Anda di halaman 1dari 11

SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Renovasi Pagar Dan Prasarana Lingkungan Rumah Dinas Rektor UNS Kampus
Kentingan, meliputi pekerjaan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
Pekerjaan Cat
Pekerjaan Pemasangan Kanstin
Pekerjaan Jalan Paving dan Batu Alam
Pekerjaan Lansekap

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.01. Pembersihan Halaman
Kontraktor harus membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang mungkin akan
mengganggu pelaksanaan sesuai dengan petunjuk atau persetujuan Konsultan Pengawas.
1.02. Pekerjaan Sementara dan Fasilitas Kotraktor
a. Kontraktor diminta menyediakan lokasi yang akan digunakan untuk menyediakan
kantor, penginapan, dan lain-lain untuk pelaksanaan pekerjaan atas persetujuan Direksi.
b. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah kontraktor menerima Surat Penyerahan Lapangan
(SPL), kontraktor harus menyerahkan kepada proyek gambar situasi yang menunjukkan
usulan-usulan penempatan fasilitas-fasilitas bekerja seperti kantor, bengkel, gudang,
tempat untuk peralatan-peralatan, penginapan serta usulan-usulan untuk fasilitasfasilitas air kerja, jaringa-jaringan listrik, dan jaringan sanitasi.
c. Kontraktor harus memenuhi/mematuhi secara hukum dan peraturan yang berlaku di
Indonesia atau Dinas-dinas lain yang berhubungan dengan pengadaan fasilitas-fasilitas
kontraktor termasuk tenaga kerja, dan harus bertanggung jawab atas kerusakan atau
tuntutan sebagai akibat adanya fasilitas yang tidak sesuai.
d. Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk
pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan semua fasilitas kerja yang diperlukan
untuk misalnya kantor kerjanya, perumahan dan makan serta akomodasi untuk para
pekerja.
e. Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk
pemasangan, pelaksanaan dan pemeliharaan atas penyediaan air minum dan air untuk
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
f. Kontraktor harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan
serta pengaturan sanitasi dan harus melengkapi fasilitas-fasilitas mandi dan cuci bagi
para pekerjanya dimana pekerjaan sedang dilaksanakan.
g. Kontraktor harus mengadakan pengurusan-pengurusan dengan PLN untuk semua
penggunaan aliran listrik yang dipergunakannya dan harus menanggung semua biaya
1

yang diperlukan untuk maksud tersebut di atas.


h. Kontraktor harus melengkapi fasilitas alat-alat Pertolongan Pertama (P3K) di tempat
pekerjaan, termasuk tenaga yang cakap untuk menangani P3K tersebut serta
kendaraan yang diperlukan untuk mengangkut bila ada pekerja-pekerja yang mendapat
kecelakaan. Biasanya untuk pekerjaan ini sudah diperhitungkan dalam harga satuan
pekerjaan.
1.03. Jalan masuk ke Lokasi Kerja
a. Jalan masuk ke / dan melalui lokasi kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat
yang berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah lokasi kegiatan.
b. Kontraktor hendaknya berpegang pada semua aturan dan ketentuan hokum yang
berkaitan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap
kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kegiatan tersebut.
c. Kegiatan yang berkaitan dengan jalan, Kontraktor harus merencanakan sedemikian
rupa agar tidak mengganggu lalu lintas.
d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang
digunakan oleh Kontraktor selama pelaksanaan kegiatan.
e. Apabila dalam kegiatan Kontraktor membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh
direksi, maka kebutuhan biaya untuk pembuatan jalan tersebut harus ditanggung sendiri
oleh Kontraktor.
1.04. Program Pelaksanaan dan Laporan
a.

Program Pelaksanaan
Kontraktor dalam melaksanakan rencana pelaksanaannya harus sesuai dengan Syaratsyarat Kontrak, rencana tersebut harus dibuat dalam bentuk Bart Chart dan Kurva S (
Time Schedulle ), dan menyerahkan rencana kerja tersebut kepada Pihak Pengawas
untuk disetujui sebelum pelaksanaan Pekerjaan dimulai.

b.

Laporan Kemajuan Pekerjaan.


Kontraktor harus menyerahkan 3 (tiga) salinan laporan kemajuan pekerjaan dalam
bentuk yang dapat diterima oleh pihak pengawas yang menggambarkan secara detail
kemajuan Pekerjaan.
Laporan tersebut minimal harus memuat hal-hal sebagai berikut :
i. Prosentase kemajuan kegiatan yang berdasarkan pada penyelesaian kegiatan
nyata pada waktu sedang berjalan dan rencana prosentase yang ingin dicapai pada
waktu berikutnya.
ii. Prosentase setiap Pekerjaan yang telah diselesaikan maupun prosentase yang
direncanakan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada waktu laporan.
iii. Daftar Tenaga Kerja.
iv. Daftar Peralatan dan bahan yang digunakan.
v. Jumlah Volume Kegiatan.
vi. Uraian Pokok Kegiatan sementara yang dilaksanan selama masa laporan.
vii. Hal-hal yang diminta sesuai dengan kontrak dan masalah yang timbul atau
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan selama bulan laporan.

c.

Rapat Koordinasi.
Rapat tetap antara Pengawas, Kontraktor dan Direksi untuk membicarakan kemajuan
kegiatan yang sedang dilaksanakan dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta
membahas permasalahan yang timbul selama masa pelaksanaan.

1.05. Pekerjaan Pengukuran


Pekerjaan ini di bagi tiga tahap :
a. Tahap sebelum pelaksanaan dimulai.
b. Tahap selama pelaksanaan pekerjaan berjalan khusus untuk pekerjaan pengukuran,
pengukuran dilakukan segera setelah pekerjaan pengukuran tiap profil dilaksanakan.
c. Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan diserahkan pertama (100%), kontraktor
harus melakukan pengukuran terakhir apabila pekerjaannya telah selesai 100 %.
1.06. Mobilisasi dan Demobilisasi
a. Lingkup pekerjaan
Kontraktor harus mengadakan dan memulangkan (mengembalikan alat-alat yang akan
digunakan di lapangan sesuai dengan kebutuhan. Alat tersebut tidak boleh dipindahkan
atau dibongkar dari lapangan sebelum ada ijin tertulis dari direksi.
b. Pembiayaan
Pembayaran untuk pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi dilakukan sebagai berikut :
i. Pembayaran Mobilisasi dan Demobilisasi berdasarkan harga lump sum seperti yang
tertera dalam daftar harga kuantitas pekerjaan.
ii. Pembayaran Mobilisasi dan Demobilisasi akan dibayarkan sebesar seratus persen
apabila alat-alat tersebut sudah selesai digunakan dan dikembalikan (tidak ada di
Lokasi pekerjaan).
1.07. Menyediakan Air Kerja dan Fasilitas Listrik
Pekerjaan ini di bagi tiga tahap :
a. Tahap sebelum pelaksanaan dimulai.
b. Tahap selama pelaksanaan pekerjaan berjalan khusus untuk pekerjaan pengukuran,
pengukuran dilakukan segera setelah pekerjaan pengukuran tiap profil dilaksanakan.
c. Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan diserahkan pertama (100%), kontraktor
harus melakukan pengukuran terakhir apabila pekerjaannya telahselesai 100 %.
Untuk kebutuhan air bersih dan listrik kerja, berkoordinasi dengan pihak bagian umum
Rumah Sakit.

PASAL 2
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
2.1 B a h a n
1.

Semen Portland / PC
Semen untuk pekerjaan spesi pasangan batu dan bata merah serta plesteran
dan aci. Tentang ketentuan bahan ini sama dengan yang digunakan untuk
pekerjaan beton.

2.

Skim Coat (bahan acian)


3

3.

4.
5.

Merupakan bahan acian dinding yang memiliki ciri butiran halus (seperti
semen), memiliki daya rekat tinggi. Bahan ini digunakan untuk mengaci
langsung (tanpa plesteran) dinding Bata Ringan dengan syarat kondisi dinding
bata ringan harus rata. Apabila dinding menggunakan batu bata merah tidak
bisa langsung tetapi harus diplester dahulu kemudian menggunakan skim coat
sebagai aciannya. Pada saat akan dicat tidak perlu diplamir.
Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras.
Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %
Pasir harus memenuhi persyaratan.
Air
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan di pekerjaan
beton.
Batu bata (bata merah).
Bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidangbidang sisinya harus datar, tidak menunjukkan retak-retak pembakarannya
harus merata dan matang.
Bata merah tersebut ukurannya harus memenuhi persyaratan NI - 10 dan
PUBB 1971 ( NI - 3 ).
Batu bata yang digunakan adalah batu bata tanah liat biasa, produksi setempat
ukuran nominal sesuai persetujuan Direksi.
Ukuran batu bata harus seragam, sesuai AV.
Kerusakan akibat pengangkutan tidak boleh melebihi 20 %. Bila ternyata
persentase kerusakan diatas angka tersebut, maka pengiriman batu bata
tersebut dibatalkan/tidak diterima.

6.

Batu gunung/batu Belah.


Batu yang dipilih berasal dari belahan Batu gunung yang akan digunakan
untuk pondasi Batu Belah. Batu belah tersebut harus bersih dari kotoran,
keras dan memenuhi persyaratan yang ada di PUBI 1971 ( NI - 3 ).

7.

Kerikil (split).
Kerikil (split) yang digunakan berasal dari batu gunung yang dipecah. Ada dua
cara pemecahan yaitu menggunakan manual (pecah tangan) dan pecah mesin.
Kedua sistem pemecahan tersebut harus memenuhi persyaratan PUBB 1971
dan PBI 1971. Kerikil (split) harus cukup keras, bersih serta susunan butir
gradasinya menurut kebutuhan.

2.2 Macam Pekerjaan


1.

Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam


perbandingan campuran seperti tersebut dibawah ini :
MACAM
M1

PERBANDINGAN
PENGGUNAAN
1 PC : 2 Psr
Untuk adukan dan plesteran dinding batu bata
yang kedap air.
Untuk plesteran pekerjaan tersebut pada
4

M2

1 PC : 3 Psr

M3

1 PC : 4 Psr

nomor 1 dan untuk plesteran pekerjaan beton


kedap air.
Untuk pekerjaan pemasangan bata kedap air.
Semua dinding bata mulai sloof sampai 20
cm diatas lantai jadi .
Semua dinding luar dari lantai-lantai tingkat
mulai sisi atas pelat beton sampai 20 cm
diatas lantai jadi.
Dinding dan dasar septitank.
Saluran pembuang keliling bangunan.
Untuk plesteran beton bertulang yang tidak
kedap air.
Untuk rollag pasangan batu bata.
Untuk pasangan pondasi dari batu gunung
/Batu belah.
Untuk adukan tegel dibawah lantai.
Untuk plesteran lingir (sponing).
Untuk pasangan tegel yang menempel pada
pasangan atau beton.
Untuk pasangan batu bata yang tidak kedap
air.
Untuk semua plesteran dinding bata tidak
kedap air untuk bagian dalam maupun luar.

2.

Pasangan batu kosong (aanstamping) dengan bahan batu gunung bentuk


agak lonjong dipasang di bawah pondasi batu belah setebal 15 cm dan diisi
dengan pasir. Sedangkan Batu betah dipasang diatas lapisan aanstamping
dengan bentuk pasangan seperti pada gambar.

3.

Batu bata digunakan untuk pekerjaan dinding dan lain-lain, seperti yang
tertera pada gambar.

2.3 Syarat-syarat pelaksanaan.


1.

Pasangan batu kosong.


Pasangan batu kosong untuk aanstamping harus diatur dengan sisi
panjang tegak, teratur dan bersilang kemudian diatas diberi pasir yang
merata dan disiram dengan air hingga pasir mengisi lubang - lubang yang
terdapat disela-sela batu kemudian ditimbris.

2.

Pasangan batu belah (batu gunung atau batu kali)


a.

Pemasangan batu belah untuk pondasi memakai aanstamping dan


diberi dasar pasir setebal 15 cm disiram air hingga padat.

b.

Batu belah harus bersih dari kotoran,ukuran sisi maksimum 20 cm dan


pemasangan harus bersilang, semua permukaan bagian dalam harus
5

terisi adukan (mortar) sesuai dengan campuran yang digunakan,


semua naat yang tebal harus diisi batu kricak. Tinggi pemasangan
dalam satu hari tidak boleh lebih dari 0,50 m.

3.

c.

Sisi samping pondasi harus dibuat (plester kasar) sesuai dengan


adukan pondasinya.

d.

Dalam proses pengeringan pondasi harus selalu dibasahi atau disiram


air. Selama pondasi belum selesai mencapai bentuk profilnya, lubang
bekas galiannya tidak boleh diurug.

Pasangan batu bata


a.

Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh
dan sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara
pemasangannya harus lurus dan batu bata yang pecah tidak boleh
melebihi 10 %. Pemasangan dalam satu hari tidak boleh melebihi 1m
tangginya.

b.

Untuk pasangan setengah batu yang luasnya melebihi 12 m2 harus


diberi kerangka penguat dari beton bertulang macam C2 dengan
pembesiannya 4 10 mm dan begel -620
mmcm.

c.

Dalam proses pengeringannya harus selalu dibasahi dengan air


minimal 7 hari.

d.

Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk.


Pengaduk dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan
Konsultan Pengawas. Tempat adukan tidak boleh langsung diatas
tanah tetapi harus dipakai alas kayu dan lain-lain.

e.

Lubang tembok diatas kosen yang bentangnya lebih dari 1 meter


harus dipasang balok latei beton bertulang dengan campuran beton
macam C2

f.

Pengerukan siar
Semua siar dinding harus dikeruk 1/2 cm untuk menjamin melekatnya
plesteran ke dinding dengan baik.

g.

Perlindungan.
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang tidak terlindung, bila
hujan maka bagian atas dinding tersebut harus dilindungi.

h.

Angker dan ikatan.


Angker-angker yang dijelaskan dalam bestek ini harus diletakkan
dalam pertemuan - pertemuan tembok setelah membersihkan kerakkerak yang lepas, karat dan debu bangunan.
Beton harus dibuat kasar pada sambungan - sambungan tegak
dengan tembok supaya terjadi ikatan bagi adukan pekerjaan pasangan.

5.

Plesteran dinding dan sponing/plester sudut (konvensional dengan


campuran Pasir- Semen/PC dan acian semen/PC)
a.
b.

Cara mengaduk adukan sesuai pasal 3 ayat 5.2. dengan catatan


diaduk kering sampai rata sebelum diberi air, semua pasangan
harus ditambahkan bahan-bahan anti penyusutan (anti shrinkage).
Persiapan Permukaan.
Permukaan dinding bata harus cukup kering dan semua pipa
saluran-saluran harus sudah terpasang pada tempatnya. Untuk
mencegah mengeringnya plesteran sebelum waktunya permukaan
yang telah disiapkan harus dibasahi.

c.

Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram
air

d.

Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan


ketebalan plester yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit
1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak
boleh langsung difinish / diselesaikan.

e.

Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus, minimum


panjangnya 1 meter.

f.

Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air


agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang
terlalu cepat.

g.

Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk,


dan campuran dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas izin
Konsultan Pengawas. Pengadukan harus diatas alas dari papan dan
lain-lain.

h.

Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir


harus digosok dengan ampelas bekas pakai atau kertas zak semen.
Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu agar
plesteran dapat merekat. Untuk semua sponingan harus digunakan
campuran M3, rata siku dan tajam pada sudut-sudutnya.

i.

Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi


terhadap pengeringan yang tidak merata atau berlebihan.

j.

Memperbaiki dan membersihkan.Kontraktor wajib memperbaiki


plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara membuang
bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat
serta diplester kembali. Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus
bebas dari retak, noda dan cacat lain.

k.

Pada waktu-waktu tertantu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan


telah selesai, semua plesteran yang tampak harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran akibat pekerjaan.

PASAL 3
PEKERJAAN CAT
3.1

3.2

3.3

Bahan
1.

Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel vernis, sealer sement-emulsion filter
dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.

2.

Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng untuk cat tembok 15 kg dan untuk cat
besi 12 kg, dimana tertera nama perusahaan pembuat, petunjuk pemakaian,
formula, warna, nomor seri dan tanggal pembuatannya.

3.

Untuk cat tembok, dipakai cat weathershield. Kualitas cat dinding berkualitas I antara
lain Mowilex, Dulux atau Jotun.

4.

Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu digunakan merk yang
sama dengan merk cat yang dipilih.

5.

Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan yang
diencerkan.

6.

Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Macam Pekerjaan
1.

Mengecat dengan cat tembok semua bidang dinding exterior seperti dinyatakan pada
gambar.

2.

Warna dari semua jenis cat akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Pengawas/Perencana atau dikonsultasikan dengan user/proyek.

Syarat-syarat Pelaksanaan
1.

Cat tembok.
Bidang yang akan di cat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok
dengan ampelas sehingga permukaannya rata dan licin untuk kemudian di cat sampai
baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.

2.

Rencana Pengecatan
PEKERJAAN
Plesteran
Ornament besi

EKSTERIOR
3 kali cat watershield
Cat dasar alkali+2 kali cat
besi

PASAL 4
PEKERJAAN KANSTIN
4.1

Umum
Syarat teknis pekerjaan pemasangan kanstin adalah ketentuan yang harus dilakukan oleh
pelaksana pekerjaan (Kontraktor). Dalam hal ini pihak kontraktor merencanakan penempatan
8

material yang akan digunakan supaya berdekatan dengan lokasi yang akan dipasang. Dan
dipertimbangkan juga agar penempatan material tidak mengganggu pekerjaan lain.
Pekerjaan pemasangan Kanstin hendaknya bersamaan dengan pekerjaan pembuatan jalan
paving dan pembuatan saluran drainase.
Kanstin yang digunakan memiliki dimensi sebagai berikut : panjang 50 cm, tinggi 30 cm dan tebl
20 cm.
4.2

Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah merupakan pekerjaan awal yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan
kanstin. Adapun ketentuan yang harus dilakukan antara lain :
a. Mengetahui jenis dan dimensi kanstin yang akan dipasang.
b. Mengetahui material atau pekerjaan apa saja yang akan dilakukan disekitar pekerjaan
pemasangan kanstin, pekerjaan pasangan paving block, atau pekerjaan penanaman
tanaman.
c. Sehingga dengan demikian mengetahui kedalaman dalam melakukan penggalian tanah
untuk pasangan kanstin.
d. Pergunakan benang nylon untuk mendapatkan kerataan dan kelurusan galian.
e. Sebaiknya penggalian tanah untuk pekerjaan pemasangan kanstin bersamaan dengan
galian pondasi jalan.

4.3

Pemasangan Kanstin
Setelah galian tanah kanstin yang akan dipasang disusun pada galian dengan menggunakan
bantuan benang nylon, agar posisi kanstin lurus dan rata. Kedalaman penanaman kanstin
sedalam 10 cm dari permukaan galian tanah, dengan demikian masih ada 20 cm yang menonjol
keatas. Pada penyusunan dan pemasangan kanstin yang perlu diperhatikan adalah pengunci
pada badan kanstin harus betul-betul tepat agar kanstin bersatu dan tidak goyang. Selain itu
perhatikan bagian yang melengkung atau yang melingkar pemasangan kanstinnya.
Setelah kanstin tersusun dan terpasang diurug atau diisi bagian galian yang tidak terpasang
kanstin dengan batu-batu kecil dan tanah sebagai pengunci. Selain itu bagian sambungan kanstin
dilumuri dan diisi dengan semen pc yang diencerkan agar kanstin merekat dengan kanstin lain.

PASAL 5
PEKERJAAN PAVING
5.1

Umum
Yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah jalan dan jalan setapak sesuai yang ditunjukkan dan
tertera pada gambar-gambar berikut pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan
pekerjaan tersebut.

5.2

Bahan dan Persyaratan


a. Sirtu
Batu pecah / sirtu untuk Base Course sesuai spesifikasi Binamarga No. 01/ST/BM/1972. Sirtu
setelah diratakan dan dipadatkan harus mempunyai ketebalan 20 cm atau sesuai Gambar.
b. Pasir untuk Laying Course
Pasir untuk laying course harus merupakan pasir yang tajam (sharp sand) dan bersih, dengan
kadar tanah atau silt tidak lebih dari 3% berat dan tidak lebih dari 15% yang tertahan pada
saringan 2,36 mm, di Indonesia dikenal dengan pasir extra beton. Pasir tersebut pada waktu
akan dipergunakan harus dalam keadaan benar-benar kering.
Pasir untuk laying course setelah diratakan dan dipadatkan harus mempunyai ketebalan 10 cm
atau sesuai Gambar. Profil dari permukaan pasir yang belum dipadatkan harus sama dengan
profil permukaan yang dikehendaki dan ketebalan sebelum dipadatkan kurang lebih 10 cm s.d.
12 cm.
c. Paving Block
Paving blok yang dipakai utuk sarana jalan dan parkir mempunyai ketebalan 6 cm, Ex.
Diamond.

5.3

Pemasangan Paving Block


Adapun syarat teknis pekerjaan pasangan Paving Block adalah sebagai berikut :
- Paving block dipasang diatas permukaan pasir yang belum dipadatkan tetapi telah diratakan.
- Pasangan tersebut kemudian harus dipadatkan dengan menggunakan vibrating plat compactor
sebanyak 3 kali jalan, sebelum pasir untuk penggilingan celah-celah ditebarkan.
- Celah-celah atau nat-nat (joint spacing) pada pasangan interlocking tidak boleh lebih dari 4
mm. Apabila tidak demikian maka pasangan tersebut harus dibongkar dan diperbaiki lagi atas
biaya Penyedia Jasa.
- Jarak antara garis kanstin dengan paving block tidak boleh lebih besar dari 4 mm, dan tidak
boleh dicor dengan adukan. Apabila tidak demikian, maka pasangan tersebut harus dibongkar
dan diperbaiki lagi atas biaya Penyedia Jasa.
- Pemotongan di daerah pinggir harus menggunakan mesin potong khusus, apabila tidak
disebutkan lain dalam design, maka profile minimal 2,5% dengan toleransi 10 mm.
- Penyimpangan/deviasi pada permukaan datar 8 mm, diukur pada tiap 3 meter garis lurus dan
perbedaan maksimal antara level (ketinggian) sebuah interblock dengan lainnya tidak lebih dari
2 mm.
- Pada jarak 1 meter dari tempat-tempat yang belum diberi tahanan atau tanggul (Kerb) tidak
dipadatkan terlebih dahulu. Pasir yang sesuai untuk laying course, kemudian disapu diatas
permukaan interblock dan kemudian terakhir dipadatkan lagi dengan vibrator 3 kali jalan.
- Untuk mendapatkan permukaan pavement paving block yang rata (level), alat roller (+ 3 ton)
dijalankan diatas pavement tersebut beberapa kali.
- Bila terjadi pemberhentian pasangan, baris terakhir dari paving block harus dibongkar dulu
pada waktu pekerjaan dilanjutkan.

10

PASAL 6
PEKERJAAN TAMAN
6.1

Umum
Taman yang merupakan bagian estetis dari suatu landscape dapat terdiri dari beberapa sub
bagian pekerjaan antara lain :
a.
b.
c.
d.

6.2

Pekerjaan Ground Cover


Pekerjaan Tanaman Perdu
Pekerjaan Tanaman Estetika dan simbol
Pekerjaan ornamen estetis

Pekerjaan Ground Cover


Pekerjaan Ground Cover merupakan tanaman penutup permukaan tanah. Permukaan tanah yang
ditutup dapat berbentuk rata atau berumpak. Tanaman yang digunakan dalam ground cover
adalah rumput gajah mini dan kacang - kacangan.
Cara pemasangannya yaitu sebelum di tanam permukaan tanah diurug dengan tanah merah,
kemudian dibentuk. Selanjutnya ditanam rumput gajah mini tersebut.

6.3

Tanaman Perdu
Tanaman Perdu adalah tanaman yang memiliki ketinggian kurang dari 50cm. Bertujuan sebagai
pembatas dan pembentuk. Yang termasuk dalam kelompok tanaman perdu antara lain : Miana,
Lantana, dan lain-lain.

6.4

Tanaman Estetis dan symbol


Yang dimaksud dengan tanaman estetis yaitu tanaman yang memiliki nilai keindahan dengan
berbagai warna dari bunga maupun daun. Contoh dari tanaman ini antara lain : lili paris, lili
brazil,bromeliad,soka raja,lidah mertua, dan sebagainya.
Yang dimaksud sebagai tanaman simbolis adalah tanaman yang ditanam untuk menandakan
sesuatu. Contoh tanaman yang termasuk ke dalam tanaman simbolis antara lain : Cemara
udang, Palm sawit, palem putri, Sikas, dan sebagainya.

6.5

Ornamen Estetis
Ornamen estetis pada lansekap ini berupa lampu taman.

11

Anda mungkin juga menyukai