Republika/Daan
Azyumardi Azra
A+ | Reset | AREPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Azyumardi Azra
Citra pendidikan Indonesia bagi banyak pengkaji dan pengamat pendidikan hampir selalu
selalu tidak positif. Citra negatif itu sebenarnya sudah sangat diketahui publik dalam waktu
relatif panjang. Tetap saja belum ada perbaikan citra itu secara substantif meski berbagai
upaya juga dilakukan pemerintah melalui Kemendikbud dan Kemenag.
Salah satu sebab kegagalan menumbuhkan citra lebih positif melalui peningkatan kualitas
pendidikan dasar dan menengah dalam berbagai seginya adalah kebijakan yang selalu
berubah-ubah, tidak konsisten, ad hoc, parsial dan remeh temeh. Hal ini paling mendasar
antara lain terlihat misalnya dalam soal kurikulum yang sering disebut sebagaiganti menteri,
ganti kurikulum.
Tanpa melalui penelitian mendalam yang bisa dipertanggungjawabkan, kurikulum demi
kurikulum diterapkan Kemendikbud. Lihatlah, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
mulai diterapkan pada 2004 diganti dengan Kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP, 2006) yang kemudian diganti lagi dengan Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 yang menghabiskan dana triliunan rupiah untuk sosialisasi, pelatihan guru
dan pengadaan buku teks boleh jadi pula diganti Mendikbud baru dalam Kabinet pascaPilpres 2014 nanti. Karena itu seharusnya dilakukan kajian mendalam tentang kurikulum
yang tengah berlaku. Sebaiknya cukup memperbaiki dan menyempurnakannya daripada
Kelak ketika mereka menjadi guru, perlu pelatihan reguler baik sebelum bertugas maupun
setelah beberapa tahun bertugas (_pre-servirce dan in-service trainings). Sepatutnya dihindari
program pelatihan ad hoc yang pada gilirannya berubah hanya sekedar formalitas seperti
lazim terjadi pada program untuk mendapatkan sertifikasi guru.
Selain itu, perlu perbaikan sisstem penilaian kinerja guru. Sekali lagi, penilaian semestinya
tidak bersifat sementara dan parsial, tetapi kontinu dan berkesinambungan. Jika dalam
penilaian tersebut kinerja guru belum mampu memperbaiki mutu murid, yang bersangkutan
wajib menempuh
pelatihan ulang atau pendidikan tambahan.