ungkut
3
dan tiga pom pa 2,5 m per detik ditempatkan di Kebun Agung. Selain itu, Pemerintah Kota
juga melakuk an normalisasi s ejumlah saluran primer, seperti Kalidami dan Kalibokor.
Saringan sampah ( mechanic al screen) bernilai m iliaran rupiah juga diusulk an pada SD MP.

Dapat k ami simpulk an bahwa permasalahan banjir di Surabay a dis ebabkan oleh hal – hal
22
sebagai berik ut:
• Surabay a terdiri dari tiga wilay ah dengan kondis i geologis sangat berlainan, y aitu wilay ah
pantai y ang ters usun terut am a oleh endapan pas ir, wilay ah rawa y ang hampir seluruhnya
tersus un oleh lempung dan wilay ah pedataran bergelom bang y ang tersusun oleh batu
pasir, batu lempung dan napal. Kondisi wilayah pantai dan rawa ini rawan terhadap
banjir.
• Topograf i Surabaya yang m erupak an k ota pes isir, dengan may orit as 1-3 met er mean-
sea-level (m. MSL) y ang sangat dat ar dan cek ung menyebabk an air menggenang di
sejumlah lokasi. Bahk an SDMP juga melapork an bahwa s ebagian daerah pantai t erny ata
lebih rendah dari muka air laut. Sehingga kawasan tersebut rentan terhadap genangan
banjir pada saat pasang naik. Hal inilah y ang menyebabkan diperlukanny a Sistem Polder
di kawasan – kawas an ini.
• Jenis Tanah yang t erdapat di Wilayah Kota Surabay a terdiri atas Alluv ial (Alluv ial
Hidromorf , Alluv ial Kelabu Tua dan Alluv ial Kelabu) dan Grum osol meny ebabk an sulitnya
terjadiny a penurunan tanah terutama di sisi Utara dan Tim ur serta menam bah beban
sedimen pada drainas e.
• Alih f ungsi kawas an rawa dan pesisir menjadi k awasan industri dan perumahan y ang
mengurangi f ungsi retensi. H al ini terlihat pada gambar perubahan tat a guna lahan 1950 -
2007.
• Kurang terk oordinasiny a pengoperasian pompa dan boezem y ang m eny ebabk an
genangan tidak langs ung dapat teratasi.
• Sediment asi parah dan berk urangny a kapasit as berbagai s aluran primer m eny ebabk an
genangan banjir mak in parah.

11
Gam bar 12. Peta Topograf i Surabaya pada tahun 1950-an. 23
Terlihat tata guna lahan Surabay a saat it u didom inasi oleh rawa dan tegalan.

24
Gambar 13. Tata Guna Lahan Surabay a pada tahun 1999.
Peta ini yang menunjukkan konversi lahan rawa, tegalan menjadi perum ahan dan industri secara
ekstensif.

12
25
Gambar 14. Tata Guna Lahan Surabaya pada tahun 2007.
Perubahan tata guna lahan ini makin dipercepat dengan pertambahan populasi dan berkembangny a
nilai properti di Surabay a.

Berkaitan dengan m asalah banjir di atas, k ami mem andang diperluk annya beberapa solusi
integrasi tata ruang dan tata air untuk mengurangi masalah banjir y ang di antarany a ialah;
• Menerapk an Perenc anaan Tata Ruang Komprehensif yang Berbasis Ekologis untuk
Rev italisasi Surabay a y ang memperhatikan Tata Air (Master Plan Drainase) y ang
meny eluruh.
• Menerapk an Integrat ed Water Res ource Management (I WRM) dan Low Impact
Development (LI D) pada Daerah Aliran Sungai y ang mempengaruhi Surabay a yang ak an
mendukung k eberhasilan SD MP 2018.
o Studi Kasus Singapura untuk implem entas i I WRM dan LI D.
• Menerapk an sistem Polder di Kawas an Utara dan Timur Surabay a unt uk mengurangi
dam pak banjir dan m engefisienk an penanganan banjir.
o Studi Kasus Belanda untuk im plement asi Urban Polder.
Ketiga s aran ini akan lebih lanjut dilanjutkan melalui sub-bab sbb:

13
Saran Int egra si Tata Ruang dan Tata Air untuk M engurangi Banjir di
Surabaya

Perencanaan Tat a Ruang Komprehensif yang Berbasis Ekologis

Kami mengamati bahwa perk embangan Surabay a saat ini ternyata m engalami permas alahan
juga k arena tata ruang. Karena itu k ami mengus ulkan untuk m enerapk an Perencanaan Tata
Ruang Kompreh en sif b erbasis Ekologis unt uk mem ecahkan masalah-mas alah um um tata
ruang di Surabay a. Def inisi asli Perenc anaan Ekologis (Ecological Planning ) m enurut Ian
McHarg, ialah proses perencanaan tata ruang k omprehensif yang m empertimbangk an f aktor
sosial, hukum, ekonomi, kebutuhan, keinginan, dan pers epsi penghuni perumahan di m asa
26
depan.

Selanjut nya kami mengembangk an def inisi di at as m enjadi Perencanaan Tata Ruang
Komprehensif berb asi s Ekologis y aitu: “Perencanaan y ang mempertimbangkan kondisi
keanekaragaman hay ati (kondisi ek ologi), k apasitas at au daya dukung lingkungan (kondisi
f isik lainnya) serta k ondisi sosial-ekonomi yang mempengaruhi k awasan. Kem udian di dalam
pros esny a perenc anaan inf rastruktur lainnya s eperti t ata air, transport asi mas al, pengelolaan
limbah dan s am pah, kons erv asi energi, dan lain-lain harus diint egrasikan. Serta melibatk an
peran sert a para pemegang k epentingan (stak eholders ) dlm penentuan tata ruang tsb.”

Gambar 15. Metode Perencanaan Tata R uang Kom prehensif berbasis Ekologis

14
Terutam a berkaitan dengan banjir, k ami menyarankan untuk mengintegrasikan Master Plan
Drainas e (SD MP 2018) ke dalam Rencana Tata R uang Surabaya di mas a mendat ang. Hal ini
dimaksudkan untuk m engurangi beban inf rastrukt ur drainase y ang ada.

Artiny a memang harus dilak ukan pengendalian pembangunan sesuai dengan Rencana Tata
Ruang dan Master Plan Drainas e. Hal ini biasany a berupa konserv asi pada kawasan hut an
lindung, pantai dan rawa y ang memilik i f ungsi untuk mengurangi dampak banjir. Juga
menetapkan bahwa setiap perumahan yang baru harus mem pertimbangk an perubahan
limpasan permukaan seminim m ungkin dan memiliki inf rastruktur drainase y ang memadai.
Tarakhir, Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Biru (Badan Air) juga harus dipert ahank an dan
didesain lebih ef ektif sebagai t ampungan air (retensi).

Gam bar 16. Konsep Kota Berkelanjutan (Sustainable Urban D evelopm ent)

15
Gam bar 17. Konsep Integrasi Tata Ruang, Tata Air dan Lingkungan H idup

Gam bar 18. Integrasi Tata Ruang, Tata Air dan Lingkungan H idup
dalam Sistem Tata Ruang Indonesia 27

16
Kemudian m etode perencanaan y ang ada juga ak an t erjadi s ebagai berikut:
• Menentukan Visi Perenc anaan Tata R uang
• Surv ai dan Pengumpulan Data Sekunder
• Analis a Kelay akan Lahan
• Analis a Perencanaan Tata Ruang dan Inf rastruktur y ang ada
• Studi Kelayakan Ekonomi
• Analis a SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats)
• Persiapan Konsep Tat a Ruang
• Persiapan Konsep Inf rastrukt ur (Terutama Master Plan Drainase)
• Integrasi Tata Ruang dan Inf rastrukt ur lainny a
• Diskusi dengan Klien
• Rev isi Konsep Tat a Ruang Terintegrasi

Salah sat u komponen penting dalam m etode di atas ialah kom ponen surv ai dan analisa
kelay akan lahan multidisiplin. Hal ini y ang dapat didef inisikan sebagai Evaluas i Lahan.
Evaluasi Lahan ini dapat digunakan unt uk m enentukan k ecocok an lahan unt uk suatu jenis
pem bangunan untuk mendapatkan keunt ungan ek onomi tanpa menghancurk an kondisi
lingkungan y ang ada. Salah sat u metode analis a ini ialah dengan Evaluasi Lah an Adaptif
ALi T ( Adap tive Land scap e Evaluation Tool). Metode ini dides ain untuk untuk
menghasilkan rekomendasi k elay akan lahan berbasis ek ologi dengan pendekat an
28
multidisplin, tetapi dides ain untuk kec epatan eksekusi dan dana y ang terbatas.

Hal ini diharapkan agar lim pas an permuk aan y ang dihasilk an oleh pembangunan dapat
dikurangi dengan m enerapk an metode LID (Low I mpact Dev elop ment) sehingga seluruh
Daerah Aliran Sungai (D AS) yang m em pengaruhi Surabay a dapat dikelola dengan kons ep
IWRM (Integrated Wat er Resource Management). Untuk m emperjelas hal ini kami ak an
mem bawa studi kas us Singapura dalam penerapan I WRM dan LI D.

Integrated Water Resource M anagement (IWRM ) dan Low Impact


Development (LID)

Selanjut nya penerapan Integrated Wat er Resource Management (I WRM) dan Low Impact
Development (LI D) memang s angat diperlukan mengingat mas alah banjir Surabaya
disebabk an oleh dugaan bahwa drainas e saat ini tidak dapat menampung limpas an air
permukaan Kota Surabay a.

Sebagai def inisi, IWRM dapat dijelaskan dengan met odologi untuk mem persiapk an
manajem en s umber day a air secara holistik y ang dapat digambarkan dalam tahapan –
tahapan sebagai berik ut:

17
1. Initiation atau Inisiasi.
2. Vision / Policy atau Visi/ Kebijakan.
3. Situation Analysis at au Analis a Sit uas i.
4. Strat egy Choice atau Pemilihan Strat egi.
5. IWRM Plan atau Peny usunan Rencana Kerja I WRM.
6. I mple mentation atau Pelaksanaan.
7. Evaluation atau Evaluas i.

29
Gambar 19. Proses Integrated Water R esource Managem ent (Manajem en Tata Air Terintegrasi)

Selanjut nya masing – mas ing proses dapat dijelaskan sbb:

Initiation atau Inisi asi diperluk an unt uk mengum pulkan semua pihak y ang berkepentingan
dan berwenang dalam I WRM. Dalam langkah ini k omitmen bersama harus disus un oleh
seluruh pihak terkait (Pem erintah, Swast a dan Masy arak at). Sem ent ara itu bent uk organisasi
pengelola m ulai dipik irkan dan dipersiapkan. Set elah I WRM Plan dis usun organis asi ini ak an
menjalankan setiap f ungs iny a. Karena itu t ahapan ini m enjadi s angat penting untuk IWRM
y ang berhasil.

Vision / Policy atau Vi si / Kebijakan merupak an prinsip – prinsip dan arahan – arahan
untuk mengelola Sumber Day a Air y ang berk elanjutan. Hal ini dis usun berdas ark an k omitm en
semua pihak yang terkait dalam pengelolaan berkelanjutan s umber daya air dan k ondisi ideal
pengelolaan SD A dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) t ersebut.

18
Situation An alysis atau An alisa Situasi dilakuk an dengan m em perhatikan permas alahan –
permasalahan y ang ada di lapangan berkait an dengan tat a air dan tata ruang. Selain itu juga
metode analisa SWOT perlu dilakuk an untuk mempertajam hasil analisa ters ebut. Analisa ini
juga sebaiknya mengk aji berbagai peraturan, tujuan pembangunan serta prioritas
pem bangunan y ang berkaitan dengan SD A dalam kawas an y ang mencak up D AS ters ebut.

Strategy Choice atau Pemilihan Strategi berkait an dengan pencarian solusi yang mungkin
dilakukan dalam penerapan I WRM Plan. Berbagai pilihan model pengelolaan SDA yang lay ak
secara f inansial, sec ara politik dan ramah lingk ungan harus dipersiapk an dalam tahap ini.
Karena t erk adang s olus i tek nis tidak dapat dit erapkan 100% disebabk an oleh masalah sos ial
y ang ada. Selanjut nya berbagai k riteria pemilihan harus diperjelas sebelum strat egi
pem ecahan m asalah tsb diputusk an.

IWRM Plan atau Rencana IWRM dis usun dengan persiapan draf t manajemen SD A. Draf t ini
disus un juga berdasarkan komitm en bersama dari seluruh pihak, kes epakat an sec ara politik,
dan huk um yang berlaku. I WRM Plan dapat bervariasi di berbagai tempat ses uai dengan
lingkup dan kes epakatan para pihak. Tet api tet ap pendekatan holistik terhadap penggunaan
air, pengolahan limbah serta tat a ruang. Terakhir kerjas ama seluruh pihak merupak an k ata
kunci penerapan IWRM Plan. Karena itu partisipasi seluruh pihak sangat diperlukan dalam
setiap tahapan I WRM.

Implementation atau Pelaksan aan merupakan intervensi sec ara nyata di bidang hukum,
kelembagaan, m anajemen dalam pengelolaan SDA. Hal ini dilak ukan dengan m embangun
kapasitas Sumber D aya Manusia (SD M) pengelola s istem tersebut. Selain itu berbagai tujuan
dan oby ektif IWRM Plan juga harus dapat direalisasikan agar terjadi manf aat y ang ny ata.
Bias any a harus dilak ukan dengan memperhatik an hambatan – hambatan karena kurangnya
komitmen politik, perenc anaan y ang tidak realistis, atau penerimaan masy arakat y ang kurang
baik terhadap IWRM Plan.

Evaluation atau Evaluasi harus dilak ukan untuk melihat k emajuan serta mencegah
kegagalan dari I WRM Plan. Hal ini juga diharapkan dapat memberikan m asukkan untuk
mem ecahkan masalah dalam pengelolaan SDA. Juga dapat memberik an m asukkan untuk
solus i y ang lebih tepat dan adaptif terhadap k ondisi s etem pat.

LID (Low I mpact Develop men t) m erupakan sebuah konsep untuk mengurangi limpas an
run-of f atau limpasan permuk aan serta dampak banjir. H al ini diterapkan dengan menyimpan
sebanyak mungk in air hujan serta m enggunakanny a untuk keperluan sehari – hari secara
tepat guna. LID juga menyarank an berbagai kons ep untuk menjaga k eseimbangan siklus air
di alam dengan menambah f ungsi resapan, f ungsi retensi at au peny impanan air dan f ungsi
30
pem urnian air limbah. Konsep LID ini dapat dijelaskan dengan gam bar sbb:

19
Gambar 20. Konsep Low Impact Development (LID) untuk Peny im panan Air, Penggunaan Air dan
Pengelolaan Lim bah Cair

Gambar 21. Konsep Low Impact Development (LID) untuk Konserv asi Air Secara Berkelanjutan

Untuk k emudahan pemaham an, kami mengambil studi kas us penerapan I WRM dan LI D di
Singapura dalam sub-bab sbb:

20
Studi Kasus S ingapura untuk implementasi IWRM dan LID

Agar dapat mengerti bagaim ana k ons ep I WRM dapat diterapkan secara optimal pada k asus
31
Surabay a, kami mem bawa st udi k asus Singapura.

Singapura diakui berhasil dalam pengelolaan SD A karena menerapkan setidak ny a 4 langk ah


utam a dalam pengelolaan SDA. Langk ah – langk ah t ersebut ialah:
• Peny usunan Institusi Pengelola SDA dan Tata Ruang yang terkoordinasi
• Perencanaan Tata R uang y ang Komprehensif dengan Perenc anaan Infrastruktur
Drainas e
• Implementasi I WRM (I ntegrated Water Resourc e Management ) y ang mencak up
Pengadaaan Air Bersih, Sistem Drainase, Pengelolaan Limbah Terpadu dan
infrastruktur penduk ungny a.
• Manajem en k ebutuhan air dengan penerapan tarif berjenjang

Pertama, Institusi Pengelol a SDA dan Tata R uang di Sing apur a telah dibent uk s ejak
1970-an dan terbukti berkoordinasi dalam pembangunan Singapura. PUB (Public Utilities
Board) adalah s ebuah Stat e Board (at au BUMN), di bawah Ministry of Environment and
Water Resources (Kementerian Lingkungan Hidup dan Sum ber Day a Air) y ang menangani
keseluruhan proses manajemen SDA di Singapura. Sedangkan, U RA (Urban Redevelopment
Aut hority) merupakan agensi yang menangani tata ruang di Singapura. Kedua organisasi ini
telah bek erjasama dalam peny usunan Master Plan Singapura y ang t erintegrasi s erta
implementasinya. Selain itu juga kedua lembaga ini m emiliki kapasitas SD M y ang tinggi dan
sistem organisasi yang luar bias a karena c apacity building sec ara reguler.

PUB didirikan untuk menjamin supplai air bersih secara efisien, mem adai dan berkelanjut an
untuk Singapura. Mi si PUB adalah mencapai pelay anan y ang terbaik dengan harga y ang
terendah. H al ini yang m eny ebabkan PU B terus m elakukan terobos an. Dan k arena itulah
PUB berhas il m endapatkan Sto ckh olm W ater Prize pada tahu n 2007. Organis asi ini
sesungguhny a bertanggung jawab untuk:
• Pengumpulan air baku dan impor air;
• Produksi dan distribus i air bersih;
• Koleksi dan pengolahan air kotor;
32
• Reklamas i air dan desalinasi air laut di Singapura.

21
Gambar 22. Konsep IWRM oleh PUB di Singapura 33

Untuk kol eksi air baku, air hujan dikum pulkan melalui sungai, sungai, kanal dan saluran
pem buangan, dan disim pan pada 15 buah waduk. Berbagai waduk dihubungkan oleh
jaringan pipa agar kelebihan air dapat dipompa dari satu reserv oir ke yang lain dan
mengoptimalk an kapasit as peny impanan. Selain itu terdapat PUB juga mengelola sumber air
impor dari Malay sia y ang masih menunjang kebut uhan air di Singapura.

Peng olah an air ber sih dilakuk an di berbagai Water Treat ment Plan modern di Singapura
y ang dik elola oleh PUB. Selanjut ny a setelah pengolahan, air disimpan dalam res erv oir at au
kolam tertut up s ebelum didistribusikan ke pelanggan.

Dalam pros es distribusi , air bak u k emudian dis alurk an melalui pipa air k e instalasi
pengolahan air bersih unt uk pros es pengolahan. Instalasi ini dik enal sangat handal karena
terencana dan terimplementasi dengan baik.

Dalam proses koleksi air kotor , air y ang telah digunakan oleh pelanggan yang dikumpulk an
melalui sistem instralasi air kotor y ang luas dan diolah dalam pabrik reklamas i air. Air k otor ini
adalah juga merupak an sumber day a berharga juga. Karena itu air kotor ini juga diolah
menggunak an tek nologi modern menjadi air dari rek lamasi y ang bermut u baik, proses ini
juga dik enal s ebagai NEW ater treatment.

Dengan berpandangan ke masa depan, PU B juga telah mem bangun Deep Tunnel
Sewerag e System (DTSS) untuk keberlanjutanny a di m asa depan. Sebagai bagian penting

22
dari siklus air, D TSS adalah sup er-high way yang akan mengumpulkan air kotor untuk
diolah di pabrik reklamasi air t erpus at. Air yang digunakan y ang dirawat k em udian ak an
dibuang ke laut at au dimurnik an lebih lanjut ke NEW ater. Selain it u beberapa pabrik
desalinasi air laut juga telah dibangun untuk menam bah supplai air baku di Singapura.

Dengan pengelolaan daerah aliran s ungai y ang baik, proses pengolahan air y ang ef ektif dan
investasi yang kontinu di R & D, Singapura telah menikmati air berkualitas baik untuk 40
tahun terakhir. Sehingga air k eran Singapura dapat diminum karena ses uai dengan st andard
34
kesehat an y ang ditetapk an oleh WHO (World Health Organis ation).

Berkaitan dengan solusi Tata Ruang dan Tat a Air terintegras i, Singapura telah berhasil
menerapk an hal ini sejak awal penerapan Mast er Plan t ahun 1970-an. Hal ini dit erapk an
dengan m enetapk an 4 strategi m anajemen D AS.
• Daer ah DAS yang dilindungi (Protected Catch men t Ar eas) di tengah Singapura
merupakan hut an lindung dan tidak boleh dibangun k ecuali unt uk lapangan golf dan
militer. Ini dimaks udk an unt uk menjamin supplai air bers ih dan konserv asi lingk ungan
hidup.
• Daer ah D AS yan g tidak dilindungi (Un protected C atchment Ar eas) dapat dibangun
untuk perum ahan dan industri non-polutif . Dengan sy arat dilengk api dengan infrastruktur
pengolahan air k otor dan limbah lainnya.
• Daer ah Kol eksi dari Perkotaan sep erti Sungei Sel etar/ Bedo k Scheme d an Marina
Barrage juga dim anf aatkan untuk supplai air bersih. Tet api dilengk api dengan instalasi
pengolahan air y ang lebih modern.
• Dan industri polutif hanya boleh dibangun pada kawasan yang tidak term asuk pada
kawasan DAS y ang berpotensi untuk tangkapan air minum. Tetapi tet ap k awas an ini juga
harus dilayani oleh sist em k oleksi limbah y ang modern untuk m enc egah polusi industri
y ang parah.

23
Gam bar 23. Konsep Tata R uang Singapura 2001 (Concept Plan Singapore 2001).35

36
Gambar 24. Konsep Sirkulasi Concept Plan Singapore 2001.

24
Gambar 25. Konsep Manajem en DAS terintegrasi dengan Tata R uang di Singapura,
37
dengan Batas D AS (Daerah Aliran Sungai atau Catchments) di Singapura.
Ind ustri b erat bera da di luar kawas an kons ervasi d an DAS u ntu k air b ersih.

38
Gambar 26. Kawasan Industri di Singapura.
Ka wasa n in dustri berat direncan aka n di ka wasa n J urong Indus trial Area , ya ng terlet ak di luar ka wasan ko nservasi
dan DAS unt u k air bersih.

25
39
Gam bar 27. D etail Konsep Manajem en D AS terintegrasi dengan Tata R uang di Singapura.

26
Terlihat bet apa terintegrasiny a Tata Ruang dan Tat a Air di Singapura. Kami perc ay a hal ini
juga mungkin diterapkan di masa depan dengan mas a dan m etode transisi sec ara bertahap.

Selain it u pencegahan polusi dan m anajemen DAS juga dilakukan oleh PU B dengan NEA
(National Environmental Agency – Otoritas Lingkungan Hidup), J TC (Jurong Town
Corporation - Ot oritas Kawas an Industri) and HDB (Housing Dev elopment Board – Otoritas
Perumahan Raky at). Hal ini dilakuk an dengan upay a mengontrol dan pencegahan polusi
dalam s eluruh pembangunan. Hal inilah y ang meny ebabk an keberhasilan pengelolaan D AS
di Singapura.

Berikutny a untuk implem ent asi IWRM y ang berhasil di Singapura, PU B mengadopsi strat egi
Drainag e Pl anning and M anag ement (Per en can aan dan Manajemen Drain ase yang
Berkelanjutan). Hal ini dimulai dengan pros es pers iapan dan up-date m aster plan drainase
secara berkala; serta pengaturan pem bangunan (dev elopment control). Master plan drainase
ini ak an s elalu m engik uti perk em bangan Master Plan Singapura y ang t erbaru.

Dalam m aster plan drainas e, kebut uhan untuk inf rastruktur drainase harus diperhitungk an
dan direalisasik an. Caranya dit empuh dengan menjamin bahwa setiap pembangunan ak an
mengikuti master plan ini. Sebalik ny a, pembangunan tsb tidak akan diijinkan jika tidak ses uai
persy aratan master plan di at as. Hal ini juga dic ek dengan metode simulasi drainase dengan
sof tware yang m odern.

27
40
Gam bar 28. Master Plan D rainase Singapura.

41
Gam bar 29. Proses Sim ulasi D rainase Singapura secara umum.

28
42
Gam bar 30. Berbagai Infrastruktur D rainase Singapura.

Gam bar 31. Implementasi LID di Singapura. 43


Elemen – elem en ini akan m engurangi lim pasan air perm ukaan yang dapat mengakibatkan banjir.
Perum ahan – perum ahan baru di Surabaya dapat m enerapkan hal ini.

29
Selain itu, berbagai program perbaik an dan pemeliharaan infrastruktur drainase dilakuk an
secara reguler dan terpadu. Program ini dilakuk an sec ara berkala sesuai dengan kondisi
drainase yang ada. Di samping itu, diterapkan program penegakkan hukum unt uk perijinan
polusi serta ambang batas polutan y ang diijink an. Upay a ini dilakuk an oleh PU B bersama
NEA secara terpadu.

44
Gambar 32. Langkah perbaik an dan pemeliharaan inf rastruktur drainase.

Langk ah terakhir y ang dilakuk an untuk menghem at SDA ialah dengan penerapan tarif
berjenjang. PUB menerapkan tarif yang berjenjang unt uk beberapa jenis penggunaan air s bb:

45
Water Tariff atau Tarif Air oleh PUB
Tariff Cate gory Consu mpti on Block Tariff($/m3) W ater Cons ervatio n Tax
(m3 p er mon th) [bef ore GST] (% of t ariff)
[before GST]

Domes tic 0 to 40 1.17 30


Above 4 0 1.40 45
Non-Domestic All units 1.17 30
Shippi ng All units 1.92 30

30
Tariff Consumption Waterborne Waterborne Fee Sanitary Sanitary
Category Block Fee ($/m3)* Appliance Fee Appliance
(m3 per month) ($/m3) [after GST] [before GST] Fee *
[before GST] [after GST]

Domestic All units 0.2803 0.30 $2.8037/- per $3.00/- per


chargeable fitting chargeable
Non- All units 0.5607 0.60 per month fitting per
Domestic month
Shipping All units - - - -

46
Industrial W ater Tariffs (inclusive of GST) atau Tarif Air Industri

Tariff Category Consu mption Block Tariff WCT WBF


(m3 per month) (cents/m3) (% of tariff) (cents/m3)

Industrial Water All units 43 - -

Semu a ini diter apkan PUB untuk m em perkuat pesan kons erv asi air kepada seluruh pihak
terut ama masyarakat dalam bentuk W ater Conservation Tax atau Pajak Kon ser vasi Air . Di
samping itu, Sanitar y Appli ance Fee and W aterborn e F ees (Bi aya untuk pengolahan air)
tetap harus dibay ark an kepada Public Utilities Board (PU B) berdasark an the Sewerage and
Drainag e (Sanitary Appli ances and Water Charges) R egulations untuk mendukung
ongkos pengolahan air k otor dan pemeliharaan instalasi air kot or.

Kesimpulan Studi Kasus Sin gapura

Dengan Perencanaan Tat a Ruang y ang terint egrasi dengan I WRM dan LI D, Singapura dapat
mengurangi potensi banjir di pulau ini. Hal ini dapat dilak ukan dengan partisipasi seluruh
komponen y ang berk epentingan (Pemerintah, Swasta dan Masyarakat atau 3P/ Public-
Private-People Approach).

Gam bar 33. C ontoh Kemitraan antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat dalam Pengelolaan SD A di
47
Kawasan Kolam Ayer, Singapura.

31
Dengan penerapan integras i perencanaan, diharapk an agar di mas a depan pembangunan
perk otaan khususny a perkot aan tepi air atau “wat erf ront c ities ” dapat dik embangk an dengan
mem perhatikan day a dukung lingk ungan, kondisi s osial-ek onomi dan partisipasi seluruh
pihak yang berkepentingan di dalamny a.

Selain itu, perlu diperhatikan bahwa pengendalian tat a ruang, tata air dan lingkungan harus
dilakukan s ecara sinergis dalam tataran makro sam pai mikro (dari lingkup Daerah Aliran
Sungai s am pai drainase mik ro lingk ungan). Integrasi sist em t ata ruang – tata air – tata
lingkungan dari level makro sampai mik ro adalah m utlak dilakuk an untuk m ewujudkan Kota
y ang Berk elanjutan.

Sistem Polder di Kaw asan Ut ara dan Timur Sur abaya

Sistem Polder s angat diperluk an untuk diterapkan pada Kawasan Ut ara dan Timur Surabaya
karena sif at alami kawas an ini di antarany a:
• Kondisi geologis endapan pasir dan wilay ah rawa yang hampir seluruhny a tersus un oleh
lempung.
• Topograf i dengan 1-3 meter mean-sea-level y ang sangat datar dan c ekung.
• Jenis Tanah yang terdapat di W ilay ah Kot a Surabay a t erdiri at as J enis Tanah Alluv ial
(Alluv ial Hidromorf, Alluv ial Kelabu Tua dan Alluv ial Kelabu) dan Grum osol.
• Penurunan tanah ekstrim terutam a di sisi Utara dan Timur Surabay a karena jenis tanah di
atas dan kem ungkinan ekstraksi air tanah.
• Tingginy a lim pas an permukaan ak ibat perubahan tat a guna lahan di bagian hulu (s ebalah
Barat dan Selatan).
• Berkurangny a rawa yang berf ungsi sebagai retens i atau tampungan air di k awas an
pantai.

Kami m engakui bahwa diperlukan evaluasi lebih detail mengenai kelayakan t eknis dan
ekonomi penerapan Polder di Kawasan Surabaya Timur dan Utara. Tet api kami melihat
bahwa s ecara umum pola banjir y ang terjadi rupanya berk aitan dengan jenis t anah s erta
topograf i kawas an Utara dan Tim ur. Sehingga SDMP 2018 tidak akan dapat memecahk an
masalah banjir y ang ada.

Selanjut nya, kami ak an m em perk enalkan Konsep Polder. Polder merupakan sebuah Sistem
Tata Air tert utup dengan elem en s ebagai berikut:
• Tanggul
• Pompa
• Saluran
• Kolam atau Waduk R etensi

32
• Pengaturan lansekap atau peil lahan (di mana kolam dan saluran diletakkan paling
rendah dalam kawas an)
• Saluran dan instalasi air kot or terpis ah y ang diperlukan karena t opograf i kawasan pinggir
laut landai dan pengaruh pas ang surut.
Hal ini dapat diilustrasikan dalam gam bar sbb:

Gam bar 34. Ilustrasi D ef inisi Sistem Polder

Hal ini menunjukkan bahwa memang satu- satunya konsep yang dapat memecahk an
masalah banjir di k awas an Surabay a Ut ara dan Timur ialah Polder. Sedangkan tent u s aja
penerapan polder ini harus m em perhatikan master plan drainase makro yang telah dimulai
dalam SD MP 2018. Tet api m enurut hem at kami master plan ini perlu disem purnak an agar
dapat mengurangi banjir dengan efektif.

Studi Kasus Be lan da untuk Polder

Polder awalny a dikenal di Belanda, k arena negara ini sec ara 20% dari seluruh luas geografis
terlet ak di bawah permukaan laut, y ang dihuni oleh 21% dari populasi warga negaranya.
Negara ini reklamas i lahan dan menerapkan melalui sistem yang polder y ang rum it untuk
mem pertahankan kawas an ini dari anc aman banjir dan air pasang. Belanda juga pernah
mengalami permasalahan banjir dan badai y ang bes ar di ant arany a pada 1287, 1421, dan
1953. Sehingga akhirnya Pemerint ah Belanda m enetapkan “D elta Works” y aitu
48
pem bangunan inf rastruktur polder strategis.

33
Ses ungguhny a Polder di Belanda telah diterapkan s ejak abad ke-12 dengan m
"wat ersc happen" (dewan polder/ w ater board) atau "hoogheemraadschappen" ( "dewan
rumah tinggi/ high home councils "). Dewan ini bertugas unt uk menjaga tingk at air dan untuk
melindungi daerah dari banjir. Kemudian sy stem polder ini disempurnak an dengan
penggunaan kincir angin pada abad k e-13 untuk memom pa air keluar dari daerah di bawah
49
permukaan laut.

Sebuah polder st rategis y ang diterapkan di Belanda ialah Proy ek D elta (1953). Konsepnya
ialah unt uk m engurangi risik o banjir di Sout h H olland dan Zeeland untuk s ekali per 10.000
tahun. Upay a ini dilakuk an dnegan membuat tanggul sepanjang 3. 000 kilometer dari tanggul
laut dan 10.000 kilom eter saluran mikro, kanal, dan tanggul s ungai dan menutup dari muara
laut dari prov insi Zeeland. Proyek Delta m erupak an s alah satu upaya pem bangunan terbesar
dalam s ejarah m anusia y ang dis elesaik an pada 1997 dengan peny elesaian Maeslantkering
50
(storm s urge barrier/ pintu perlindungan terhadap pasang akibat badai).

51
Gam bar 35. Ilustrasi Sistem Polder di Belanda

34
52
Gam bar 36. Peta D aerah y ang dipengaruhi Banjir dan Pasang di Belanda tanpa Sistem Polder.

35
Gambar 37. Peta Sistem Polder Belanda

36
53
Gambar 38. Gambar Proy ek Makro Polder Delta

Kesim pu lan Kasus Polde r Belan da


Dalam riset k erjasam a dengan Pemerintah Belanda, UN ESCO-IHE dan Pemerint ah
Indonesia, kami m enemuk an berbagai aspek – aspek penting untuk m ewujudkan polder y ang
54
berhasil ialah sbb:
• Aspek Perenc anaan
• Aspek Des ain
• Aspek Ak uisisi Lahan
• Aspek Pengendalian Pem bangunan (Dev elopment Control)
• Aspek Konstruksi
• Aspek Operas i, Pemeliharaan dan Manajemen
• Aspek Monitoring dan Evaluasi
• Aspek Institusional Polder

Metode pembangunan polder juga harus dilakuk an seideal kerangka peny usunan polder
sebagai berik ut: 55

37
56
Gam bar 39. Kerangka Um um Proses Penyusunan Polder Berkelanjutan.

Gam bar 40. Kerangka Perencanaan Polder Berkelanjutan (Skala Makro di Lev el N asional atau
57
Prov insi).

38
Gambar 41. Kerangka Perencanaan Polder Berkelanjutan (Skala Meso dan Mikro di Lev el Kota dan
58
Kabupaten).

59
Gam bar 42. Kerangka Im plem entasi Polder Berkelanjutan (Desain, Akuisisi Lahan dan Konstruksi).

39
60
Gambar 43. Kerangka Pengendalian Pembangunan dan Evaluasi Polder Berkelanjutan.

61
Gam bar 44. Kerangka Operasi, Pem eliharaan dan Evaluasi Polder Berkelanjutan.

Serupa dengan IWR M, unt uk menjamin keberlanjutan sy stem Polder m aka diperluk an
sebuah lembaga pengelola polder. Dewan Polder ini bert ugas untuk mengelola sistem polder
terut ama pengelolaan air dan perlindungan banjir. Polder ini berasal dari elem en pem erintah,
swasta atau m asy arak at sec ara suk arela. Tetapi perlu disusun dasar hukum y ang
62
mendukung k eberadaan lembaga ini.

40
Untuk m enjamin k eberhasilan im plementasi Polder ada beberapa hal y ang harus diperhatik an
di antaranya ialah:
• Kes amaan v isi organisasi pengelola dan kejelasan m ekanism e pengelolaan polder
• Kualif ikasi ahli perencana, desainer, tenaga konstruksi, operator dan m anajemen y ang
baik
• Kelengk apan dan keakuratan data awal perencanaan dan des ain sangat penting
• Proses perencanaan dan des ain polder yang dilakukan sesuai dengan Norma Standar
Pet unjuk dan Manual (NSPM) yang berlaku
• Proses ak uisisi lahan yang dilakuk an s ecara partis ipatif
• Proses pengendalian pembangunan (dev elopment control) y ang ketat oleh PEMDA dan
instansi terk ait
• Proses konstruksi yang handal s esuai dengan NSPM y ang berlak u
• Proses m onitoring konst ruksi yang ket at
• Proses operasi polder yang partisipatif dan jelas secara mekanism e
• Proses pemeliharaan secara berkala untuk m enjamin keberlanjutan polder
• Proses evaluasi sec ara berkala baik internal maupun eksternal terhadap kinerja Dewan
Polder.

Selanjut nya det ail kunci k eberhas ilan penerapan Polder Berk elanjutan di atas dapat dipelajari
lebih lanjut dalam Urban Polder Guidelines 2009 (PU dan the N etherlands Ministries of
Transport, Public W orks and W ater Management, and of Spatial Planning, Housing and
63
Env ironm ent).

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Integrasi Tata R uang dan Tata Air sangat dibutuhkan oleh
Pemerint ah Kot a Surabay a untuk mengurangi dampak banjir setempat. Perencanaan Tata
Ruang K ompreh ensif berb asi s Ekologis sangat diperlukan terut ama memperhatik an tata
air di Surabay a. Selain it u partisipasi para pemegang kepentingan (st akeholders) harus juga
diwadahi di dalam ny a.

Kedua, Integrated Wat er Resource Management (I WRM) Plan s angat dibutuhkan untuk
menc apai v isi berk urangny a banjir di Surabay a. I WRM Plan ini harus disusun secara
komprehensif dengan kolaborasi sem ua pihak terkait s eperti st udi kasus I WRM Singapura.
Tetapi kondisi kelem bagaan dan tek nis juga harus diperhatikan dalam IWRM Plan Sur abaya.
Kemudian, diperlukan peningk atan kapas itas SD M dan mekanis me organisasi untuk
meny us un, m enjalank an dan mengev aluasi I WRM Plan.

Selain it u Polder diduga dibutuhk an untuk kawasan Surabay a Utara dan Timur untuk
mengurangi permasalahan genangan banjir karena air hujan dan pasang naik. Polder

41
merupakan sebuah Sistem Tata Air tertutup dengan elem en – elemen tanggul, pom pa,
saluran, waduk retensi, pengat uran lansek ap, saluran dan instalasi air kotor terpis ah.
Dengan c atat an Polder ini harus bek erja sebagai sebuah kesatuan sistem dan terintegrasi
dengan m aster plan drainas e yang lebih m akro.

Diharapk an dengan 3 s aran di at as mak a banjir Surabaya akan dapat dik urangi dan Kota
Surabay a dapat menjadi Kota yang Berkelanjutan dan menc apai Visi Surabay a 2025 s ebagai
Kot a Jasa y ang Nyaman, Berday a, Berbuday a dan Berkeadilan.

42
The Wri ter’ s Description
I. Pe rsonal Information
Full name : Guna wan Tanu widj aj a
e-mail : g unteit b@ya hoo.c om
we bsite : htt p://g reenimpacti nd o. word press.co m/
Mobile P hon e : +62 81 2 212 208 4 2 (In donesia)

Place of Birt h : Ba ndung


Date of Birth : 08 of August 1978
Se x : Male
Nation ality : In donesian
Mother Lang u ag e : In donesian
Langu ag e S kill : In donesian, E ng lish
II. Education Backgrounds
Formal Educ atio n
Name of Study T ime Graduated from
Institution City/Countr y (Months/Years) (Month and Year) Speci aliz ation GPA

National MSc 3.8 6


Univ ersit yof Singapore 1 year October 2 00 6 Env ironment from scale
Singapore Management of 5
Bandung
Institute of 2.7 3
Technolog y Bandung / Bachelor of
5 year s Jul y of 2 00 1 from scale
(Institut Indonesia Architecture
Teknologi of 4
Bandung)
III. Informa l Education
StudyT ime (Y ear s) Name of Institution Course Nam e & Spe ci alization

2008 Sing apore Ins titut e of Plann er Spati al Pla nning f or a Sust aina ble
Sing apore (1-da y se minar)
2008 Lee Ku an Ye w School Of Pu blic Polic y "Lesso ns Not to Learn fro m American
Cities" by Prof Alan Altshuler (Half-d a y
semin ar)
2007 Nation al Uni versit y of Singa pore , Fac ult y of Short Course On "A – Z Of Oil & G as
Eng ineering , P AC (Prof ession al Acti vities To Pe troch emicals ( 3-da ys semi nar)
Centre)
2007 Sing apore Ins titut e of Plann er Destinati on Res orts, T he Next W ave
(1-da y se minar)
2007 Sing apore Ins titut e of Plann er, Malaysia Semi nar o f Pla nning of Is kandar
Institute of Pl anner and Uni versiti Developme nt R egion (1-d a y se min ar)
Keb ang saa n Mala ysi a

2001 The British Instit ute IELTS Prep aratio n Co urse


2000 Langu ag e Cen ter ITB Eng lish Writing Course
1999 Gradasi Bulletin St udent Union of Journalistic Traini ng
Architect ure G una dharma ( IMA-
Gun adh arma)
1997 Architect ure Depart men t ITB AutoC ad R 14 Traini ng
1993-1995 Saint Ang ela’s Eng lish Course Eng lish Course level C6 to C11
1990-1992 Saint Ang ela’s Eng lish Course Eng lish Course l evel J 2 to J5
IV. W orking Exper ience
Name of Contract
City/ Countries Position Job Des cription
Institute/Companies Periods
Green Impact In do nesia Ban du ng Manag er Team L eader a nd March 20 03 to
Integrat ed Urban,

43
Name of Contract
City/ Countries Position Job Des cription
Institute/Companies Periods
Drainage a nd Urban Pl ann er now
Environme ntal Plan ning
Consult ant
Ag ency f or Rese arch Ban du ng Urban Pl anni ng Assistant Octob er 2 008 to
and De velo p men t, and Manag ement now
Institu te of Water Expert
Resources, Ministry of
Public Wor ks, Re pu blic of
Ind onesi a,
Jurong Consulta nts P te Sing apore Plann er Ph ysical Plan ner November 2006
Ltd. , Pla nning Division to Oct ober 2008

National Par ks Boar d, Sing apore Intern Research er July 2006 to


Repu blic of Singap ore Aug 20 06
Ag ency f or Rese arch Ban du ng / In don esia Junior GIS E xpert Jan 200 5 - A ug
and De velo p men t, Research er Assistant (Arc View 2005
Institu te of Water 3.2), in Pol der Team
Resources, Ministry of
Public Wor ks, Re pu blic of
Ind onesi a,
Sat yamitra J asapuri Ban du ng / In don esia Junior Architect, House, Factory an d Aug 20 03 - Dec
Eng ineering Estima tor Café Desig n 2004
PT. Trinitas Bua na Ut a ma Ban du ng / In don esia Junior Architect Apart me nt Design Aug 20 02 - Aug
2003
PT. I mesco Dito Jakarta/ In donesia Junior Architect Junior Archit ect Jan 200 2 – A ug
2002
COMBINE Ban du ng / In don esia Junior Urban De velop ment Aug 2 001 - Jan
Research er Research, 2002
especi ally on Urban
Garbage
Manag e men t
CV. Cipta Bina Sar ana Ban du ng / In don esia Wor k Trainee Junior Archit ect May - J uly 2 001
ASPE K Ban du ng / In don esia Prog ram Garbage Jan 200 0 - A ug
Facilitator Manag e men t , 2001
Community Mechanis m Ma king
Reco ver y and Contr olling of
Prog ram (CRP- Coop erati ve Cre dit
HUI) in RW 1 1, Unit
Cibang kong
District
V. Res ear ch, Planning & Design W ork s
Name of Proj ect Position Year
Under Gre en Impa ct Indones ia
Assistance f or Directorat e of Team L ead er a nd Urb an Planner Dec 2009
Spati al Planning, Pu blic Wor ks
Departme nt (2 009), Sus tainable
Urban I mpro vemen t Progra m
(SUSIP) - E xec utive Prese nta tion
Drainag e Master Plan Team L ead er a nd Urb an Planner Apr – D ec 2 009
Revit alisatio n in Su mmareco n,
Kelap a Gading , J akart a, I ndon esia
Hospital Pr eliminar y Design an d Team L ead er and Se nior Archit ect Apr – Aug 2 00 9
Stud y in P angale ng an , W est J a va,
Indonesi a (Prop osal to KPB S, Milk
Produc er Coo perative in
Pang aleng an)
Communit y Bas ed Develo pmen t Team L ead er and En vironment alist Aug 2009
Revitalisatio n in PT Ne wmont
Nusa Te ngg ara, Su mb a, Nusa
Teng g ara Barat, I ndon esia
(Proposal)

44
Name of Proj ect Position Year
Tradition al Market Ma pping, GIS Team L ead er a nd Urb an Planner Aug 2009
Database an d Anal ysis in th e
frame work of Imple me nting
Presidential Decre e No 11 2/ 200 7
on Development of Tra ditio nal
Market a nd Rel ocati on of Mo dern
Market in I ndon esia (Pro posal to
Ministry of Trad e of Rep ublic o f
Ind onesi a)
Integrat ed Water Reso urces Team L ead er and En vironment alist Aug 2009
Manage ment Plan f or Bar ang kal
River, s ub catch me nt of Brant as
River Basin, i n relati on with Soci al
Aspect a nd I nstit ution Capacit y
Building (Proposal to JICA)
“9 Pe arl” Element ary Sch ool in Team L eader a nd Architect 200 3
Ban du ng
Propos al 99’ers Radio Scho ol Team L eader a nd Architect 200 3
(Proposal)
Under Jurong Consultants Pt e
Ltd.
Preliminary Stud y and Brief Plann er 2007 t o 200 8
Develop ment C once pt of QEZ3,
Petroche mical Co mple x, Qatar
Dera Bassi Detaile d Mast er Pla n, Plann er 2007 t o 200 8
Greater Mo hali Area, Pu njab, I ndia
Lib ya Africa Econ omic Cit y Plann er 2007 t o 200 8
Won og iri Indus trial Park, Indon esia Plann er 2007 t o 200 8
(Guan xi Stat e Far m - Bio fu el Pla nt)
Master Plan A n Ta y In dustrial Plann er 200 7
Servic e Ce ntre
Master Pla n Zh angzho u Waterfront Assistant Pla nn er 200 6-2007
City, Chi na
Master Pla n AMRL Internati on al Assistant Pla nn er 200 7
Tech Cit y, T amil Nadu, India

W it h MSc Env ironmental


Management P rogram
“Neotiewpia” Ec o Villag e Mas ter Planner & En viron ment alist 200 6
Plan in Kra nji Singap ore
Under SJP Engine ering
BTC Café Junior Archit ect 200 4
Kop omas Fac tor y Junior Archit ect 200 4
Privat e Ho uses Band ung Junior Archit ect, Desig n 2003 – 2004
Develop me nt
Under PT. Trinitas Buan a Utama
Rental Houses in Ban dung Studi o Co ordina tor 2002 – 2003
Bu kit Resi k E xclusi ve Aparme nt Studi o Co ordina tor 2002 – 2003
Site Pl an “S. Par man” Elite Studi o Co ordina tor 200 2
Housing
Under PT. Imes co Dito
Privat e Ho uses i n Ja karta Junior Archit ect 200 2
Freel ance Proj ect
Cibangkong L o w Cost H ousing , Final Ye ar St ud ent 200 1
Ban du ng Ind onesia

45
Name of Proj ect Position Year
Desig n Develop ment of KARANG Junior Archit ect, Desig n 200 1
SETRA Hot el, S pa an d Cot tag es, Develop me nt
Ban dung Ind on esia under Cipt a
Bina Sara na
Master Pla n of Cipulir Housing Site Junior Archit ect 200 1
Plan, J a kart a und er Prof Ir.
Danisworo
VI. Awards, Pre stige, Activitie s, and Publi cation
Awa rds/ Best Dissert ation Prizes fro m Sh ell, MEM Natio nal Uni versity of Sing apore, 20 06-2 007
Prestig e Shell Grant Bursar y Holder in MEM Na tion al Uni versit y of Si ng apore , 200 5-20 06
Second Cha mpio n of Desig n Co mpetition o f Infor mal Trad ers St and h eld b y Th e Municip al\
Go vern ment of K ot a B andung, Praksis dan IMA-Gun adharma IT B Y ear 2 001
Activ ities Ban du ng Ind epen dent Living Ce nter (B ILIC)
200 3 - 2 00 4 : Vol unt ary Att enda nt f or Difabl e (Disable) P erson
200 3 : Coordi nat or Research T ea m in Accessibility Issue for Difable (Disabl e) Perso n in Se veral
Location in B andu ng
Forum Gelar Kot a Band ung (City De vel op ment Discussio n Foru m)
200 2 : F oru m Gel ar Ko ta Secret ariat
200 1 : J uni or Rese archer
Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gun adhar ma IT B (Guna dhar ma Stu de nt Uni on of Architect ure
Depart ment o f ITB)
200 1 Memb er of L eg islative Bodies of IMA - Gu nadh arma
Memb er of Sus tainable Hu ma n S ettle me nt Discussi on Grou p
Co ordin ator of TOR T eam of S ust ainable Hu ma n S ettl ement Semin ar
199 9 – 2 000 Co ordin ator of Gra dasi (Archit ect ure B ulletin of IMA-G)
OSIS SMAK I BP K Pen abur (Stu den t Unio n of B PK P enab ur Se nior Hig h Sch ool)
OSIS SMP St Alo ysius (Stu dent Uni on of St Al o ysius Junior Hig h Sch ool)
Publication s Integration o f Sustaina ble Pl anni ng Policy a nd D esig n of Lo w-Cost Ap artment , in the Con text of
Sustai na ble Urban Development, Natio nal Se minar of Lo w-Cost A part ment, Maran ath a
Universit y, Ba nd ung , Ind onesia, 20 09.
Bambo os as Sus tainabl e a nd Aff orda ble Mat erial for Housing as on e of alt erna tife ma terial o f L ow-
Cost Apartmen t, Nati on al Se minar of Lo w-Cost Ap artment, Mara natha U niversity, Ban dung ,
Ind onesi a, 200 9.
Guidelin es f or De velo ping P older Syste m in Indo nesia, Ag enc y for Research an d De velo pment ,
Institu te of Wat er Resources, Ministr y of P ublic Wor ks, Repu blic of In donesia, 20 08-2 00 9.
Developi ng a Lan dsca pe E valu ation To ol for De velo ping Countries, Cas e S tu dies Bi nta n Isla nd,
Ind onesi a, MSc En viron ment M an ag ement Program, National Uni versity of Sing ap ore (Bes t
Dissertation A ward)
Report of Res earch in Acc essibilit y Iss ue for Difa ble (Disable) Perso n in Several L ocatio n in
Ban du ng
Reports of B andu ng Urban Discussi on Forum o n Urba n S olid W aste Man agement , Janu ary 20 02.
Reports of B andu ng Urban Discussi on Forum in Ho using Nee ds, Aug ust 2001.
Thesis of Design Studio , Cas e o f Low Eco no my Fla t f or Cibang kong Villag e, B andu ng, In don esia
(Kelurah an Cib ang ko ng ), The me Pat tern La ng uag e Arc hitect ure
Semi nar Re port of Ho using Devel op me nt B ase d on Lo w Ec on omy Pe ople .

1
Kuswartojo T dkk., Perum ahan dan Perm ukiman Indonesia, Peneribit ITB, Bandung 2005
2
A. H erm anto Dardak and D r Poerwo, D irektorat Jenderal Tata Ruang, D epartem en PU, (2007),
Sosialisasi Undang-Undang N o. 26 Tahun 2007
3
Ibid.

46
4
http://www.bnpb.go.id/websit e/index.php?option=com _content&task=v iew&id=2101
http://geospasial.bnpb.go.id/category/peta-tem atik/statistik-bencana/
5
Ibid.
6
Ibid.
7
Ibid.
8
CIESIN, Columbia U niversity (2007), http://sedac.ciesin.colum bia.edu/gpw/lecz.jsp
9
Dinas PU Provinsi DKI Jakarta (2008), Materi Presentasi Banjir Jakarta 2007
10
Ibid.
11
Ibid.
12
Forum Masy arakat Peduli Lingkungan Pluit, Dokumentasi Banjir 2008
13
http://www.kas.de/upload/dokumente/m egacities/VulnerabilityofGloballC ities.pdf
14
www.dgtl.esdm.go.id/index.php?option=com _docman&task..
BPS Surabay a, Surabay a D alam Angka 2007
15
BPS Surabaya, Surabaya Dalam Angka 2007
16
http://digilib-ampl.net/detail/detail.php?row=3&tp=artikel&ktg=banjirluar&kd_link=&kode=2186
17
http://www.sury a.co.id/2009/02/02/surabay a-raya-hujan-terus-menerus-sam pai-selasa-dini-hari.htm l
18
Op.cit. 16.
19
Op.cit. 16.
20
Badan Perencanaan Pem bangunan Kota Surabaya (2008), Laporan Akhir Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan Surabay a Drainage Master Plan (SD MP) 2018 Kota Surabaya
21
Ibid.
22
http://ciptakarya.pu.go.id/prof il/prof il/barat/jatim/surabaya.pdf
http://www.dirgantara-
lapan.or.id/moklim/publikasi/2006/Periode%20C urah%20%20Hujan%20D ominan.pdf
http://digilib-am pl.net/detail/detail.php?row=3&tp=artikel&ktg=banjirluar&kd_link=&kode=2186
http://potensidaerah.ugm.ac.id/data/Keadaan%20U mum %20Daerah%20Jawa%20Tim ur.doc
www.dgtl.esdm .go.id/index.php?option=com_docm an&task..
http://www.docstoc.com /docs/26130687/Kenaikan-muka-air-laut-akibat-efek-dari-pemanasan-bumi
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbsi-gdl-s1-2005-mocham adru-1446
23
http://www.lib.utexas.edu/maps/indonesia.html
24
Op.cit. 20.
25
Op.cit. 20.
26
McHarg I. (1992), D esign With Nature, John W ileys & Sons, Inc, N ew Y ork.
McH arg I. (1998), Steiner Frederick R . (ed) To Heal the Earth, Selected W ritings of Ian L. McHarg,
Island Press, W ashington D .C .
27
A. H erm anto Dardak and Dr Poerwo, D irektorat Jenderal Tata Ruang, Departem en PU, (2007),
Sosialisasi Undang-Undang N o. 26 Tahun 2007
Indonesian Ministries of Public W orks and the Netherlands Ministries of Transport, Public W orks and
W ater Managem ent, and of Spatial Planning, H ousing and Environment, Partners for W ater,
R ijkswaterstaat.(2009), Guidelines on Urban Polder Dev elopment
28
McHarg I. (1992), D esign With Nature, John W ileys & Sons, Inc, N ew Y ork
R ossiter D .C. (1994), Lecture N otes “Land Ev aluation”, Cornell U niversity, College of Agriculture and
Lif e Sciences, D epartment of Soil, Crop, and Atmospheric Sciences.

47
Tanuwidjaja G. (2006), Pengem bangan Perangkat Ev aluasi Lahan (Alit) U ntuk Negara-Negara
Berkem bang, D engan Studi Kasus Pulau Bintan, Indonesia. R ingkasan D isertasi Master of Science
Environmental Managem ent, National Univ ersity of Singapore.
29
CK-Net Indonesia (2007), W ork Program of ToT IWR M & Clim ate C hange
30
http://www.lowim pactdev elopm ent.org/
http://www.epa.gov/owow/nps/lid/
http://www.lid-storm water.net/
31
Public U tilities Board, Singapore (2007), Material of Singapore Water R esource Managem ent Training
f or Senior Expert of Developing C ountries
32
http://www.pub.gov.sg/about/Pages/default.aspx
33
Op.cit. 31.
34
Op.cit. 31.
35
http://www.ura.gov.sg/conceptplan2001/
36
Ibid.
37
Op.cit. 31.
38
http://www.jtc.gov.sg/industrycluster/pages/index.aspx
39
Op.cit. 31.
40
Op.cit. 31.
41
Op.cit. 31.
42
Op.cit. 31.
43
Op.cit. 31.
44
Op.cit. 31.
45
Op.cit. 31.
46
Op.cit. 31.
47
Op.cit. 31.
48
http://en.wikipedia.org/wiki/Netherlands
"Milieurekeningen 2008". C entraal Bureau voor de Statistiek.
http://www.cbs.nl/N R/rdonly res/D 2CE63F9-D210-4006-B68B-98BE079EA9B6/0/2008c167pub.pdf.
diakses pada 2010-02-04.
http://www.eupedia.com /netherlands/trivia.shtml
Zuiderzee floods (N etherlands history ). Britannica Online Encyclopedia.
"Kerngegevens gemeente W ieringerm eer". www.sdu.nl.
http://www.sdu.nl/ staatscourant/gemeentes/gem 533nh.htm. diakses pada 2008-01-21.
"Kerngegevens procincie Flevoland". www.sdu.nl.
http://www.sdu.nl/ staatscourant/PROVINCIES/flev oland.htm . diakses pada 2008-01-21.
49
Ibid.
50
http://en.wikipedia.org/wiki/Netherlands
N ickerson, C olin (2005-12-05). "Netherlands relinquishes some of itself to the waters". Boston Globe.
http://www.boston.com/news/world/europe/articles/2005/12/05/holland_goes_beyond_holding_back
_the_tide/. Diakses pada 2007-10-10.
Olsthoorn, A.A.; R ichard S.J. Tol (February 2001). "Floods, f lood management and clim ate change in
The N etherlands". Institute for Environmental Studies (Institute f or Env ironmental Studies, Vrije
U niversit eit). http://de.scientif iccom mons.org/16816958. Diakses pada 2007-10-10.

48
Tol, R ichard S. J.; Nicolien van der Grijp, Alexander A. Olsthoorn, Peter E. v an der Werff (2003).
"Adapting to C limate: A C ase Study on Riv erine Flood R isks in the N etherlands". Risk Analysis
(Blackwell-Synergy ) 23 (3): 575–583. doi:10.1111/1539-6924.00338. http://www.blackwell-
sy nergy.com/doi/abs/10.1111/1539-6924.00338. D iakses pada 2007-10-10.
51
http://www.lif e-m 3.eu/index.php?id=11148
52
http://www.safecoast.org/editor/databank/File/f older%20engels%20def %201%20febr07.pdf
53
Op.cit. 50.
54
Pusat Penelitian dan Pengem bangan Sumber D aya Air (PUSAIR), Badan Penelitian dan
Pengembangan, D epartemen Pekerjaan U mum (2007), Laporan Akhir Kegiatan Pengem bangan
Teknologi Pengendalian Banjir Perkotaan Menuju W aterf ront City
dan
Indonesian Ministries of Public W orks and the Netherlands Ministries of Transport, Public W orks and
W ater Managem ent, and of Spatial Planning, H ousing and Environment, Partners for W ater,
R ijkswaterstaat, and UN ESC O-IH E (2009), Guidelines on U rban Polder D evelopm ent
55
Ibid.
56
Ibid.
57
Ibid.
58
Ibid.
59
Ibid.
60
Ibid.
61
Ibid.
62
Ibid.
63
Ibid.

49

Anda mungkin juga menyukai