Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, nikamat dan hidayah-Nya kepada hamba-Nya, dan berkat petunjukNya jualah sehingga makalah ini bisa di buat dan dapat mempermudah dalam pembelajaran.
Makalah ini di susun untuk melengkapi tugas IPS yang di berikan kapada penyusun.
Makalah ini berisi tentang bagian dari bab dari pembelajaran mata pelajaran IPS. Makalah
ini berisi tentang ringkasan materi yang di harapkan para pembaca mudah memahami dan
mudah memplajarinya.
Kami berharap semoga dengan makalah ini, para pembaca dapat mencapai tingkat
keberhasilan yang di targetkan. Dan akhirnya kami menyadari sepenuhnya bahwa tiada
gading yang tak retak bahwa segala sesuatu tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu saran
dan kritik yang konstruktif sangat kami nantikan guna perbaikan kedepannya dan kami
ucapkan terima kasih.
Hanya kepada Tuhan semata senantiasa kami mohonkan pertolongan-Nya. Semoga
makalah ini bermanfaat dan mendapat ridho-Nya.
Amin.

Penyusun

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..1.
DAFTAR ISI.2
BAB I
Latar belakang3
BAB II
A. Pengertian struktur sosial.4
Cirri-ciri struktur sosial..4
Elemen dasar struktur sosial..6
Bentuk masyarakat berdasarkan cirri social dan budaya..7
Fungsi dan bentuk-bentuk struktur sosial.9
B. Diferensi sosial...11
Bentuk-bentuk diferensi sosial.11
C. Stratifikasi sosial14
Sifat stratifikasi sosial..14
Dasar stratifikasi sosial.15
Bentuk-bentuk stratifikasi sosial..15
D. Pengaruh diferensi sosial terhadap proses intereksi dan konsolidasi sosial...18
Interaksi keanggotaan masyarakat...18
Konsolidasi sosial keanggotaan masyarakat....21
BAB III
Kesimpulan .23

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk social yang hidup dalam masyarakat. Manusia menjadi manusia
karena dia tinggal dan hidup di dalam masyarakat. Sejak lahir sampai dengan kematiannya
dia tidak pernah hidup sendiri tetapi selalu berada dalam suatu lingkungan social yang
berbeda-beda satu sama lainnya. Lingkungan social adalah suatu bagian dari suatu
lingkungan hidup yang terdiri atas antar hubungan individu dan kelompok dan pola-pola
organisasi serta segala aspek yang ada dalam masyarakat yang lebih luas dimana lingkungan
social tersebut merupakan bagian dari padanya.
Lingkungan social tersebut dapat terwujud sebagai kesatuan-kesatuan social atau kelompokkelompok social, tetapi dapat juga terwujud sebagai situasi-situasi social yang merupakan
bagian dari dan berada dalam ruang lingkup suatu kesatuan atau kelompok social. Kesatuankessatuan social dan kelompok-kelompok social tersebut masing-masing mempunyai aturanaturan yang berbeda satu dengan yang lainnya, dimana manusia yang terlibat atau berada
didalamnya harus mentaati aturan-aturan tersebut dalam berbagai hubungan-hubungan social
yang dilakukannya menurut masing-masing kelompok dan kesatuan social.
Dalam setiap masyarakat jumlah kelompok dan kesatuan social itu bukan hanya satu,
sehingga seorang warga bias termasuk dalam berbagai kelompok dan kesatuan social yang
ada di masyarakat. Di satu pihak dia termasuk dalam suatu kesatuan social yang terorganisasi
menurut aturan-aturan kekerabatan, seperti : keluarga, kelompok orang-orang yang
seketurunan, atau kelompok orang-orang yang digolongkan sebagai sekerabat dan sebagainya
; dia juga bias menjadi anggota atau warga organisasi yang ada dalm wilayah tempat
tinggalnya seperti : RT, RW, Paguyuban pemuda kampung atau desa dan sebagainya ; dia
juga bias menjadi anggota dari berbagai perkumpulan dan organisasi di tempat kerjanya ;
ataupun menjadi anggota berbagai perkumpulan yang dimasukinya karena dia merasa sebagai
satu golongan dengan perkumpulan tersebut (yang terwujud berdasarkan atas persamaan
umur, jenis kelamin, perhatian ekonomi, perhatian dan ide politik, asal suku bangsa dan
daerah yang sama, dan sebagainya), dan juga karena kesamaan kesenangan atau hobi dengan
sejumlah orang lainnya.

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

BAB II
A. Pengertian dan cirri struktur sosial
Pengertian Sruktur sosial menurut para ahli:
1.Soerjono Soekamto
struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan yang lebih funda mental yaitu
memberikan batas batas pada aksi-aksi yang dilakukan secara organisasi
2.Raymond Flirt
struktur sosial merupakan suatu pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe
kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga dimana
orang banyak tersebut ambil bagian.
3.E.R. Lanch
struktur sosial adalah cita-cita tentang distribusi kekuasaan di antara individu dan
kelompok sosial
Jadi struktur sosial dapat disimpulkan adalah suatu tatanan sosial dalam kehidupan
masyarakat yang merupakan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok.

Unsur-unsur sosial yang pokok meliputi:


1. kelompok sosial
2. kebudayaan
3. lembaga sosial
4. stratifikasi sosial
5. kekuasaan dan wewenang

Cirri ciri struktur social


Struktur social secara umum memiliki cirri cirri sebagai berikut :
Bersifat abstrak
Struktur social bersifat abstrak mempunyai arti bahwa sytruktur social tidak dapat di
lihat dan tidak dapat di raba.struktur social merupakan hierarki kedudukan dari
tingkatan yang tertinggi sampai tingkatan yang terendah, berfungsi sebagai saluran
kekuasaan dan pengaturan pemenuhan kebutuhan masyarakat srta menyeluruh.
Sebagai contoh, dalam Negara terdiri atas struktur organisasi pemerintah, struktur
ekonomi, struktur politik, dan struktur social budaya. Penggabungan unsure unsure
tersebut akan membentuk satu kesatuan bangunan abstrak suati masyarakat.

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

Adanya dimensi vertical dan horizontal


Struktur social dalam dimensi vertical adalah hierarki status-status social dengan
segala perananya sehingga menjadi satu system yang tidak dapat di pisahkan dari
struktur status yang dapat tertinggi hingga yang terendah. Misalnya, dalam sebuah
desa terdapat struktur pemerintahan yang terdiri dari kepala desa, carik, kepala dusun
hingga para ketua RW dan ketua RT. struktur social pada dimensi horizontal
merupakan seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya terbagi bagi dalam
kelompok-kelompok social yang memiliki karakteristik sama. Contohnya : suku
bangsa, ras, agama, dan gender.
Sebagai landasan sebuah proses social suatu masyarakat
Struktur sebagai landasan sebuah proses social suatu masyarakat, artinya proses social
yang terjadi dalam suatu struktur social termasuk cepat lambatnya prose situ sendiri.
Cepat lambatnya proses tersebut di pengaruhi oleh bagaimana bentuk struktur
sosialnya. Contohnya : pada masyarakat yang terpencil yang memiliki bentuk struktur
social yang kaku, maka proses social akan sulit di lakukan.
Selalu berkembang dan dapat berubah
Struktur social selalu berkembang dan dapat berubah merupakan tahapan perubahan
dan perkembangan masyarakat yang mangandung 2 pengertian, yaitu dalam struktur
social terdapar peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan
perkembangan, serta dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat
tahap perhentian stabilitas, keteraturan, dengan integrasi social yang
berkesinambungan, sebelum adanya proses ketidakpuasan dalam masyarakat. Proses
struktur social yang selalu berkembang berubah sering di gunakan untuk
menggambarkan keteraturan social atau keteraturan elemen-elemen dalam kehidupan
masyarakat.
Merupakan bagian dan system pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan
masyarakat
Struktur social merupakan bagian dari system pengaturan tata kelakuan dan hubungan
masyarakat, artinya struktur social yang memiliki suatu masyarakat berfungsi untukj
mengatur berbagai bentuk hubungan anatar individu. Misalnya, antara masyarakat
agraris dengan masyarakat industry mempunyai perbedaan dalam pola aktivitas
kehidupannya.

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

Elemen dasar struktur social


Struktur social mempunyai 4 elemen dasar sebagai berikut :
Status social
Status social adalah kedudujan atau posisi social seseorang dalam kelompok
mesyarakat, meliputi keseluruhan posisi social yang terdapat dalam suatu
kelompok besar masyarakat, dan yang paling rendah hingga yang paling tinggi.
Status social terbagi menjadi 3, yaitu :
a) Ascribed status
Status yang di berikan kepada seseorng oleh masyarakat tanpa
memandang bakat atau karakteristik unik orng tersebut. Di dapat secara
otomatis melalui kelahiran (keturunan). Latar belakang ras, gender, dan
usia dapat di kategorikan sebagai ascribed status. Contohnya : kedudukan
sebagai laki laki atau perempuan, kedudukan sebagai anak keturunan
bangssawan, dan sebagainya. Seorang warga kasta brahmana di india
memperoleh kedudukan demikian karena orangnya tergolong kasta yang
bersangkutan.
b) Achieved status
Status yang di dapat seseorang melalui usaha-usahanya sendiri. Seseorang
harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan achieved status , seperti
bersekolah , mempelajari ketrampilan, berteman , atau menciptakan
sesuatu yang baru. Contohnya : status sebagai pelajar, mahasiswa, guru,
dosen, polisi,presiden, tokoh masyarakat merupakan kedudukan sosial
hasil perjuangan atas prestasi hidup seseorang. Untuk memperoleh
kedudukan sosial tersebut, seseorang harus belajar dan bekerja keras agar
dapat mencapainya.
c) Assigned status
Status yang di berikan kepada seseorang karena telah berjasa melakukan
sesuatu untuk masyarakat. Status ini di peroleh melalui penghargaan atau
pemberian dari pihak lain atas jasa perjuangannya untuk kepentingan dan
kemajua masyarakat. Contoh : gelar pahlawan, gelar pelajar teladan,
penganugrahan kalpataru, dan lain sebagainya.
Peran social
Peran social merupakan seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati
suatu posisi atau status social tertentu. Peran merupakan komponan yang penting
dalam struktur social.menurut sudut pandang fungsionalis , peran memberikan
sumbangan pada stabilitas masyarakat dengan cara memampukan tmdakan

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

tindakan mereka sendiri. Namun peran social bias menjadi tidak berfungsi karena
membatasi hubungan dan interaksi social individu.jika kita memandang seseorang
hanya sebagai atasan, akan sulit bagi kita untuk berhubungan dengan orang ini
sebagai teman atau tetangga.
Kelompok
Kelompok adalah sejumlah orang yang memiliki norma norma, nilai-nilai, dan
harapan harapan yang sama, serta secara sadar dan teratur saling
berinteraksi.kelompok memiliki peran penting dalam struktur social karena
sebagian besar interksi social kita berlangsung dalam kelompok dan di pengaruhi
oleh norma-norma dan sanksi yang ada dalam kelompok.
Lembaga
Lembaga merupakan pola terorganisasi dan kepercayaan serta perilaku yang di
pusatkan pada kebutuhan social yang mendasar. Lembaga atau institusi di bentuk
untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu. Melalui lembaga social , terlihat
struktur dalam masyarakat. Lembaga social saparti keluarga, agama, dan
pemerintah, merupakan aspek fundamental dari struktur social.
Bentuk masyarakat berdasarkan cirri social dan budaya
Menurut selo soemardjan terdapat 3 bentuk masyarakat berdasarkan cirri cirri social
dan budaya sebagai berikut :
1) Masyarakat sederhana
Cirri cirri struktus social dan budaya pada masyarakat sederhana sebagai
berikut :
a. Ikatan keluarga dan masyrakatnya sangat kuat .
b. Organisasi social berdasarkan tradisi turun temurun.
c. Memiliki kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan ghaib.
d. Tidak mamiliki lembaga lembaga khusus, seperti lembaga pendidikan.
e. Hokum yang berlaku tidak tertulis.
f. Kegiatan ekonomi dan social di lakukan dengan gotong royong.
g. Sebagian besar produksi hanya untuk keperluan sebdiri atau untuk
pasaran dalam skala kecil

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

2) Masyarakat madya
Ciri ciri struktur social dan budaya pada masyarakat madya sebagai berikut :
a. Ikatan keluarga masih kuat, tapi hubungan masyarakat sudah
mengendor.
b. Adat istiadat masih di hormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh
dari luar.
c. Timbulnya rasionalitas
d. Timbulnya lembaga lembaga pendidikan formal sampai tingkat
lanjutan
e. Adanya hokum tertulis, selain hokum tidak tertulis.
f. Memberikan kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul
diferensiasi dalam struktur masyarakat.
g. Gotong royong hanya untuk keperluan di kalangan tetangga dan
kerabat, sedangkan kegiatan ekonomi di lakukan atas dasar uang.
3) Masyarakat modern
Cirri cirri struktur social dan budaya pada masyarakat modern sebagai berikut
a. Hubungan social di dasarkan atas kepentingan pribadi.
b. Hubungan dalam masyarakat lainnya sudah terbuka dan saling
mempengaruhi.
c. Kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sangat kuat
d. Terdapat stralifikasi social atas dasar keahlian.
e. Tingkat pendidikan formal tinggi.
f. Hokum yang berlaku adalah hokum tertulis.
g. Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang di
dasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran lainnya.

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

Fungsi dan bentuk bentuk struktur social


a. Fungsi struktur social
Beberapa fungsi struktur social dalam kehidupan masyarakat sebagai berikut :
a. Sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin social. Hal ini
berkaitan dengan aturan aturan yang berasal dari suatu kelompok
social, di harapkan setiap anggota kelompok tersebut bersikap dan
bertindak sesuai dengan harapan harapan kelompoknya.
b. Sebagai pengawas social, fungsi struktur social di sini adalah sebagai
pembatas agar setiap anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan
norma-norma dan nilai-nilai yang di anut masyarakat tersebut.
c. Struktur social merupakan karakteristik yang khas di miliki suatu
masyarakat sehingga dapat memberikan warna berbeda dari
masyarakat lain.
b. Bentuk bentuik struktur social
Bentuk bentuk struktur social dalam masyarakat dapat di lihat dari beberapa sudut,
sebagai berikut :
1) Di lihat dari sifatnya
a. Struktur social kaku
Merupakan bentuk struktur social yang dapat di ubah , biasanya di
lihat [ada masyarakat yang menganut system kasta. Masyarakat
akan mengalami kesulitan jika melakukan perpindahan status atau
kedudukannya.
b. Struktur social luwes
Bentuk struktur social luwes merupakan kebalikan dari struktur
social kaku. Pada bentuk struktur social ini setiap anggota
masyarakatnya bebas bergerak melakukan perubahan dan biasanya
terdapat pada masyarakat yang memiliki stratifikasi social terbuka.
c. Struktur social formal
Merupakan bentuk struktur social yang di akui oleh pihak yang
berwenang. Misalnya, lembaga pemerintahan tingkat yang terdiri
dari seorang walikota, wakil walikota, sekwilda, dan lain
sebagainya.

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

d. Struktur social informal


Merupakan kebalikan dari struktur social formal, yaitu struktur
social yang nyata ada dan berfungsi tetapi tidak memiliki ketetapan
hokum dan tidak di akui oleh pihak yang berwenang. Contohnya,
tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki charisma di patuhi da di
segani oleh anggota mayarakatnya, namun mereka tidak berada
dalam suatu struktur yanh formal.
2) Di lihat dari keanggotaan masyarakatnya
a. Struktur social homogen
Struktur soaial homogeny memiliki latar belakang kesamaan
identitas dari setiap anggota masyarakatnya, seperti kesamaan ras,
suku bangsa ataupun agama.
b. Struktur social heterogen
Struktur sosail heterogan di tandai oleh keragaman identitas
anggota masyarakatnya. Struktur social ini mempunyai latar
belakang ras, suku, ataupun agama yang berbeda dari para anggota
masyarakatnya.
3) Di lihat dari ketidaksamaan social
Factor-faktor pembentuk ketidaksamaan social terdiri atas keadaan
geografis, etnis, kemampuan atau potensi diri, dan latar belakang social.
Ketidaksamaan social di bedakan secara horizontal dan secara vertical.
Ketidaksamaan social secara horizontal dsi sebut dengan istilah diferensi
social , sedangkan ketidaksamaan secara vertical di sebut startifikasi
social.

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

10

B. DIFERENSI SOSIAL
Diferensiasi sosial merupakan pemilahan atau konfigurasi struktur sosial berdasarkan
parameter-parameter yang sifatnya nominal atau tidak berjenjang. Hasilnya dalam
masyarakat terdapat kelompok-kelompok atau golongan sosial.
A. Diferensiasi sosial berdasarkan ras.
Ras merupakan penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik-biologis manusia
dengan kecenderungan yang besar.
Ciri fisik :
Fenotipe (tampak luar):
1)

Kualitatif: warna kulit, warna dan bentuk rambut, warna dan bentuk mata

2)

Kuantitatif: tinggi dan berat badan, ukuran kepala, ukuran hidung, dll.

Genotype (tidak tampak luar): golongan darah Manusia dari seluruh dunia dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga ras utama, yaitu kaukasoid, mongoloid, dan negroid.
Dalam prakteknya terdapat kesulitan penggolongan ras, antara lain karena: (1) ciri fisik
yang tumpang tindih, dan (2) terjadinya perkawinan campuran (amalgamasi).
B. Diferensiasi sosial berdasarkan sukubangsa/etnis
Sukubangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan
kesatuan kubangsa sering disamakan dengan kelompok etnik (ethnic Group). Namun,
kelompok etnik tidak selalu berarti sukubangsa. Misalnya kelompok etnik Tionghoa.
Disebut kelompok etnik apabila secara sosial telah mengembangkan SUBKULTUR-nya
sendiri.
Lima cirri pengelompokan sukubangsa:
Bahasa/dialek yang memelihara keakraban dan kebersamaan di antara warga
sukubangsa
Pola-pola sosial-kebudayaan (adat istiadat, cita-cita dan ideologi)
Ikatan sebagai satu kelompok
Kecenderungan menggolongkan diri ke dalam kelompok asli
Perasaan keterikatan kelompok karena kekerabatan/genealogis dan kesadaran
teritorial di antara warga sukubangsa
Untuk kepentingan administrasi dan politik, di masa orde baru dibedakan antara
(1) masyarakat sukubangsa,
(2) masyarakat terasing, dan
SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

11

(3) keturunan asing.


Masyarakat sukubangsa adalah kelompok etnis yang asalnya dari dalam wilayah
Indonesia, dan mampu berinteraksi dan komunikasi dengan dunia luarnya, masyarakat
terasing adalah kelompok etnis yang asalnya dari dalam wilayah Indonesia, tetapi
terisolasi atau mengalami keterbatasan hubungan dengan dunia luarnya, sedangkan
keturunan asing memiliki daerah asal di luar wilayah Indonesia. Ada tiga keturunan asing
yang menonjol, yaitu China, India dan Arab,
C. Diferensiasi sosial berdasarkan agama
Agama merupakan sistem terpadu terdiri atas keyakinan dan praktek, berhubungan
dengan sesuatu yang dianggap sacred (suci/sakral) menyatukan pengikutnya ke dalam
suatu komunitas moral yang disebut umat. Sesuatu yang sakral disebut TUHAN (God,
Allah, Elia, Devon, Deva, Devi, dst.)
Diferensisasi agama merupakan diferensiasi customs. Karena letak Indonesia di posisi
silang, dalam masyarakatnya terdapat penganut dari lima agama besar dunia, Islam,
Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha.
D. Diferensiasi sosial berdasarkan profesi
Profesi merupakan pekerjaan yang untuk dapat melaksanakannya memerlukan keahlian.
Misalnya: dosen, guru, dokter, jurnalis, artis, penyiar radio, penyiar televisi, ahli
komputer, designer, politikus, perawat, birokrat, militer, pengusaha, pedagang, dan
sebagainya. Dirensiasi profesi merupakan diferensiasi fungsi.
E. Diferensiasi sosial berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan pembedaan antara laki-laki dengan perempuan berdasarkan ciri
fisik biologis yang tidak dapat dipertukarkan.Gender merupakan pembedaan antara lakilaki dengan perempuan berdasarkan ciri-ciri sosial dan budaya yang sebenarnya dapat
dipertukarkan, karena diperoleh melalui proses belajar. Misalnya perempuan bekerja di
dalam rumah, dan laki-laki bekerja di luar rumah.
Maka, jenis kelamin (seks) merupakan pembedaan berdasarkan konstruksi biologis,
sedangkan gender berdasarkan konstruksi sosial dan budaya, yang sering dikuatkan oleh
ajaran agama.

F. Usia

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

12

Factor usia bisa pula menjadi bagi factor bagi diferensi social. Masyarakat dapat di
bagi bagi menurut kelompok umurnya. Pada umumnya berdassarkan factor usia orang
orang dapat di kelompokkan menjadi :
1. Anak anak (1 12 tahun)
2. Remaja (13 18 tahun)
3. Pemuda (18 35 tahun)
4. Setengah tua (36 55 tahun)
5. Tua (56 70 tahun)
6. Jompo (71 tahun ke atas)
Pengelompokan atau pemberdasarkan bagian seperti itu dalam masyarakat di ikuti
pula dengan pemberian hak dan kewajiban masing masing yang mungkin berbeda
beda. Berdasarkan hak-hak yang di miliki, kemampuan, kekuasaan, kesempatan,
maka berdasarkan factor usiapun bisa terjadi pula stratifikasi.
Jika kita melihatnya klan segi diferensi secara horizontal, maka pembagian tersebut
bisa berkaitan pula dengan pembagian pekerjaan, kewajiban, klan hak berdasarkan
umur. Misalnya kanak-kanak dan orang jompo tidak di tuntut untuk bekerja mencari
nafkah.kanak-kanak remaja, dan pemuda lebih banyak di tuntut untuk mencari ilmu.
Masa yang di tuntut untuk bekerja pada umumnya pada usia pemuda. Orang orang
yang setengah tua da harapkan kewajibannya untuk mencari nafkah untuk
keluarganya.
G. Aliran politik
Warga masyarakat sering pula terbagi sesuai dengan aliran atau pandangan public
yang mereka ikuti. Misalnya mereka memasuki organisasi politik tertentu yang
mungkin berbeda satu sama lain. Di Indonesia misalnya ada warga masyarakat yang
menjadi anggota Partai A, Partai B, Partai C, dan seterusnya lantas orang yang
bersangkutan bisa menjadi anggota DPR/DPRD.dengan demikian dapat pula kita
katakana bahwa aliran politik ini menjadi salah satu dasar bagi terciptanya deferensi
social.
H. Klan (clan)
Menurut koentjaraningrat, klan adalah kelompok kekerabatan yang terdiri atas semua
keturunan dari seorang nenek moyang yang di perhitungkan mulai garis keturunan
sejenis, yaitu keturunan warga-warga pria atau wanita. Apabila kita menarik garis
keturunan dari laki laki maka di sebut patrilineal, klan jika menarik garis keturunan
dari pihak wanita maka di sebut matrilenial. Jadi ada klan patrilenial, misalnya yang
banyak kita jumpai dalam masyarakat batak dan ada klan matrilineal, misalnya yang
banyak kita jumpai dalam masyarakat Minangkabau.

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

13

C. STRATIFIKASI SOSIAL
1. Pengertian stratifikasi social
Kata stratifikasi berasal dari bahasa latin, yakni stratum yang berarti tingkatan dan
socius yang berarti taman atau masyarakat. Secara harfiah stratifikasi social adalah
tingkatan yang ada di dalam masyarakat. Berikut ini pendapat para ahli mengenai
pengertian stratifikasi social.
Menurut Pitirim A. Sorokin (1959) stratifikasi social merupakan cirri yang tetap
pada setiap kelompok social yang teratur. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa
stratifikasi social merupakan pembedaan penduduk ke dalam kelas kelas secara
bertingkat.
Menurut Robert M. Z. Lawang, stratifikasi social adalah penggolongan orang
orang yang termasuk dalam suatu system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan
hieiarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Menurut Paul B. Horton dan Chester L.Hunt, stratifikasi social berarti system
perbedaab status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Menurut bruce J. Cohen, stratifikasi social adalah system yang menempatkan
seseorang sesuai dengan kualitas yang di miliki dan menempatkan mereka pada
kelas social yang sesuai.
Dari definisi-definisi di atas dapat di simpulkan bahwa stratifikasi social adalah
pembedaan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.
Terbentuknya stratifikasi social merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan
antara satu dengan yang lain secara teratur dan tersusun, baik secara perorangangan
maupun kelompok.
2. Sifat stratifikasi sosial
Menurut soerjono soekamto, terdapat 3 sifat stratifikasi sosial sebagai berikut ini :
a. Stratifikasi sosial tertutup (closed social stratification)
Stratifikasi sosial tertutup adalah pelapisan sosial yang anggotanya dari setiap
stratanya sulit mengadakan mobilitas vertical. Walaupun terjadi mobilitas tetapi
hanya terbatas pada mobilitas horizontal. Misalnya dalam system kasta, kaum
sudra tidak bisa posisi naik ke lapisan brahmana. Dalam system rasial, orang
negro tidak bisa pindah kedudukan ke posisi kulit putih.
b. Stratifikasi sosiak terbuka (opened social stratification)

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

14

Stratifikasi sosiak terbuka bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar.


Setiap anggota strata bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertical maupun
horizontal. Misalnya, orang miskin karena keuletan dalam usahanya maka ia dapat
di pindah status menjadi orang kaya atau sebaliknya. Contoh lain, orang yang
berpendidikan rendah dapat meningkatkan taraf pendidikannya asal ada niat dan
usaha.
c. Stratifikasi sosial campuran
Stratifikasi sosial campuran adalah kombinasi antara strtifikasi sosial terbuka dan
tertutup. Misalnya, orang bali dari kasta brahmana mempunyai kedudukan
terhormat pada masyarakat bali, akan tetapi bila ia pindah ke Jakarta dan bekerja
menjadi buruh maka kedudukan sosialnya rendah.
3. Dasar stratifikasi social
Stratifikasi social akan di temukan dalam masyarakat selama di dalam masyarakat
tersebut terdapat sesuatu yang di hargai yaitu kekayaan, kekuasaan, ilmu pengetahuan,
kehormatan. Seseorang yang hanya memiliki sesuatu yang di hargai akan di anggap
sebagai orang yang menduduki pelapisan atas. Sebaliknya, meeka yang tidak
memiliki sesuatu yang di hargai tersebut , maka mereka akan di anggap oleh
masyarakat sebagai orang yang menempati pelapisan bawah. Yang perlu di ingat
bahwa sesuatu yang berharga yang dapat melahirkan system pelapisan social itu
bermacam macam. Menurut Prof. Koentjaraningrat ada 7 macam, yaitu sebagai
berikut :

Kualitas
dan
kepandaian

Tingkat
usia
yang senior

Pengaruh
kekuasaan

Sifat keaslian

Keanggotaan
kaum kerabat

Pangkat
jabatan

Kekayaan harta
benda

kepa;a
masyarakat

dan

Stratifikasi sosial merupakan konfigurasi atau pemilahan struktur


sosial menggunakan parameter graduated/berjenjang. Hasilnya
adalah dalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial.
Kriteria yang digunakan dapat berupa kriteria (1) sosial, (2)
ekonomi, dan (3) politik. Kriteria sosial meliputi: pendidikan,
profesi atau pekerjaan, dan keturunan atau keanggotaan dalam
kasta dan kebangsawanan. Kriteria ekonomi meliputi
pendapatan/penghasilan dan pemilikan/ kekayaan. Kriteria politik
meliputi kekuasaan.
SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

15

1. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial


Menurut Weber, para anggota masyarakat dapat dipilah secara
vertikal berdasarkan atas ukuran-ukuran kehormatan, sehingga ada
orang-orang yang dihormati dan disegani dan orang-orang yang
dianggap biasa-biasa saja, atau orang kebanyakan, atau bahkan
orang-orang yang dianggap hina. Orang-orang yang dihormati atau
disegani pada umumnya adalah mereka yang memiliki jabatan atau
profesi tertentu, keturunan bangsawan atau orang-orang terhormat,
atau berpendidikan tinggi.
Ukuran-ukuran penempatan anggota masyarakat dalam stratifikasi
sosial yang dapat dikategorikan sebagai kriteria sosial antara lain,
(1) profesi, (2) pekerjaan, (3) tingkat pendidikan, (4) keturunan,
dan (5) kasta.
1. Profesi
Yang dimaksud profesi adalah pekerjaan-pekerjaan yang untuk
dapat melaksanakannya memerlukan keahlian, misalnya dokter,
guru, wartawan, seniman, pengacara, jaksa, hakim, dan
sebagainya. Orang-orang yang menyandang profesi-profesi
tersebut disebut kelas profesional.
Di samping kelas profesional, dalam masyarakat terdapat juga
kelas-kelas tenaga terampil dan tidak terampil, yang pada
umumnya ditempatkan pada posisi yang lebih rendah dalam
stratifikasi sosial masyarakat.
2. Pekerjaan.
Berdasarkan tingkat prestise atau gengsinya, pekerjaan-pekerjaan
dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi: (1) pekerjaan kerah
putih (white collar), dan (2) pekerjaan kerah biru (blue collar).
Pekerjaan kerah putih merupakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih
menuntut penggunaan pikiran atau daya intelektual, sedangkan
pekerjaan-pekerjaan kerah biru lebih menuntut penggunaan energi
atau kekuatan fisik. Pada umumnya anggota masyarakat lebih
memberikan penghargaan atau gengsi yang lebih tinggi pada
pekerjaan-pekerjaan kerah putih. Walaupun, tidak selalu bahwa
pekerjaan kerah putih memberikan dampak ekonomi atau finansial
yang lebih besar daripada pekerjaan kerah biru.
3.Pendidikan
Pada zaman sekarang ini pendidikan sudah dianggap sebagai
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh sebagian besar anggota
masyarakat. Orang-orang yang berpendidikan tinggi akan
menempati posisi dalam stratifikasi sosial yang lebih tinggi.
Sehingga tamatan S-3 dipandang lebih tinggi kedudukannya
daripada tamatan S2, S1, SMA/SMK, SMP, SD, dan mereka yang
tidak pernah sekolah.
4. Keturunan
SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

16

Keturunan raja atau bangsawan dalam masyarakat dipandang


memiliki kedudukan yang tinggi. Bahkan, pada masyarakat feodal,
hampir tidak ada pengakuan terhadap simbol-simbol yang berasal
dari luar istana, termasuk tata kota, arsitektur, pemilihan hari-hari
penting, pakaian, seni, dan sebagainya. Penempatan orang dalam
posisi-posisi
penting
dalam
masyarakat
akan
selalu
mempertimbangkan faktor keturunan, dan keaslian keturunan
dipandang sangat penting.
5. Kasta
Kasta merupakan pemilahan anggota masyarakat yang dikenal
pada masyarakat Hinduisme. Masyarakat dipilah menjadi kastakasta, seperti: Brahmana, Ksatria, Weisyia, dan Sudra. Kemudian
ada orang-orang yang karena tindakannya dihukum dikeluarkan
dari kasta, digolongkan menjadi paria.
Sebagian besar orang menganggap pemilahan dalam kasta bersifat
graduated atau berjenjang, mengingat orang-orang yang berasal
dari kasta yang berbeda akan memiliki gengsi (prestige) dan hakhak istimewa (privelege) yang berbeda. Namun, tokoh-tokoh
Hinduisme menyatakan bahwa kasta bukanlah pemilahan vertikal,
melainkan hanyalah merupakan catur warna.
2. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi
Kriteria ekonomi yang digunakan sebagai dasar stratifikasi sosial
dapat meliputi penghasilan dan pemilikan atau kekayaan.
Apabila dipilah menggunakan kriteria ekonomi, maka masyarakat
akan terdiri atas
Kelas atas, yaitu orang-orang yang karena penghasilan
atau kekayaannya dengan leluasa dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya
Kelas menengah, yaitu orang-orang yang karena
penghasilan dan kekayaannya dapat leluasa memenuhi
kebutuhan hidup mendasarnya, tetapi tidak leluasa
untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya
Kelas bawah, yaitu orang-orang yang dengan
sumberdaya ekonominya hanya dapat memenuhi
kebutuhan hidup mendasarnyanya, tetapi tidak leluasa,
atau bahkan tidak mampu untuk itu.
3. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik
Ukuran yang digunakan untuk memilah masyarakat atas dasar
dimensi atau kriteria politik adalah distribusi kekuasaan.
Kekuasaan (power) berbeda dengan kewenangan (otoritas).
Seseorang yang berkuasa tidak selalu memiliki kewenangan.

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

17

Yang dimaksud kekuasaan adalah kemampuan untuk


mempengaruhi individu-individu lain dalam masyarakat, termasuk
mempengaruhi pembuatan keputusan kolektif. Sedangkan
wewenang adalah hak untuk berkuasa. Apa yang terjadi apabila
orang mempunyai wewenang tetapi tidak memiliki kekuasaan?
Mana yang lebih efektif, orang mempunyai kekuasaan saja, atau
wewenang saja?
Meskipun seseorang memiliki hak untuk berkuasa, artinya ia
memiliki wewenang, tetapi kalau dalam dirinya tidak memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, maka ia tidak akan
dapat melaksanakan hak itu dengan baik. Sebaliknya, apabila
seseorang memiliki kemampuan mempengaruhi pihak lain,
meskipun ia tidak punya wewenang untuk itu, pengaruh itu dapat
berjalan secara efektif. Untuk lebih memahami hal ini, dapat
diperhatikan pengaruh tokoh masyarakat, seperti seorang tokoh
agama atau orang yang dituakan dalam masyarakat.
Sudah beradab-abad menjadi pemikiran dalam dalil politik, bahwa
kekuasaan dalam masyarakat selalu terdistribusikan tidak merata.
Gaetano Mosca (1939) menyatakan bahwa dalam setiap
masyarakat selalu terdapat dua kelas penduduk: satu kelas yang
menguasai dan satu kelas yang dikuasai. Kelas pertama yang
jumlahnya lebih kecil, menjalankan semua fungsi politik,
memonopoli kekuasaan dan menikmati keuntungan yang diberikan
oleh kekuasaan itu, sedangkan kelas kedua, yang jumlahnya lebih
besar, diatur dan dikendalikan oleh kelas pertama itu.
Vilfredo Pareto, Gaetano Mosca, dan Robert Michels memberikan
pengertian bahwa beberapa asas umum yang menjadi dasar bagi
terbentuknya stratifikasi sosial, khususnya yang berkaitan dengan
kekuasaan politik, adalah:
1. Kekuasaan politik tidak dapat didistribusikan secara merata
2. Orang-orang dikategorikan ke dalam dua kelompok: yang
memegang kekuasaan dan yang tidak memilikinya
3. Secara internal, elite itu bersifat homogen, bersatu, dan
memiliki kesadaran kelompok
4. Keanggotaan dalam elite berasal dari lapisan yang sangat
terbatas
5.Kelompok elite pada hakikatnya bersifat otonom, kebal akan
gugatan dari siapa pun di luar kelompoknya mengenai
keputusan-keputusan yang dibuatnya.
Di dalam masyatakat yang demokratis, pembagian dikotomis
antara yang berkuasa dan tidak berkuasa tidak sesederhana yang
dikemukakan Mosca dan kawan-kawannya. Biarpun kelas berkuasa
jumlah orangnya selalu lebih sedikit, tetapi pada umumnya
distribusi kekuasaan lebih terfragmentasi ke berbagai kelompokSMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

18

kelompok. Dalam masyarakat yang demokratis, kelompok elite


tidak memiliki otonomi sebagaimana pada masyarakat diktator.
Kekuasaan elite dalam masyarakat demokratis selalu dapat
dikontrol oleh kelompok-kelompok yang ada di luar kelompok
elite, dan jumlahnya lebih dari satu.

D. PENGARUH DIFERENSI SOSIAL TERHADAP


PROSES INTEREKSI DAN KONSOLIDASI
SOSIAL
Kemajemukan masyarakat dalam perkembanganya menghasilkan
persilangan (interaksi), tumpang tindih (konsolidasi), pembauran,
persatuan (integrasi) bahkan konflik sosial. Proses tersebut di
mungkinkan sebagai konsekuensi terjadinya proses pross sosial, seperti
akibat interaksi sosial, hubungan sosial, mobilisasi sosial, integrasi
sosial dan lain sebagainya.
Kita tidak perlu heran dalam kehidupan masyarakat terjadi peristiwa
perpindahan agama, perkawinan antar suku, atau pembauran individuindividu dengan latar belakang yang berbedabeda ras, suku bangsa,
agama, bahasa, profesi, dan sebagainya.hal itu di mungkinkan oleh
karena ideology Negara kita memberikan tempat dan kebebasan bagi
warganya untuk berbaur dalam masyarakat melalui organisasi massa,
partai politik, kelompok sosial, dan sebagainya.
1. Interaksi (persilangan) keanggotaan masyarakat
Interaksi adalah proses terjadinya persilangan keanggotaan
warga masyarakat dalam kelompok-kelompok sosial akibat
sifat keterbukaan dalam diferensi sosial. Misalnya, persilangan
keanggotaan masyarakat antara ras dengan agama, antara klan
dengan suku bangsa, antara pendidikan dengan profesi, antara
suku bangsa dengan aliran politik, dan sebagainya.
Dalam kehidupan sehari hari kita sering menjumpai anggota
dari ras negroid (orang irian) memeluk agama islam ; anggota
ras padang, Rejang, dan MelayuMedan menjadi suku kelompok
Bangssa Minangkabau ; atau orang yang berpendidikan sarjana
bekerja menjadi pedagang atau perajin ; atau kita sering
menjumpai orang orang dari suku bangsa sunda, Jawa, Madura,
Minang, Betawi, Manado dan lian lain menjadi anggota
partaiGolkar, PDI-P, atau PKB.

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

19

a. Interaksi sosial antara ras dengan agama


Interaksi sosial antara ras dengan agama adalah persilangan
keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok kelompok
sosial atau dasar ras dan agama. Misalnya, warga
masyarakat Indonesia yang berasal dari ras berbeda tetapi
menjadi anggota kelompok masyarakat pemeluk agama
islam, atau anggota umat Kristen, atau anggota umat hindu,
tau anggota umat budha, atau anggota kelompok pemeluk
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Perhatikan skema berikut ini !
Islam
Kristen
Ras Melayu

Hindu
Budha
Kepercayaan Lainnya

Contoh interaksi sosial antara ras dengan agama


b. Interaksi sosial antara suku bangsa dengan klan
Klan adalah kelompok kekerabatan yang menyusun
hubungan melalui garis keturunan ayah (patrilineal) dan
garis keturunan ibu (matrilineal) yang menunjukan
integritas sosial, seperi kesatuan wilayah, adat istiadat, hakhak istimewa, bahasa, dan loyalitas terhadap masyarakat.
Suku bangsa adalah kesatuan sosial yang terbentuk atas
dasar kesadaran akan identitas kebudayaan, khususnya
perbedaan bahasa.
Orang-orang Sunda, Betawi, Jawa yang berbeda suku
bangsa oleh mengikuti garis keturunan dari ayah dan ibu
maka ketiga suku golonag itu tergolong klan parental.
Perhatika skema berikut ini !

Suku Sunda
Suku Betawi

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

Klan Parental

ips

20

Suku Jawa

contoh interaksi sosial antara suku bangsa dengan klan


c. Interaksi sosial antara pendidikan dengan profesi
Interaksi sosial antara pendidikan dengan profesi adalah
persilangan keanggotaan masyarakat atas dasar mata
pencaharian dan pendidikan. Misalnya, si Z yang
berpendidikan Sarjana Hukum (SH) bekerja menjadi
pengusaha (wirausaha), sehingga di golongkan ke
kelompok
masyarakat
yang
berprofesi
sebagai
wirausaha.padahal idealnya ia harus bekerja sebagai hakim
jaksa di pengadilan. Contoh lain, A yang berpendidikan
Sarjana Teknik (ST) bekerja menjadi peternak sapi potong,
sehingga ia di golongkan ke dalam kelompok masyarakat
peternak. Namun ada pula jenis profesi seperti direktur
utama perusahaan bisnis di jabat oleh orang yang
berpendidikan SMA.
Perhatikan skema berikut ini !
SD
SMP

Wirausaha

SMA
Perguruan Tinggi

Contoh interaksi sosial antara pendidikan dengan profesi


d. Interaksi sosial antara suku bangsa dengan politik
Interaksi sosial antara suku bangsa dengan politik adalah
persilangan keanggotaan masyarakat atas dasar suku bangsa
dan pertain politik. Misalnya, keanggotaan Golkar tau PDIP berasal dari suku bangsa yang ada di Indonesia. Proses
interaksi sosial tersebut dapat di mungkinkan karena setiap
warga Negara Indonesia memiliki hak politik yang sama
yang di jamin oleh UUD 1945.
Perhatikan skema berikut ini !

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

21

Suku Sunda

Suku Ambon
Partai Golkar

Suku Jawa

Suku Madura
PDI-P

Suku Minang

Suku Toraja
PKB

Suku Dayak

Suku Minahasa

Contoh interaksi sosial antara suku bangsa dengan


partai politik
2. Konsolidasi sosial keanggotaan masyarakat
Konsolidasi sosial keanggotaan masyarakat adalah tumpang
tindihnya keanggotaan warga masyarakat karena sifat
keterbukaan dalam system diferensi sosial. Maksudnya
keanggotaan suatu kelompok masyarakat atau kelompok sosial
ternyata berbeda beda dalam hal ras, kalan, suku bangsa,
agama, pendidikan, profesi dan sebagainya. Terjadinya
konsolidasi sosial merupakan fakta sosial yang penting untuk di
pelajari dalam sosiologi. Akibat konsolidasi inilah maka terjadfi
nteraksi sosial, proses pembauran, asimilasi, dan akulturasi
sosial, bahkan konflik dan integrasi sosial. Berkat konsolidasi
sosial, maka berbagai kelompok sosial dapat tumbuh dapat
berkembang secara dinamis dan berkelanjutan.
Apabila interaksi menekankan pada ketersilangan, maka
konsolidasi menekankan pada tumpang tindihnya keanggotaan
suatu kelompok sosial. Jadi, konsolidasi sosial lebih kompleks
dari interaksi sosial.
a. Konsolidasi sosial antara ras dengan agama dan partai
politik
Konsolidasi sosial antara ras dengan agama dan partai
politik adalah keadaan tumpang tindih keadaan masyarakat
atas dasar ras, agama, dan partai politik. Misalnya, orang
orang yang berasal dari ras dan agama yang berbeda, tetapi
hidup bersama dalam suatu instasi pemerintah atau suatu
partai politik.
Perhatikan skema berikut ini !
Islam

Ras Negroid

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

Golkar
22

Ras Mongoloid

Kristen

PDI-P

Ras Austroloid

Hindu

PKB

Ras Veddoid

Budha

PPP

Contoh Konsolidasi sosial antara ras dengan agama dan


partai politik
b. Konsolidasi sosial antara suku bangsa, klan dengan profesi
dan partai politik
Konsolidasi sosial antara suku bangsa, klan dengan profesi
dan partai politik adalah keadaan tumpang tindih
keanggotaan masyarakat atas dasar suku bangsa, klan,
profesi, dan partai politik. Misalnya, orang sunda (klan
parental), orang batak (klan patrilineal), dan orang minang
(klan matrilineal) yang sama sama menganut agama islam
berafiliasi politik pada partai Golkar. Contoh lain, orang
betawi (klan parental), orang minang (klan matrelinial), dan
suku batak (klan patrilkineal) yang sama sama berprofesi
sebagai pedagang masuk menjadi anggota partai PKB.
Perhatikan skema berikut ini !
Suku Sunda

Partai Golkar

Suku Jawa

Parental

Perajin

PDI-P

Suku Batak

Patrilineal

Pedagang

PKB

Suku Minang

Matrilineal

Petani

Partai Demokrat

Suku Dayak

PKS

Contoh Konsolodasi sosial antara suku bangsa, klan


dengan profesi dan partai politik
c. Konsolidasi sosial antara suku bangsa dengan agama,
pendidikan dan profesi
Konsolidasi sosial antara suku bangsa dengan agama,
pendidikan dan profesi adalah tumpang tindih keangotaan
masyarakat atas dasar suku bangsa, agama, pendidikan dan
SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

23

profesi. Misalnya, profesi guru ternyata di tempati oleh


bermacam macam suku bangsa dengan latar belakang
agama dan pendidikan yang berbeda.
Suku Sunda

Islam

SD

PNS

Suku Jawa

Kristen

SMP

TNI

Suku Batak

Hindu

SMA

Pedagang

Suku Minang

Budha

Diploma

Petani

Suku Dayak

Kepercayaan

Sarjana

Perajin

Contoh Konsolidasi sosial antara suku bangsa dengan


agama, pendidikan dan profesi

KESIMPULAN
STRUKTUR SOSIAL adalah susunan masyarakat secara
hierarkis, baik vertical maupun horizontal. Strukrur sosial
Secara vertical membentuk stratifikasi sosial (pelapisan
masyarakat). Struktur sosial secara horizontal membentuk
diferensiasi sosial (penggolongan masyarakat). Dua unsure
baku yang membentuk struktur sosial, yaitu status sosial dan
perab sosial. Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam
masyarakat, sedangkan peran sosial adalah perilaku yangh
harus di perbuat sesuai dengan kedudukannya dalam
masyarakat.
Bentuk bentuk struktur sosial, yaitu stratifikasi sosial dan
diferensi sosial. Stratifikasi sosial adalah pelapisan masyarakat
berdasarkan tingkatan atau kelas sosial. Istilah baku dalam
stratifikasi sosial yaitu lapisan atas, lapisan menengah, lapisan

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

24

bawah. Factor pembentuk struktur sosial, yaitu status sosial,


status ekonomi, dan status politik. Bentuk bentuk stratifikasi
sosial, yaitu stratifikasi sosial masyarakat pertanian, stratifikasi
sosial masyarakat feodal, stratifikasi sosial masyarakat colonial,
dan stratifikasi sosial masyarakat industry. Deferensi sosial
adalah penggolongan masyarakat berdasar perbedaan sosial
tertentu. Factor pembentuk diferensiasi sosial, yaitu perbedaan
ras, klan, suku bangsa, agama, gender, profesi, golongan
politik, dan sebagainya. Bentuk-bentuk diferensiasi sosial, yaitu
diferensiasi ras, diferensiasi klan, diferensiasi suku bangsa,
diferensiasi agama, diferensiasi jenis kelamin, diferensiasi asal
daerah, dan diferensiasi sosial golongan politik.
Struktur sosial berpengaruh terhadap proses interaksi dan
konsolidasi sosial. Interaksi sosial adalah persilangan
keanggotaan masyarakat akibat sifat keterbukaan dalam
diferensiasi sosial. Bentuk-bentuk interaksi sosial , yaitu
interaksi antara ras dengan agama, interaksi suku bangsa
dengan klan, interaksi antara pendidikan dengan profesi,
interaksi sosial antara suku bangsa dengan partai politik.
Konsolidasi sosial adalah tumpang tindihnya keanggotaan
masyarakat akibat sifat keterbukaan dalam diferensiasi sosial.
Bentuk-bentuk konsolidasi sosial, yaitu konsolidasi antara ras
dengan agama dan partai politik, konsolidasi antara suku
bangsa dengan klan, profesi, dan partai politik, konsolidasi
antara suku bangsa dengan agama, pendidikan, dan profesi.

SMK NEGERI 2 SURAKARTA

xi tpm d

ips

25

Anda mungkin juga menyukai