Anda di halaman 1dari 3

Struktur Inti

Dalam topik ini kalian akan belajar tentang struktur inti atom. Bahasan kali ini dimulai
dengan konsep inti atom, konfigurasi susunan inti atom, dan karakteristik inti atom.
Perumusan struktur inti diawali dengan sejarah perkembangan konsep inti atom.
Sebelum mempelajari tentang inti atom, kalian harus memahami definisi dan sejarah
penemuan atom. Konsep atom pertama kali dicetuskan oleh John Dalton. Dalton
mengemukakan bahwa atom merupakan bagian terkecil dari suatu zat yang tidak dapat dibagi
lagi dengan reaksi kimia biasa. Teori atom Dalton tersebut disempurnakan oleh Thomson
yang berhasil menemukan partikel penyusun atom, yaitu elektron. Model Thomson juga
memiliki kelemahan dan akhirnya disempurnakan oleh Rutherford. Eksperimen Rutherford
ini dikenal dengan nama hamburan Rutherford. Dari eksperimen ini, Rutherford
menyimpulkan bahwa massa seluruh atom bermuatan positif dan terkumpul pada suatu titik
yang disebut inti atom. Jadi, konsep inti atom dikemukakan pertama kali oleh Rutherford.
Muatan positif yang terdapat pada inti atom sama dengan jumlah muatan elektron yang
bergerak mengelilingi inti. Partikel yang bermuatan positif dalam inti atom disebut proton.
Eksperimen Rutherford ini memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat menjelaskan tentang
beberapa sifat inti atom. Muatan dalam inti merupakan kelipatan eksak dari muatan proton,
sedangkan massa inti merupakan kelipatan eksak dari massa proton, sehingga dianggap
bahwa semua inti tersusun atas proton. Jika ada inti bernomor massa A dan nomor atom Z,
maka inti tersebut mengandung A proton dan (A-Z) elektron. Hipotesis proton-elektron ini
memiliki kelemahan, yaitu elektron di dalam inti harus memiliki panjang gelombang de
Broglie (=hmv) yang lebih kecil daripada ukuran inti (10-12 cm). Pada kenyataannya,
elektron dengan panjang gelombang de Broglie ini memiliki energi kinetik yang lebih besar
daripada partikel beta yang dipancarkan oleh inti atom. Oleh karena itu, hipotesis protonelektron menimbulkan keraguan bahwa elektron bebas merupakan partikel penyusun inti
atom.
James Chadwick mampu menyempurnakan kelemahan teori Rutherford ini dengan
menemukan neutron. Neutron merupakan partikel penyusun inti atom yang tidak bermuatan
(netral). Dengan demikian, inti atom tersusun oleh dua partikel, yaitu proton dan neutron.
Proton bermuatan positif sedangkan neutron tidak bermuatan atau netral. Proton dan neutron
penyusun inti atom ini disebut sebagai nukleon atau nuklida. Berikut ini ilustrasi struktur inti
atom partikel hidrogen dan tritium.

Neutron memiliki massa yang hampir sama dengan proton. Inti atom dilambangkan ZXA. X
menyatakan nama unsur, Z menyatakan nomor atom, dan A menyatakan nomor massa atom.
Inti atom karbon memiliki nomor atom 6 sedangkan nomor massanya 12, sehingga lambang
atom karbon tersebut ditulis 6C12. Nomor atom menyatakan jumlah proton dalam inti atom
atau jumlah elektron yang mengelilingi inti, sedangkan nomor massa menyatakan jumlah
proton dan neutron yang terdapat pada inti atom. Jumlah proton dan neutron dalam inti
(disebut nukleon) dinyatakan sebagai nomor atom (A). Jumlah neutron dalam inti dirumuskan
dengan A-Z.
Nuklida adalah suatu campuran nukleon tertentu yang membentuk jenis inti atom tertentu.
1. Isotop adalah unsur yang memiliki nomor atom (Z) sama, tetapi memiliki nomor massa (A)
berbeda. Nuklida ini memiliki sifat kimia yang sama tetapi sifat fisika berbeda.
2. Isobar adalah nuklida -nuklida yang memiliki nomor massa (A) sama, akan tetapi nomor
atom (Z) berbeda.
3. Isoton adalah nuklida yang memiliki jumlah neutron sama.
Selanjutnya, kita akan beranjak ke pembahasan tentang karakteristik inti atom, yaitu
mengenai massa dan energi ikat inti. Ukuran inti atom bekisar 10-15 m, sehingga massa
partikelnya sangat kecil. Satuan massa inti atom yang digunakan secara internasional adalah
satuan massa atom dan disingkat sma. 1 sma = 1,6604 x 10-27 kg. 1 sma didefinisikan sebagai
12 massa atom karbon 6C12. Dari konsep kesetaraan massa dan energi diperoleh 1 sma
mengandung energi 1,492232 x 10-10 J = 931,48 MeV. Massa atom berbagai unsur kimia
bernilai lebih besar daripada berat atomnya. Hal ini biasa dikenal dengan defek massa. Defek
massa sendiri didefinisikan sebagai perbedaan antara total massa nukleon dengan massa inti.
Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.
Defek massa (m) = Total massa nukleon massa inti
Defek massa (m) = Z x massa proton + (A-Z) x massa netron massa inti
Energi ikat inti adalah energi yang dilepaskan saat penyusun inti bergabung membentuk inti.
Tingkat stabilitas inti dipengaruhi oleh energi ikat dan ukuran nukleon. Inti dengan nukleon
yang lebih besar akan memiliki tingkat stabilitas yang rendah. Besarnya energi yang

berhubungan langsung dengan stabilitas inti adalah energi ikat per nukleon yang besarnya
dapat dihitung melalui persamaan sebagai berikut.

En=EA
Keterangan:
En = energi ikat per nukleon (MeV) ;
E = energi ikat inti (MeV); dan
A = jumlah nukleon.

Anda mungkin juga menyukai